Share

Bab 6

Author: Isma Hanifa
Saat membuka mata lagi, Luela menyadari dirinya sudah berada di atas ranjang kamarnya, sementara Jack berdiri di samping ranjang dengan ekspresi sedingin es.

"Kamu sudah buat masalah sebesar ini, sebenarnya aku mau mengurungmu tiga hari tiga malam. Tapi karena Sabrina orangnya berhati lembut dan memohonku untuk membebaskanmu, makanya kamu bisa keluar."

"Aku tahu kamu masih belum bisa melepaskanku, tapi dengarkan baik-baik, aku nggak mungkin suka dengan gadis kecil yang umurnya dua belas tahun lebih muda dariku. Kita nggak akan mungkin bersama."

Usai bicara, pintu kamar langsung dibanting tertutup tepat di depan mata Luela. Suara kerasnya menenggelamkan semua kata yang ingin dijelaskan.

Luela bersandar di kepala ranjang, menutup mata, menghela napas panjang, lalu berbisik pelan,

"Jack, aku benar-benar ... sudah nggak menyukaimu lagi."

Beberapa hari setelah itu, rumah Jack menjadi sangat ramai.

Semua orang sibuk mempersiapkan pernikahan Jack dan Sabrina yang akan segera digelar.

Sabrina terlihat sangat bersemangat mengatur semuanya, sambil menggandeng tangan Luela dengan penuh semangat, seolah semua kejadian tak menyenangkan sebelumnya sudah dilupakan.

"Tempat dan dekorasinya sudah hampir siap, tinggal kurang pendamping pengantin wanita. Menurutku Ela cocok sekali, biar kecipratan keberuntungan juga. Siapa tahu nanti bisa berjodoh dengan pendamping pengantin pria."

Di akhir kalimat, nada bicara Sabrina terdengar sedikit bercanda.

Luela yang tidak sehebat Sabrina dalam berakting, langsung menarik tangannya dari pelukan Sabrina dan hendak menolak. Tapi belum sempat menolak, langsung terdengar suara laki-laki yang dingin dari atas kepala mereka.

"Dia nggak boleh jadi pendampingnya."

Luela dan Sabrina menoleh bersamaan dan melihat Jack berdiri di belakang mereka.

"Kenapa?" tanya Sabrina yang terlihat agak heran dengan penolakannya.

Jack tidak menjawab langsung, hanya menatap Luela sejenak.

Belakangan ini, Luela memang terlihat lebih penurut dan sudah tidak terus menempel padanya.

Namun, begitu terpikir kalau nanti Luela akan punya pacar, entah kenapa, hati Jack terasa sesak dan tidak nyaman.

Apa alasannya? Sebenarnya Jack sendiri juga tak tahu.

Jack menunduk, hendak mencari alasan seadanya. Belum sempat dia beralasan, Luela sudah lebih dulu buka suara.

"Usiaku lebih kecil, rasanya kurang pantas kalau jadi pendamping pengantin."

Sebenarnya, karena dirinya akan pergi ke luar negeri sebentar lagi.

Dia memang tidak ditakdirkan hadir ke pernikahan ini.

Mendengar itu, Jack langsung mengangguk mengiyakan dan Sabrina pun akhirnya mengurungkan niatnya.

Saat Luela merasa lega dan hendak beranjak pergi, tiba-tiba terdengar suara Sabrina lagi, "Kalau Ela nggak bisa jadi pendampingnya, bagaimana kalau kamu kasih gaun pengantin yang dulu kamu desain itu ke aku saja? Anggap saja sebagai bentuk restu, soalnya aku suka sekali."

Mendengar itu, Jack spontan menoleh ke arah Luela.

Gaun itu adalah hasil desain Luela saat usianya 18 tahun, bahkan sempat memenangkan penghargaan dalam sebuah kompetisi.

Banyak orang kaya yang ingin membelinya untuk dipakai di hari pernikahan, tapi semuanya ditolak Luela.

Karena gaun itu dibuat untuk dirinya sendiri.

Luela ingin memakai gaun itu saat menikah dengan Jack.

Jack tahu betapa pentingnya gaun itu bagi Luela, tapi dia juga tak ingin membuat Sabrina kecewa, akhirnya dia tetap berkata,

"Luela, selama kamu mau jual gaun itu ke aku, aku bakal penuhi apapun permintaanmu."

Luela hanya tersenyum tipis dan menjawab, "Nggak perlu, benar yang Kak Sabrina bilang, aku juga harus berbuat sesuatu sebagai bentuk restuku untuk kalian. Jadi, anggap saja gaun itu sebagai hadiah pernikahan dariku untuk kalian."

Usai bicara, Luela pun langsung menelepon butik tempat gaun disimpan.

Tak lama kemudian, staf dari butik datang mengantarkan gaun tersebut langsung ke tangan Sabrina.

Sabrina yang menerima gaun impiannya pun tak lagi punya alasan untuk mempersulit Luela. Dengan senang hati, dia langsung masuk ke ruang ganti untuk mencobanya.

