Share

Bab 3

Penulis: SY
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-07 22:12:02

Malamnya di kediaman Alonzo

Luke pulang dan seperti biasa disambut oleh puluhan pelayan yang berjejer dari teras hingga ke ruang utama, membungkuk memberikan hormat. “Selamat datang kembali Tuan Luke.”

“Tuan Luke, anda sudah ditunggu oleh Don di ruang keluarga,” kata seorang kepala pelayan,

Luke hanya mengangguk kemudian pergi ke ruang keluarga seorang diri.

Saat tiba di ruang keluarga, ia bisa melihat Bill, papanya sedang duduk bersantai mengenakan baju kimono tidur hitam sambil menikmati wine dan pijatan lembut dari para pelayan seksi.

“Oh Luke, kau sudah kembali. Kemarilah.” Bill menyadari kehadiran Luke lalu ia memberikan kode pada pelayan cantik itu untuk meninggalkan mereka berdua.

Bill langsung menyadari perubahan pada anaknya lantas ia berdiri, mengangkat dagu Luke, menggerakkannya ke kanan dan kiri. “Apa yang terjadi pada kau?”

“Ada perampok datang saat aku makan dengan Isabella. Jadi, aku melawannya.”

“Mengapa kau ikut campur? Apa mereka hendak melukai kau atau wanita itu?” Luke menggeleng.

“Oh, apa kau ingin jadi pahlawan? atau kau ingin memamerkan bakat berkelahi yang kau punya di depan anak Lancaster?”

Luke mendongak, mata mereka bertemu. Luke menatap papanya tanpa berkedip. “Aku dapat penawaran bagus darinya.” Luke mengalihkan topik pembicaraan.

Bill menaikkan alisnya sambil memajukan bibir bawahnya lalu kembali duduk bersilang kaki. “Apa itu?”

“Dia memintaku untuk menjadi bodyguardnya.”

Bill menyeringai kemudian bergerak mendekati Luke, menepuk bahunya. “Bagaimana bisa kau begitu cepat masuk ke dalam keluarga Lancaster. Kau memang anak yang membanggakan.” Luke hanya diam. “Kau harus mendapatkan tawaran itu dan gali semua informasi mengenai Lancaster tapi kamu harus tetap hati-hati. Kita harus membalas kematian mama kau.”

Luke menatap mata papanya yang penuh keseriusan. Saat menyinggung soal kematian mamanya di tangan keluarga Lancaster itu membuat isi hati Luke kembali bergejolak dan dendam amarah kembali menguasainya. Ia bahkan tidak bertemu dengan mamanya di saat-saat terakhirnya karena ia sedang di California dengan neneknya saat itu, mengingatnya saja membuatnya semakin sakit.

Setelah mengobrol dengan papanya, Luke hendak masuk ke dalam kamarnya. Ia berjalan di koridor panjang nan mewah yang semuanya dilapisi marmer putih dan lampu-lampu mewah terang benderang. Ia tak sengaja bertemu dengan seorang pria kurus berambut curly kecoklatan yang berjalan dari arah berlawanan.

Lucas namanya, ia menyapa Luke seraya meninju kecil bisep Luke yang tertutup kemeja kotak-kotak.

“Hai, Luke, my bro! Bagaimana dengan misi kau?”

“Kau habis dari mana? masih suka bermain dengan pelayan wanita itu?” matanya memicing ketika mencium bau parfum wanita yang menguat di sekitarnya.

Lucas mendengus kemudian tertawa kecil. “Begitulah caraku bersenang-senang. Aku yakin kau juga sama sepertiku ‘kan? Jangan pura-pura polos Luke.”

Luke mendengus seraya memutar bola matanya malas. “Ya, whatever.”

“Kau tahu, aku juga dapat misi dari Papa. Misi tentang bisnis besar.” Ia menyeringai seraya menaikturunkan alisnya.

“Papa memberikan kau misi? Dia mempercayai kau untuk menghandlenya?”

“Kenapa? Kenapa kau seperti tidak percaya padaku?” Lucas melipat tangan di depan dada dengan alis menukik, merasa kesal.

“Tidak. Tapi, aku tahu kau orang yang mudah emosi. Apa kau bisa menghandlenya?” Bukannya meremehkan, ia hanya mengkhawatirkan adiknya. Bagaimana bila dia membuat masalah dengan orang lain?

