Share

Bab 2 - Dibuang

Author: Skyworld 04
last update Last Updated: 2025-05-05 13:00:50

Happy Reading Semuanya!

Untuk pertama kalinya ia kembali menginjakkan kakinya setelah sekian lama. Rumahnya tidak banyak berubah, semua posisi masih sama seperti terakhir ia tinggalkan dengan alasan tidak mampu bertahan pada rumah yang menyimpan banyak ceritanya antara ibu dan ayahnya. Bibirnya tampak membuat smirk tipis, ternyata rumahnya memiliki satu perbedaan sekarang. Foto—foto keluarga pemilik rumah tersebut sudah berubah, bukan lagi milik keluarganya. Tidak ada lagi foto dirinya dengan kedua orang tuanya. 

“Cih… bagaimana bisa mereka mengganti foto itu! Apa mereka pikir ini rumah mereka?” decih Nesya pelan. 

Guci kesayangan ibunya masih terpajang rapih, ia sangat ingat ketika ibunya membersihkan guci tersebut dan tidak mengizinkan orang lain untuk menyentuhnya. Ibunya pasti marah karena guci tersebut hanya terpajang dapih penuh dengan debu.

Rumahnya mendadak terasa asing baginya sekarang meskipun barang milik keluarganya masih ada. Tidak tahu malu. 

Gadis muda tersebut tidak lupa, rumah ini adalah rumahnya. Atas namanya. Bagaimana orang lain menempatinya dengan gembira seolah pemilik aslinya tidak ada lagi. Tangannya menggeret koper miliknya menuju tangga dimana kamarnya berada, bibirnya tersenyum tipis memperhatikan perempuan paruh baya tampak menatap terkejut melihat kehadirannya. 

“Tan…”

“Apa kamu punya hak untuk masuk ke rumah kami? Kenapa kamu kembali?” 

“Aku sudah kirim lewat pesan chat kalau aku mau pulang, apa Tante enggak baca? Tentu saja enggak baca, nomorku di block, kan?” tanya Nesya.

Sekarang yang bisa Nesya lakukan hanya tersenyum tipis memperhatikan Seruni sang Bibi yang mulai berjalan menuruni tangga untuk menghampiri dirinya, pertanyaan yang begitu lucu ketika ia baru menginjakkan kaki di rumahnya sendiri.

“Apakah Amerika sudah enggak menarik lagi untuk kamu? Ini sudah menjadi rumah kami. Kamu enggak ada hak untuk tinggal disini lagi, enggak ada orang lain yang mau menerima kamu.”

Suara tawa tampan terdengar pelan, apakah ia akan terusir dari rumahnya sendiri?

 “Amerika tentu saja menarik, bahkan aku berharap bisa terus membuka mata di sana. Setelah aku berpikir panjang… aku masih punya hak untuk kembali.” Nesya menatap bibinya yang hanya memasang wajah datar. 

“Makam orang tuaku ada di sini, rumahku ada disini, semua aset keluargaku masih ada disini dan dikendalikan oleh orang kepercayaan Papa. Apa aku enggak boleh juga kembali? Itu hak aku untuk kembali atau enggak. Dan sekarang aku harus kembali meskipun dadaku begitu sesak karena masa lalu orang tuaku yang enggak adil,” Nesya mencengkram erat gagang tarikan koper miliknya saat ini. Apakah perang awalnya akan terjadi di rumahnya sendiri.

“Kamuu!”  Nada amarah terlihat disana.

Helaan nafas terdengar,  “Aku pikir sudah cukup kalian menggunakan harta orang tuaku untuk hidup senang. Kalau diingat lagi, tante ini sangat lucu. Rumah Tante apanya? Ini masih rumahku, rumah mama dan papaku. Surat tanah masih atas namaku, kenapa aku enggak boleh kembali? Enggak boleh datang kemari? Aku punya hak untuk kembali ke rumah ini.”

Tatapan angkuh terlihat sangat jelas di sana, bahkan ia tidak diizinkan untuk duduk atau bahkan di sambut hangat. Miris sekali kehidupannya sekarang. 

