Share

PESAN TERAKHIR

Penulis: Molista
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-05 20:26:40

"Kamu yakin mau nantangin aku? Ingat aku nggak pernah gagal dapetin cewe yang aku mau," ucap Reyhan sedikit sombong.

Ali merasa tak cocok dengan rencana mereka, iapun mengutarakan ketidak setujuannya, "Tunggu, aku rasa dia cewek baik-baik dan kalian berdua nggak boleh jadiin dia buat taruhan.kalau dia tau kalian mempermainkannya, itu pasti akan menyakiti perasaannya nanti."

"Itu kan kalo dia tau Al, kalo nggak ya kan aman," kilah Agus.

"Aahk, terserah kalian deh, aku nggak ikutan."

Reyhan dan Agus pun akhirnya tersenyum kecil mendengar jawaban Ali yang terdengar kesal karena kelakuan mereka.

"Ya sudah, aku cabut dulu ya," ucap Reyhan. Kedua temannya hanya melambaikan tangan dan Reyhan pun berlalu

Reyhan masuk kedalam mobilnya dan berlalu pergi, saat ia tengah keluar dari gerbang kampus, ia melihat Keyren tengah berjalan menuju stasiun busway. Tiinnn tiiinnn! Keyren menoleh ke arah mobil yang menlaksonnya.

"Masuklah biar aku antar ketempat tujuanmu," tawar Reyhan.

"Tidak terimakasih. Aku akan merasa lebih nyaman jika menaiki kendaraan umum daripada duduk di mobil mewahmu."

Keyren kembali melangkahkan kakinya, ia mempercepat langkahnya dan Reyhan pun mengikuti. Mobil Reyhan terhenti karena ia tak bisa melewati jalur busway, sedangkan Keyren menghilang di balik pintu stasiun.

"Shiiiitttt. Ini kedua kalinya dia nge-cuekin aku," gumam Reyhan. Ia kembali mengemudikan mobilnya dan berlalu pergi.

***

Rumah besar keluarga Atmaja, dimana semua anggota sudah berkumpul di sana menunggu Reyhan. Yang ditunggu pun akhirnya segera datang, Reyhan memarkirkan mobilnya tepat di halaman rumah mewah tersebut. Ia menatap mobil kedua orangtuanya yang terparkir disana. "Jadi mereka sudah datang," gumamnya. Reyhan segera turun dari mobilnya,dan masuk ke dalam ruangan dimana semua orang sudah menunggunya.

"Akhirnya kamu datang juga. Bagaimana kabar kamu Rey?" ucap Bram menyambut kedatangan Reyhan.

"Baik Om."

"Ayo duduklah, kami hanya tinggal menunggumu."

Reyhan mengangguk dan melangkah untuk bergabung.

"Hai Rey?" sapa Dimas anak dari Bram.

"Hai juga Dim, kapan datang ke Jakarta?" tanya Reyhan. Ia duduk dekat Andini dan langsung mendapatkan senyuman hangat dari sang ibu.

"Segera setelah daddy memintaku untuk pulang."

Reyhan pun mengangguk mendengar jawaban Dimas.

"Baiklah pak Irwan, semua sudah berkumpul disini. Silahkan anda memulainya," ucap Bram.

Pak Irwan mengangguk dan mengambil tas di sampingnya, ia mengelus sebuah map besar dan mulai membukanya.

"Kita akan langsung saja pada tujuan kita," ucap Irwan sambil mengambil beberapa lembar kertas.

"Tunggu..., apa kita akan mendengarkan pesan terakhir kakek?" ucap Reyhan, "bukankah kake pernah bilang wasiatnya hanya boleh dilihat saat aku sudah lulus kuliah?"

Semua orang terdiam, dan pak Irwan pun menunda tujuannya karena apa yang diucapkan Reyhan memang benar.

"Dion, kamu jelaskan sendiri pada Reyhan," ucap Bram pada Dion.

Dion tersenyum kecil, "Bukankah ini juga keinginanmu kakak iparku yang baik, aku hanya mengiyakan apa yang kamu inginkan," jawab Dion dengan santai. Reyhan menatap ayahnya, ketegangan di ruang tamu pun begitu terasa.

