공유

Bab 05

last update 최신 업데이트: 2021-07-15 03:27:21

 

"Aduhhh... sakit, sayang! Aduhh.. ampunn..." ringis Izzuddin ketika Syilla menghadiahinya cubitan pedas di pinggangnya.

"Dasar menyebalkan, mentang-mentang pintar, sombongnya minta ampun, makanya ajarin Syilla. Jangan cuma bicara doang tapi nggak di ajarin." Gerutu gadis itu sambil mencebik lucu.

"Mau minta ajarin, hm? Tapi Kakak nggak pintar-pintar amat, tapi kalo minta ajarin panas-panasan diranjang, wah... ayo, hari ini juga Kakak siap, gimana?" goda Izzuddin sedikit, padahal ia hanya menjahili kekasihnya saja.

"Kyaa... dasar mesum, tenggelam sana di lautan... bugh.. bugh.." pekik Syilla geregetan sendiri sambil memukul-mukul lengan lelaki itu dengan brutal.

Si korban pun bukannya meminta ampun malah tertawa berbahak-bahak, sore ini pasangan Zuddilla terisi dengan canda-tawa bersama, membuat yang menyaksikan tawa sepasang kekasih itu iri dibuatnya.

"Syilla." Panggil lelaki itu tiba-tiba dengan nada mengintimidasi.

Deg, seketika gadis itu menegang akan suara tegas nan berat itu, seolah tahu betul ciri khas kekasihnya. Jika sudah memanggilnya dengan suara tegas, serius dan berat seperti itu pasti akan menginterogasi atau dihukum karena kenakalan yang Syilla perbuat di Sekolah atau diluar sekolah.

Tak tahu apa kesalahannya, dengan sigap gadis itu mendongak sambil menatap mata elang nan tajam yang sudah memancarkan aura keseriusan, bahkan wajahnya juga tampak dingin nan datar nyaris tanpa ekspresi.

"Iya, ada apa, Kak?"

"Okay, tapi tolong jawab yang jujur ya?" ucap Izzuddin tanpa ekspresi, membuat Syilla bingung sendiri.

Kejujuran apa lagi? bukankah Syilla udah terlalu jujur selama ini pada lelaki itu? tapi kejujuran macam apa lagi yang Izzuddin coba tanyakan?

"He.um, pasti." jawab Syilla sedikit ragu, walaupun ia merasakan akan terjadi hal yang tidak ia inginkan sebentar lagi.

"Hm, siapa kamu sebenarnya?"

"M-maksud kakak apa?"

"Maksudku? Foto siapa lelaki yang mengendong bayi didalam buku dairy merah? Maksudku kenapa lelaki itu mirip denganku? Perasaan, aku tak pernah mengendong bayi laki-laki dan adikku juga perempuan. Disana terdapat tulisan 'jangan pernah membenci Izzuddin, jika tak ingin hidupmu lebih menderita' apa maksudnya?" Ungkap lelaki itu dengan nada biasa saja. Ia tak langsung menggertak gadisnya dengan nada kasar, karena itu bukan tipenya.

Seketika Syilla menunduk ketakutan, nafasnya memburu antara ingin marah atau menangis saja, ingin rasanya ia marah karena kelancangan kekasihnya membuka buku dairy nya tanpa ijin pemiliknya. Tetapi, ia juga ingin menangis sekeras mungkin karena bukan ini yang ia inginkan, diinterogasi Izzuddin karena soal foto seorang lelaki yang mirip dengannya sambil mengendong gumpalan lemak bernyawa.

Hal itu membuat nafas gadis itu tersengal-sengal, mata berkaca-kaca, butiran bening sudah menumpuk disudut mata. Hatinya terasa sesak seketika, gadis itu hanya memberikan jawaban dengan mengeleng-ngelengkan kepala lemah, dengan cucuran air mata yang sudah merembes membasahi pipi cubby-nya.