“Tentu saja aku bisa. Aku lebih lama tinggal bersama Papa, aku udah terbiasa tinggal di lingkungan seperti ini. Jadi jangan meremehkanku.” Lucas meninggalkan Luke dengan dada naik turun sementara Luke cuma bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.

Luke kembali melanjutkan langkah ke kamarnya. Ia menghidupkan lampu kamar yang terlihat gelap itu. Kamarnya tampak sangat luas dan bersih. Kecintaannya dengan warna monochrome membuat desain kamarnya didominasi warna hitam putih dimulai dari kasur, dinding, meja, lemari dan karpet semuanya serba hitam putih. Kamarnya terletak di lantai 3, selantai dengan kamar Lucas.

Ia berjalan lurus memasuki kamar dan berhenti di depan meja. Ia menatap ke foto orang-orang yang dipajangnya di dinding, foto musuhnya yang dicoret dengan tanda X. Isabella salah satunya namun ia belum mencoreng fotonya, ia menggantungnya baru-baru ini. Luke memberikan tanda X itu untuk musuh yang berhasil ia musnahkan.

Ia menatap foto Isabella lama, tatapannya tajam dan tak bersahabat. “Sebentar lagi giliran kau sayang.” Ia menyeringai seperti iblis.

***

Keesokan harinya

Isabella bersama Ayahnya, Anton dan Luke sudah berada di depan halaman rumah Isabella yang luas. Hari ini Ayahnya Isabella akan menguji Luke sebelum ia menjadi bodyguardnya Isabella.

“Siapa nama kau?” tanya Alex pada Luke yang berdiri di hadapannya, ekspresinya datar namun tegas. Luke tampak berdiri tegap dengan tangan di belakang tubuh. Ia mengenakan pakaian casual, celana jeans hitam dan kaos putih yang ngepas badan sehingga otot-otot kekarnya cukup terlihat. Rambut pirangnya sudah dicat hitam sehingga membuat penampilannya terlihat lebih segar.

“Perkenalkan saya Luke moretz. Saya cukup tertarik dengan tawaran menjadi bodyguardnya Isabella.”

Mata Alex memicing. “Saya sudah mendengar sedikit tentang kau dari Bella. Katanya kau pandai berkelahi tapi kau tidak memiliki pengalaman sebagai bodyguard sebelumnya. Apakah betul?”

Luke mengangguk sebagai jawaban.

“Oke, tidak apa-apa. Kalau begitu saya mau lihat kehebatan kau dulu.” Alex lalu mundur dan mempersilakan Anton, tangan kanannya untuk maju. “Silakan lawan dia.”

Mereka berjabat tangan dan membungkuk satu sama lain sebelum mengambil ancang-ancang. Sementara Isabella dan Ayahnya pergi menjauh ke pinggir.

Syat! Syat!

Luke langsung menyerang namun Anton dapat menghindari semua serangannya.

Bugh!

Luke terhuyung ke belakang ketika Anton berhasil menendang perutnya dengan sekali tendang. Isabella kaget, ia menutup mulutnya. Namun Luke tidak menyerah, ia kembali maju dan bergerak gesit menghindari serangan Anton.

Ia membungkuk lalu dengan cekatan menendang kaki Anton hingga anton jatuh, ia pun memanfaatkan situasi, mengukung Anton lalu memberikan bogeman mentah bertubi-tubi di wajahnya.

Bugh! Bugh!

“Cukup!” suara Alex membuat mereka berhenti. Luke membantu Anton berdiri.

“Kau cukup hebat walaupun kau belum berpengalaman. Kalau boleh tahu apa pekerjaan kau?"

“Saya businessman.”

“Oh, kalau kau menjadi bodyguard Isabella kau harus 24 jam mengawalnya dan kau harus tinggal di sini. Bagaimana dengan pekerjaan kau?” Isabella ikut melihat Luke, menanti jawaban dari pria tampan itu.

“Saya bisa alihkan urusan bisnis pada keluarga saya, mereka bisa menghandlenya.”

“Oke. Untuk pertanyaan terakhir, apa kau bisa menggunakan senjata? semacam pistol?”

Isabella penasaran dengan jawaban yang satu ini, pasalnya di restoran kemarin ia sempat melihat pistol dibalik kemeja yang Luke kenakan. Luke membawa pistol kemarin tapi anehnya ia tidak menggunakannya saat berkelahi dengan para perampok, itu membuat Isabella penasaran.

"Saya tidak bisa."

