Share

01 . Pertemuan Dua Hati

"Jangan berkata benci bila nantinya jadi merindu. Karena Cinta itu datangnya tiba-tiba dan penuh dengan misteri. "

_______________________________________

Ghania Syaqilla tampak berdiri disebelah mobil maybach berwarna hitam . Tampak sekali gadis itu sedang mengingat-ingat sesuatu.

"Ahhh.. Iya. Ini mobil yang nyiprati air tempo hari. Aku harus tau siapa pemiliknya,  biar bisa balas dendam. " ucap Ghania dalam hati.

Gadis itu memutuskan untuk menunggu pemilik mobil mewah yang masih jarang ada di Indonesia.

Maybach-Motorenbau GmbH adalah perusahaan mobil mewah yang berasal dari Jerman. Didirikan pada tahun 1909 oleh Wilhelm Maybach bersama anak laki-lakinya, Karl Maybach, sebagai Direktur. Pada awalnya perusahaan ini adalah anak perusahaan dari Luftschiffbau Zeppelin GmbH yang juga dikenal sebagai "Luftfahrzeug-Motorenbau GmbH" (yang artinya adalah Gedung Perusahaan Mesin Pesawat) sampai tahun 1918. Saat ini, Maybach dimiliki oleh Daimler AG dan berpusat di Stuttgard, Jerman.

Cukup lama gadis berwajah cantik dengan hijab abu-abu itu menunggu diarea parkir perusahaan keamanan tempat temannya bekerja sebagai administrasi.

Parkiran yang cukup luas itu memuat banyak merk mobil,  sementara untuk motor diparkir di basement.

Ghania hampir saja meninggalkan tempat parkir itu,  ketika telinganya memdengar suara pria berbicara.

Ghania yang duduk di pembatas parkir harus bisa memicingkan matanya untuk bisa melihat jelas pria yang berdiri di dekat mobil maybach itu .

"Oh dia toh, yang punya! Oke, tunggu pembalasanku. " Ghania tersenyum menatap ponselnya yang berhasil mengambil photo pria pemilik maybach yang dicarinya.

Tak lama gadis itu pun beranjak meninggalkan tempat parkir itu setelah mobil yang ditunggunya pergi.

*************

Kemal tampak diam di kursinya,  tangannya memainkan gelas berisi wine. 

Pria itu duduk memghadap meja makan berukuran besar,  di ujung meja duduk seorang pria paruh baya yang menatap lekat kearah Kemal.

"Ayah berencana mengundang tuan Daniel beserta putrinya Krisnabella makan malam. "

"Acara apa? "

"Tentu saja mengenalkanmu padanya."

"Saya tidak membutuhkan itu. "

"Usiamu sudah 31 tahun. Kapan kau akan menikah? "

"Menikah adalah urusan pribadi saya. Kapan dan dengan siapa saya menikah itu jadi keputusan saja. "

"Krisnabella gadis yang cantik juga cerdas. Ayahnya bahkan berencana menjadi investor di perusahaan Fawaz. " ujar Fawaz Al Hadid, ayah dari Kemal.

"Perusahaan Fawaz, bukanlah perusahaan milik saya. Jadi saya tidak ada hubungan dengan mereka. "

"Bilang siapa? Ayah bisa mengarahkan tuan Daniel untuk menanamkan modalnya ke Kemal Company. Asal kamu mau menokah dengan putrinya. "

"Untuk ayah saja,  lagi pula hareem ayah sudah lama kan, tidak terisi orang baru. "sindir Kemal membuat tuan Fawaz menjadi kesal.

Fawaz Al Hadid seorang pria berdarah Turki, seorang pengusaha otomotif yang cukup terkenal dikalangan pemain bisnis juga wanita pengejar pria kaya.

Di usianya yang menjelang 60 tahun, tuan Fawaz masih terlihat bugar layaknya pria berusia 40 tahun.

Kemal adalah putra pertamanya dari istri pertama seorang wanita berdarah Maroko.