Cukup sudah Izzuddin menahan diri dengan mengulur-ulur waktu, agar Syilla tak curiga jika ia sudah berlaku lancang menggeledah buku-buku privasinya, kini ia sudah tak sanggup lagi. Ia butuh jawaban itu? Jawaban dimana yang sudah membuatnya tak bisa tidur nyenyak disetiap malam, hanya karena foto yang membuatnya harus terus-menerus berfikir keras mencari jawaban, tapi hasilnya tetap tak membuatnya puas.

"Kenapa diam saja, huh! apa jangan-jangan- " desisnya menahan amarah, ia seperti dipermainkan disini.

Bagaimana bisa gadis polos seperti Arsyilla bisa memiliki hubungan dengan seorang Mafia kejam berhati iblis. Ya! Izzuddin sudah menyelidiki siapa lelaki itu sebelum menginterogasi gadisnya lebih dulu. Walaupun sebenarnya agak sulit mencari informasi tentang Mafia kejam itu, tapi akhirnya Izzuddin mendapatkan data diri Mafia itu lewat chip yang ia temukan di tas sekolah Syilla dengan mudah.

Dengan amarah yang mencapai ubun-ubun, Izzuddin menyeret Syilla ke sesuatu tempat terpencil jauh dari permukiman warga. Lelaki itu tahu jika Syilla kini diliputi ketakutan karena kesalahpahamannya yang begitu kental hingga sampailah ke sebuah gubuk kecil tapi cukup layak ditempati untuk orang berteduh.

Membuka pintu bambu dengan sekali tendangan dan langsung mendorong gadisnya kearah ranjang single size hingga gadis itu jatuh terlentang di ranjang. Syilla tampak ketakutan ketika melihat nafas Izzuddin naik-turun, seperti itu dengan tatapan nyalang yang sangat mengerikan.

"A-apa yang akan Kakak lakukan.. hiks..."

"Sekarang katakan! Siapa lelaki dan bayi itu?" Pertanyaan yang sama keluar dari bibir lelaki tampan itu, tapi Syilla hanya mengeleng-ngelengkan kepalanya lemah karena ketakutan, membuat Izzuddin makin geram, di tindihi gadis itu membuat pergerakan Syilla terbatas.

"Baiklah! Biar kucari sendiri atau... kita berakhir." Desis lelaki itu dengan suara serak.

Otaknya sudah ternodai ingin segera mencicipi tubuh yang sudah 3 tahun lebih itu ingin ia sentuh. Ketika lelaki itu hendak mencium Syilla dengan kekuatan penuh gadis itu menendang selangkangannya kuat-kuat.

"Lepassss.. BUGH.. BUGH..."

"lebih baik kita berakhir sampai disini, dari pada kamu menodaiku, brengsek... pyarr..." teriak Syilla tak terkendali.

Akhirnya setelah sekian menit lamanya disuruh menjawab, kini gadis itu berani berteriak didepan Izzuddin. Walaupun naas gadis itu sambil memukul kepala lelaki itu dengan vas bunga yang kebetulan berada diatas nakas.

Darah segar mengalir bebas ke wajah tampan Izzuddin, lelaki itu tersenyum pahit disela-sela ringisan menahan sakit di kepalanya, setelah itu pandangannya mulai mengabur, mata elang itu berlahan terpejam begitu damai.

Izzuddin tampak tersenyum simpul saat mengingat kejadian naas itu, sambil memegang bekas jahitan di kepalanya.

Kenangan tak terlupakan akibat ulah bodoh gadisnya. Sadar gadis itu akan keluar dari Perpustakaan, ia segera bersembunyi dibalik tembok pembatas, terlihat gadis itu berusaha lari kearah taman belakang sekolahnya.

Disana gadis itu menangis histeris sambil menutup wajahnya, ia tampak sangat frustasi sehingga tak lama kemudian, gadis itu tumbang tergeletak dibawah pohon belimbing manis, membuat Izzuddin makin cemas dibuatnya.