Mata Isabella melotot ketika mendengarnya. Kalau Luke tidak bisa menggunakan pistol lantas untuk apa ia membawa pistol kemarin? Mulai ada rasa curiga yang tumbuh di hatinya namun ia tidak ingin terang-terangan.

“Ok, nanti kau bisa belajar dengan Anton.” Alex menepuk bahu Anton. “Dia juga yang mengajari Bella menembak.” Luke mengangguk. “Untuk sekarang saya belum bisa menjadikan kau bodyguard anak saya tapi jika kau berkembang dengan pesat setelah berlatih dengan Anton, saya akan mempertimbangkannya.”

“Baik Om, terima kasih.”

Alex mengangguk lalu berbisik ke Anton untuk mengurusnya sebelum meninggalkan halaman.

“Kau bisa ikut berlatih dengan nona Bella. Nona Bella berlatih setiap hari,” kata Anton.

Isabella tersenyum walaupun hatinya was-was. “Iya. Kau bisa ikut denganku mulai sekarang.” Isabella dan Luke saling menatap dan melempar senyum kecil.

bersambung

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Cinta Terlarang Sang Mafia   Bab 9

    Seminggu kemudianSudah seminggu sejak Alex memberikan teguran pada Isabella agar menjauhi Luke dan sejak saat itu mereka tidak pernah lagi bertemu. Isabella sibuk mengurus butiknya sementara Luke tidak ada kabar.“Mbak, mau rendanya sampai ke bawah?” tanya Isabella yang sedang mengobrol bersama seorang pelanggan yang ingin membuat gaun pengantin khusus untuk pernikahannya nanti. Dia datang bersama calon suaminya.“Iya mbak sama dikasih manik-manik cantik yang bersinar gitu juga Mbak.”“Oke siap. Jadi mau model yang seperti ini?” Isabella memastikan kembali seraya menunjuk katalog outfit pernikahan. Wanita tersebut ingin menambah sedikit detail di baju pengantinnya, tentu saja wanita tersebut juga harus mengeluarkan uang lebih karena menambah permintaan.“Iya Mbak.”Isabella tersenyum ramah. “Oke, kalau gitu kita ukur dulu ya Mbak.” Isabella mengambil meteran yang tergantung di sebuah mannequin, ia memperbaiki kacamata minus yang ia kenakan sebelum mengukur tubuh wanita kurus dengan t

  • Cinta Terlarang Sang Mafia   Bab 8

    “Ayah kecewa dengan kau Isabella. Apa kau tidak ingat dengan nasehat Ayah? Apa selama ini kau menganggap nasehat ayah hanya sebuah angin lalu, huh?!”Pagi ini Isabella disidak oleh Ayahnya di ruangan ayahnya. Ayahnya sudah mengetahui tentang ciuman semalam dari Anton dan Alex sangat murka. Alex sudah sering kali menasehati Isabella untuk tidak mudah dekat dengan pria asing apalagi jatuh cinta.“Kenapa Ayah menyuruh paman Anton untuk memantauku diam-diam? Aku ‘kan sudah bilang kalau aku tidak suka dipantau!” tutur Isabella tak terima seraya melirik tajam Anton yang berdiri di belakang Alex sedang menundukkan pandangannya.“Jangan mengalihkan pembicaraan, Isabella! Kau tetap salah. Mulai sekarang jauhi Luke, Ayah tidak mau lihat kau dekat dengan dia lagi.”“Tapi Yah—““Tidak ada tapi-tapian dan mulai sekarang kalau kau mau kemana-mana, kau cuma boleh pergi dengan Anton. Mengerti?!” tanpa sadar suara Alex meninggi. Ia terpaksa meneriaki anaknya bukan karena tidak sayang tapi ini demi keb

  • Cinta Terlarang Sang Mafia   Bab 7

    “Awasi dia,” “Siap Don!” Alex menuruni tangga dengan cepat, mengendarai mobil seorang diri, balik ke rumah. Anton tidak ikut balik karena ia harus melakukan misi yang diperintahkan oleh Alex. Ia mengedarkan pandangan ke sekitar sebelum bergerak menjauh, mencari taksi. Luke keluar setelahnya, tanpa memperhatikan sekitar, ia menaiki motornya. “Ikuti motor ducati hitam itu pak. Tapi jangan terlalu terang-terangan, pelan-pelan saja.” “Baik.” Anton mengikuti luke diam-diam bersama taksi dengan jarak yang aman. Alex memberikan perintah untuk mengikuti Luke sampai ke rumah. Alex ingin Anton mencari tahu tentang latar belakang Luke dan keluarganya. Awalnya Luke tidak sadar sama sekali namun di pertengahan jalan, ia tak sengaja melirik kaca spion, matanya memicing curiga. Ia berusaha berkendara dengan santai namun tetap sesekali memantau. Ia pun memutar otaknya sehingga ia tetap bisa bersikap santai di saat seperti ini. Beberapa saat kemudian, ia tiba di sebuah rumah minima

