Share

BAB 12

Author: Alina Tan
last update Huling Na-update: 2025-05-04 03:15:24

Ayudia buru-buru menggelengkan kepalanya. Menolak pertanyaan yang malah terkesan pernyataan dari Maya.

“Tidak, May! Aku tidak berkencan dengan Pak Adam! Kami hanya makan malam saja! Itu saja, tidak ada yang lebih dari itu!” cetus Ayudia mengklarifikasi kesalahpahaman yang tampak jelas di wajah Maya.

“Tapi tetap saja, Yu! Makan malam berdua itu sama saja dengan kencan, entah bagaimana kamu menganggapnya. Kalian makan di kafe?” selidik Maya terus terang.

“Iya.”

“Tempatnya romantis?”

“Iya.”

“Ada live music disana?”

“Iya.”

Mendengar tiga kali ‘iya’ dari mulut Ayudia, sontak membuat Maya bergemuruh heboh. Ia menepukkan tangannya sembari tertawa puas. Seolah prediksi yang selama ini dipendam di hatinya berubah menjadi kenyataan.

“Berarti itu kencan, Ayu!” selorohnya tanpa peduli wajah Ayudia yang sudah memerah bagaikan tomat.

Tawa kembali menggelegak dari Maya. Setelah ia puas terpingkal karena reaksi Ayudia, Maya menyeka sedikit air mata yang menitik di sudut matanya.

“Siapa yang memiliki
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Cinta Terlarang Pak Dosen   BAB 30

    Ayudia tidak dapat menyembunyikan rasa kagetnya saat ia melihat Sean berdiri di hadapannya. Pria itu mengenakan kaos olahraga tanpa lengan berwarna hitam dan celana training pendek dengan warna yang sama. Sean menyeringai lebar saat ia menyapa Ayudia yang masih tampak terkejut.“Kenapa? Ada yang aneh denganku?” tanya Sean iseng.Ayudia menggelengkan kepalanya, “Tidak. Hanya saja aku tidak menyangka akan melihatmu sepagi ini disini.”Sean mengernyitkan dahinya dan memandang Ayudia sedikit bingung, “Kenapa? Karena kamu tidak mengira bahwa seorang bule sepertiku bisa bangun pagi?”Gadis itu mengedikkan bahunya dan kembali berlari kecil, “Begitulah.”Sean segera menyamakan langkahnya dan ikut berlari di sisi Ayudia. Perbincangan di antaranya kembali mengalir bagaikan air di sungai yang bersih. Seolah Sean dan Ayudia adalah teman lama dengan sejuta topik pembicaraan yang tidak ada habisnya. Padahal keduanya baru berkenalan selama empat puluh delapan jam!“Jadi? Apakah bosmu marah kepadamu

  • Cinta Terlarang Pak Dosen   BAB 29

    Ayudia benar-benar tidak menyangka perkataan yang meluncur dari mulut Adam saat keduanya berada di dalam lift tadi. Ia merasa kesal dan marah. Apalagi ketika ia menyadari fakta bahwa Adam mendiskreditkan semua kerja kerasnya hanya karena Adam melihat Ayudia bercengkerama dengan Sean. Seolah semua pekerjaan yang ia lakukan secara sempurna selama sepanjang hari menjadi tidak berarti karena hal remeh itu.“Menyebalkan sekali! Apa yang dipikirkan Adam hingga dia berhak menghinaku seperti itu?!” gerutu Ayudia penuh emosi saat ia berada di dalam kamar hotelnya.“Dia tidak berhak memandangku remeh! Aku sudah bekerja sepanjang hari sebagai asistennya! Memangnya aku salah jika aku mengobrol dengan Sean?!” semburnya lagi seraya menghapus riasannya di depan kaca kamar mandi.Rasa kesal dan amarah seolah membakar dirinya. Ayudia benci dan bahkan tidak sudi untuk melihat sosok Adam Mahendra lagi. Setidaknya untuk beberapa hari ke depan.Ayudia mengira emosinya akan mereda jika beberapa jam telah b