Kemal sendiri lahir di Istambul Turki,  jadi tidak heran bila Kemal mewarisi kecantikan wajah ibunya dan ketampanan dari ayahnya.

Dari ibu, dia mewarisi mata dengan netra abu-abu  sepasang bibir tipis yang menggoda alis tebal dengan bulu mata sedikit lebih panjang dan lentik. Kulit yang putih bersih dan rambut ikal dari sang ibu.

Sementara dari ayah dia mewarisi postur tubuh yang sempurna juga rahang yang kokoh dan hidung yang mancung, sangat sempurna untuk penilaian bagi seorang pria.

Di usia lima belas tahun,  Kemal harus mengikhlaskan ibunya pergi menghadap Tuhan karena tekanan psikis yang diderita.

Fawaz Al Hadid terkenal suka mengoleksi wanita cantik. Mereka ditempatkan disebuah rumah besar dan mewah.

Dan tak jarang diantara wanita - wanita itu meneror istri pertama demi sebuah status istri sah.

Hal tersebutlah yang membuat nyonya Fawaz depresi dan akhirnya ditemukan tergeletak diatas lantai kamarnya dalam kondisi meninggal dengan butiran obat tidur berhambur ditangannya.

Kepergian sang ibu tentu saja membuat Kemal sangat kehilangan dan membenci ayahnya juga wanita-wanita penghuni hareem ayahnya.

"Mereka datang dari Hongkong untuk menemui ayah, jadi sangat pantas ayah yang menemui mereka. Jangan libatkan Kemal dalam urusan ayah,  apalagi menyangkut wanita. " Kemal lalu berdiri , dan dengan angkuh meninggalkan meja makan tanpa menyentuh makanan mewah yang sidah terhidang diatas meja panjang itu.

"Kemal! Berhenti. "

"Kemal ada urusan lain, yah!  Maaf Kemal tinggal. "

Tanpa menoleh lagi, Kemal keluar dari ruang makan . Tak lama terdengar suara mobil meninggalkan rumah besar bergaya erofa itu.

*************

Suasana kafe Memorsa dibilangan kawasan Jakarta Selatan pukul 8 malam masih cukup ramai.

Kafe yang berada di kawasan bisnis ini banyak di kunjungi oleh ekskutif muda, dan anak muda yang mencari tempat asik buat ngobrol.

"Selamat malam,  silahkan memilih menu untuk menemani anda. " sapa penerima tamu dengan daftar menu ditangannya saat Kemal memasuki kafe tersebut.

Kemal mengangguk, lalu duduk di kursi yang berada di dekat jendela dengan kaca berukuran besar .

Seporsi steak ukuran besar,  segelas moctail menjadi pilihan makan malamnya,  ditambah secangkir Coffe Americano.

Kemal tampak tak peduli dengan tatapan memuja dari wanita - wanita yang berada di kafe tersebut.

Pria itu tetap santai menikmati makan malamnya dengan tenang, walau ada beberapa orang wanita yang berusaha menarik perhatiannya dengan menyapa atau meminta untuk bisa mengobrol.

"Sebentar lagi, kafe ini akan tutup. Bagaimana kalau kita lanjutkan di club saja? " ajak seorang pria wanita berdandan  cukup seksi yang dengan penuh percaya diri duduk dihadapannya.

Kemal hanya melirik kearah si wanita tanpa punya niat merespon ajakan wanita tersebut

"Anda biasa ke club mana?  Kalau mau saya akan ajak anda ke club Paradise langganan saya. Disana suasananya bikin nagih. "

Kemal meletakkan pisau dan garpunya lalu menghabiskan Tortila hingga tandas.

Menyapu mulutnya dengan tissu, " Nona!  Kalau saya jadi anda. Saya akan pergi disaat obrolan anda tidak mendapat respon. "

Ucapan dengan nada datar dari mulut Kemal, berhasil membuat wanita didepannya terdiam dan beranjak pergi meninggalkannya.