###Li.Qiaofeng

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
댓글 (1)
goodnovel comment avatar
Black White Swan
huwaaaaaaaaaaaaa
댓글 모두 보기

최신 챕터

  • Cinta Zuddilla: Izzuddin and Arsyilla   Bab 154

    "Jauhkan mawar sialan itu dariku," pekiknya dengan nada panik. "Kenapa? Mawar ini kesukaan cucu menantumu, kau--" "Aku mohon, tolong jauhkan mawar itu dariku.." pintanya dengan nada ketakutan ketika aku mendekatkan kelopak mawar itu tepat didepan wajahnya. "Darren, tolong! Maafkan aku, aku janji tak akan mengejar Xiao Fu dan anak-anakmu lagi, t--tolong, jauhkan itu dariku--" "Apa? coba panggil namaku dengan jelas." "D-Darren... t-tidakk.. maksudku.. King Frederich.. tolong--"Plakk...Suara tabrakan antara telapak tanganku dan pipi tirus penyihir tua itu terdengar renyah di pendengaranku, tubuh ringkih itu terlempar ke lantai cukup keras."Ulangi..""K-king.. tolong ampuni aku.. hiks..." pintanya memelas sambil mencuri-curi lirikan kearah mawar merah keemasan di tanganku ini.Senyum meremehkan ku tunjukkan dengan santai, berjongkok di depannya yang tampak tubuh kurus bergetar ketakutan. "Apa apa, Nenek? kenapa kau melihatku seperti itu?"Reveena hanya menggelengkan kepalanya lemah

  • Cinta Zuddilla: Izzuddin and Arsyilla   Bab 153

    "Tidakkk... tolong lepaskan aku, Nek? Hiks.. hiks.. tolong kasihani aku, aku mohon--" "Hhh... kamu tidak akan bisa lari lagi, manis. Kembar tiga? Huhh.. akhirnya aku akan hidup kembali... hhh.." "A-apa maksudmu?" Suara bergetar Syilla terdengar memilukan di dalam sana, sementara aku hanya bisa menatap gelap pintu aneh ini. "Apakah kamu tidak sadar, jika mendiang kedua putrimu sudah ku jadikan tumbal, hm? Apakah si anak Iblis itu tidak memberitahumu?" Degg... "Tu- tumbal? Jadi...?" "Hhh... bagaimana? Sudah tahu? Dasar bodoh, apa kamu tahu, kamu hanya di jadikan alat untuk menghasilkan bayi yang akan menjadi tumbalku. Darren menghamilimu bukan karena cinta, tapi karena ingin membantuku untuk mendapatkan tumbal dari tubuhmu, hhhhh..." Sreeekkk... kedua mataku memerah menahan amarah, sejak kapan aku mengorbankan darah dagingku untuk wanita gila itu? "Sialan kau, Tua bangka.." umpatku tertahan. "Tidakkk... kamu tidak bisa mengambil bayiku lagi dengan paksa. Kamu... kamu.." "Apa? D

  • Cinta Zuddilla: Izzuddin and Arsyilla   Bab 152

    Fengying langsung mendekat dan menatap penuh rindu kedua mata indah milik Arsyilla, namun perempuan itu masih cukup lemah untuk banyak bergerak. "Iya, Ge. Maafkan aku yang sudah merepotkan Gege--" "Jangan katakan hal itu lagi, kau adik perempuan kami satu-satunya. Kami hanya ingin memenuhi kewajiban kami sebagai Kakak laki-laki kamu." Belum juga Fengying menjawab, Faihung langsung mendekat dan mengusap pipi pucat Syilla dengan lembut. "Sekarang kondisimu masih terlalu lemah, sebaiknya kamu istirahat dikamar." "Tidak, Ge. Aku lebih nyaman seperti ini-- memeluk suamiku adalah tempat ternyaman ketika aku bangun." Syilla mendongak dan tersenyum manja sambil menatap wajah tampan lelaki yang memeluknya saat ini. Oh ayolah, tanpa malu-malu Syilla yang baru terbangun dari tidur cantiknya, malah dengan posesif memeluk pinggang sang suami, membuat Izzuddin tertawa kecil akan tingkah wanitanya itu. "Posesif.." bisik Izzuddin gemas.

