Share

Bab 5

Author: Isma Hanifa
Tamparan itu begitu keras hingga langsung menjatuhkan Luela.

Pipinya langsung merah dan bengkak, bahkan darah juga menetes dari sudut bibirnya!

Suara di sekitarnya menghilang, telinganya terasa berdengung.

Dia tak bisa mendengar apa-apa, tak bisa melihat apa-apa.

Dengan tangan gemetar, dia meraba wajahnya. Begitu jari menyentuh bekas tamparan, air mata langsung mengalir deras dari matanya.

Ini pertama kalinya Jack menamparnya.

Belum sempat dirinya bereaksi, sosok pria itu sudah menghilang di ambang pintu.

Luela menarik napas dalam-dalam, lalu cepat-cepat bangkit dan mengejarnya.

Dia takut, takut kalau Sabrina akan mengalami kejadian tragis seperti kehidupan sebelumnya.

"Gubraakkk!"

Guntur bergemuruh, lalu hujan deras mengguyur seisi dunia.

Di tengah hujan, seorang pria bertubuh tinggi memeluk erat seorang wanita mungil dalam pelukannya.

Sabrina terus berusaha melepaskan diri, suaranya penuh putus asa, "Hari ini hari paling penting dalam hidupku, tapi dia malah melakukan hal seperti itu. Bagaimana aku bisa tetap di sana? Kalau dia masih belum bisa melupakanmu, aku juga nggak mau berebut dengannya. Mending aku balikin kamu ke dia saja ... "

Namun, Jack malah memeluknya semakin erat dan menjawab, "Nggak, Sabrina. Aku nggak akan pernah jatuh cinta padanya. Kamu tahu sendiri, sudah berapa lama aku menyukaimu. Kamu malah mau buang aku ke orang lain? Itu sama saja menyayat hatiku."

Usai bicara, Jack menunduk dan hendak menciumnya.

Tapi di saat itu juga, cahaya lampu mobil dari kejauhan menyinari mereka.

Luela yang baru saja mengejar keluar hanya bisa menyaksikan darah yang berceceran di mana-mana. Tubuhnya langsung membeku!

Di ruang UGD, lampu merah menyala.

Tim medis dengan cekatan memasangkan alat-alat ke tubuh Jack untuk menyelamatkannya.

Namun, Jack malah tidak peduli dengan lukanya sendiri dan bersikeras agar mereka menyelamatkan Sabrina lebih dulu.

"Pak Jack, lukamu lebih parah."

Dengan suara lemah dan bergetar, dia menjawab, "Jangan pedulikan aku, selamatkan dia dulu ... "

Akhirnya dokter membawa Sabrina yang tak sadarkan diri masuk ke ruang operasi.

Namun, tak lama kemudian, seorang dokter berlari keluar dan berkata, "Pasien pendarahan hebat! Siapa di sini yang bergolongan darah A?!"

Tanpa pikir panjang, Jack bangkit dari ranjang, meski sudah dicegah oleh perawat.

"Aku! Ambil darahku!"

"Tapi, Pak Jack ... "

"Diam! Cepat ambil darahku!"

Kantong demi kantong darah merah segar mulai memenuhi nampan medis, sementara wajah Jack semakin pucat.

Setelah memastikan kondisi Sabrina stabil, barulah dia mau dibaringkan dan dibawa ke ruang operasi.

Luela tak sanggup melihatnya lagi. Dia berbalik dan pergi.

Dia tahu Jack mencintai Sabrina, bahkan mencintainya melebihi nyawanya sendiri.

Andai di kehidupan sebelumnya, dia menyadari itu lebih awal, mungkin nasibnya tak akan seburuk itu.

Sekarang, meski jalan hidupnya berbeda, Sabrina tetap mengalami kecelakaan.

Dan semua ini berawal dari surat cinta dan sketsa yang dibuatnya dulu.

Padahal dia benar-benar tak tahu bagaimana benda-benda itu bisa tersebar. Bukankah dirinya sudah merobek semuanya?

Jika dipikir kembali, satu-satunya orang yang bisa menyimpannya diam-diam dan menyebarkannya hanyalah ... Sabrina.

Tapi kenapa? Bukankah dia sudah bersama dengan Jack?

Luela tak mengerti dan juga tak berani terlalu memikirkannya.

Selama tiga hari penuh kebingungan di rumah, akhirnya Jack keluar juga dari rumah sakit. Begitu dia kembali, hal pertama yang dia lakukan adalah memerintahkan pengawal untuk memasukkan Luela ke dalam ruang pendingin.

Begitu dilempar masuk, hawa dingin langsung membekukan seluruh tubuh Luela.

Melihat sekeliling yang serba putih dan dingin, Luela hanya bisa tersenyum pahit.

