Share

Bab 5.

Author: NanaKitty
last update Huling Na-update: 2021-08-16 12:08:42

"Eh, tadi itu beneran kita ngibulin Pak Amir? Sumpah, dia aja sampe lupa loh kalo kita disuruh ngulangin kata-katanya dia. Ahahaha gokil abis deh." cerocos Friska di sela-sela langkah santainya ke kantin bersama Adelia.

"Iya, dia emang gokil. Tapi gue tadi nggak bermaksud ngibulin dia loh, beneran. Dia nya aja yang.. Sungguh terlalu. Hahaha pikun juga." jawab Adelia sembari menoleh kearah Friska.

"Hahaha tapi ada untungnya juga lo tadi dapet nilai plus. Enak banget yah hidup lo, nggak ngerjain soal apapun, cuma muji aja kalo Pak Amir itu masih muda, langsung deh dikasih nilai plus. Padahal itu bokis lagi, dia kan udah ubanan, udah tua." kata Friska.

"Hahaha cuma keberuntungan aja Friska. Tapi jangan ngatain gitu dong, ntar kalo orangnya denger gimana?" nasehat Adelia.

"Hahahaa nggak lah." gumam Friska.

Disaat mereka tengah asik-asiknya membicarakan Pak Amir yang gokil itu, tiba-tiba saja tiga orang siswa laki-laki menghadang mereka. Adelia dan Friska pun menghentikan langkah mereka dan saling bertatapan heran. Mereka adalah kakak kelas 12.

Tak ingin berbincang dengan cowok-cowok itu, Adelia pun menarik tangan Friska dan berniat melewati mereka ke kanan, tetapi mereka mengikuti, lalu lewat ke kiri, mereka juga mengikuti. Adelia hanya menghela nafasnya dan mengalihkan pandangannya.

"Adelia.. Katanya lo jago basket ya?" kata Reno, cowok ganteng yang berada di tengah.

Adelia menatap mereka malas. "Lebih baik kalian minggir sebelum gue hajar kalian satu-satu." kata Adelia dengan tampang datarnya.

"Wooww galak banget cuy." heboh Sham, cowok keturunan Turki itu sembari menepuk bahu Reno.

"Hahahaa nggak usah galak-galak gitu Del, makin cantik tau nggak. Reno cuma mau nantang lo maen basket doang kok. Yee nggak?" kata Ivan sembari menoleh kearah Reno.

"Iya, lo mau nggak duel sama gue? Gue cuma mau tau aja, lo tuh sehebat apa sih? Ntar yang kalah harus nurutin permintaan yang menang, gimana?" kata Reno yang notabenenya adalah anggota tim basket sekolahnya.

"Sorry ya, nggak ada waktu." kata Adelia datar sembari menarik tangan Friska untuk melewati mereka, tetapi lagi-lagi Reno cs menghalangi jalannya.

"Jangan bilang lo takut lawan gue?" kata Reno dengan tampang mengejek, "Yo'i." seru Ivan dan Sham.

Adelia pun menggembungkan pipinya malas, "Inget yah, gue nggak pernah takut lawan siapapun!" kata Adelia penuh penekanan sembari menunjuk-nunjuk Reno.

"So?" kata Reno sembari mengadahkan kedua tangannya dan menoleh kearah dua sohibnya itu.

Adelia mengepalkan tangannya dan menekan bibirnya ke dalam, kemudian dengan sangat terpaksa ia berkata, "Pulang sekolah kita duel!" ketus Adelia dan berlalu dari hadapan mereka cepat disusul Friska di belakangnya.

Reno cs pun tersenyum lebar kemudian saling bertos ria, "Hahaha." tawa mereka, "Yes! Berhasil!" kata Reno sembari berkacak pinggang dan tersenyum miring.

"Cabut!" komando Reno kemudian berlalu dari tempat itu bersama dua sohibnya.

Memang, geng Reno cs selalu cari masalah sama Adelia. Mereka suka menggangu Adelia karena cuma gadis itu yang selalu jutek jika bertemu dengan mereka dan tidak mempan dengan pesona Reno, anak IPS 2 yang terkenal dengan predikat playboy-nya GHS (Garuda High School).

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Cinta Segiempat   Bab 69.

    SATU hal yang tidak pernah terlintas dalam benak Adelia selama ini, yaitu kenyataan bahwa Raisha ternyata bermuka dua alias musuh dalam selimut. Setelah benar-benar mendengarkan cerita Friska kemarin di telfon, emosi cewek itu benar-benar tersulut dan terbakar. Benar-benar tidak habis fikir dengan ke-kejam-an Raisha-plus Cherry and the gank, memutus rem motornya. Masih untung ia bisa selamat, kalau tidak? Memangnya Raisha mau mengganti dengan nyawanya? Itu jelas tidak mungkin.Dan hari ini, gadis itu sudah bertekad akan melabraknya. Walaupun Dicky pula sudah berkali-kali memberinya nasihat untuk tidak terlalu emosi, tapi tetap saja, Adelia tetap Adelia, Adelia yang frontal, brutal, bar-bar, tidak takut dengan apapun, tidak ingin ditindas, atau apalah itu. Karena gadis itu juga tidak mungkin bisa diam saja, seakan-akan tidak terjadi apa-apa sementara dalam emosi dalam dirinya terus bergejolak.Karena masalah ini juga sudah kelewatan. Memutus

  • Cinta Segiempat   Bab 68.

