Share

Bab 04

last update Last Updated: 2021-07-15 03:27:14

 

Walaupun sebenarnya ia tak sanggup berdiri, berjalan tertatih keluar perpustakaan karena hatinya terasa sangat nyeri, jika berlama-lama ditempat saksi bisu perpisahannya dengan Izzuddin barusan. Menghapus kasar sisa air matanya tanpa peduli Siska yang menatapnya iba, dengan sekuat tenaga ia berlari kearah Taman belakang Sekolah yang jarang dikunjungi para siswa-siswi Sekolah.

Di taman itu, dibawah pohon belimbing manis yang cukup lebat, Syilla menangis histeris lagi, lagi dan lagi. Sambil menutup wajahnya, menjambak rambut panjangnya, gadis itu tampak frustasi, ia kalut ia hancur tak tersisa lagi.

'Aaarrrggghhh... aku benci ini, aku benci.. hiks..' bathinnya menjerit tak terima.

Tiba-tiba gadis itu meringis karena kepalanya terasa begitu nyeri, pandangannya mulai memburam, dalam hitungan detik ia merasa pandangannya mulai mengelap hingga hilang sudah kesadarannya dan tumbang tergeletak disana.

---

Izzuddin segera pergi secepat mungkin dari hadapan Syilla, ia tak ingin lemah, ia tak ingin luluh karena air mata gadis itu. Lelaki itu berjalan keluar perpustakaan tanpa sedikitpun menoleh kearah gadis itu. Takut-takut ia akan kembali merasakan sakit yang lebih dalam lagi, ia tak ingin tersakiti lagi hanya karena cinta seorang gadis mungil yang tak tulus padanya, lebih baik ia pergi sejauh mungkin untuk melupakan kesakitan dan kekecewaan ini.

Saat ia berada tepat didepan pintu perpustakaan, hatinya terasa sangat sesak ketika mendengar tangisan histeris gadis kecilnya didalam sana. Tak terasa butiran bening menetes tanpa ijin pemiliknya, cepat-cepat ia menghapus air mata itu.

Seketika ia menerawang kejadian 7 hari yang lalu, penyebab perpisahan ini terjadi begitu menyakitkan.

Sore ini kebetulan hari sabtu, Syilla pulang cepat tepatnya pulang jam 10 pagi, bertepatan Izzuddin libur kuliah apa lagi pekerjaannya juga tak banyak. Alhasil dua anak manusia yang dilanda kasmaran itu merencanakan janjian kencan sehabis sholat dzuhur sambil malam mingguan.

Tepatnya jam 3 sore dua sejoli itu malah asyik menikmati sejuknya angin laut yang terasa masih panas dikulit, tapi tak dapat menganggu kemesraan keduanya yang duduk di ayunan, yang berada ditepi pantai sambil menikmati keindahan Pantai Duta, Probolinggo.

Tak hanya menikmati Pantai dan sunset saja, disana kita akan disuguhkan hutan mangrove, hutan cemara laut, mangrove trail, gazebo yang berjejeran tak jauh dari pantai. Juga ada perahu mesin khusus berkeliling ditengah laut untuk melihat hiu tutul jika memang musimnya, tapi jika belum musimnya kita bisa menikmati keindahan panorama Pantai Duta, yang dikenal pantai sejuk dan bebas sampah.

Jika kita berkeliling sepuasnya, maka akan dimanjakan pemandangan alam yang begitu menyejukkan tanpa melihat sedikitpun sampah berceceran, sungguh pantai terbersih se-Jawa Timur.

Sebelum sunset tiba, Izzuddin yang sedari tadi tersenyum melihat mata indah kekasihnya berbinar-binar, karena asyik melihat keindahan alam disekitarnya sambil bermain ayunan. Akhirnya kini lelaki itu mengajak Syilla berkeliling masuk hutan cemara laut.

Terlihat disebelah kanan-kiri terdapat plang papan bertulisan 99 asmaul husna, menambah kesan keindahan yang tak pernah luntur. Pantas saja pantai itu dijuluki pantai Kota santri, bahkan banyak pengunjung yang bermain disana sambil menikmati keindahan pantai duta dengan semangat.

