Share

Bab 2

Author: Aall
last update Huling Na-update: 2025-04-20 14:52:00

Bab 2 – Dinginnya Hati, Hangatnya Langkah

Hari-hari pertama Sophie di Ward Corporation berlalu dengan cepat, namun tak sedikit pun ia merasa bisa menyesuaikan diri sepenuhnya. Setiap kali bertemu Adrian, sikap dinginnya yang penuh misteri terus mengguncang perasaan Sophie. Meskipun mereka hanya berbicara tentang pekerjaan, jadwal rapat, pengaturan dokumen, atau soal telepon yang perlu diurus—ada sebuah ketegangan yang tak terucapkan di antara mereka.

Pagi ini, Sophie masuk lebih awal dari biasanya. Ia ingin memastikan semuanya terorganisasi dengan baik sebelum Adrian tiba di kantor. Suara klakson mobil dan keramaian kota sudah mulai mengalun di luar gedung, sementara Sophie mempersiapkan secangkir kopi panas di pantry kecil dekat ruangannya. Ketika ia kembali ke mejanya, ia mendengar langkah kaki yang mendekat—langkah yang sudah sangat familiar.

Adrian Ward. Tentu saja, siapa lagi yang akan datang lebih awal selain dia?

Sophie menahan napas, mencoba tetap tenang, dan melanjutkan pekerjaannya di depan komputer. Ia tahu bahwa hari ini mungkin tidak berbeda dari sebelumnya, tetapi ada sesuatu yang membuatnya ingin mencoba berbicara lebih banyak dengan Adrian. Sesuatu yang mendalam, yang tak bisa dijelaskan hanya lewat rutinitas kerja.

Ketika Adrian masuk ke ruangannya, ia tidak langsung menyapa. Hanya ada anggukan singkat sebagai salam, lalu ia duduk di kursinya. Sophie menyadari bahwa hari ini mungkin sedikit berbeda. Ada ketegangan yang lebih terasa di udara, seakan-akan sesuatu sedang menghangat di antara mereka meski tak ada yang mengatakannya.

“Pak Adrian,” suara Sophie pecah, mencoba meresapi keberanian yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. “Ada hal lain yang bisa saya bantu hari ini selain jadwal rutin?”

Adrian menatapnya. Mata tajamnya seolah menilai apakah pertanyaan Sophie tulus atau hanya formalitas belaka. Namun, untuk pertama kalinya, ada sedikit kelembutan di wajahnya—sesuatu yang tidak biasa.

“Kamu bisa atur rapat dengan klien dari Jakarta. Mereka akan datang siang ini,” jawab Adrian singkat. Suaranya masih tetap datar, tapi tidak sekeras biasanya.

Sophie mengangguk, mencatat instruksi tersebut dengan cepat. Ada sesuatu yang berbeda kali ini. Sebuah ketulusan samar yang tak bisa diabaikan.

Namun, sebelum ia bisa menyelesaikan pekerjaannya, Adrian berbicara lagi. Kali ini suaranya sedikit lebih rendah, seolah sedang berusaha berbagi sesuatu yang jarang keluar dari bibirnya.

“Terima kasih, Sophie. Kamu cukup cekatan.”

Pujian yang terucap dari mulut Adrian membuat Sophie terkejut. Seperti tersambar petir, kata-kata itu mengalir lembut ke dalam hatinya. Sebuah pujian dari Adrian Ward—sang CEO yang selama ini terkenal tak pernah mengungkapkan kekaguman atau apresiasi kepada siapa pun.

“Terima kasih, Pak,” jawab Sophie dengan suara pelan, berusaha menyembunyikan rasa gugup yang mulai merayapi dirinya.

Pujian itu datang begitu mendalam, meskipun ia tahu itu hanya sebuah pengakuan kecil dari seorang bos terhadap bawahannya. Tapi bagi Sophie, itu lebih dari sekadar kata-kata biasa.

Hari itu berlalu begitu cepat. Sophie sibuk mengatur jadwal rapat, mempersiapkan dokumen, dan menerima telepon dari klien yang datang. Namun, di tengah semua itu, ada sebuah perasaan yang terus berputar di dalam hati Sophie—perasaan ingin tahu yang semakin besar terhadap Adrian. Apa yang sebenarnya tersembunyi di balik sikap dingin dan tak terjangkaunya itu?

Siang hari, saat rapat berlangsung, Sophie berdiri di sudut ruangan, mengamati Adrian yang duduk dengan tenang di hadapan klien. Ia melihat bagaimana pria itu dengan mudah mengendalikan percakapan, merespons pertanyaan dengan kepintaran yang tajam, namun tetap memancarkan aura yang tak terjangkau. Tidak ada yang bisa menembus tembok yang dibangun Adrian di sekeliling dirinya. Atau setidaknya, itulah yang ia pikirkan.

