Cinta Semalam dengan Calon Ipar

Cinta Semalam dengan Calon Ipar

Oleh:  Ika Dw  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
9.7
3 Peringkat
143Bab
9.6KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Calista dipaksa oleh orang tuanya untuk menikah dengan Alka, demi menyalamatkan perusahaan yang tengah krisis. Merasa tertekan, Calista mencoba untuk melepaskan penat dengan mendatangi sebuah club malam. Bukannya mendapatkan ketenangan, tapi ia malah terjerumus dalam masalah besar. Dalam keadaan mabuk berat, Calista melakukan one night stand bersama Alvaro, pemuda yang ternyata adalah adik dari calon suaminya! Mampukah Calista melewati hari-harinya dihadapkan dengan keberadaan dua pria yang memiliki perbedaan sifat? Akankah Calista memilih salah satu dari kedua pria kakak beradik itu atau ... tidak memilih keduanya? Cover design by: Ika Dw & owned by: Ika Dw.

Lihat lebih banyak
Cinta Semalam dengan Calon Ipar Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Edi Rohman Saragih Saragih
sangat bagus ceritanya
2023-12-23 21:22:27
0
user avatar
Te Anastasia
Wahh, Calista harus kuat ya ^^
2023-11-22 16:38:52
0
user avatar
Masrie Napitupulu
Always terbaik karya kakak yang satu ini. Salam hangat untuk Calista, Alvaro dan Alkan. .........
2023-11-16 13:15:16
1
143 Bab
BAB 01. MABUK BERAT
“Tidak, Pa, aku tidak mau menikah. Aku masih belum siap!” “Calista, tolong mengertilah keadaan kita saat ini. Papa mengalami kerugian besar. Kalau sampai kita bangkrut ....”Calista menggelengkan kepala, menolak keinginan orang tuanya. Umurnya yang baru memasuki angka dua puluh tiga tak membuatnya ingin buru-buru berumah tangga. Dia masih nyaman sendiri, masih banyak hal yang ingin ia kejar.“Mama tahu bagaimana perasaanmu, Nak. Memang tidak mudah bagimu untuk menerima perjodohan ini, tapi apa kamu nggak kasihan sama Papa kamu? Kalau sampai bisnis kita gulung tikar, bagaimana dengan kehidupan kita? Kamu nggak boleh egois, Nak.”Calista menggigit bibir gelisah. Dia tahu keadaan mereka sangat terjepit. Tapi haruskah ia mengorbankan dirinya sendiri? “Pasti ada cara lain untuk bisa keluar dari masalah ini, Ma. Nggak harus menjodohkanku dengan pria yang bahkan tidak kukenal.”Gadis itu menatap sekeliling ruangan yang besar, namun terasa begitu hampa, tak seperti dulu di saat masa kejayaa
Baca selengkapnya
BAB 02. SUDAH TIDAK SUCI LAGI
Pagi itu Calista terbangun dari tidurnya, udara dingin begitu membuatnya terganggu hingga menembus pori-pori kulitnya.Ia merasakan tubuhnya begitu berat, seakan-akan tulangnya remuk, padahal ia tidak sedang beraktivitas.“Kenapa tubuhku letih sekali.” Masih dengan mata terpejam, ia bisa merasakan tubuhnya yang begitu terasa berat, tidak seperti biasanya.Perlahan dia merenggangkan tubuhnya, dan merasakan ada beban berat yang melilit tubuhnya di dalam selimut. Ia mengerutkan keningnya, dengan sangat pelan-pelan dia membuka selimutnya.“Shit!” Seketika matanya langsung melotot.Sebuah tangan kekar tengah memeluknya dari belakang. Bola matanya tertuju pada tubuhnya yang dalam keadaan polos tanpa memakai sehelai benang pun.“Argh ...! Apa yang sudah kulakukan?!”Calista mencoba untuk mengingat-ingat apa yang sudah terjadi padanya malam itu. Samar-samar ia mengingat seorang pria membawanya ke sebuah hotel dan melakukan hubungan layaknya suami istri dengannya. “Astaga ...! Aku benar-benar
Baca selengkapnya
BAB 03. TERNYATA DIA …
Pagi itu, Alka diminta untuk menjemput Calista. Keluarga besarnya ingin mengenal calon istrinya. Awalnya Alka menolak, tapi karena ayahnya keburu emosi, akhirnya ia terpaksa menjemput Calista untuk dibawa ke rumahnya.Setibanya di rumah Calista, Alka mendapati Geraldi yang hendak pergi ke kantor. Dia tidak berbasa-basi pada pria paruh baya itu, langsung meminta izin untuk menjemput Calista.“Lista! Ada Alka di sini. Dia mau menjemputmu untuk dibawa ke rumahnya.”Calista yang baru saja melangkahkan kakinya keluar dari kamar, seketika terhenti setelah mendengar nama Alka disebut. ‘Alka? Ngapain itu orang datang ke sini? Bikin kesel aja!’ gerutunya dalam hati sambil menutup pintu.Calista masih kesal dengan ucapan Alka yang menganggapnya seperti perempuan liar waktu pertama kali bertemu.“Pa, aku masih belum siap untuk datang ke rumahnya. Apa ini tidak terlalu terburu-buru? Nanti saja ya, Pa, kalau kami sudah bertunangan.” Calista berjalan menghampiri ayahnya dan mencoba untuk merayunya