“Kamu pikir, kamu tinggal di Amerika enggak butuh uang dari kami? Makan, rumah kamu di Amerika, transportasi, uang sekolah kamu. Kamu pikir hasil dari hujan uang? Seharusnya kamu bersyukur. Ini sudah menjadi rumah kami.” Nesya tersenyum kecut memandang lelaki yang baru saja keluar dari arah belakang sembari menatapnya tajam.

Dada Nesya terasa sesak, semua harta keluarganya adalah aset yang ditinggalkan oleh ayahnya untuknya. Nesya merupakan pewaris tunggal dari keluarganya.

“Kata om Ferdi, semua itu adalah aset ayah. Rumah Amerika, tunjangan pendidikan, tunjangan makan, tunjangan kehidupan sehari-hari. Semua masih dari tabungan ayah atas nama aku dan enggak ada sangkut pautnya sama usaha kalian,” sahut Nesya.

“Benarkah si Ferdi bilang begitu? Itu hanya akal bulusnya dia buat mengambil aset ayah kamu di indonesia. Om disini yang melindungi aset keluarga kamu sampai semuanya habis, kamu pikir sekolah di luar negeri murah? Harta tabungan ayah kamu itu enggak mencukupi, sekarang kamu pulang untuk apa? Bersyukur kamu enggak jadi gelandangan di sana! Kamu ini aneh malah milih buat pulang.”

Nesya sangat terpukau dengan sambutan kepulangannya kali ini, bagaimana bisa pamannya mengatakan kalimat seperti itu.

“Menurut om… kepulangan aku itu salah? Aku ingin membalas dendam orang yang sudah membunuh orang tuaku. Meskipun lawanku sendiri adalah orang dari keluargaku,” ucap Nesya sembari ingin mengangkat kopernya menuju kamarnya.

Hampir saja Nesya terjatuh saat lelaki yang menjadi pamannya tampak menarik rambut panjangnya dan membuat gadis cantik tersebut mengaduh kesakitan, perasaan nyeri dan panas terasa di kepalanya. 

“Kamu sudah enggak punya hak! Seharusnya kamu mati saja! Memang seharusnya aku bunuh kamu juga agar harta ini jatuh ke tangan Dimas!”

Tubuh Nesya limbung, kini ia hanya bisa melihat tatapan amarah dari paman dan bibinya yang mengitarinya. Nafasnya tercekat saat tangan besar tersebut mencekik lehernya, ia tidak bisa bernafas. Tangannya berusaha untuk melepas cengkraman meskipun sia-sia.

“Kamu milih untuk tetap hidup atau mati saat ini juga, harta seluruh keluarga kamu harus jatuh ke tangan Dimas. Dia membutuhkan harta untuk menikahi pacarnya! Kamu menghambat semuanya Nesya, kalau kamu enggak ada mungkin kami akan benar-benar bahagia tanpa beban.”

Air mata Nesya mengalir, nafasnya terasa semakin berat. Bayangan orang tuanya terpampang nyata di sebelahnya seolah membuatkan keputusan untuknya agar melelaskannya, keinginan balas dendam atas kematian orang tuanya masih ada dan semakin mengeras di hatinya. Harta ini adalah miliknya dan milik keluarganya, orang lain tidak bisa mengambilnya tapi keadannya begitu mencekiknya. Nesya berada di keputusan di ujung tanduk, ia tidak boleh mati sebelum balas dendam untuk orang yang sudah membunuh orang tuanya mendapat karma.

“Tanda tangani surat kematianmu atau kami sendiri yang tanda tangan dan membunuh kamu,” ucap Seruni

Beginikah nasibnya  yang menyedihkan.

“L-lepas!! B-baik, aku akan tanda tangan! L-lepas!” 

Tangannya menghapus kasar air matanya, Nesya bisa bernafas lega saja sudah bersyukur. Iris matanya menatap selembar kertas yang sudah diambil oleh bibinya. Ternyata mereka sudah mempersiapkan ini tanpa sepengetahuannya, orang tuanya menitipkan dirinya pada orang yang salah. Nesya bukan berada di pengasuhan tepat. Orang tuanya menangis mengetahui anaknya diperlakukan seperti ini, hampir mati di tangan adik kandung ibunya sendiri.

