Share

Bab 04

 

Walaupun sebenarnya ia tak sanggup berdiri, berjalan tertatih keluar perpustakaan karena hatinya terasa sangat nyeri, jika berlama-lama ditempat saksi bisu perpisahannya dengan Izzuddin barusan. Menghapus kasar sisa air matanya tanpa peduli Siska yang menatapnya iba, dengan sekuat tenaga ia berlari kearah Taman belakang Sekolah yang jarang dikunjungi para siswa-siswi Sekolah.

Di taman itu, dibawah pohon belimbing manis yang cukup lebat, Syilla menangis histeris lagi, lagi dan lagi. Sambil menutup wajahnya, menjambak rambut panjangnya, gadis itu tampak frustasi, ia kalut ia hancur tak tersisa lagi.

'Aaarrrggghhh... aku benci ini, aku benci.. hiks..' bathinnya menjerit tak terima.

Tiba-tiba gadis itu meringis karena kepalanya terasa begitu nyeri, pandangannya mulai memburam, dalam hitungan detik ia merasa pandangannya mulai mengelap hingga hilang sudah kesadarannya dan tumbang tergeletak disana.

---

Izzuddin segera pergi secepat mungkin dari hadapan Syilla, ia tak ingin lemah, ia tak ingin luluh karena air mata gadis itu. Lelaki itu berjalan keluar perpustakaan tanpa sedikitpun menoleh kearah gadis itu. Takut-takut ia akan kembali merasakan sakit yang lebih dalam lagi, ia tak ingin tersakiti lagi hanya karena cinta seorang gadis mungil yang tak tulus padanya, lebih baik ia pergi sejauh mungkin untuk melupakan kesakitan dan kekecewaan ini.

Saat ia berada tepat didepan pintu perpustakaan, hatinya terasa sangat sesak ketika mendengar tangisan histeris gadis kecilnya didalam sana. Tak terasa butiran bening menetes tanpa ijin pemiliknya, cepat-cepat ia menghapus air mata itu.

Seketika ia menerawang kejadian 7 hari yang lalu, penyebab perpisahan ini terjadi begitu menyakitkan.

Sore ini kebetulan hari sabtu, Syilla pulang cepat tepatnya pulang jam 10 pagi, bertepatan Izzuddin libur kuliah apa lagi pekerjaannya juga tak banyak. Alhasil dua anak manusia yang dilanda kasmaran itu merencanakan janjian kencan sehabis sholat dzuhur sambil malam mingguan.

Tepatnya jam 3 sore dua sejoli itu malah asyik menikmati sejuknya angin laut yang terasa masih panas dikulit, tapi tak dapat menganggu kemesraan keduanya yang duduk di ayunan, yang berada ditepi pantai sambil menikmati keindahan Pantai Duta, Probolinggo.

Tak hanya menikmati Pantai dan sunset saja, disana kita akan disuguhkan hutan mangrove, hutan cemara laut, mangrove trail, gazebo yang berjejeran tak jauh dari pantai. Juga ada perahu mesin khusus berkeliling ditengah laut untuk melihat hiu tutul jika memang musimnya, tapi jika belum musimnya kita bisa menikmati keindahan panorama Pantai Duta, yang dikenal pantai sejuk dan bebas sampah.

Jika kita berkeliling sepuasnya, maka akan dimanjakan pemandangan alam yang begitu menyejukkan tanpa melihat sedikitpun sampah berceceran, sungguh pantai terbersih se-Jawa Timur.

Sebelum sunset tiba, Izzuddin yang sedari tadi tersenyum melihat mata indah kekasihnya berbinar-binar, karena asyik melihat keindahan alam disekitarnya sambil bermain ayunan. Akhirnya kini lelaki itu mengajak Syilla berkeliling masuk hutan cemara laut.

Terlihat disebelah kanan-kiri terdapat plang papan bertulisan 99 asmaul husna, menambah kesan keindahan yang tak pernah luntur. Pantas saja pantai itu dijuluki pantai Kota santri, bahkan banyak pengunjung yang bermain disana sambil menikmati keindahan pantai duta dengan semangat.

"Kak, ini indah sekali, Masya'Allah di pantai seperti ini masih ada yang menyajikan tema islami." seru Syilla kagum dengan mata berbinar-binar.