  • Cinta Terlarang Pak Dosen   BAB 28

    “Sean?! Apakah kamu benar-benar Sean?” Ayudia bahkan tidak mempercayai matanya sendiri saat melihat pria tampan itu mendekatinya. Ia tidak pernah menyangka, pria bule yang tampak seperti seorang backpacker itu ternyata salah satu peserta konferensi ekonom paling bergengsi ini. Begitu banyak pertanyaan yang berkelebat di kepala Ayudia, namun hanya satu yang terucap dari bibirnya.“Apa yang kamu lakukan disini?” tanya Ayudia penasaran.Sean menunjukkan tanda pengenalnya yang bertuliskan ‘Steering Committee’ lengkap dengan fotonya yang tampak begitu formal. Ayudia membelalak menatap pria di hadapannya dengan tidak percaya. “Kamu? Steering Committee konferensi ini?” seru Ayudia dengan antusiasme yang sangat kentara.Sean mengedikkan bahunya, “Begitulah. Kurasa aku harus memperkenalkan nama lengkapku kepadamu?”“Tentu saja! Aku harus tahu Sean yang sebenarnya, bukan?”Keduanya tertawa lalu berjabat tangan dan saling memperkenalkan diri.“Namaku Ayudia Cempaka. Mungkin sulit bagimu untuk

  • Cinta Terlarang Pak Dosen   BAB 27

    “Kenapa lama sekali?”Adam menatap Ayudia dengan sebal dan bertanya dengan begitu ketus. Membuat Ayudia bergidik ngeri karena sudah memancing emosi Yang Mulia Adam Mahendra. Pria ini bahkan emosinya lebih labil dibandingkan gadis remaja yang tengah puber. Menghadapi Adam Mahendra memang membuat Ayudia pusing setengah mati.Dan mereka baru bersama selama delapan jam!Ayudia menghela nafas pelan. Sepertinya dua minggu ke depan akan menjadi hari yang cukup berat baginya. Berkali-kali Ayudia mencoba menyemangati dirinya sendiri dengan membayangkan gedung Opera House yang ia impikan.Semangat Ayu! Ingat kamu akan pergi ke Opera House! – begitu yang ia tanamkan terus menerus sejak detik ia berada dalam satu pesawat dengan Adam.Tanpa berkata banyak, Adam beranjak dari duduknya dan berjalan mendahului Ayudia. Gadis itu mengamatinya dan mendapati Adam pergi keluar hotel. Dengan cepat Ayudia mengejarnya bagaikan anak itik yang mengikuti induknya.“Kita mau kemana, Pak?”Adam melangkah dengan b

  • Cinta Terlarang Pak Dosen   BAB 26

    Enam belas jam kemudianm Ayudia dan Adam akhirnya tiba di negeri Kangguru. Negara yang selalu diimpikan Ayudia untuk ia kunjungi. Akhirnya ia mendapatkan kesempatan untuk pergi ke negara yang katanya dipenuhi binatang berukuran tidak wajar ini.Namun tak peduli betapapun orang-orang mengatakan Australia bukanlah sebuah negara yang menarik, Ayudia tetap saja mengidam-idamkan untuk menjejakkan kakinya disini. Di melting pot yang menjadi tempat perantauan berjuta suku bangsa. Mulai dari Asia, Amerika, bahkan Afrika. Ayudia bahkan selalu menancapkan foto Sydney Opera House di kamarnya dengan harapan ia bisa mengunjunginya. Bahkan jika itu hanya sekali saja.“Bagus sekali ya, Pak!” seru Ayudia antusias saat keduanya sudah melewati gerbang imigrasi.Adam mendengus dan tertawa mengejek, “Jangan norak. Kita baru tiba di bandaranya, Yu. Dan tidak ada yang bagus tentang sebuah bandara.”Ayudia menatap Adam dengan sebal. Ia menyilangkan tangannya di depan dada, hendak protes kepada pria itu, “B

  • Cinta Terlarang Pak Dosen   BAB 25

    Ayudia sebenarnya ragu dengan tawaran yang diberikan Adam.Bukan. Bukan karena ia tidak menghargainya. Hanya saja pergi ke konferensi bergengsi hanya sebagai asisten Adam bukanlah sesuatu yang ia inginkan. Ayudia sangat ingin pergi dan menampilkan pemikirannya sendiri. Menunjukkan kemampuannya pada deretan orang jenius di luar sana.Bukannya menjadi asisten Adam dan mengekor di belakangnya sepanjang hari. Alih-alih menelurkan pemikiran emas, yang akan dilakukan Ayudia hanyalah mencatat setiap kata-kata dan diskusi yang dicetuskan Adam. Lalu memindahkannya ke dalam laporan yang akan disetorkan sebagai laporan pertanggung jawaban.Namun sisi lain otaknya terus mendorongnya untuk menerima tawaran itu.Kapan lagi kamu bisa ke Sydney gratis? Dan konferensi ini akan memberimu kesempatan untuk menjalin relasi dengan orang-orang hebat itu, Yu! – pikirnya demikian.Kebimbangan yang memenuhi kepalanya membuat Ayudia terus menimbang-nimbang. Sepanjang sore yang ia lakukan hanyalah memikirkan ke

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status