Cinta Terakhir

Cinta Terakhir

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-25
Oleh:  Ara MiraOn going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
3 Peringkat. 3 Ulasan-ulasan
29Bab
618Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Kata orang, cinta pertama adalah kutukan. Entah ke mana takdir membawa, cinta pertamalah yang akan membekas. Bekasnya bak noda merah dalam putih, sulit pudar. Pernikahan Rena dan Mahen berada di ujung tanduk setelah kembalinya sang mantan calon istri sekaligus cinta pertama Mahen, Riani. Semua diperkeruh dengan tuduhan Ratna, sang mertua, dan Sekar, sang adik ipar, yang menyatakan bahwa Rena mandul. Di saat Rena menyerah atas segalanya, Mahen justru bersikap sebaliknya. Dengan egosi, ia menjebak dan membuat Rena mengandung anaknya. Namun di sisi lain, ia tak mau berpisah lagi dengan Riani. Lalu, haruskan Rena rela dimadu demi calon buah hati yang ada di rahimnya? "Tak ada satu wanita pun di dunia ini yang benar-benar rela dimadu. Meskipun ada, aku bukan salah satunya." Rena terisak pilu, menyentuh relung hati terdalam Mahen yang dingin.

Lihat lebih banyak

Bab 1

BAB 1 : Ceraikan Aku

“Ceraikan aku!”

Wajah Mahen masih dingin, seolah kalimat yang diutarakan Rena hanya angin lalu. Andai Mahen tahu, Rena mati-matian mengumpulkan nyali demi mengucapkannya.

Pandangan menghunus Mahen bak ingin menelan Rena hidup-hidup. Selama satu tahun pernikahan, sifat dingin dan cuek suaminya membuat Rena layaknya seonggok sampah tak bernilai.

“Kau dan Riani sudah kembali menjalin kasih, bukan?” Degup jantung hampir meledak di dalam sana. Manik Rena menatap takut Mahen yang masih datar.

“Benar.”

Merosot sudah bahu Rena. Benar kata Sekar, adik iparnya, jika cinta Mahen sudah habis untuk Riani. Kenyataan itu menyadarkan Rena akan posisi sesungguhnya.

Rena hanya pengantin pengganti, bukan pelabuhan terakhir.

Dirinya yang tak lain hanya penjual jajanan pasar langganan keluarga Wiratama, karena kaburnya sang pengantin wanita, diminta menjadi pengantin pengganti demi nama baik keluarga atas permintaan mendiang eyang Mahen, Aminah. Hati Rena merekah. Mahen yang amat menyayangi sang eyang, mencuri hati Rena dari persembunyian setelah sekian lama.

Rena memaksakan senyum, membuat hati nyeri. “Kau bisa menikahinya, tetapi setelah menceraikanku.” Kepalanya menunduk, menyembunyikan buliran air mata yang tak tertahan.

Semua pengorbanan sia-sia. Rumah tangga impian berada di ujung tanduk.

“Baik. Akan segera kuurus semua dokumennya.”

Deg!

Tenggorokan Rena tercekat menahan tangis. Kedua tangannya mencengkeram satu sama lain, hingga kuku-kuku memutih. Kesakitan ini hanya ia yang rasakan.

"Aku akan menunggunya," ucap Rena dengan sayu.

Mahen melihat reaksi istrinya yang pasrah tanpa protes apa pun. Sejak dulu, ia menunggu momen ini. Riani adalah cinta pertama dan terakhir. Wanita itu yang menariknya dari kubangan penuh penyesalan. Baginya, kesalahan Riani yang kabur di hari pernikahan bukanlah sesuatu yang besar.

“Aku akan memberimu sejumlah uang dan rumah setelah perceraian.”

“Tak perlu!”

Kening Mahen mengernyit. “Aku tak keberatan.”

Dengan pelan, Rena mengusap jejak air mata. Ada apa dengan dirinya? Bukankah sudah beberapa hari yang lalu ia mempersiapkan diri tuk situasi ini?

“Aku ... aku ikhlas menjadi istrimu. Biarkan aku membawa kenangan kita selama satu tahun sebagai hadiahnya.”

Mahen terkekeh meremehkan. Istrinya adalah tipe wanita naif. “Hidup tak ada gunanya hanya dengan kenangan. Kau akan butuh uang untuk mengganjal perut.”

Dengan wajah menyedihkan, Rena memaksakan senyum. “Aku sudah kehilangan banyak orang tersayang di hidupku. Oleh karena itu, kenangan adalah harta paling berharga yang kupunya.” Rena membuang muka. “Kau tidak mengerti akan hal itu. Kau dan aku berbeda. Hal itu yang membuat kau tak bisa mencintaiku. Kita berbeda.”

Rena berbalik. Berada di kamar ini lama-lama hanya akan melukainya semakin dalam. Ia butuh tempat yang sepi. Berteriak sekeras mungkin tanpa manusia lain sadari.

