Home / Rumah Tangga / Cinta Semalam dengan Calon Ipar / 07. Kenapa Kamu Masih Ragu

Share

07. Kenapa Kamu Masih Ragu

Author: Ika Dw
last update Last Updated: 2023-11-11 15:34:42

Calista menghempaskan tubuhnya di sofa ruang tamu setelah diantarkan pulang oleh Alka.

Suasana hatinya masih juga tidak tenang. Ia hanya memikirkan cara, bagaimana untuk bisa bangkit dari keterpurukan. Tak mungkin juga menyetujui ide konyol Alka, menerima tawaran bantuannya dengan syarat harus tidur bersamanya.

"Benar-benar gila! Kakak dan adiknya memiliki pikiran yang kotor. Udah tidur dengan adiknya, sekarang malah diminta untuk tidur dengan kakaknya, nikah aja belum, udah ngajak yang aneh-aneh. Bikin kesel, aja."

Kedua tangannya memijit pelipisnya yang berdenyut nyeri. Setelah menenggak jus jeruk di rumah calon mertuanya, ia merasakan kepalanya agak pening, dan memutuskan untuk diantarkan pulang.

"Loh! Kamu udah pulang, Lista?"

Kamila memasuki rumah setelah mengantarkan bekal makan siang untuk suaminya. Kondisi Geraldi memang kurang sehat, tak diperbolehkan untuk memakan sembarang makanan. Kamila harus mengontrol pola makan suaminya.

"Baru aja nyampe, Ma," jawab Calista.

Kamila tak mendapati siapapun di rumahnya. Ia pikir Calista diantarkan pulang oleh calon suaminya. Kebetulan pagi itu saat Calista dijemput oleh Alka, ia sedang tidak ada di rumah. Ia juga ingin mengenali calon menantunya lebih dekat lagi.

"Mana Alka? Apa dia tidak mengantarkanmu?" tanya Kamila dengan menghenyakkan panggulnya di sebelah Calista.

Ia meletakkan rantang nasi di atas meja, memutuskan untuk istirahat sejenak sebelum kembali beraktivitas.

"Dia langsung pulang, Ma. Katanya masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Ya, udah, biarin aja. Aku sendiri juga capek, mau istirahat."

Calista masa bodoh walaupun Alka tidak mampir masuk ke dalam rumahnya, dan mengobrol dengan orang tuanya. Akan lebih baik kalau pria arogan itu tidak berlama-lama berada di rumahnya, karena hanya akan mengundang emosi saja, omongan Alka suka bikin nyelekit di hati.

"Emm, tapi kamu sama dia baik-baik saja kan? Dia nggak ngapa-ngapain kamu, kan?"

Kamila masih mengkhawatirkan jika putrinya diperlakukan tidak baik oleh calon suaminya. Mengingat pertama kali calon menantunya datang ke rumah, sikapnya tidak begitu sopan.

"Tadinya sempat debat, Ma. Dia udah nuduh aku dekat sama adiknya. Dia salah paham tadi, berantem juga sama adiknya. Untung ada Tante Riana yang menengahinya. Kalau saja Tante Riana nggak ada di rumah, mungkin mereka udah adu jotos gara-gara aku."

Calista menceritakan semua yang dialaminya di rumah calon mertuanya. Memang awalnya tidak baik-baik saja. Ia bahkan tidak pernah menyangka dipertemukan kembali dengan orang yang sudah menidurinya, tapi ia tutup rapat-rapat rahasia itu agar tidak semua orang mengetahui kecerobohannya, termasuk orang tuanya sendiri.

"Ya ampun ..., segitunya Alka. Apakah adiknya itu cowok?" tanya Kamila dihinggapi rasa keingintahuannya.

Calista mengangguk. "Iya, Ma. Adiknya cowok."

Kamila terkekeh menertawakan putrinya, baru saja datang ke rumah calon mertuanya sudah membuat kakak beradik beradu mulut.

"Kok Alka bisa nuduh adiknya dekat sama kamu gimana ceritanya? Apa kamu memang udah mengenali adiknya?" tanya Kamila.

Calista melirik sekilas pada Mamanya. "Ya enggak lah Ma. Aku bahkan baru sekali datang ke rumahnya. Gimana aku bisa mengenali adiknya, itu kan mustahil," jawab Calista beralibi, padahal Ia sudah di unboxing oleh calon iparnya.