Kafe yang dikunjungi Kemal ini memang sangat nyaman untuk ngobrol dan menghabiskan waktu. Kafe dengan dua lantai ini memiliki dua lantai, di mana lantai atas didesign seperti rootop bagi pengunjung yang memerlukan udara segar dan bagi perokok .

Tak lama dua orang pria datang dan langsung duduk didepan Kemal. Satu diantaranya masih mengenakan pakaian kerja lengkap denga dasi dan jas mahalnya. Sementara yang satu berpakaian casual dan terlihat lebih santai.

"Kenapa malah nyasar disini? Bukannya mau makan malam dirumah? "tanya pria dengan dasi yang bernama Marko Ducati.

"Tadinya,  tapi aku tinggalkan. " jawab Kemal dengan sikap angkuhnya.

"Ada apa,  kau bertengkar dengan ayahmu? "kali ini pria dengan pakaian casual yang bertanya.

"Tidak bertengkar. Hanya beda pendapat saja. "

Marko dan Sabran kompak menggeleng dan berkata, " Selalu seperti itu. "

"Kali ini apa bahasannya? "

"Tentang investasi dari tuan Daniel Li yang mengajukan anaknya sebagai syarat bisnis. "

"Maksudmu, kau akan dijodohkan dengan KrisnaBella? "

"Tidak tahu, tapi aku langsung menolaknya. "

Sabran menaikkan satu alisnya mendengar perkataan temannya ini, " Kenapa?  Aku dengan, gadis bernama krisnabella Li itu cantik juga seksi. "

Marko mendicih mengejek perkataan Sabran, "Kalau terkait cewek cantik dan seksi, radarmu berfungsi dengan baik ya. "

Sabran tertawa lirih, "Karena aku pria normal."

Marko mengedarkan pandangam ke sekeliling kafe yang sudah mulai sepi.

"Sepertimya kafe ini sudah mau tutup. Itu sudah ada yang ngepel lantai. " tunjuk Marko dengan dagunya pada seorang gadis yang sedang mengepel lantai.

Sabran memanggil salah satu pelayan yang sedang membereskan gelas dineja pengunjung.

"Kafenya sudah mau tutup, mas?"

"Iya, bang! Jam 11 malam kafe sudah tutup ."

"Oke, terima kasih. "

"Kalau gitu, kita lanjut di pub CloudNine saja. " ajak Marko yang dianggukin Kemal.

"Kalau ke pub, kalian saja.  Kalau aku ikut, kajianku hangus semua. " ucap Sabran membuat Kemal dan Marko kompak mengangkat bahunya.

Namun karena kurang hati-hati,  saat berdiri Kemal tanpa sengaja kaki panjangnya menghalangi langkah seseorang,  sehingga orang tersebut jatuh terjerembab di atas lantai.

Dan fatalnya selain menjatuhkan seorang gadis, Kemal juga membuat cangkir kopi americano miliknya jatuh menimpa tubuh gadis tadi sehingga mengotori lantai juga celana gadis itu.

Gadis yang terjatuh itu segera bangun dan menatap kearah Kemal. Sedikit mendongak karena tinggi gadis itu hanya sebatas dada Kemal yang memiliki tinggi 1,82 cm.

Kedua mata gadis itu membola saat melihat siapa yang sudah membuatnya terjatuh.  Si pengemudi Maybach hitam.

Seketika muncul niatnya untuk membalas perlakuan pria yang sudah membuat wajah juga pakaiannya kotor terkena air genangan dipinggir jalan tiga hari yang lalu.

"Sorry, saya tidak sengaja. " ucap Kemal meredam kemarahan gadis yang dibuatnya jatuh.

"Anda tahukan, kalau lantai ini baru saja saya bersihkan? "

"Ya, saya tahu. "

"Dan sekarang, lantai ini kotor lagi. Begitu juga dengan pakaian saya. Ditambah kaki anda sudah menyebabkan saya terjatuh ."

Kemal memperhatikan gadis yang berbicara padanya. Cukup cantik dan terlihat imut. Dengan hijab warna mocca membuat kulit putihnya semakin bersinar cantik.

