Share

Cinta Untuk Sang Pendosa
Cinta Untuk Sang Pendosa
Author: Nurmelyaa_

BAB 1 Gadis Arogan

“Aku menyukaimu Nicha.”

Gadis bernama Nicha itu bergeming di hadapan laki-laki yang baru saja menyatakan perasaannya beberapa detik yang lalu.

Untuk pertama kalinya ia mendengar ada seseorang yang mengatakan suka padanya. Tapi bukan itu yang ia harapkan untuk sekarang ini.

Apalagi disukai oleh seorang pemuda yang bahkan jauh sekali dari tipe idealnya.

Wajahnya seketika berubah dari yang tadinya datar dengan mata yang membulat, kini menjadi senyuman miring dengan mata yang tajam.

“Sejujurnya sejak kita masih di sekolah dasar aku sudah menyukaimu. Tepatnya saat kita kelas 6, dan aku bersyukur Tuhan mempertemukan kita lagi saat lanjut sekolah. Nicha kau tahu bagaimana aku bukan?”

“Adnan, apa kau sadar cinta itu hanyalah cinta monyet?”

Laki-laki bernama Adnan itu tersentak setelah jari telunjuk Nicha menyentuh dadanya. “Yang membuatku merasa bodoh adalah mengapa aku harus disukai oleh orang seculun dirimu! Sial.” Nicha menghela napasnya lalu kembali melanjutkan. “Aku tanya padamu sekarang, kau ini sedang mencari gara-gara denganku ya?”

“Maksudmu?” Adnan mengerutkan alisnya, ia mundur selangkah setelah Nicha terus saja menekan dadanya dengan telunjuknya.

Nicha tertawa sinis. “Dari kita masih di sekolah dasar aku sudah jijik dengan gayamu. Dan sekarang kau sedang menyatakan cinta padaku! Hahaha.” Nicha tertawa cukup keras. “Apa kau sedang amnesia!” teriaknya.

Adnan kaget mendengar teriakan itu. Ya, Nicha memanglah gadis yang selalu menonjol di sekolah. Tepatnya bukan karena sebuah prestasi, namun karena kenakalannya. Dia adalah perempuan yang mempunyai keluarga bahagia dan juga kaya. Dan karena kesempurnaan hidupnya itulah yang membuatnya menjadi sombong dan arogan.

Dia juga cantik dengan tinggi semampai, rambutnya lurus hitam sepinggang dengan poni tipis yang menutupi jidatnya. Mungkin banyak gadis cantik di sekolah tempat mereka menuntut ilmu, namun paras Nicha tentu dapat diperhitungkan dan masuk deretan bidadari sekolah.

Sedangkan Adnan, dia hanyalah laki-laki culun dengan kacamata dan juga rambut belah tengah yang terlihat sangat lucu.

“Harusnya kau bersyukur karena aku tidak mengganggumu di sekolah ini. Bukannya kau malah bersyukur karena di pertemukan denganku lagi. Kau sungguh melawak,” gumam Nicha yang kini berkacak pinggang.

Adnan menunduk. “Jadi kau menolakku Nicha?” Seharusnya ia tidak usah menanyakan hal sekonyol itu jika dia sendiri tahu jawabannya sejak awal.

“Apakah aku harus memperjelas lagi?” ujar Nicha penuh penekanan.

“Ya!” Adnan memang bodoh, dia seolah memancing sakit hatinya sendiri.

Nicha memutar bola matanya. Rasanya meladeni laki-laki itu sungguh membuang waktunya yang berharga saja. Apalagi ia harus pulang istirahat. Dengan kasar dia mendorong tubuh kurus Adnan, hingga laki-laki itu jatuh dan hampir saja punggung belakangnya menabrak gerbang sekolah.

Nicha sengaja melakukan itu agar laki-laki tersebut jera, dan tidak melakukan hal sekonyol ini lagi. Untung saja semua teman-temannya sudah pulang, jika tidak Nicha pasti sangat malu.