"Ya siapa tahu aja sebelumnya kamu pernah ketemu di luar," balas Mamanya. "Terus bagaimana di sana? Apakah mereka ada yang menanyakan tentang keluarga kita? Maksudnya perusahaan kita yang seperti ini. Bagaimana tanggapan mereka? Mereka akan membantu kita beneran, kan?"

Calista menghela napas dan membuangnya perlahan. Ia menatap dalam-dalam wajah wanita yang sudah mulai menua seiring bertambahnya usia. Ia ingin menjelaskan tentang kegundahan dihatinya mengenai perusahaan keluarga yang kini diambang kebangkrutan.

"Ma. Tadi aku bicara sama Alka mengenai perusahaan kita. Alka bilang, aku tidak memiliki pengalaman bekerja di luar. Di saat perusahaan kita meredup, kita nggak bisa berbuat apa-apa, karena minimnya pengalaman. Memang benar sih, apa yang dikatakan Alka. Selama ini aku tidak mau belajar untuk mengenali dunia luar, maksudnya bekerja pada orang lain. Semenjak aku tumbuh remaja, Aku belajar bekerja sama Papa, dan hanya ingin bekerja di perusahaan sendiri, dan sekarang aku bisa ngerasain, di saat kita udah tidak berjaya seperti dulu, akan banyak membutuhkan banyak biaya untuk bisa kembali bangkit, dan aku rasa, aku memang harus bertindak untuk mencari pekerjaan di luar, nggak harus mengandalkan orang lain untuk membantu kita."

Kamila terkejut mendengar penjelasan dari putrinya. Ia mulai berpikir, Alka dan keluarganya tidak mau memberikan bantuan pada suaminya. Mereka berniat untuk membohongi keluarganya.

"Maksud kamu Alka dan keluarganya nggak mau bantuin kita? Bukannya mereka sendiri yang sudah bilang sama Papa kamu kalau akan membantu kita untuk mengembalikan bisnis seperti dulu. Kenapa sekarang bicaranya berubah, atau mereka hanya ingin menertawakan kehancuran kita?"

Kamila agak kecewa dengan keluarganya Alka yang menurutnya hanya memberikan harapan palsu pada keluarganya.

"Tidak Ma. Bukan seperti itu. Mereka tetap akan membantu kita, kok. Mereka itu sangat baik, dan om Bayu tidak melanggar ucapannya. Ini hanya pemikiranku saja dengan Alka. Nggak salah loh, Alka menasehatiku, jika ingin bangkit kita harus berusaha juga, nggak harus ngandelin orang lain, atau berpangku tangan."

Kamila tidak suka dengan pendapat Calista. Sampai kapanpun Ia tidak akan pernah mengizinkan putrinya untuk turun tangan sendiri mencari pekerjaan di luar. Sudah ada yang membantunya, tidak perlu bersusah payah untuk mencari pekerjaan di luar yang hasilnya juga tidak seberapa.

"Calista! Mama sama Papa sengaja menjodohkanku dengan Alka, agar kami mendapatkan bantuan dari keluarga Alka, kenapa kamu malah berpikir untuk turun tangan sendiri. Sampai kapan kita akan bangkit dari keterpurukan kalau kamu lebih memilih bekerja yang tidak banyak menghasilkan uang. Kita butuh banyak dana, Calista. Jadi alangkah lebih baiknya jika kamu segera menikah dengan Alka, dan perusahaan kita akan terselamatkan. Terkecuali kalau mereka memang tidak berniat untuk membantu kita."

Calista cukup kecewa dengan pemikiran Mamanya. Seolah-olah orang tuanya sengaja ingin menjual dirinya hanya untuk kepentingan mereka saja. Tidak pernah berpikir, bagaimana perasaannya saat ini.

"Andai saja perusahaan kita tidak lagi bangkrut, mungkin kalian tidak akan menjodohkanku seperti ini, kan? Mungkin aku masih bebas untuk bekerja dan kalian tidak memaksaku untuk menikah. Nasib, oh nasib. Kenapa jadi begini."

Calista tersenyum getir menatap nanar Mamanya. Hatinya sangat teriris mendengar alasan orang tuanya yang lebih memikirkan perusahaan dibandingkan dengan kebahagiaannya.