  • Cinta Terlarang Sang Mafia   Bab 6

    Alex sudah mendengar tentang insiden penembakan di butik putrinya dari Anton.“Dia menembaknya tepat di kepala?”“Iya Don, pria itu mati di tempat dan sekarang Luke berada di kantor polisi.”“Aku akan urus itu nanti. Bagaimana dengan putriku?” Alex melirik Anton tajam seolah menuntut jawaban cepat.“Nona Isabella baik-baik saja. Dia ikut dengan Luke ke kantor polisi untuk memberikan keterangan.”“Oke. Jemput dia sekarang. Setelah selesai dengan urusan kepolisian, bawa dia pulang.” Alex menanggapinya dengan santai bahkan sempat-sempatnya menyesap kopi hitamnya.“Baik Don.” Anton membungkuk hormat sebelum keluar.Setelah menyesap kopinya, Alex menatap lurus ke depan dengan tatapan tajam tanpa berkedip, seperti ada sesuatu yang dipikirkannya.***“Kau tenang saja, ayahku pasti akan membebaskan kau.” Isabella memegang tangan besar Luke, menenangkannya namun Luke hanya diam.Mereka sudah memberikan keterangan dan untuk sementara waktu, Luke akan ditahan di sana sampai penyelidikan selesai.

  • Cinta Terlarang Sang Mafia   Bab 5

    Hampir pukul 2 pagi, mata Isabella tak kunjung bisa terpejam. Ia duduk di pinggir ranjang menghadap ke gorden balkon yang terbuka. Kamarnya gelap namun ada sedikit cahaya masuk dari lampu di balkon yang belum ia matikan. Ia tidak bisa menghilangkan bayang wajah Luke yang menatapnya tajam dan lekat sore tadi bahkan kata-kata yang ia lontarkan terus berputar di memori otaknya. Luke tampak begitu serius dan dingin saat itu membuat Isabella jadi kepikiran.Perlahan ia beranjak dari kasur, keluar dari kamar dan mendapati ayahnya sedang membaca buku di ruang utama sambil menghisap cerutu. Alex merasakan kehadiran Isabella lantas ia melirik anaknya sejenak namun tidak mengeluarkan suaranya. Ia menutup buku yang dibacanya.Isabella memilih untuk duduk di sana. “Ayah, kenapa belum tidur?” bertanya lebih dulu.Alex menghembuskan asap yang mengepul sampai membuat Isabella mengalihkan wajah, mengerutkan hidung. “Seharusnya Ayah yang bertanya pada kau. Kenapa jam segini kau belum tidur?”Isabella

  • Cinta Terlarang Sang Mafia   Bab 4

    Setelah pengujian, Isabella mengajak Luke keliling rumah sebelum jadwal latihan menembak nanti siang. Mereka hanya jalan-jalan di luar rumah.Mereka sampai di taman belakang rumah yang luas. Tamannya cukup asri, banyak pepohonan dan tanaman hias yang menyegarkan tumbuh di sana. Taman belakang rumah Isabella juga dilengkapi dengan kolam ikan dan area santai.Mereka mengambil duduk di kursi ayunan berhadapan di area santai. “Sekarang aku ajak keliling rumah dulu. Kalau kau udah resmi jadi bodyguardku, kau akan tinggal di sini juga.” Luke mengangguk paham. “Kapan-kapan aku akan ajak kau ke butik milikku juga.”“Kau punya butik?”“Ya, tidak jauh dari sini.”“Kau terlalu baik padaku.” Isabella menaikkan sudut bibirnya sedikit. “Hm, ngomong-ngomong apa kau punya pacar?” Isabella menekuk badannya, lebih condong ke arah Luke. Ia menatap Luke dengan tatapan penuh cinta.Luke menggeleng. “Tidak. Aku tidak pernah pacaran.”Pupil Isabella membesar. “Benarkah? Orang tampan dan keren seperti kau

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status