Baca selengkapnya
BAB 04. LUPAKAN AKU
“Calista! Kamu kenapa, Sayang? Apa kamu lagi nggak enak badan?” tanya Riana khawatir saat melihat Calista yang mematung dengan wajah pucat. Dia takut membuat Calista tidak nyaman berada di rumahnya.Calista tersenyum paksa menoleh pada Riana yang tengah memberikan tatapan khawatir padanya.“Enggak kok Tante, saya nggak apa-apa,” jawab Calista berusaha untuk tetap terlihat tenang.Calista meremas ujung kemeja yang dipakainya sampai membuatnya kusut. Tatapan Alvaro tak pernah teralihkan, selalu tertuju padanya.“Ya sudah. Kalau gitu kamu duduk dulu. Tante akan ambilkan minuman buat kamu. Ayo sini Sayang.”Riana meminta Calista untuk duduk di sofa, berhadapan langsung dengan Alvaro yang tengah memangku laptop.Riana tidak menaruh kecurigaan pada gadis yang akan dijadikan sebagai menantunya. “Varo! Calista ini calon kakak iparmu. Ajak dia mengobrol, biar dia nggak canggung berada di sini,” kata Riana pada anak bungsunya itu. “Minggu depan Alka akan segera bertunangan dengan Calista, jadi
Baca selengkapnya
BAB 05. SALAH PAHAM
"Berani sekali kau ingin menggodanya, Varo! Apa tidak ada wanita lain di luar sana, hingga kau ingin mengganggu calon istriku!"Alka berjalan mendekat pada mereka berdua dengan sorot mata elangnya."Hey, Bung! Kau sudah salah paham, aku tidak menggodanya."Alvaro mengelak tak ada niatan untuk mengganggu Calista. Namun, wajahnya tampak mengeras begitu mendengar Alka mengklaim Calista sebagai 'calon istrinya', meskipun itu memang benar adanya. Jantung Calista berdetak begitu cepat, ia dibuat terkejut dengan kemunculan Alka secara tiba-tiba tanpa diketahuinya. 'Kalau saja malam itu aku tidak mabuk, mungkin kejadian gila itu tidak akan pernah terjadi. Ini salahku.'Calista menjadi salah tingkah. Alvaro terlalu nekat, dan itu tidak membuatnya senang. "Kenapa kau menatapku seperti itu? Kau tidak percaya dengan ucapanku?"Terang saja Alka menaruh kecurigaan pada mereka. Dengan mata kepalanya sendiri ia melihat adiknya dan juga calon istrinya bertatapan begitu intens, bahkan bibir mereka n
Baca selengkapnya
Bab 06. Akan Kupastikan Kau Akan Kehilangannya
"Sebaiknya kalian berdua luangkan waktu buat mengobrol. Kasian Calista di sini kesepian. Kamu sih, terlalu sibuk dengan pekerjaanmu."Riana beranjak dari tempat duduknya, berniat untuk meninggalkan Alka dengan Calista. Sedangkan Alvaro langsung keluar untuk menenangkan diri setelah berdebat dengan kakak laki-lakinya."Calista! Tante mau ke dapur dulu. Kalau Alka marah-marah lagi, bilang saja sama Tante, biar Tante jewer telinganya." Calista mengulas senyum manisnya. "Siap Tante, apa perlu saya bantu di dapur?" tanya Calista.Merasa tidak enak hati, di saat calon mertuanya sibuk memasak, ia malah enak-enakan mengobrol dengan calon suaminya."Tidak usah, Lista, biar Tante saja yang memasak, toh, ada bibi juga yang bantuin. Udah, kamu duduk manis aja di sini."Calista mengangguk, masih terasa canggung berada di kediaman calon mertuanya. Apalagi hanya berdua saja dengan Alka, pria dingin dan terkesan arogan.Riana melenggang pergi menuju dapur untuk menyiapkan makan siang, meninggalkan m
Baca selengkapnya
07. Kenapa Kamu Masih Ragu