Namun, saat rapat berakhir dan para klien meninggalkan ruangannya, Adrian tiba-tiba berbalik dan menatap Sophie dengan serius.

“Apakah kamu punya waktu sebentar?” tanya Adrian, kali ini dengan nada yang lebih pribadi.

Sophie terkejut, tetapi ia mengangguk tanpa berpikir panjang. “Tentu, Pak Adrian. Ada yang bisa saya bantu?”

Adrian memandangnya sejenak sebelum berdiri dan berjalan menuju jendela besar yang menghadap ke kota. Dia tampak seolah sedang merenung, seolah berbicara pada dirinya sendiri. Sophie tetap berdiri di tempatnya, sedikit bingung.

“Sophie,” kata Adrian setelah beberapa detik keheningan, “ini tidak mudah bagi saya, tapi saya ingin kamu tahu... saya menghargai kerja kerasmu. Kamu bukan hanya sekadar sekretaris.”

Kata-kata itu, meskipun terucap dengan nada yang masih agak kaku, terdengar seperti sebuah pengakuan yang sangat berarti. Sophie merasa seolah dunia berhenti sejenak, menunggu reaksinya.

“Tak perlu berkata begitu, Pak Adrian. Saya hanya menjalankan tugas sebaik mungkin,” jawab Sophie dengan senyum kecil, meskipun hatinya berdebar-debar.

Adrian menatapnya dengan intens, lalu akhirnya mengangguk. Mungkin ia sedang menilai apakah kata-kata Sophie benar-benar tulus.

“Jaga dirimu,” katanya singkat, sebelum kembali duduk di kursinya.

Sophie berjalan keluar dari ruangannya dengan hati yang berdebar. Ada sesuatu yang berubah. Sesuatu yang lebih dari sekadar hubungan antara bos dan sekretaris.

Adrian Ward, yang selama ini dikenal sebagai sosok yang dingin dan tak terjangkau, mungkin mulai membuka sedikit pintu hatinya. Dan Sophie, meskipun ia tak tahu apa yang akan terjadi, merasa bahwa kisah mereka baru saja dimulai.

---

Di luar sana, dunia terus berputar. Tetapi di dalam kantor itu, langkah-langkah kecil yang penuh makna mulai mengarah pada sesuatu yang lebih besar—sesuatu yang tersembunyi di balik sikap dingin sang CEO yang tak pernah bisa benar-benar ia ungkapkan.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Cinta Tersembunyi CEO Dingin   bab 24

    Bab 24  Menyongsong Masa Depan, BersamaLangit malam semakin gelap, namun di dalam kantor mereka, lampu-lampu masih menyala terang. Sophie dan Adrian duduk berdampingan di meja kerja mereka, di tengah tumpukan proposal dan catatan kecil yang berserakan. Hari-hari mereka dipenuhi dengan pertemuan, diskusi panjang, dan sesekali tawa ringan, tetapi rasa lelah tetap terasa. Namun, kali ini ada rasa kepuasan yang tidak bisa disangkal, sebuah perasaan yang lebih besar dari sekadar kelelahan fisik.Beberapa bulan setelah pelatihan keterampilan pertama yang mereka selenggarakan untuk anak-anak, proyek mereka mulai menunjukkan hasil. Mereka berhasil memperoleh beberapa sponsor dari perusahaan besar yang tertarik untuk mendukung program sosial mereka. Tidak hanya itu, mereka juga berhasil menarik perhatian media lokal yang mulai meliput kegiatan mereka. Nama mereka, Sophie dan Adrian, mulai dikenal di kalangan komunitas sosial."Sophie, kita sudah jau

  • Cinta Tersembunyi CEO Dingin   Bab 23

    Bab 23 Langkah Baru, Penuh HarapanPagi itu, langit cerah menyambut kedatangan mereka dengan hangat. Namun, meskipun cuaca terlihat begitu indah, Sophie dan Adrian tahu bahwa perjalanan mereka masih panjang. Setelah beberapa hari yang penuh refleksi, mereka merasa bahwa hidup mereka perlu perubahan, lebih dari sekadar sekedar memperbaiki hubungan pribadi mereka, tapi juga memperbarui visi dan tujuan mereka. Kembali ke rutinitas lama, dengan segala tuntutannya, akan membebani mereka jika tidak ada langkah nyata untuk memperbaiki keadaan.Sophie menyarankan agar mereka lebih aktif dalam proyek sosial yang mereka impikan, dan Adrian mendukung sepenuhnya. Mereka ingin memberikan dampak positif, bukan hanya untuk diri mereka sendiri, tetapi juga untuk masyarakat di sekitar mereka. Dalam hati mereka, mereka merasa semakin sadar bahwa hidup yang hanya berfokus pada kesuksesan pribadi atau pekerjaan tidaklah cukup. Ada kebutuhan yang lebih besar yang harus mereka

