Share

115. Kepergian Nyai Zikra

"Azizah, bangun, Nak. Hari sudah sore."

"Maaf, Nek, aku ketiduran."

"Tidak apa-apa. Adzan Ashar sudah dikumandangkan. Segeralah shalat!"

"Baik, Nek."

Azizah kemudian pamit untuk melaksanakan empat rakaat sebentar. Dia kemudian berjalan menuju ke ruang belakang.

Sofia yang sedang membersihkan dapur bersama beberapa santri menghampiri Azizah.

"Baru bangun, Za?"

"Iya, Mbak. Dibangunkan sama nenek."

"Oh iya, Mbak, aku ingin shalat di sini. Rasanya aneh kalau meninggalkan nenek begitu saja."

Sofia tersenyum kemudian menunjukkan di mana dia harus mengambil air wudhu dan melaksanakan kewajibannya.

Setelah selesai berwudhu, Sofia menyerahkan mukenah dan sajadah miliknya kemudian menyusul Nyai Zikra.

"Nek, sudah shalat?" tanya Sofia sembari merapikan selimut Nyai Zikra.

"Sudah."

Entah kenapa Sofia merasa suara Nyai Zikra semakin melemah. Tatapan matanya juga semakin redup. Hatinya mulai gelisah.

"Sofia, tolong panggilkan Mertua dan suamimu, Nak."

Tanpa berpikir panjang lagi, Sofia segera
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status