"Saya akan ganti kerugian, nona. "

"Tidak perlu diganti. Tapi saya ingin anda menerima hukuman dari saya. "

"Nona,  teman saya ini tak sengaja membuat anda jatuh, dan mengotori lantai juga pakaian anda dengan kopi. Kenapa harus dihukum? "

Gadis berhijab bernama Ghania itu menoleh kearah Marko, dan menyipitkan matanya.

"Oke, saya beritahu. Hari rabu lalu pukul setengah sembilan pagi, 500 meter dari kafe ini. Sebuah mobil Maybach hitam dengan plat nomor B 82 NJL  melaju tanpa menghiraukan genangan air dan mengotori saya yang sedang berjalan ditrotoar.  Dan ditambah dengan hari ini,  saya dibuat jatuh karena kaki pemilik mobil maybach itu. "

Marko dan Sabran kompak menoleh kearah Kemal yang hanya menaikkan satu alisnya mendengar penuturan gadis cantik didepannya.

"Oke, saya ngaku salah.  Tapi saya tidak bersedia menerima hukuman dari anda. Berapa kerugian yang kamu derita ?"

"Saya,  tidak butuh uang anda, tuan! Saya hanya ingin tuan membantu saya membersihkan lantai ini. " jawab Ghania tegas seakan tak terbantahkan.

"Anda tak bisa seperti itu, nona! Teman saya ini bukan orang biasa. " Marko masih berusaha protes,  namun Ghania malah memberinua tatapan tajam.

"Kalau dia bukan orang biasa, apakah dia mahluk asral temannya genduruwo? " balas Ghania membuat Sabran menahan tawanya dan Marko tersedak air liurnya karena menahan tawa.

Kemal mendengus kesal,  lalu meraih gagang alat pel dari tangan Ghania," Oke,  saya akan bersihkan lantai ini, puas? "

Ghania hanya mengangkat bahunya dan mendekatan ember berisi air bercampur desipektan ke kaki Kemal.

Sementara Marko dan Sabran menonton adegan romantis itu sembari menahan rasa tak percaya.

Seorang pemilik perusahaan keamanan dan Teknologi mengepel lantai kafe dibawah pengawasan seorang gadis cantik tapi galak.

"Mau bertaruh? " bisik Sabran

"Bertaruh apa? "

"Satu hari nanti, mereka akan jadi pasangan kekasih. "

"Tidak mungkin. Gadis itu bukan type yang dicari Kemal. " Marko menyangkal pendapat temannya ini.

"Jodoh dan cinta itu, tidak ada yang tahu, bro. "

"Tapi aneh juga sih. Seorang Kemal yang terkenal angkuh dan brengsek bisa nurut sama seorang gadis yang baru di lihatnya. "

"Itulah misterinya. Jodoh nggak ada yang tahu. " Sabran berkata sembari tersenyum melihat bagaimana Kemal bekerja mengikuti intruksi dari seorang gadis.

Biasanya pria itu memerintah orang,  kali ini dirinya yang diperintah orang, satu pemandangan yang luar biasa

Sementara karyawan kafe lainnya sibuk berbisik - bisik mengomentari apa yang dilakukan Ghania. Ditambah pengunjung kafe yang masih bertahan untuk melihat dan menjadi penonton adegan seorang pria tampan membersihkan lantai.

Ternyata membersihkan lantai dari tumpahan kopi tidaklah semudah yang dipikirkan Kemal.

Butuh waktu setengah jam untuk membuat lantai tak lagi lengket karena noda kopi.

Ghania tersenyum tipis melihat lantai kafenya sudah kembali bersih. Dan Kemal mengelap keringat di keningnya.

"Sudah bersih. Selesai hukuman saya."Kemal memberikan gagang alat pel kembali ke Ghania dengan sedikit kasar, "Dan soal percikan air dijalan. Saya minta maaf,  karena tidak melihat ada orang di trotoar. "

Setelah berkata seperti itu, Kemal meninggalkan kafe tersebut di ikuti kedua temannya Marko dan Sabran.