Namun Nicha tidak pernah menyadari jika seseorang sedang berdiri di belakangnya, tepatnya orang itu bersembunyi di balik tembok besar sekolah.

“Rasakan itu! Makanya jangan berani menyukaiku jika kau belum berkaca!”

Nicha langsung meninggalkan Adnan yang masih terduduk setelah di dorong.

Gadis itu sungguh percaya diri dengan apa yang telah ia lakukan. Dia berjalan dengan santainya keluar gerbang sekolah tanpa berbalik lagi, dan melihat Adnan yang masih terdiam di sana.

Sementara orang yang bersembunyi tadi bergegas menghampiri Nicha, dan menghentikan langkahnya. Dia menarik lengan Nicha hingga membuat gadis cantik itu terpaksa berhenti.

“Apa yang kau lakukan!” protes Nicha menghempaskan tangannya kasar.

Nicha seketika diam, seakan emosinya tadi padam setelah melihat siapa yang menarik tangannya. Ia pikir itu adalah Adnan, namun ternyata bukan. Dia adalah teman Adnan yaitu Gilang Adriano.

“Jika kau menolaknya, setidaknya kau tidak perlu kasar seperti itu!”

Laki-laki itu menunjuk temannya, namun matanya masih menatap tajam Nicha. “Dia hanya menyatakan perasaannya, bukan hal yang merugikanmu. Apa salahnya dia mengatakan suka padamu?” tanya Gilang.

Nicha tertawa mendengarnya. “Tentu itu salah, kita bahkan masih remaja dan aku juga berhak memilih siapa yang menurutku cocok denganku,” jelas Nicha.

“Tapi bisa kan kau tidak kasar dan tidak menghinanya!” kata Gilang yang sungguh tidak terima temannya diperlakukan seperti itu.

“Apa yang kau tahu tentang kami? Kau bahkan hanya teman barunya.” Nicha tersenyum miring lagi. “Jangan ikut campur masalah ini. Yang intinya aku tidak suka dengannya, jangan memaksaku untuk menyukai si jelek itu!” ketus Nicha.

Gilang menggeleng, tidak habis pikir dengan apa yang diucapkan Nicha. “Aku tidak pernah memaksamu menerimanya, aku hanya tidak suka caramu memperlakukannya,” jelas Gilang.

Adnan sudah tidak sanggup mendengar pertengkaran Gilang dan juga Nicha hanya karena dirinya yang begitu lemah. Ia malu telah diperlakukan seperti itu oleh Nicha. “Cukup!” teriak Adnan tiba-tiba.

Laki-laki itu berlari keluar sekolah menuju jalan raya. Jelas sekali jika dia sedang menangis. Dan karena panik, Gilang segera meninggalkan Nicha untuk mengejar Adnan.

“Adnan! Hei berhenti!” panggil Gilang ketika ia melihat Adnan yang berlari semakin jauh.

“Kenapa anak itu terlalu berlebihan sih,” gumam Nicha yang sepertinya tidak peduli sama sekali terhadap Adnan.

Di jalanan kota Yogyakarta yang sangat padat itu, Adnan terus berlari seperti tidak tentu arah. Bunyi klakson di jalan terdengar jelas menyuruh Adnan untuk tidak berada di tengah jalan. Namun laki-laki yang sedang patah hati itu tidak mendengarnya sedikit pun.

Dari arah depan Gilang melihat jika sebuah mobil kijang melaju dengan kecepatan tinggi. Gilang tidak tahu harus berbuat apalagi selain berharap semoga temannya itu bisa menghindar. Namun naasnya Adnan malah pergi ke tengah jalan yang akan dilalui mobil tersebut.

“Adnan!” Gilang berteriak dengan segenap kekuatannya.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Marsa Amir
hah adnan mati? masih awal udah ada yang jadi korban......
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status