"Mau difoto?" tawar Izzuddin lembut dan dijawab anggukan lucu dari gadisnya.

Berbagai pose gadis itu terus tersenyum saat sang kekasih menjadi fotografernya. Bahkan tak lupa mereka berdua berselfie bareng, kebetulan Izzuddin bawa kamera jadi tak repot-repot mengeluarkan ponsel.

"Kak, kesana yuk! Sepertinya di hutan mangrove itu lebih bagus pemandangannya." Rengek gadis itu manja.

"Okay, my princess."

"Hehehe.."

Gadis mungil itu sangat bahagia sekali sore ini, ia berlari menuju hutan mangrove trail dengan semangat. Tanpa peduli banyak orang-orang disana ada yang memandanginya kagum juga iri karena gadis mungil seperti Syilla sedari tadi diawasi bule blasteran China. Ada salah satu dari cewek-cewek disana terang-terangan salah tingkah, karena Izzuddin tampak santai melewati mereka, walaupun Izzuddin menampakkan wajah datarnya.

"Kakk... ayooo..." rengek Syilla manja sambil menarik Izzuddin ke Jembatan agak tinggi diujung sana.

Kebetulan di Jembatan lagi sepi, jadi Syilla bisa leluasa bermanja ria dengan sang kekasih sambil menikmati keseluruhan wilayah hutan mangrove, juga pemandangan gunung Argopuro yang tertutup kabut dari kejauhan.

Izzuddin tampak tak bergeming menatap lurus kearah hamparan luas hutan mangrove, seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Kakk..." rengek gadis itu manja sambil memeluk pinggangnya. Izzuddin menunduk untuk melihat wajah manja gadisnya, diusaplah kain penutup kepala milik gadisnya itu kemudian mengecup puncak kepala yang tertutup hijab itu penuh kasih sayang.

"Iya, sayang! Ada apa, hm?"

'Pertanyaan macam apa itu' gerutu Syilla dalam hati.

Pertanyaan ironis membosankan ala Izuddin muncul kembali, membuat gadis yang mengelanyut manja itu memanyunkan bibir tipisnya lucu, membuat Izzuddin tersenyum gemas dibuatnya. Di kecuplah sekilas bibir merah itu sehingga membuat si gadis melotot padanya.

"Issh!! Kakakkk... nakal!! Berani-beraninya mencium Syilla." Protes gadis itu sambil memukul-mukul ringan lengan kekar kekasihnya.

"Heheh... aduhh, sayang! Sudah dong jangan pukul Kakak terus. Iya deh, Kakak minta maaf! Habis itu bibir dimanyun-manyunin segala, ya udah Kakak cium deh!!" Godanya sambil mengedipkan sebelah matanya jahil.

"Ish... dasar mesum, nikahin dulu baru cium-- upss." pinta Syilla spontan dan langsung menutup mulutnya sendiri dengan telapak tangannya menahan malu.

Mendengar pemintaan sang kekasih barusan, membuat Izzuddin memancarkan senyum tampannya bangga karena gadisnya ini tak pernah berubah, walaupun polos juga manja tapi prinsipnya tetap sama, menikah dulu baru cium.

Inilah yang membuat seorang Muhammad Izzuddin Elbarak tergila-gila pada gadis SMA yang sekarang masih setia berada di sampingnya itu, seolah-olah kalimat barusan adalah kode keras agar Izzuddin cepat-cepat menghalalkan gadis mungilnya tersebut. 

"Iya, Kakak janji akan secepatnya ngehalalin Syilla kok! Makanya cepat lulus dong, biar Kakak bisa mencium Syilla sepuasnya, tapi-"

"Tapi apa?"

"Tapi nilainya ditingkatkan lagi, kalau bisa masuk tiga besar, Kakak nggak mau ya nikahin gadis nggak lulus sekolah karena nilainya anjlok, mau ditaruh mana muka Kakak nanti." Cibirnya sambil melirik gadis itu.

Syilla tampak menatap keindahan hutan mangrove, sepertinya gadis itu tak peduli akan cibiran dari kekasihnya sendiri.

###Li.Qiaofeng

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Black White Swan
.....................
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status