"Kak, ini indah sekali, Masya'Allah di pantai seperti ini masih ada yang menyajikan tema islami." seru Syilla kagum dengan mata berbinar-binar.

"Mau difoto?" tawar Izzuddin lembut dan dijawab anggukan lucu dari gadisnya.

Berbagai pose gadis itu terus tersenyum saat sang kekasih menjadi fotografernya. Bahkan tak lupa mereka berdua berselfie bareng, kebetulan Izzuddin bawa kamera jadi tak repot-repot mengeluarkan ponsel.

"Kak, kesana yuk! Sepertinya di hutan mangrove itu lebih bagus pemandangannya." Rengek gadis itu manja.

"Okay, my princess."

"Hehehe.."

Gadis mungil itu sangat bahagia sekali sore ini, ia berlari menuju hutan mangrove trail dengan semangat. Tanpa peduli banyak orang-orang disana ada yang memandanginya kagum juga iri karena gadis mungil seperti Syilla sedari tadi diawasi bule blasteran China. Ada salah satu dari cewek-cewek disana terang-terangan salah tingkah, karena Izzuddin tampak santai melewati mereka, walaupun Izzuddin menampakkan wajah datarnya.

"Kakk... ayooo..." rengek Syilla manja sambil menarik Izzuddin ke Jembatan agak tinggi diujung sana.

Kebetulan di Jembatan lagi sepi, jadi Syilla bisa leluasa bermanja ria dengan sang kekasih sambil menikmati keseluruhan wilayah hutan mangrove, juga pemandangan gunung Argopuro yang tertutup kabut dari kejauhan.

Izzuddin tampak tak bergeming menatap lurus kearah hamparan luas hutan mangrove, seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Kakk..." rengek gadis itu manja sambil memeluk pinggangnya. Izzuddin menunduk untuk melihat wajah manja gadisnya, diusaplah kain penutup kepala milik gadisnya itu kemudian mengecup puncak kepala yang tertutup hijab itu penuh kasih sayang.

"Iya, sayang! Ada apa, hm?"

'Pertanyaan macam apa itu' gerutu Syilla dalam hati.

Pertanyaan ironis membosankan ala Izuddin muncul kembali, membuat gadis yang mengelanyut manja itu memanyunkan bibir tipisnya lucu, membuat Izzuddin tersenyum gemas dibuatnya. Di kecuplah sekilas bibir merah itu sehingga membuat si gadis melotot padanya.

"Issh!! Kakakkk... nakal!! Berani-beraninya mencium Syilla." Protes gadis itu sambil memukul-mukul ringan lengan kekar kekasihnya.

"Heheh... aduhh, sayang! Sudah dong jangan pukul Kakak terus. Iya deh, Kakak minta maaf! Habis itu bibir dimanyun-manyunin segala, ya udah Kakak cium deh!!" Godanya sambil mengedipkan sebelah matanya jahil.

"Ish... dasar mesum, nikahin dulu baru cium-- upss." pinta Syilla spontan dan langsung menutup mulutnya sendiri dengan telapak tangannya menahan malu.

Mendengar pemintaan sang kekasih barusan, membuat Izzuddin memancarkan senyum tampannya bangga karena gadisnya ini tak pernah berubah, walaupun polos juga manja tapi prinsipnya tetap sama, menikah dulu baru cium.

Inilah yang membuat seorang Muhammad Izzuddin Elbarak tergila-gila pada gadis SMA yang sekarang masih setia berada di sampingnya itu, seolah-olah kalimat barusan adalah kode keras agar Izzuddin cepat-cepat menghalalkan gadis mungilnya tersebut. 

"Iya, Kakak janji akan secepatnya ngehalalin Syilla kok! Makanya cepat lulus dong, biar Kakak bisa mencium Syilla sepuasnya, tapi-"

"Tapi apa?"