Dia bahkan tak ingat lagi kapan terakhir kali dirinya benar-benar merasa kedinginan.

Sejak kecil, setelah insiden jatuh ke danau es, tubuhnya jadi sangat lemah dan mudah menggigil.

Itulah kenapa vila selalu dihangatkan, menciptakan suasana musim semi sepanjang tahun.

Dan sekarang, Jack malah memilih cara ini untuk menghukumnya. Menghukumnya masih menyimpan perasaan pada Jack dan secara tak langsung mencelakai Sabrina.

Secara reflek, Luela meringkukkan tubuhnya, berharap bisa mendapat sedikit kehangatan. Tapi semua itu sia-sia, yang keluar darinya hanyalah isakan pelan dan berat.

Dari luar, seorang pembantu tak tega melihatnya dan membujuk dengan suara pelan, "Nona Ela, sebaiknya kamu minta maaf saja dengan Pak Jack. Tubuhmu lemah, nggak mungkin bisa bertahan di tempat ini ... "

Tiba-tiba, mata Luela berkaca-kaca.

Di kehidupan sebelumnya, itu memang salahnya, jadi dia terima.

Tapi sekarang, dia tak merasa salah. Jadi, kenapa harus minta maaf?

Lagipula, hati Jack sudah sepenuhnya milik Sabrina. Jack tak akan mau mendengarkan penjelasan apapun darinya.

Angin dingin terus menerpa dari segala arah, hingga bulu matanya pun mulai tertutup lapisan es tipis.

Detak jantungnya semakin lambat, pikirannya juga semakin kabur ...

Hingga akhirnya, dia perlahan menutup mata dan benar-benar kehilangan kesadaran.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cinta Yang Terlambat Bersinar   Bab 22

    Karena kekurangan gizi yang berlangsung lama dan berbagai siksaan, wajah Sabrina yang dulu berseri, berubah menjadi sangat kurus.Ibu Jack hanya menamparnya sekali, tapi Sabrina langsung terjatuh tergeletak di lantai, tak bisa bangkit lagi.Namun, ibu Jack masih merasa itu terlalu ringan. Begitu mengingat anaknya jadi seperti ini karena perempuan ini, amarahnya kembali memuncak.Dia tak bisa menahan diri lagi, langsung menyerangnya, menarik kerah baju Sabrina dan menamparnya berkali-kali.Kalau saja para sipir penjara tidak segera menyadari situasinya dan bergegas melerai, mungkin hari ini Sabrina bakal kehilangan nyawanya di sini.Meski sudah ditahan erat oleh dua sipir, mulut ibu Jack terus melontarkan makian ke arah Sabrina. “Dasar jalang, kenapa bukan kamu yang kecelakaan?!” “Kenapa bukan kamu yang koma saja?”…Mendengar makian kejam itu, Sabrina hanya merasa semuanya sangat ironis.Dulu, saat Jack mencintainya sepenuh hati, ibu Jack bahkan memperlakukannya seperti anak kandung

  • Cinta Yang Terlambat Bersinar   Bab 21

    Dulu, saat Luela masih mencintainya, dia sering berandai-andai tentang anak mereka.Kalau nanti punya anak perempuan, Luela ingin memanjakannya menjadi putri kecil paling bahagia di dunia.Kalau anak laki-laki, dia ingin mendidiknya menjadi sehebat Jack.Waktu bilang semua itu, mata Luela berbinar penuh harapan. Dia bahkan sempat menggambar banyak sketsa wajah anak mereka.Namun, saat dia menyerahkan gambar-gambar itu pada Jack, Jack malah merobek semuanya dan melemparkannya ke perapian.Jack juga dengan dingin bilang, dirinya bakal melahirkan anak dengan siapapun, asal bukan dengan Luela.Jack juga menyuruh Luela berhenti berkhayal hal-hal yang tak masuk akal.Mengingat semua itu, Jack hanya bisa tersenyum pahit.Dulu, Luela yang menggandeng lengannya sambil cerita soal mimpi-mimpinya, sekarang malah dirinya sendiri yang ingin punya anak dengannya dan berkhayal tentang mimpi tak masuk akal itu.Pada saat bersamaan, pintu ruang kerjanya diketuk. “Pak Jack, mobilnya sudah siap.”Mende