Tinta hitam diatas materai sudah terpampang nyata disana, ia terpaksa melakukannya demi hidupnya dan balas dendamnya pada kematian orang tuanya meskipun tidak tahu harus dari mana awalnya.

“Yes! Harta Dira jatuh ke tangan kita, mas.” 

Bagaimana bisa mereka mengatakan semudah itu dan tepat di depan matanya. Rumah berharga dan kenangannya, apakah bisa jatuh ke tangannya kembali setelah peperangan ini selesai.

Tangannya terangkat untuk bangkit dari duduknya dan membawanya menuju halaman rumah keluarganya.

Bugh!

Tubuhnya di dorong kasar pada pagar tajam di dekatnya, Nesya memejamkan matanya menahan perih. Tubuhnya semakin terasa sakit saat koper miliknya di banting kasar dan mengenai tubuhnya. Nesya di buang di rumahnya sendiri, jika masih ada orangtuanya, mereka akan sempurna apa saat anak semata wayangnya diperlakukan seperti ini.

“Mati saja dan jangan pernah muncul lagi di depan kami! Kami sudah enggak butuh kamu lagi, kamu sudah enggak punya hak atas kekayaan orang tua kamu. Selamat jadi gelandangan!”

Nesya menangis, ia membutuhkan ibunya. Tubuhnya yang lelah sehabis penerbangan semakin sakit saat diperlakukan seperti ini, ia tidak punya tujuan lagi untuk pergi. Nasibnya malang dan menyedihkan, sangat menyedihkan.

Apakah ia akan benar-benar menjadi gelandangan?

Hidupnya tidak bahagia. Sangat tidak bahagia. 

To be continued...

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cinta Yang Datang Tidak Terduga   Bab 5 - Mencari Tahu

    Happy Reading Semuanya!“Cancel semua jadwal saya hari ini dan cari tahu kenapa dia bisa begini!” Farhan hanya mengangguk mendengar perkataan dari Bara barusan, lelaki tersebut terlihat panik melihat gadis yang dibawanya ke rumah tampak tidak baik-baik saja dan babak belur.Lelaki tersebut tidak tahu menahu apa yang terjadi sebenarnya pada atasannya dan kenapa begitu peduli dengan gadis itu. Tapi yang jelas, saat ini ia merasakan perubahan jauh dari Bara terhadap seorang gadis.Iris matanya terlihat memperhatikan Bara yang sedang mengusap pipi dari gadis di hadapannya, apakah kisah cinta atasannya akan segera di mulai. Lebih baik ia pergi saja dan tidak menggangu atasannya.Bara yang melihat asistennya pergi tampak tidak peduli, tangannya masih terus mengusap pipi yang lebam tersebut bahkan ia bisa melihat jejak tangan di leher gadis di depannya.“Kamu akan ikut sama saya dan semuanya aman, saya akan melindungi kamu dengan nyawa yang saya punya.” ucapan Bara terlihat meyakinkan.“Jan

  • Cinta Yang Datang Tidak Terduga   Bab 4 - Jadi Keluarga

    Happy Reading Semuanya!Bara berada diambang batas kesakitannya, ia tidak tahu harus bagaimana lagi untuk melupakan sesuatu hal yang terjadi padanya. Rasa frustasi masih ada di dalam diri. Hujan deras semakin mendukungnya yang penuh luka.“Ini hujan, kenapa enggak pergi ke tempat yang lebih teduh? Om enggak punya payung?”Kepalanya mendongak seiring ia melihat sepatu dengan koper di hadapannya yang kini memayungi dirinya yang sudah basah sepenuhnya. Wajahnya tidak baik-baik saja tetapi Bara masih bisa melihat wajah khawatirnya disana. Bagaimana bisa dia begitu memikirkan orang lain.Gadis yang tidak mendapat jawaban hanya menghela nafas pelan, “Sekarang hujan, apa om enggak takut masuk angin? Enggak takut berobat mahal?”Bara masih tidak bergeming. Perempuan itu. Bagaimana bisa dia ada disini? Kenapa dia tidak ada di rumahnya menghangatkan diri dan beristirahat setelah penerbangan panjang. Amerika- Indonesia bukan negara yang dekat. Bara tidak bisa mengatakan sepatah katapun, matanya