"Tapi nilainya ditingkatkan lagi, kalau bisa masuk tiga besar, Kakak nggak mau ya nikahin gadis nggak lulus sekolah karena nilainya anjlok, mau ditaruh mana muka Kakak nanti." Cibirnya sambil melirik gadis itu.

Syilla tampak menatap keindahan hutan mangrove, sepertinya gadis itu tak peduli akan cibiran dari kekasihnya sendiri.

###Li.Qiaofeng

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Black White Swan
.....................
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Cinta Zuddilla: Izzuddin and Arsyilla   Bab 154

    "Jauhkan mawar sialan itu dariku," pekiknya dengan nada panik. "Kenapa? Mawar ini kesukaan cucu menantumu, kau--" "Aku mohon, tolong jauhkan mawar itu dariku.." pintanya dengan nada ketakutan ketika aku mendekatkan kelopak mawar itu tepat didepan wajahnya. "Darren, tolong! Maafkan aku, aku janji tak akan mengejar Xiao Fu dan anak-anakmu lagi, t--tolong, jauhkan itu dariku--" "Apa? coba panggil namaku dengan jelas." "D-Darren... t-tidakk.. maksudku.. King Frederich.. tolong--"Plakk...Suara tabrakan antara telapak tanganku dan pipi tirus penyihir tua itu terdengar renyah di pendengaranku, tubuh ringkih itu terlempar ke lantai cukup keras."Ulangi..""K-king.. tolong ampuni aku.. hiks..." pintanya memelas sambil mencuri-curi lirikan kearah mawar merah keemasan di tanganku ini.Senyum meremehkan ku tunjukkan dengan santai, berjongkok di depannya yang tampak tubuh kurus bergetar ketakutan. "Apa apa, Nenek? kenapa kau melihatku seperti itu?"Reveena hanya menggelengkan kepalanya lemah

  • Cinta Zuddilla: Izzuddin and Arsyilla   Bab 153

    "Tidakkk... tolong lepaskan aku, Nek? Hiks.. hiks.. tolong kasihani aku, aku mohon--" "Hhh... kamu tidak akan bisa lari lagi, manis. Kembar tiga? Huhh.. akhirnya aku akan hidup kembali... hhh.." "A-apa maksudmu?" Suara bergetar Syilla terdengar memilukan di dalam sana, sementara aku hanya bisa menatap gelap pintu aneh ini. "Apakah kamu tidak sadar, jika mendiang kedua putrimu sudah ku jadikan tumbal, hm? Apakah si anak Iblis itu tidak memberitahumu?" Degg... "Tu- tumbal? Jadi...?" "Hhh... bagaimana? Sudah tahu? Dasar bodoh, apa kamu tahu, kamu hanya di jadikan alat untuk menghasilkan bayi yang akan menjadi tumbalku. Darren menghamilimu bukan karena cinta, tapi karena ingin membantuku untuk mendapatkan tumbal dari tubuhmu, hhhhh..." Sreeekkk... kedua mataku memerah menahan amarah, sejak kapan aku mengorbankan darah dagingku untuk wanita gila itu? "Sialan kau, Tua bangka.." umpatku tertahan. "Tidakkk... kamu tidak bisa mengambil bayiku lagi dengan paksa. Kamu... kamu.." "Apa? D

  • Cinta Zuddilla: Izzuddin and Arsyilla   Bab 152

    Fengying langsung mendekat dan menatap penuh rindu kedua mata indah milik Arsyilla, namun perempuan itu masih cukup lemah untuk banyak bergerak. "Iya, Ge. Maafkan aku yang sudah merepotkan Gege--" "Jangan katakan hal itu lagi, kau adik perempuan kami satu-satunya. Kami hanya ingin memenuhi kewajiban kami sebagai Kakak laki-laki kamu." Belum juga Fengying menjawab, Faihung langsung mendekat dan mengusap pipi pucat Syilla dengan lembut. "Sekarang kondisimu masih terlalu lemah, sebaiknya kamu istirahat dikamar." "Tidak, Ge. Aku lebih nyaman seperti ini-- memeluk suamiku adalah tempat ternyaman ketika aku bangun." Syilla mendongak dan tersenyum manja sambil menatap wajah tampan lelaki yang memeluknya saat ini. Oh ayolah, tanpa malu-malu Syilla yang baru terbangun dari tidur cantiknya, malah dengan posesif memeluk pinggang sang suami, membuat Izzuddin tertawa kecil akan tingkah wanitanya itu. "Posesif.." bisik Izzuddin gemas.