Luela hanya memandangi punggungnya dengan tenang, lalu tanpa ekspresi kembali ke kamarnya.

Hanya Jack yang menatap kepergian Luela cukup lama, bahkan sampai larut dalam pikirannya sendiri.

Menjelang tengah malam, Luela duduk sendiri di kamarnya, membereskan koper.

Semua barangnya sudah hampir beres dikemas dan dokumen juga hampir selesai. Tak lama lagi, dirinya sudah bisa pergi.

Baru saja menyembunyikan kopernya dan hendak tidur, tiba-tiba pintu kamarnya didobrak dengan keras.

Belum sempat bereaksi, Jack sudah menerobos masuk dan mencengkeram pergelangan tangannya dengan kuat, lalu langsung memarahinya tanpa ampun,

"Apa yang kamu lakukan dengan gaun itu?!"

"Sabrina baru coba sebentar, langsung gatal-gatal dan muncul ruam! Kamu mau mencelakainya lagi?!"

Di bawah cahaya lampu kuning yang redup, tatapan marah jack bagaikan pisau tajam yang seakan siap mengiris tubuhnya.

Luela buru-buru menggeleng dan menjelaskan, "Aku sama sekali nggak menyentuh gaun itu dan nggak mungkin lakukan sesuatu pada gaun itu! Aku juga nggak ada alasan untuk sakiti dia!"

Wajah Jack semakin muram. Tiba-tiba, dia mendorong Luela ke ranjang, tatapannya sangat tajam dan suaranya penuh amarah.

"Nggak ada alasan? Aku tahu kamu masih belum bisa melupakanku, tapi kau nggak seharusnya menyakiti Sabrina! Sebaiknya kamu berdoa agar dia nggak apa-apa, kalau nggak ... "

Belum selesai Jack bicara, Bibi Siti sudah berlari masuk.

"Pak Jack! Gawat! Nona Sabrina pingsan!"

"Awasi dia! Jangan sampai dia kabur!"

Ekspresi wajah Jack langsung berubah drastis. Usai bicara, dia segera berlari keluar kamar dengan panik.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cinta Yang Terlambat Bersinar   Bab 22

    Karena kekurangan gizi yang berlangsung lama dan berbagai siksaan, wajah Sabrina yang dulu berseri, berubah menjadi sangat kurus.Ibu Jack hanya menamparnya sekali, tapi Sabrina langsung terjatuh tergeletak di lantai, tak bisa bangkit lagi.Namun, ibu Jack masih merasa itu terlalu ringan. Begitu mengingat anaknya jadi seperti ini karena perempuan ini, amarahnya kembali memuncak.Dia tak bisa menahan diri lagi, langsung menyerangnya, menarik kerah baju Sabrina dan menamparnya berkali-kali.Kalau saja para sipir penjara tidak segera menyadari situasinya dan bergegas melerai, mungkin hari ini Sabrina bakal kehilangan nyawanya di sini.Meski sudah ditahan erat oleh dua sipir, mulut ibu Jack terus melontarkan makian ke arah Sabrina. “Dasar jalang, kenapa bukan kamu yang kecelakaan?!” “Kenapa bukan kamu yang koma saja?”…Mendengar makian kejam itu, Sabrina hanya merasa semuanya sangat ironis.Dulu, saat Jack mencintainya sepenuh hati, ibu Jack bahkan memperlakukannya seperti anak kandung

  • Cinta Yang Terlambat Bersinar   Bab 21

    Dulu, saat Luela masih mencintainya, dia sering berandai-andai tentang anak mereka.Kalau nanti punya anak perempuan, Luela ingin memanjakannya menjadi putri kecil paling bahagia di dunia.Kalau anak laki-laki, dia ingin mendidiknya menjadi sehebat Jack.Waktu bilang semua itu, mata Luela berbinar penuh harapan. Dia bahkan sempat menggambar banyak sketsa wajah anak mereka.Namun, saat dia menyerahkan gambar-gambar itu pada Jack, Jack malah merobek semuanya dan melemparkannya ke perapian.Jack juga dengan dingin bilang, dirinya bakal melahirkan anak dengan siapapun, asal bukan dengan Luela.Jack juga menyuruh Luela berhenti berkhayal hal-hal yang tak masuk akal.Mengingat semua itu, Jack hanya bisa tersenyum pahit.Dulu, Luela yang menggandeng lengannya sambil cerita soal mimpi-mimpinya, sekarang malah dirinya sendiri yang ingin punya anak dengannya dan berkhayal tentang mimpi tak masuk akal itu.Pada saat bersamaan, pintu ruang kerjanya diketuk. “Pak Jack, mobilnya sudah siap.”Mende