    BEBERAPA kali Dicky mengetuk-ketukkan jari tangannya di atas meja. Terhitung sejak istirahat pertama yang telah usai beberapa menit yang lalu kemudian disusul pelajaran berikutnya yang juga telah berlangsung beberapa menit, Adelia tak kunjung menampakkan batang hidungnya di kelas. Hingga kini terketuklah pintu hati pemuda itu untuk angkat pantat dari kursinya dan ijin keluar kelas dengan alasan ke kamar mandi.Apa tuh cewek marah ya sama gue? Sialan! Gue-nya juga si yang bego, mau-mau aja makan bareng sama Raisha. Duh! Lo kemana sih Del?Di setiap langkahnya menyusuri koridor yang sepi, Dicky tak henti-hentinya memikirkan Adelia dan merutuki kebodohan dirinya. Beberapa pesan sudah Dicky kirimkan namun tidak dibalas, panggilan pula tidak diangkat. Ia telah mengunjungi beberapa tempat seperti: kantin, perpustakaan, bahkan ruang musik-walaupun ia tahu, cewek itu tidak mungkin berada disana-tetapi Adelia masih belum juga ketemu.

  • Cinta Segiempat   Bab 67.

    HARI terus berganti. Tak terasa bulan Februari telah habis dan mulai memasuki bulan baru, Maret. Karena memang lukanya tidak parah, keadaan Adelia semakin kesini semakin membaik. Dan setelah diperbolehkan keluar dari rumah sakit beberapa hari yang lalu, kini gadis itu dapat menghirup udara lagi dengan bebas dan menjalani kehidupan seperti biasanya.Mungkin setelah adanya insiden yang mencelakakan Adelia beberapa waktu lalu, membuat Dicky semakin menunjukkan perhatiannya. Seperti saat ini, baru saja Adelia terbangun dari tidurnya-disaat matahari mulai merangkak naik-Dicky telah datang menghampirinya dengan semangkuk bubur ayam yang tadi dibelinya di warung makan gang depan pagi-pagi sekali."Gimana rasanya? Enak?" tanya Dicky, sembari memperhatikan Adelia menyantap makanan itu. Untung saja gadis itu bangun tepat waktu, sehingga Dicky tidak perlu mengeluarkan tenaga ekstra untuk membangunkannya.Masih mengunyah, Adelia men

  • Cinta Segiempat   Bab 66.

    CUACA pagi ini sedikit mendung. Tidak seperti hari-hari biasanya. Sama seperti hati Dicky ketika pemuda itu menginjakkan kakinya di halaman sekolah. Setelah semalaman ia tidur di rumah sakit karena menjaga Adelia, pukul 6 tadi ia baru bisa pulang ke rumah dan langsung bersiap-siap ke sekolah.Sebenarnya, Dicky ingin absen hari ini karena ia ingin tetap berada di samping Adelia. Hanya takut saja kalau gadis itu tiba-tiba membutuhkan sesuatu dan ia tidak sedang bersamanya. Namun, Adelia tentu tidak ingin kalau Dicky sampai tertinggal pelajaran di kelas hanya karena menjaganya, sehingga ia harus memaksa pacarnya itu untuk tetap masuk sekolah sampai Dicky akhirnya menuruti perkataannya."Pagi Dicky!"Seseorang bersuara feminim tiba-tiba datang dan menepuk pundaknya dari belakang lalu disusul dengan langkahnya yang langsung ia sejajarkan dengan Dicky. Pemuda itu kontan menoleh. "Raisha?"Senyum

  • Cinta Segiempat   Bab 65.

    CAHAYA matahari di siang bolong nampaknya begitu membakar kulit Dicky dan teman-teman satu timnya yang tengah bermain basket di lapangan outdoor. Berpeluh-peluh keringat yang menetes di setiap wajah itu, membuat mereka terlihat semakin kece-apalagi Dicky, tingkat ketampanannya bertambah begitu wajahnya terekspos oleh sinar matahari.Tak sedikit pasang mata kaum hawa di sekeliling lapangan yang menyaksikan aktivitas mereka. Bahkan, sesekali ada yang menjerit begitu melihat Dicky memasukkan bola ke dalam ring dengan mulus dan dari sudut manapun.Dug~Dug~Dug~Suara pantulan bola basket dengan lantai lapangan, juga decitan sepatu, dan suara bariton cowok-cowok itu amat mendominasi. Dari satu arah, Adelia datang dengan membawa minuman dingin dan handuk kecil kemudian duduk di salah satu bangku di bawah pohon yang berada di pinggir lapangan. Ikut menyaksikan mereka.&nbs

  • Cinta Segiempat   Bab 64.

    "Kriinggg ..''BEL masuk khas GHS baru saja dibunyikan oleh seorang security di ruang TU, getaran suaranya pun merambat hingga terdengar ke seluruh penjuru sekolah itu. Terlihat murid-murid dari berbagai angkatan mulai berbondong-bondong memasuki kelas masing-masing, termasuk Adelia, Friska, dan Dicky. Entah, setelah mengetahui kenyataan kalau ternyata Dimas memiliki hubungan khusus dengan Raisha-terbukti saat cowok itu menjemputnya tempo hari, kini Friska lebih sering berangkat siang.Di bangku paling belakang dan deretan ke 3 dari barat, Adelia mendudukkan pantatnya di tempat duduk yang berada disana, diikuti Friska di sampingnya sementara Dicky duduk di bangku sebelah mereka."Hhh .. Kalian makin hari makin lengket aja deh gue liat-liat! Udah kayak perangko aja! Bikin gue iri tau nggak!" celetuk Friska sambil menghempaskan tas selempangnya di atas meja.Mendengar itu, membuat Dicky dan Adeli

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status