  • Cinta Zuddilla: Izzuddin and Arsyilla   Bab 151

    "Gege, apa yang harus kita--" "A life crystal capable of awakening him, but--" "What, the crystal of life? Then where are we going to get it? Isn't that kind of thing hard to---" "That rare life crystal exists only in Frederich's own family. We also don't need to think too deeply, because the crystal is currently in their son's hands. Darrell Frederich." Fengying mengenyit dengan sedikit linglung atas apa yang di ucapkan saudara kembarnya tersebut, selama bertahun-tahun mengenal sosok Darren Frederich sebagai kekasih Arsyilla, adik kecil mereka. Baru kali ini Fengying mendengar tentang batu kehidupan, apakah di dunia ini masih ada benda keramat seperti itu? Entahlah? "Ayah, izinkan saya untuk menjemput Darrell. Saya khawatir Bibi Arsyi tidak mampu tertolongkan, hm.. maafkan saya yang sudah berani menguping pembicaraan Ayah dan Paman, saya harap Ayah dan Paman mengerti maksud saya." Seru pemuda tampan tampak baru keluar dari bal

  • Cinta Zuddilla: Izzuddin and Arsyilla   Bab 150

    Di dalam ruang keluarga paviliun milik Darren, sepasang suami dan istri paruh baya tengah lama terdiam menatap wajah kecil angkuh di depannya.Wanita paruh baya itu menatap suaminya sekilas kemudian menatap dalam diam anak kecil yang tengah asyik mengubah mainan rubiknya dengan tenang."Apa yang terjadi? Kenapa dia seperti itu?" Kun yang tidak tahan untuk bertanya, akhirnya menatap istrinya yang hanya diam sejak tadi."Sepertinya cucu kesayangan kita dalam suasana hati yang buruk."Mendengar kalimat singkat yang Aneska katakan tentang anak kecil di depannya, yang merupakan cucu laki-lakinya. Darrell Frederich. Pria paruh baya itu menghela napas berat kemudian menatap Darrell penuh arti."Jangan gegabah, dia masih terlalu kecil untuk mengerti permasalahan Orang tuanya. Otak dan hatinya masih kurang stabil dibandingkan dengan orang dewasa."Kun tak mengatakan apapun sebagai balasan, ia malah menaikkan salah satu alisnya. Aneska melanjutkan uca

  • Cinta Zuddilla: Izzuddin and Arsyilla   Bab 149

    Faihung langsung meloncat dari ketinggian lima ribu tujuh puluh kaki tanpa alat bantuan keselamatan, seakan sudah biasa pria pucat itu terjun dari ketinggian tanpa takut tubuhnya akan remuk ketika jatuh kelantai bawah. Terdengar samar teriakan Lian memanggilnya, Faihung hanya tersenyum ketika mendengar itu. Tapp.. Begitu kedua pasang kaki jenjang Faihung berpijak diatas lantai kaki istana, suara retakan dahsyat terdengar begitu mengerikan namun retakan itu hanya terlihat begitu kecil jika dilihat. Darren yang tengah mengubah wujuh menjadi King Frederich yang sebenarnya malah acuh tak acuh dengan turunnya Faihung seolah dewa langit sedang turun. Wujud Monster manusia tersebut malah asyik mencabuti organ tubuh para prajurit tanpa henti. "Hentikan--" Belum sempat Faihung menyelesaikan ucapannya, sosok Monster itu malah melemparkan tubuh tak berdosa dua prajurit sekaligus ke arah Faihung dengan ringan. Faihung

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status