"Jadi apa kita akan melanjutkannya?" tanya Irwan memecahkan suasana. Ia menunggu jawaban dari mereka.

Dion menghela nafasnya dan angkat bicara "Rey semuanya akan lebih baik jika kita segera tau apa yang kakek inginkan bukan?"

"Terserah kalian saja, aku hanya mengingatkan apa yang kakek katakan, aku juga tidak terlalu peduli dengan hal ini," jelas Reyhan.

"Kalo begitu silahkan pak Irwan lanjutkan," ucap Bram yang akhirnya ikut duduk di sampingnya istrinya.

"Baiklah," ucap Irwan sambil membuka kembali kertas yang ada di tangannya.

"Aku Abimanyu Atmaja Djaya dengan penuh kesadaran menulis pesan ini untuk anak dan cucuku. Dan jika kalian sedang mendengar surat ini dibaca, itu berarti aku sudah jauh pergi dari dunia ini. Andini meski kesalahanmu sangat mengecewakanku, namun kamu tetap anakku yang memiliki hak atas peninggalanku. Aku memberikan Global company yang masih dalam naungan Atmaja group untukmu dan cucuku Reyhan.

Namun Atmaja group akan dikendalikan oleh kakakmu Bram, ia akan memiliki kuasa penuh atas Atmaja grup.

Sedangkan villa dan yang lainnya aku sudah berikan pada kalian atas nama masing-masing yang aku titipkan pada Irwan. Aku harap kalian semua menerima keputusanku ini."

Irwan kembali melipat kertas di tangannya setelah membaca pesan singkat tersebut. "Aku harap kalian terima semua keputusan tuan Abimanyu," ucap Irwan.

"Tentu!" ucap Dion. Meski ia dengan cepat menjawab ucapan Irwan, namun raut mukanya tak bisa menyembunyikan rasa kekecewaannya.

Irwan kembali mengambil beberapa dokumen dari tasnya. "Ini adalah sertifikat kepemilikan tanah dan harta lainnya, semua sudah tertera atas nama kalian," ucapnya sambil meletakkan dokumen tersebut di meja.

"Pekerjaanku sudah selesai, jadi aku pamit untuk undur diri," ucap Irwan sambil berdiri dari duduknya.

"Terimakasih banyak pak Irwan," ucap Bram.

Mereka pun menatap kepergian Irwan. Bram mengambil semua sertifikat di meja dan mulai membacanya.

"Ckckck lihatlah Rey, betapa papah sangat menyayangimu," ucap Bram sambil memberikan sertifikat pada Reyhan. "Bahkan apa yang ia berikan sudah tercantum namamu di sana." Andini mengambil sertifikat di tangan Reyhan dan melihatnya satu persatu. "Ternyata sebegitu tidak percayanya papah pada orangtuamu," imbuh Bram.

"Dad, tolong jangan membuat suasana jadi kacau," celetuk Dimas.

"Daddy hanya mengatakan hal yang nyata Dimas."

Dimas pun hanya menghela nafasnya.

Dion yang merasa tak nyaman dengan ucapan Bram pun langsung bangkit dari duduknya. "Aku rasa masalah di sini sudah selesai dan tidak ada yang perlu kita bahas lagi. Andini lebih baik kita segera pulang sayang." ucapnya. Andini tersenyum kecil dan ikut berdiri seperti suaminya.

"Rey ayo kita pulang," ajak Andini.

"Biar dia tinggal sebentar di sini," ucap Bram tanpa memberikan kesempatan Reyhan menjawab ajakan ibunya. "Reyhan sudah lama tidak bertemu Dimas, lagi pula Dimas juga akan balik ke Singapura lusa. Jadi biarkan mereka duduk bersama beberapa saat." Dion dan Andini menoleh kearah Reyhan menunggu jawaban Reyhan. "Aku akan pulang nanti mah," ucap Reyhan.

"Baiklah sayang jika itu mau kamu, tapi ingat jangan terlalu larut," ucap Andini.

Reyhan pun mengangguk mengiyakan ucapan ibunya.