  • Cinta Yang Terlambat Bersinar   Bab 20

    Jack tak sempat menghindar, langsung dihajar Jimmy hingga terkapar di lantai.Itu pertama kalinya Jimmy kehilangan kendali, setiap pukulannya penuh emosi.Jika bukan karena kepala pelayan datang untuk melerai, mungkin Jack sudah dihajar sampai mati!Jimmy tak peduli dengan luka di tangannya, hanya menatap dingin pria yang tergeletak nyaris tak bernyawa di lantai. “Seberapa benci kamu sama Ela, sampai tega menghancurkannya berulang kali?!” “Kamu tahu nggak ada berapa orang yang menonton ulang tahun Ela hari ini? Kamu sadar nggak pertunjukan drone itu bakal dilihat banyak orang? Kamu mau mereka pikir apa tentang Ela?” “Haruskah Ela dihina seluruh dunia habis-habisan, baru kamu puas?!” “Bukan, bukan begitu … “Jack berusaha bangkit, tapi baru saja membuka mulutnya, dia langsung muntah darah.Detik berikutnya, Jimmy menendang keras dadanya! “Bukan apa?! Jack, dengar baik-baik, kalau bukan karena Ela masih peduli denganmu, kamu sudah mati sejak hari pertama menginjakkan kaki di sini!”

  • Cinta Yang Terlambat Bersinar   Bab 19

    Karena kejadian sebelumnya, saat Jimmy mengadakan pesta ulang tahun untuk Luela, dia sengaja menempatkan banyak pengawal di setiap pintu masuk. Takutnya, kalau sedikit saja lengah, Jack bisa saja menerobos masuk.Tapi yang mengejutkan, kali ini Jack tidak muncul.Begitu mendengar laporan dari kepala pelayan, Jimmy sempat menunjukkan raut kaget, tapi entah kenapa perasaannya justru semakin tak tenang.Jadi, dia tetap memerintahkan kepala pelayan untuk berjaga-jaga.Pesta ulang tahun Luela kali ini memang diadakan sangat meriah.Jimmy bukan hanya menyewa semua papan iklan digital untuk menayangkan pesta tersebut, tapi juga menghiasi seluruh istana dengan kembang api.Kembang api itu akan dinyalakan tepat saat Luela meniup lilin ulang tahunnya.Selain itu, seluruh istana juga dipenuhi bunga dan berlian, semuanya adalah kesukaan Luela.Hadiah ulang tahun dari para tamu pun menumpuk seperti bukit, bahkan hampir setinggi kue istana raksasa yang dibuat khusus oleh Jimmy.Puncak acara ulang t

  • Cinta Yang Terlambat Bersinar   Bab 18

    Pelayan langsung mengiyakan dan berbalik pergi untuk mengurus semua hadiah itu.Ketika Jack mendengar kalau semua hadiah yang dikirim sudah dikembalikan, dia tidak menunjukkan reaksi apapun. Dia hanya memerintahkan asistennya untuk terus mengirim lagi.Dan saat Jimmy mengira semua hadiah itu hanya akan dikirim ke rumahnya, Jack malah muncul langsung di pesta dengan membawa hadiah-hadiah itu.Ini adalah pesta yang diadakan sahabat lama Keluarga Soan, sekaligus juga pertama kalinya Luela menghadiri acara resmi sebagai Nyonya Jimmy.Gaun merah yang Luela kenakan senada dengan sapu tangan merah di dada Jimmy.Cincin 25 karat di jari manisnya adalah hadiah ulang tahun ke-25 dari Jimmy dan menjadi pusat perhatian seluruh tamu yang hadir.Sejak Luela berjalan masuk dengan menggandeng lengan Jimmy, semua mata tertuju padanya.Termasuk pandangan Jack dari sudut ruangan.Melihat gadis yang dulu selalu mengejarnya kini berdiri bahagia dengan wajah berseri-seri di tengah keramaian, Jack merasakan

  • Cinta Yang Terlambat Bersinar   Bab 17

    Salju malam itu kembali membuat Jack jatuh sakit dan demam tinggi hingga tak sadarkan diri.Melihatnya terus mengigau memanggil nama Luela dalam keadaan setengah sadar, asisten pun merasa tidak tega.Malam itu juga, dia menggunakan segala koneksi yang dimilikinya, hanya untuk memohon agar Luela mau datang ke rumah sakit dan menemui Jack sekali saja.Namun pada akhirnya, yang diterima asisten hanyalah sebuah alat perekam suara yang dikirim pelayan atas perintah Jimmy.Di dalam kamar yang sunyi, hanya ada Jack seorang diri.Dia memandangi alat perekam di tangannya cukup lama, baru akhirnya menekan tombol pemutar.Setelah beberapa detik suara berisik, suara Luela langsung terdengar jelas di telinganya.Nada bicaranya terdengar agak sinis, “Kalau saja Sabrina nggak kena masalah, mungkin sampai mati pun, aku nggak akan pernah dengar permintaan maaf darinya.” “Manusia memang begitu, baru sadar setelah kebenaran terbongkar, baru menyesal setelah kehilangan. Tapi aku sama sekali nggak butuh p

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status