Pria bersetelan jas hitam itu menatap punggung rapuh istrinya yang menjauh. Tak ada niat untuk menahan kepergiannya. Bukankah ini yang akan terjadi? Pada akhirnya, ia akan memilih di antara Rena atau Riani. Dan sejak dulu, hatinya hanya terpaut pada Riani, bukan orang lain.

~~~~~~

Berjam-jam terlewati begitu cepat. Di sepanjang jalan yang ia telusuri, tangisnya kian pecah. Entah kapan air mata akan mengering. Yang pasti, hari ini Rena akan menangis sepuasnya.

Di bawah atap langit malam, Rena terduduk di bangku taman. Tak banyak orang lalu lalang. Hanya ada beberapa penjual gerobak dan sedikit orang di sekitar taman.

“Andai bunda dan ayah masih ada, pasti aku akan tahu tempat untuk pulang.”

Rena tak pernah merasakan pelukan sang ayah yang meninggal akibat kecelakaan di saat sang bunda mengandung tujuh bulan. Sedangkan bundanya meninggal akibat serangan jantung tak lama setelah ia melaksanakan kelulusan SMA. Sejak itu, bahu Rena dipaksa kuat untuk menghidupi diri sendiri. Berjualan jajanan pasar keliling, tak jarang menitipkan dagangan ke warung-warung kecil.

Hingga suatu hari, seorang wanita tua kaya raya menghampirinya yang sedang meneduh di bawah pohon dengan motor butut dan kotak besar berisi jajanan pasar. Wanita yang tak lain eyangnya Mahen itu memborong dagangan Rena dan memberi uang lebih. Sejak itu, Aminah meminta Rena mengirim jajanan pasar ke rumahnya setiap hari. Mereka menjadi dekat satu sama lain bak seorang nenek dan cucu perempuannya.

Lamunan Rena buyar di saat dering ponsel berbunyi nyaring.

“Mbok Lastri?” gumam Rena kecewa. Bolehkah ia berharap Mahen yang meneleponnya?

Hujan tiba-tiba jatuh membasahi bumi. Rintik yang pelan menjadi sangat ganas dalam hitungan detik. Semua orang tunggang-langgang melindungi diri masing-masing. Dengan pandangan yang terhalang derasnya hujan, Rena melangkah menuju halte terdekat.

"Aduh! Aku pulangnya bagaimana ini?" Sepertinya akan sulit mencari pengemudi ojek di aplikasi A. Angin berembus kencang, membuat nyali ciut.

Suasana malam berubah mencekam. Rena terjebak sendirian di antara hujan dan kesenduan. Harum khas tanah yang dibasahi rintik hujan membuat bibirnya melengkung. Sejuk dan menenangkan.

Tangan Rena terulur, menyentuh air yang menetes dari langit. “Hujan, kau telah menghibur hatiku yang lara. Terima kasih sudah mau menemaniku malam ini.”

Setengah jam terlewati. Hujan menyisakan rintik yang sangat bersahabat.

Rena keluar dari tempat pelindung, membiarkan tubuhnya basah terkena butiran air. Matanya terpejam. Kepalanya mendongak ke atas sembari membentangkan tangan, seolah ingin hujan memeluknya.

Dengan badannya yang mulai diguyur, ia ingin ketakutannya ikut luntur. Ia berharap bisa memudarkan rasa cinta kepada Mahendra Wiratama.

“Aaaaaaaa!” Rena berteriak kencang, meluapkan kesakitan yang ia punya.

“Mahen! Kau sangat jahat!” Tak ada orang yang bisa mendengar jeritnya kali ini, membuat Rena lega. “Kau selalu melukaiku. Kau ... kau adalah pria yang tak bisa aku benci,” suaranya melemah akibat tangis yang kembali pecah.

Saking frustrasinya, Rena tak peduli jika ia berdiri di tengah-tengah jalan. Hujan membuat jalanan itu sepi.

Tiba-tiba cahaya lampu mobil menyorot dari arah kanan. Netra Rena yang melihat itu bukannya pergi menghindar, justru ia merentangkan tangan selebar-lebarnya.

“Mungkin dengan begini akan lebih baik,” ujarnya dengan senyum tak mencapai mata.

Sorot lampu mobil semakin mendekat, membuat Rena memejamkan mata. Jujur, kepalanya sudah terasa pening akibat lama terguyur hujan.

Detak jantung seirama dengan detik kematian. Rena menahan napas kala terangnya lampu menembus kelopak mata yang tertutup.

“Selamat tinggal, Mahen,” lirihnya.

Citttt!

Decitan rem mobil nyaring memekakkan telinga. Merasa tubuhnya baik-baik saja, Rena langsung membuka mata. Tangannya seketika terangkat, melindungi mata dari sorot lampu menyilaukan.

Dapat Rena dengar pintu mobil terbuka. Seseorang melangkah dan berjalan mendekat. Di saat tubuh itu mulai sedikit tampak, pandangannya malah berkunang-kunang. Rena hilang keseimbangan dan jatuh di atas jalan beraspal yang basah.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Raswanda Mata
Buku perdana yang lumayan buat dibaca saat senggang. Tetap semangat!
2025-01-05 07:50:45
0
default avatar
Raswanda Mata
Lumayan dibaca pas waktu luang
2024-12-30 11:46:40
0
user avatar
Ara Mira
Visual di IG aramira21 yaw
2024-12-23 20:23:02
0
29 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status