  • Cinta Zuddilla: Izzuddin and Arsyilla   Bab 151

    "Gege, apa yang harus kita--" "A life crystal capable of awakening him, but--" "What, the crystal of life? Then where are we going to get it? Isn't that kind of thing hard to---" "That rare life crystal exists only in Frederich's own family. We also don't need to think too deeply, because the crystal is currently in their son's hands. Darrell Frederich." Fengying mengenyit dengan sedikit linglung atas apa yang di ucapkan saudara kembarnya tersebut, selama bertahun-tahun mengenal sosok Darren Frederich sebagai kekasih Arsyilla, adik kecil mereka. Baru kali ini Fengying mendengar tentang batu kehidupan, apakah di dunia ini masih ada benda keramat seperti itu? Entahlah? "Ayah, izinkan saya untuk menjemput Darrell. Saya khawatir Bibi Arsyi tidak mampu tertolongkan, hm.. maafkan saya yang sudah berani menguping pembicaraan Ayah dan Paman, saya harap Ayah dan Paman mengerti maksud saya." Seru pemuda tampan tampak baru keluar dari bal

  • Cinta Zuddilla: Izzuddin and Arsyilla   Bab 150

    Di dalam ruang keluarga paviliun milik Darren, sepasang suami dan istri paruh baya tengah lama terdiam menatap wajah kecil angkuh di depannya.Wanita paruh baya itu menatap suaminya sekilas kemudian menatap dalam diam anak kecil yang tengah asyik mengubah mainan rubiknya dengan tenang."Apa yang terjadi? Kenapa dia seperti itu?" Kun yang tidak tahan untuk bertanya, akhirnya menatap istrinya yang hanya diam sejak tadi."Sepertinya cucu kesayangan kita dalam suasana hati yang buruk."Mendengar kalimat singkat yang Aneska katakan tentang anak kecil di depannya, yang merupakan cucu laki-lakinya. Darrell Frederich. Pria paruh baya itu menghela napas berat kemudian menatap Darrell penuh arti."Jangan gegabah, dia masih terlalu kecil untuk mengerti permasalahan Orang tuanya. Otak dan hatinya masih kurang stabil dibandingkan dengan orang dewasa."Kun tak mengatakan apapun sebagai balasan, ia malah menaikkan salah satu alisnya. Aneska melanjutkan uca

  • Cinta Zuddilla: Izzuddin and Arsyilla   Bab 149

    Faihung langsung meloncat dari ketinggian lima ribu tujuh puluh kaki tanpa alat bantuan keselamatan, seakan sudah biasa pria pucat itu terjun dari ketinggian tanpa takut tubuhnya akan remuk ketika jatuh kelantai bawah. Terdengar samar teriakan Lian memanggilnya, Faihung hanya tersenyum ketika mendengar itu. Tapp.. Begitu kedua pasang kaki jenjang Faihung berpijak diatas lantai kaki istana, suara retakan dahsyat terdengar begitu mengerikan namun retakan itu hanya terlihat begitu kecil jika dilihat. Darren yang tengah mengubah wujuh menjadi King Frederich yang sebenarnya malah acuh tak acuh dengan turunnya Faihung seolah dewa langit sedang turun. Wujud Monster manusia tersebut malah asyik mencabuti organ tubuh para prajurit tanpa henti. "Hentikan--" Belum sempat Faihung menyelesaikan ucapannya, sosok Monster itu malah melemparkan tubuh tak berdosa dua prajurit sekaligus ke arah Faihung dengan ringan. Faihung

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status