Calista menghempaskan tubuhnya di sofa ruang tamu setelah diantarkan pulang oleh Alka.Suasana hatinya masih juga tidak tenang. Ia hanya memikirkan cara, bagaimana untuk bisa bangkit dari keterpurukan. Tak mungkin juga menyetujui ide konyol Alka, menerima tawaran bantuannya dengan syarat harus tidur bersamanya."Benar-benar gila! Kakak dan adiknya memiliki pikiran yang kotor. Udah tidur dengan adiknya, sekarang malah diminta untuk tidur dengan kakaknya, nikah aja belum, udah ngajak yang aneh-aneh. Bikin kesel, aja."Kedua tangannya memijit pelipisnya yang berdenyut nyeri. Setelah menenggak jus jeruk di rumah calon mertuanya, ia merasakan kepalanya agak pening, dan memutuskan untuk diantarkan pulang."Loh! Kamu udah pulang, Lista?"Kamila memasuki rumah setelah mengantarkan bekal makan siang untuk suaminya. Kondisi Geraldi memang kurang sehat, tak diperbolehkan untuk memakan sembarang makanan. Kamila harus mengontrol pola makan suaminya."Baru aja nyampe, Ma," jawab Calista.Kamila tak
Baca selengkapnya
Bab 08. Jangan Salahkan Kalau Aku Akan Nekat
Keberadaan Calista kini di toko Furniture miliknya. Walaupun masih sepi, ia tetap saja membukanya. Masih ada beberapa jenis barang-barang bermerk, berkualitas tinggi, disuguhkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Tidak terlalu banyak pegawai yang masih bertahan, namun ia masih bersyukur, bisa menggaji mereka yang tersisa bekerja untuknya."Ada beberapa orang yang berkunjung dan melihat barang-barang kita di sini. Tolong layani mereka dengan baik.""Baik, nona," jawab beberapa pegawai yang tengah bersih-bersih di dalam toko.Ada beberapa orang yang masuk ke dalam tokonya, dan melihat barang-barang yang terpajang di depan. Calista sangat berharap, ada orang yang masih mau mengeluarkan uang untuk membeli barang-barang miliknya."Permisi Bapak, Ibu, ada yang bisa kami bantu?"Calista turun tangan sendiri untuk menyambut tamu yang datang, dan berharap mereka berniat untuk membeli barang-barang miliknya."Emm, ini neng, kami mau lihat-lihat dulu, barang kali ada yang cocok," jawab mereka
Baca selengkapnya
Bab 09. Jangan Membuatku Semakin Gila
"Nekat gimana maksudnya? Jangan macam-macam, ya? Jangan buat orang tuaku kecewa, Varo! Orang tuaku lagi sakit, kondisinya tidak baik, jadi tolong jangan membuat ulah."Calista dilanda kecemasan, takut Alvaro akan menceritakan tentang apa yang sudah dilakukannya malam itu. Jika sampai hal itu terjadi, ia yakin, keluarga Alka maupun orang tuanya akan sangat kecewa, dan bisnis kerjasama mereka bisa hancur."Siapa yang membuat ulah, aku tidak berulah, aku hanya mengatakan yang sebenarnya. Apa itu salah, Calista?"Alvaro nampak tenang, ia bahkan tidak peduli kalaupun Alka akan melihat kedekatannya dengan Calista."Ya jelas salah. Kau itu seperti anak kecil. Kau masih muda, Varo! Kau bisa mencari penggantiku. Lagian malam itu kita melakukannya karena sama-sama tidak sadar, kan? Jadi anggap saja malam itu kita tidak melakukan apa-apa. Kau bisa melupakanku dan bebas memilih perempuan lain sebagai penggantinya."Keberadaan Alvaro hanya menambah pening di kepalanya. Kini hidupnya disuguhkan ole
Baca selengkapnya
Bab 10. Jika Saja Boleh Memilih
"Terlambat?"Geraldi menautkan kedua alisnya menatap Alvaro, dan membuat Calista jadi salah tingkah."Iya. Maksudnya terlambat nggak ikut datang ke rumah waktu itu." Bukan Alvaro yang menjawab, tapi Calista. Ia tidak ingin Alvaro mengatakan bahwa dirinya memiliki hubungan khusus dengannya di depan orang tuanya."Kamu bilang tadi ada meeting pagi ini, segeralah berangkat, nanti kamu akan terlambat."Calista mengerjab-ngerjabkan bola matanya mengkode Alvaro untuk segera pergi dari tempatnya bekerja."Jangan sampai Alka marah. Bukannya hari ini adalah hari pertama kamu masuk kerja? Usahakan jangan menunda-nunda waktu. Aku sendiri juga sibuk di sini, dan nggak bisa mengobrol denganmu. Papa juga sibuk ya kan, Pa?"Geraldi langsung menegur Calista yang sudah tega mengusir Alvaro. Ia menganggap putrinya kurang sopan."Kamu ini gimana sih, Lista! Orang main kok malah diusir. Bukannya kamu tadi juga dibawain makanan? Jangan cuman mau sama makanannya doang, nggak sopan kamu ini."Geraldi tidak
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status