"Sayang, kenapa kamu jadi ragu begini, sih. Bukannya Alka baik sama kamu," tegur Kamila tak suka dengan sikap Calista yang masih juga meragukan Alka sebagai calon suaminya.

"Ya, memang Alka baik padaku, dan mau membantuku, tapi kan aku juga belum siap untuk menikah. Prinsipku, menikah itu hanya terjadi sekali dalam seumur hidup, dan kalau sampai pernikahanku gagal, apa kalian yang akan menanggung penderitaanku?"

Calista beranjak bangkit dan berlalu meninggalkan Mamanya, memutuskan untuk menenangkan diri.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cinta Semalam dengan Calon Ipar   Bab 143. Ulang Tahun si Kembar

    Acara makan malam bersama keluarga besar membuat keluarga Bayu sangat bahagia. Kedua besannya diundang datang ke rumah untuk menikmati hidangan yang sudah mereka sajikan dalam acara ulang tahun kedua bocah kembar anak dari Calista dan juga Alvaro beserta anak dari Alka dan juga Natasha yang memiliki tanggal kelahiran sama Namun beda bulan. Mereka sengaja ingin merayakan ulang tahun anak-anaknya di hari yang sama."Wah, meriah sekali ya malam ini. Baru kali ini kita bisa merayakan ulang tahun anak-anak bersama seperti ini. Biasanya kita nggak ada waktu luang untuk berkumpul bersama seperti ini."Malam itu Riana begitu bersemangat karena tidak lagi sendiri tapi ditemani oleh kedua besannya yang masih keterkaitan keluarga."Iya dong, Ma, kapan lagi kita bisa berkumpul bersama seperti ini. Aku sangat bersyukur sekali karena pada hari ini kita bisa berkumpul dalam keadaan sehat walafiat dan bisa menemani bocil yang sedang berulang tahun. Nggak nyangka, anakku kini sudah tumbuh besar."Tak

  • Cinta Semalam dengan Calon Ipar   Bab 142. Aku Harap Tidak Khilaf

    "Kalian ini dari mana saja? Kalian lagi jalan-jalan di luar ya?" tanya Calista saat suami dan anak-anaknya datang ke toko tempatnya bekerja.Di saat weekend, Calista diminta untuk membantu orang tuanya di toko, karena ada banyak barang yang harus dikirim ke luar kota. Dia meminta sang suami untuk menemani anak-anaknya."Enggak kok, kita dari toko terus beliin makanan buat kalian di sini," jawab Alvaro dengan menurunkan Ivy dari gendongannya."Aku tadi niatnya mau istirahat, tiduran sama mereka, nggak tahunya mereka malah bangun minta jajan. Sebenarnya di rumah juga masih banyak jajan, tapi mereka nggak mau, maunya beli di luar, terus mau beli makanan juga buat kamu. Ya udah, kita lanjut beli makanan dan mampir ke sini. Jujur aku sebenarnya capek banget pengen tidur sama mereka."Alvaro merenggangkan otot-otot pinggangnya yang berasa kaku."Ternyata masih enakan kerja daripada momong bocah. Kalau anaknya nggak terlalu aktif mungkin masih bisa dikendalikan, kalau anaknya macam mereka, di

  • Cinta Semalam dengan Calon Ipar   141. Masalah Buat Lho!

    "Dad! Uang!"Dua bocah kembar terbangun dari tidurnya langsung memeluk daddy-nya dan meminta uang. Padahal matanya saja masih belum terbuka dengan sempurna."Kalian ini. Baru bangun tidur langsung minta uang. Buat apaan minta uang? Daddy masih belum punya uang, masih belum waktunya gajian," jawab Alvaro.Seketika bola mata Ivy membola. "Loh katanya Daddy itu bos. Kenapa Bos nggak punya uang? Bukannya Bos itu gudangnya uang?" Dengan selorohnya, gadis kecil itu tidak mempercayai, Ayahnya tidak memiliki uang."Siapa bilang Daddy itu Bos? Daddy tuh cuman karyawan biasa. Kalau belum waktunya gajian, ya nggak dapat uang. Itu artinya, kalian gak boleh jajan banyak-banyak."Dengan cepat Kenzo membalasnya. "Bohong! Daddy itu bohong dek. Daddy itu uangnya banyak. Kemarin aku tahu kok, Daddy taruh uang di dompet. Buruan dikasih dad, memangnya kalau nggak dikasih anaknya mau dikasih siapa? Mau dikasih cewek yang waktu itu?"Kenzo masih kesal mendapati keberadaan ayahnya bersama wanita lain, tanpa