Andini dan Dion pun keluar dari rumah besar tersebut. Meski di penuhi rasa marah dan kecewa Dion bisa bersikap tenang melangkahkan kakinya menuju mobilnya. Ia Pun perlahan meninggalkan rumah tersebut.

Andini menatap ke arah suaminya yang tengah mengemudi. "Dion maafkan aku, aku tau kamu kecewa dengan keputusan papah, dan aku tau semua ini karena salahku.

Dion menyunggingkan senyuman. "Tenang saja Andini, aku cukup tau diri dan sadar di mana tempatku," jawab Dion. Ia melanjutkan mobilnya dengan kecepatan sedang hingga menuju rumahnya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Cinta Yang Harus Dimiliki   KEYREN KEMBALI

    "Al apa kamu sudah mendapat jawaban siapa yang mencelakakan orangtuaku?" "Aku sudah memaksanya untuk bicara, tapi dia malah memilih untuk menghabisi nyawanya." "Hmmmm aku rasa mulai sekarang kita harus lebih hati-hati, ada musuh yang tak kita ketahui ada di dekat kita sekarang." Reyhan yakin ada orang yang mengharapkan orangtuanya celaka, namun ia belum tau siapa dan untuk apa tujuannya. Hari pertama kerja untuk Keyren, dan juga hari pertama setelah dua tahun Reyhan tak bertemu dengannya. Keyren benar-benar tidak tau siapa sebenarnya direktur perusahaan tempat dia bekerja, yang ia tau pemiliknya bernama Gavelin Atmaja. "Hai, karyawan baru ya?" sapa seorang perempuan padanya. Keyren mengangguk untuk menjawab pertanyaan pria tersebut. "Kenalkan aku Mila," ucapnya sambil mengulurkan tangan pada Keyren. "Aku Keyren." Keyren menatap keruangan direktur. "Apa bos kita selalu telat masuk kerja? aku belum melihatnya datang." "Di

  • Cinta Yang Harus Dimiliki   MAAFKAN AKU

    Reyhan datang ke kontrakan Keyren mencoba menemuinya ia berharap Keyren mau mendengarkan penjelasannya dan memberikan kesempatan Reyhan untuk memperbaiki kesalahannya. Keyren mendengar ketokan pintu beberapa kali, namun ia hanya mengintip dari balik korden yang menutupinya jendela kontrakannya, ia melihat Reyhan yang berdiri di depan pintu, namun Keyren justru berbaring di atas ranjangnya sambil menutup telinganya dengan bantal. "Key keluarlah, aku tau kamu ada di dalam. Aku hanya ingin minta maaf dan ingin menjelaskan semuanya padamu," ucap Reyhan mencoba memanggil Keyren, namun tetap saja tidak ada Jawaban dari dalam. Reyhan pun akhirnya kembali pulang dengan rasa kecewa pada dirinya sendiri. *** "Key!" panggil Reyhan saat melihat Keyren yang berada tak jauh darinya. Semenjak pemakaman Agus, Keyren selalu menghindar dari Reyhan, bahkan di hari terakhir mereka di kampus hari ini, Keyren masih sangat acuh.

  • Cinta Yang Harus Dimiliki   SELAMAT JALAN KAWAN

    Reyhan menyeka ujung matanya lalu membasuh mukanya.Bukan karena cengeng tapi kali ini dia benar-benar merasa rapuh, ia harus melihat sahabatnya terbaring tak berdaya di saat bersamaan dengan suasana hatinya yang memilukan karena masalah keluarga dan hubungannya dengan Keyren. Jika kalian memiliki seorang sahabat yang selalu ada dalam keadaan susah senang pasti kalian bisa merasakan apa yang saat ini Reyhan rasakan.Setelah hatinya merasa sedikit tenang ia pun keluar dari kamar mandi, bersamaan saat dia membuka pintu orang tua Agus pun masuk ke ruangan tersebut. "Rey kamu masih di sini nak?" tanya ibu Agus.Reyhan tersenyum dan menjawab ibu Agus, "Iya Tante, lagian Reyhan juga nggak ada hal lain yang harus di lakukan."Ayah Agus menghampiri Reyhan dan memegang pundaknya, "Terimakasih banyak untuk semuanya ya nak Reyhan," ucapnya, "kami sudah ada di sini menemani Agus, pulang dan istirahatlah kamu juga harus menjaga kesehatanmu," imbuhnya."Baik om, R