  • Cinta Yang Datang Tidak Terduga   Bab 3 - Tempat Itu Masih Sama

    Happy Reading Semuanya!“Rencana pembangunan mall sudah di approve oleh pak Kevin tapi…”Lelaki yang duduk di kursi pemimpin hanya mengetuk meja di depannya pelan, pikirannya tidak ada disini. Dadanya berdegup sangat kencang, menunggu kabar dari asisten terkait kedatangan orang yang ingin dilihatnya selama ini. Sejak pagi lelaki tampan bernama Bara terlihat tidak bisa fokus di rapat pentingnya saat ini, pikirannya hanya menunggu kabar tersebut.“Pak Kevin ingin semuanya masuk ke dalam perhitungan keuangan, jika dananya mencukupi maka dia akan langsung tanda tangan. Terkait dengan dana yang bapak usulkan pak Kevin masih keberatan,”“Jika anggaran enggak memenuhi sebaiknya dibatalkan, saya paling enggak suka ada perubahan. Semua sudah disusun sangat apik akan sangat tidak etis jika diubah. Rapat kita tunda saya punya jadwal lain,” jelas Bara Langkahnya berjalan meninggalkan ruang rapatnya saat ini, ia tidak ingin melakukan apapun sekarang sampai mendengar kabar terkait dengan orang yan

  • Cinta Yang Datang Tidak Terduga   Bab 2 - Dibuang

    Happy Reading Semuanya!Untuk pertama kalinya ia kembali menginjakkan kakinya setelah sekian lama. Rumahnya tidak banyak berubah, semua posisi masih sama seperti terakhir ia tinggalkan dengan alasan tidak mampu bertahan pada rumah yang menyimpan banyak ceritanya antara ibu dan ayahnya. Bibirnya tampak membuat smirk tipis, ternyata rumahnya memiliki satu perbedaan sekarang. Foto—foto keluarga pemilik rumah tersebut sudah berubah, bukan lagi milik keluarganya. Tidak ada lagi foto dirinya dengan kedua orang tuanya. “Cih… bagaimana bisa mereka mengganti foto itu! Apa mereka pikir ini rumah mereka?” decih Nesya pelan. Guci kesayangan ibunya masih terpajang rapih, ia sangat ingat ketika ibunya membersihkan guci tersebut dan tidak mengizinkan orang lain untuk menyentuhnya. Ibunya pasti marah karena guci tersebut hanya terpajang dapih penuh dengan debu.Rumahnya mendadak terasa asing baginya sekarang meskipun barang milik keluarganya masih ada. Tidak tahu malu. Gadis muda tersebut tidak lu

  • Cinta Yang Datang Tidak Terduga   Bab 1 - Aku Pulang

    Happy Reading Semuanya!‘Perhatian untuk para penumpang galaxy Air, sebentar lagi kita akan mendarat di bandara Soekarno-Hatta. Diharapkan untuk para penumpang untuk mempersiapkan diri dan mengencangkan sabuk pengaman….’Kembali. Akhirnya gadis cantik dengan rambut panjang tersebut berani untuk kembali ke rumahnya setelah pertarungan panjang melawan sakit hatinya. Gadis itu merindukan orang tuanya dan masa lalunya yang manis. Pertarungan panjang dalam dirinya akhirnya membuat satu keputusan besar dalam hidupnya. Setelah 8 tahun akhirnya ia memilih kembali untuk satu tujuan, mengembalikan semua yang seharusnya menjadi miliknya. Harta berharga orang tuanya yang di rampas dan membalaskan dendam pada orang yang sudah membunuh keluarganya. “Ma… aku akan balas dendam untuk kalian, jika aku enggak bisa bahagia karena kehilangan kalian… maka orang itu juga enggak boleh bahagia.“ gumam Nesya sembari memperhatikan sebuah foto di tangannya.Dadanya terasa sesak. Tangan kirinya bergerak menghap

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status