  • Cinta Yang Terlambat Bersinar   Bab 20

    Jack tak sempat menghindar, langsung dihajar Jimmy hingga terkapar di lantai.Itu pertama kalinya Jimmy kehilangan kendali, setiap pukulannya penuh emosi.Jika bukan karena kepala pelayan datang untuk melerai, mungkin Jack sudah dihajar sampai mati!Jimmy tak peduli dengan luka di tangannya, hanya menatap dingin pria yang tergeletak nyaris tak bernyawa di lantai. “Seberapa benci kamu sama Ela, sampai tega menghancurkannya berulang kali?!” “Kamu tahu nggak ada berapa orang yang menonton ulang tahun Ela hari ini? Kamu sadar nggak pertunjukan drone itu bakal dilihat banyak orang? Kamu mau mereka pikir apa tentang Ela?” “Haruskah Ela dihina seluruh dunia habis-habisan, baru kamu puas?!” “Bukan, bukan begitu … “Jack berusaha bangkit, tapi baru saja membuka mulutnya, dia langsung muntah darah.Detik berikutnya, Jimmy menendang keras dadanya! “Bukan apa?! Jack, dengar baik-baik, kalau bukan karena Ela masih peduli denganmu, kamu sudah mati sejak hari pertama menginjakkan kaki di sini!”

  • Cinta Yang Terlambat Bersinar   Bab 19

    Karena kejadian sebelumnya, saat Jimmy mengadakan pesta ulang tahun untuk Luela, dia sengaja menempatkan banyak pengawal di setiap pintu masuk. Takutnya, kalau sedikit saja lengah, Jack bisa saja menerobos masuk.Tapi yang mengejutkan, kali ini Jack tidak muncul.Begitu mendengar laporan dari kepala pelayan, Jimmy sempat menunjukkan raut kaget, tapi entah kenapa perasaannya justru semakin tak tenang.Jadi, dia tetap memerintahkan kepala pelayan untuk berjaga-jaga.Pesta ulang tahun Luela kali ini memang diadakan sangat meriah.Jimmy bukan hanya menyewa semua papan iklan digital untuk menayangkan pesta tersebut, tapi juga menghiasi seluruh istana dengan kembang api.Kembang api itu akan dinyalakan tepat saat Luela meniup lilin ulang tahunnya.Selain itu, seluruh istana juga dipenuhi bunga dan berlian, semuanya adalah kesukaan Luela.Hadiah ulang tahun dari para tamu pun menumpuk seperti bukit, bahkan hampir setinggi kue istana raksasa yang dibuat khusus oleh Jimmy.Puncak acara ulang t

  • Cinta Yang Terlambat Bersinar   Bab 18

    Pelayan langsung mengiyakan dan berbalik pergi untuk mengurus semua hadiah itu.Ketika Jack mendengar kalau semua hadiah yang dikirim sudah dikembalikan, dia tidak menunjukkan reaksi apapun. Dia hanya memerintahkan asistennya untuk terus mengirim lagi.Dan saat Jimmy mengira semua hadiah itu hanya akan dikirim ke rumahnya, Jack malah muncul langsung di pesta dengan membawa hadiah-hadiah itu.Ini adalah pesta yang diadakan sahabat lama Keluarga Soan, sekaligus juga pertama kalinya Luela menghadiri acara resmi sebagai Nyonya Jimmy.Gaun merah yang Luela kenakan senada dengan sapu tangan merah di dada Jimmy.Cincin 25 karat di jari manisnya adalah hadiah ulang tahun ke-25 dari Jimmy dan menjadi pusat perhatian seluruh tamu yang hadir.Sejak Luela berjalan masuk dengan menggandeng lengan Jimmy, semua mata tertuju padanya.Termasuk pandangan Jack dari sudut ruangan.Melihat gadis yang dulu selalu mengejarnya kini berdiri bahagia dengan wajah berseri-seri di tengah keramaian, Jack merasakan

  • Cinta Yang Terlambat Bersinar   Bab 17

    Salju malam itu kembali membuat Jack jatuh sakit dan demam tinggi hingga tak sadarkan diri.Melihatnya terus mengigau memanggil nama Luela dalam keadaan setengah sadar, asisten pun merasa tidak tega.Malam itu juga, dia menggunakan segala koneksi yang dimilikinya, hanya untuk memohon agar Luela mau datang ke rumah sakit dan menemui Jack sekali saja.Namun pada akhirnya, yang diterima asisten hanyalah sebuah alat perekam suara yang dikirim pelayan atas perintah Jimmy.Di dalam kamar yang sunyi, hanya ada Jack seorang diri.Dia memandangi alat perekam di tangannya cukup lama, baru akhirnya menekan tombol pemutar.Setelah beberapa detik suara berisik, suara Luela langsung terdengar jelas di telinganya.Nada bicaranya terdengar agak sinis, “Kalau saja Sabrina nggak kena masalah, mungkin sampai mati pun, aku nggak akan pernah dengar permintaan maaf darinya.” “Manusia memang begitu, baru sadar setelah kebenaran terbongkar, baru menyesal setelah kehilangan. Tapi aku sama sekali nggak butuh p

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status