Share

Bab 5.

"Eh, tadi itu beneran kita ngibulin Pak Amir? Sumpah, dia aja sampe lupa loh kalo kita disuruh ngulangin kata-katanya dia. Ahahaha gokil abis deh." cerocos Friska di sela-sela langkah santainya ke kantin bersama Adelia.

"Iya, dia emang gokil. Tapi gue tadi nggak bermaksud ngibulin dia loh, beneran. Dia nya aja yang.. Sungguh terlalu. Hahaha pikun juga." jawab Adelia sembari menoleh kearah Friska.

"Hahaha tapi ada untungnya juga lo tadi dapet nilai plus. Enak banget yah hidup lo, nggak ngerjain soal apapun, cuma muji aja kalo Pak Amir itu masih muda, langsung deh dikasih nilai plus. Padahal itu bokis lagi, dia kan udah ubanan, udah tua." kata Friska.

"Hahaha cuma keberuntungan aja Friska. Tapi jangan ngatain gitu dong, ntar kalo orangnya denger gimana?" nasehat Adelia.

"Hahahaa nggak lah." gumam Friska.

Disaat mereka tengah asik-asiknya membicarakan Pak Amir yang gokil itu, tiba-tiba saja tiga orang siswa laki-laki menghadang mereka. Adelia dan Friska pun menghentikan langkah mereka dan saling bertatapan heran. Mereka adalah kakak kelas 12.

Tak ingin berbincang dengan cowok-cowok itu, Adelia pun menarik tangan Friska dan berniat melewati mereka ke kanan, tetapi mereka mengikuti, lalu lewat ke kiri, mereka juga mengikuti. Adelia hanya menghela nafasnya dan mengalihkan pandangannya.

"Adelia.. Katanya lo jago basket ya?" kata Reno, cowok ganteng yang berada di tengah.

Adelia menatap mereka malas. "Lebih baik kalian minggir sebelum gue hajar kalian satu-satu." kata Adelia dengan tampang datarnya.

"Wooww galak banget cuy." heboh Sham, cowok keturunan Turki itu sembari menepuk bahu Reno.

"Hahahaa nggak usah galak-galak gitu Del, makin cantik tau nggak. Reno cuma mau nantang lo maen basket doang kok. Yee nggak?" kata Ivan sembari menoleh kearah Reno.

"Iya, lo mau nggak duel sama gue? Gue cuma mau tau aja, lo tuh sehebat apa sih? Ntar yang kalah harus nurutin permintaan yang menang, gimana?" kata Reno yang notabenenya adalah anggota tim basket sekolahnya.

"Sorry ya, nggak ada waktu." kata Adelia datar sembari menarik tangan Friska untuk melewati mereka, tetapi lagi-lagi Reno cs menghalangi jalannya.

"Jangan bilang lo takut lawan gue?" kata Reno dengan tampang mengejek, "Yo'i." seru Ivan dan Sham.

Adelia pun menggembungkan pipinya malas, "Inget yah, gue nggak pernah takut lawan siapapun!" kata Adelia penuh penekanan sembari menunjuk-nunjuk Reno.

"So?" kata Reno sembari mengadahkan kedua tangannya dan menoleh kearah dua sohibnya itu.

Adelia mengepalkan tangannya dan menekan bibirnya ke dalam, kemudian dengan sangat terpaksa ia berkata, "Pulang sekolah kita duel!" ketus Adelia dan berlalu dari hadapan mereka cepat disusul Friska di belakangnya.

Reno cs pun tersenyum lebar kemudian saling bertos ria, "Hahaha." tawa mereka, "Yes! Berhasil!" kata Reno sembari berkacak pinggang dan tersenyum miring.

"Cabut!" komando Reno kemudian berlalu dari tempat itu bersama dua sohibnya.

Memang, geng Reno cs selalu cari masalah sama Adelia. Mereka suka menggangu Adelia karena cuma gadis itu yang selalu jutek jika bertemu dengan mereka dan tidak mempan dengan pesona Reno, anak IPS 2 yang terkenal dengan predikat playboy-nya GHS (Garuda High School).

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status