  • Cinta Yang Harus Dimiliki   SAHABAT TERBAIK

    Reyhan dan Ali melangkah perlahan mendekati seorang wanita yang tengah menangis di pelukan suaminya. "Tante bagaimana keadaan Agus?" tanya Reyhan. Wanita itu menatap teman baik anaknya, "Dia kritis karena penyakit komplikasi yang di deritanya Rey," jawabnya. "Tapi bukankah Agus hanya demam biasa," tanya Ali. Ibu Agus menggelengkan kepalanya dan membenamkan kembali wajahnya pad dada suaminya, Reyhan dan Ali menatap ke arah ayah Agus yang terlihat jelas tengah menahan buliran bening di ujung matanya. "Apa kalian tidak tau penyakit yang di deritanya?" tanya ayah Agus. "Agus tidak pernah cerita om, dia hanya bilang demam biasa kemarin," jawab Reyhan. "Itu karena dia takut kalian menjauhinya." Reyhan dan Ali saling menatap, "maksud om bagaimana?" tanya Reyhan penuh rasa kebingungan. "Agus menderita serangan jantung dan terinfeksi HIV, penyakit itu sudah lama di deritanya tapi tadi pagi dia tiba-tiba pingsan dan kami

  • Cinta Yang Harus Dimiliki   CINTA DAN TARUHAN

    Reyhan melihat mobil ibunya yang sudah terparkir di garasi. Ini hal yang tak biasa bagi Reyhan jam segini melihat ibunya ada di rumah. Ia masuk ke dalam dan mendapati ibunya yang duduk di sofa ruang tamu bersama mbok Darmi. "Kamu sudah pulang Rey?" ucap Andini. "Seperti yang ibu lihat," jawab Reyhan datar. Mbok Darmi langsung berpamitan dan berjalan ke arah dapur, "saya akan menyiapkan makan malam dulu ndoro, permisi," ucapnya. "Rey, mamah ingin bicara sama kamu," Reyhan melangkahkan kakinya dengan rasa malas ke arah ruang tamu, lalu duduk di sofa yang menghadap ke ibunya. "Katakanlah apa yang ingin mamah bicarakan!" "Rey, mamah ingin kamu mendengar penjelasan mamah tentang papah kamu," ucap Andini, "Dion memang bukan ayah kandungmu, tapi percayalah jika dia menyayangimu." "Jadi mamah hanya akan membicarakan masalah ini?" tanya Reyhan yang langsung di jawab anggukan oleh ibunya, "Mah..., Reyhan nggak peduli lagi, Reyhan sud

  • Cinta Yang Harus Dimiliki   AKU MENCINTAIMU

    "Aku tau kamu ayah kandungku, tapi apa kamu tau jika saat ini aku sudah tidak memperdulikannya? aku tidak butuh seorang ayah yang sudah meninggalkan tanggung jawabnya," ucap Reyhan yang langsung membalikkan badannya dan melangkah ke arah mobilnya. "Tapi apa kamu juga tidak peduli dengan alasan kenapa aku melakukannya Rey, jika saja aku tetap menikahi ibumu mungkin saat ini aku tidak bisa melihat kembali orang yang aku cintai, dan tak bisa melihatmu tumbuh dewasa seperti ini," ucap Kevin mencoba membujuk Reyhan. "Simpan saja alasan konyolmu itu!"Reyhan membuka pintu mobilnya, ia masuk kedalam mobil dan langsung menyalakan mesin mobil meninggalkan Kevin, sementara Kevin hanya menghela nafasnya. Reyhan mengendarai mobilnya penuh dengan rasa gundah. Marah, benci, dan sakit terasa berkumpul semua menjadi satu dalam hatinya. Chiitttt! Suara rem yang terinjak secara dadakan, detak jantung Reyhan berdetak

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status