  • Cinta Tersembunyi CEO Dingin   Bab 22

    Bab 22  Menyusuri Jejak TakdirSetelah pertemuan itu, waktu terasa berjalan semakin cepat. Hari-hari yang mereka lalui penuh dengan ketegangan, namun juga penuh dengan kesempatan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang pernah dibuat. Sophie dan Adrian telah mulai melihat kembali hubungan mereka dengan cara yang berbeda. Mereka tahu bahwa meskipun cinta adalah dasar dari semuanya, kehidupan tidak selalu tentang kebahagiaan semata. Ada komitmen, kerja keras, dan pengorbanan yang harus dilakukan.Sophie menghela napas panjang saat menatap kota besar di luar jendela kantor. Semua serba cepat, penuh dengan kesibukan, dan terkadang, itulah yang membuatnya merasa terjebak. Tapi saat ia mengingat kembali perjalanan mereka ke kota kecil tepi pantai itu, ada sedikit harapan yang kembali tumbuh di dalam hatinya. Hari-hari di sana memberi mereka lebih banyak ruang untuk berbicara, saling mendengar, dan yang terpenting, saling memahami. Mereka tahu bahwa mereka mas

  • Cinta Tersembunyi CEO Dingin   Bab 21

    Bab 21 – Menyusuri Jejak TakdirHari-hari berlalu dengan cepat, dan meskipun hujan mulai reda dan langit terlihat lebih cerah, ada banyak hal yang belum terselesaikan. Sophie dan Adrian telah berusaha menjaga hubungan mereka dengan lebih baik, meskipun tantangan masih datang silih berganti. Di luar pekerjaan, kehidupan pribadi mereka mulai terasa semakin terikat, dan meskipun mereka berusaha menghadapinya dengan tenang, ada kalanya kelelahan menguras kekuatan mereka.Malam itu, setelah sebuah rapat panjang yang penuh dengan perdebatan dan diskusi, Sophie kembali ke apartemennya. Ia merasa lelah, baik fisik maupun mental. Rapat yang seharusnya membawa mereka ke langkah yang lebih maju malah menambah beban pikiran yang semakin berat. Banyak hal yang belum ia pahami, dan semakin lama, ia merasa semakin terjebak dalam lingkaran yang sulit untuk keluar.Saat ia tiba di apartemen, ia melihat Adrian duduk di sofa dengan ekspresi yang tidak biasa, l

  • Cinta Tersembunyi CEO Dingin   Bab 20

    Bab 20 – Di Balik Tirai WaktuHujan turun deras di luar jendela rumah mereka, seolah mencerminkan hati Sophie yang sedang bergelora. Sudah hampir sebulan sejak konferensi besar itu, dan meskipun mereka berhasil melewati badai pertama, Sophie merasa ada banyak hal yang belum sepenuhnya selesai. Ketegangan yang ditinggalkan oleh pertanyaan rekan kerja Adrian masih membekas, dan semakin lama, semakin terasa seperti bayangan yang mengintai di setiap sudut kehidupannya.Adrian, yang biasanya tampak begitu tenang, kini seringkali terlihat terpenjara dalam pikirannya sendiri. Setiap kali mereka duduk berdua, ada ruang kosong yang tak terisi, sebuah jarak yang perlahan mengembang meskipun mereka duduk berdampingan. Sophie merasa semakin kesulitan untuk menghubungkan perasaan mereka, seolah ada dinding tak kasat mata yang terbentuk antara mereka.Namun, meskipun perasaan itu mengganggu, Sophie tahu bahwa hubungan mereka tidak bisa dibiarkan begitu sa

  • Cinta Tersembunyi CEO Dingin   Bab 19

    Bab 19 – Menembus Batas yang Tak TerlihatSophie berjalan keluar dari kantor dengan langkah ringan. Meskipun hatinya masih dibalut oleh rasa khawatir, ada sesuatu yang berbeda dalam dirinya, sesuatu yang lebih kuat dan lebih percaya diri. Keputusan untuk terbuka tentang hubungannya dengan Adrian mulai membuahkan hasil. Meskipun beberapa rekan kerja masih memberikan pandangan aneh, sebagian besar dari mereka mulai menunjukkan dukungan, bahkan jika itu hanya dalam bentuk senyuman tipis atau sapaan singkat.Hari itu terasa seperti langkah pertama menuju kebebasan yang lebih besar. Sophie merasa seolah-olah beban yang selama ini menekan dirinya mulai sedikit terangkat. Tidak ada lagi keharusan untuk menyembunyikan sesuatu yang berharga. Dia dan Adrian mulai menjalani hari-hari mereka dengan lebih santai, lebih nyaman. Mereka memilih untuk tidak terlalu memikirkan apa yang orang lain katakan atau pikirkan tentang hubungan mereka. Mereka tahu bahwa, pada akhirn

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status