  • Cinta Semalam dengan Calon Ipar   Bab 140. Rencana Ganti Profesi

    "Ngapain kamu pulang pakai manyun gitu? Kalau marah nggak usah dibawa pulang, emangnya orang rumah jadi bahan pelampiasan orang marahan? Di rumah ada anak-anak, jangan lampiaskan kemarahanmu sama mereka. Mereka nggak tau permasalahanmu."Mendapati suaminya yang baru pulang kerja dengan muka tertekuk, Calista langsung mengomelinya. Dia sangat malas dijadikan pelampiasan kemarahan suaminya terus, padahal kemarahannya dia bawa dari kantor, dan pulang-pulang dilampiaskan pada setiap orang yang ditemuinya di rumah, sungguh menjengkelkan bukan?"Aku tuh capek, di kantor banyak masalah, ditambah lagi dibodohi sama orang," bantah Alvaro. Dia frustasi, hampir setiap hari dia mendapatkan masalah dari orang-orang yang berniat untuk mengajak kerjasama, tapi nyatanya dia hanya diberikan harapan palsu. Mereka tidak serius untuk bekerja sama dengannya."Andai saja aku punya pilihan lain, aku tinggalkan bisnisku. Aku sudah malas berbisnis kalau dipermainkan orang terus. Aku kok malah ingin menjadi pe

  • Cinta Semalam dengan Calon Ipar   139. Wanita Pengganggu

    "Vera! Ngapain kamu ada di sini?" Alvaro dikejutkan oleh keberadaan Vera yang tiba-tiba saja ada di cafe tempatnya bertemu dengan seorang klien yang dia sendiri belum pernah bertemu sebelumnya. Dia mendapatkan pesan dari sekertarisnya, kalau dirinya diminta untuk datang ke sebuah cafe untuk menemui seseorang yang katanya dari salah satu perusahaan yang tengah bekerja sama dengan perusahaannya. Tidak pernah terlintas di pikirannya kalau dirinya ternyata dikibuli oleh seorang wanita yang sebelumnya diancam oleh Calista."Iya, memang aku yang datang kemari. Aku datang ke sini karena diutus oleh Pak Prayogo untuk mewakili meneruskan kerjasama antar perusahaan kita. Jadi di sini intinya aku datang kemari untuk alasan yang pertama, ingin melanjutkan kerjasama dengan kamu, dan yang kedua Aku ingin bertemu dengan kamu secara pribadi."Tanpa merasa malu, Vera langsung menyatakan bahwa dirinya ingin menemui Alvaro secara pribadi dan itu membuat Alvaro tersenyum iris."Hah! Apa kau bilang? Kamu

  • Cinta Semalam dengan Calon Ipar   Bab 138. Di setiap Detak Jantungku Hanya Ada Kamu

    "Puas kamu! Itulah kalau kamu ceroboh suka deketin cewek. Lagian, kamu itu udah tua masih juga kegenitan, mau jadi apa kamu! Belum puas juga sama satu wanita? Nggak malu kamu sama anak kamu? Awas aja kalau sampai aku tahu kamu main-main, jangan panggil aku Calista lagi, aku tidak sudi lagi bareng sama kamu, dan aku, akan meninggalkanmu."Karena geramnya, Calista memberikan ancaman pada suaminya. Selama hampir tiga tahun menemani dalam biduk rumah tangga, kini ada duri duri yang bermunculan di rumah tangga mereka. Calista akan membuang dan membakar duri-duri itu agar tidak menyakitinya. Dia tidak ingin rumah tangganya hancur karena kebodohan saja."Siapa juga yang main-main sama cewek sih, yang! Aku itu nggak pernah main-main sama cewek lain, cuman sama kamu doang waktu itu. Kalau kamu nggak nganterin diri kamu ke aku, aku juga nggak bakalan ngelakuin itu sama kamu. Kamu mabuk, dianterin pulang juga nggak tahu rumahnya, kan waktu itu." Alvaro mengingatkan Calista kembali pada kejadian

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status