"La, kamu berani banget nyuruh pria setampan itu ngepel. " Shania teman Ghania di kafe langsung menghampiri gadis itu.

"Emang kenapa?  Memangnya pria tampan tidak boleh ngepel? " sahut Ghania Syaqilla sembari membereskan piring dan gelas bekas makan Kemal.

"Bukan. Karena yang kamu suruh ngepel tadi itu,  Kemal Aldino Fawaz, boss pemilik Kemal Compeny. "

"Terus aku harus bilang, wow? Kalau dia boss, bukan berarti dia bisa seenaknya kan. "

Shania kesal sendiri berbicara pada Ghania sigadis keras kepala," Lagian kamu itu, owner kafe ini. Kenapa mengambil tugasnya Seno sih. "

"Karena aku suka. " jawab Ghania sembari memindahkan nampan berisi gelas dan piring kotor ke tangan Seno.

"Tolong ya mas Seno. Ember dan temannya ini dibawa sekalian ke belakang. "

"Baik mbak Qilla. " Seno mengangguk dan mengerjakan apa yang diminta Ghania Syaqilla si pemilik kafe Marfosa.

Ghania lalu mengambil jaket dan tas cangklongnya bersiap untuk pulang.

" Pulang dengan siapa, la? Bareng aku aja. " Shania menawarkan diri namun Ghania atau yang biasa di panggil Qilla itu malah menggeleng.

"Aku pake motor tadi. "

"Kenapa nggak beli mobil aja sih, la. "

"Aku belum memerlukannya . Masih nyaman pakai motor. "

"Tapi Kuningan ke Bekasi itu jauh loh,  la. Apalagi malam begini "

"Nggak apa. Dinikmati aja. "sahut Qilla sembari tersenyum manis dan menepuk bahu temannya itu," Aku pulang duluan ya. Kasihan ibuku dirumah nggak ada temannya. "

"Oke, hati-hati, la. Salam buat ibu. "

"Walaikumsalam,  nanti aku sampaikan. " Ghania Syaqilla mengangguk lalu beranjak menuju pintu," Buat lainnya. Aku pulang duluan ya. Jangan lupa semua pintu dan jendela pastikan terkunci dengan baik,  tidak ada kompor dan kran air yang menyala. "

"Siap mbak Qilla. "

"Hati-hati dijalan, mbak Qilla. "

"Iya, terima kasih. Assalamualaikum."

"Walaikumsalam. "

Ghania Syaqilla lalu keluar dari kafe dan berjalan menuju tempat parkir karyawan kafe. Menyalakan motor maticnya lalu melajukannya di jalan yang mulai lenggang di pukul setengah duabelas malam.

Arah kerumah Ghania memang menuju pinggir kota Jakarta yang lumayan sepi. 

Gadis itu melajukan motornya dalam kecepatan yang standart karena kondisi jalan yang tidak begitu terang karena sebagian lampu jalan mati. Juga masih banyak lubang di jalan yang sudah hampir dua tahun rusak tidak juga kunjung diperbaiki.

Tiba-tiba Ghania merasa ada mengikutinya, dari kaca spion dia bisa melihat sebuah mobil menerangi jalannya. Mobil itu seperti sedang menemaninya, karena saat Ghania memberi jalan mobil tersebut tidak mendahuluinya, tapi tetap berada di belakang motor yang dikendarainya.

Hingga akhirnya motor yang dikemudikan Ghania berbelok kearah perkampungan penduduk dan mobil itu pun mengambil jalan kekanan yang mengarah kembali ke kota Jakarta.

Ghania tersenyum saat sudah sampai di halaman rumah sederhana yang ditempatinya bertiga dengan ibu dan seorang adik perempuan.

"Siapa pun kamu. Semoga Allah membalas kebaikanmu tadi. Terima kasih sudah menemaniku. " ucap gadis itu pelan sebelum masuk kedalam rumah.

************

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status