Share

Bab 05

 

"Aduhhh... sakit, sayang! Aduhh.. ampunn..." ringis Izzuddin ketika Syilla menghadiahinya cubitan pedas di pinggangnya.

"Dasar menyebalkan, mentang-mentang pintar, sombongnya minta ampun, makanya ajarin Syilla. Jangan cuma bicara doang tapi nggak di ajarin." Gerutu gadis itu sambil mencebik lucu.

"Mau minta ajarin, hm? Tapi Kakak nggak pintar-pintar amat, tapi kalo minta ajarin panas-panasan diranjang, wah... ayo, hari ini juga Kakak siap, gimana?" goda Izzuddin sedikit, padahal ia hanya menjahili kekasihnya saja.

"Kyaa... dasar mesum, tenggelam sana di lautan... bugh.. bugh.." pekik Syilla geregetan sendiri sambil memukul-mukul lengan lelaki itu dengan brutal.

Si korban pun bukannya meminta ampun malah tertawa berbahak-bahak, sore ini pasangan Zuddilla terisi dengan canda-tawa bersama, membuat yang menyaksikan tawa sepasang kekasih itu iri dibuatnya.

"Syilla." Panggil lelaki itu tiba-tiba dengan nada mengintimidasi.

Deg, seketika gadis itu menegang akan suara tegas nan berat itu, seolah tahu betul ciri khas kekasihnya. Jika sudah memanggilnya dengan suara tegas, serius dan berat seperti itu pasti akan menginterogasi atau dihukum karena kenakalan yang Syilla perbuat di Sekolah atau diluar sekolah.

Tak tahu apa kesalahannya, dengan sigap gadis itu mendongak sambil menatap mata elang nan tajam yang sudah memancarkan aura keseriusan, bahkan wajahnya juga tampak dingin nan datar nyaris tanpa ekspresi.

"Iya, ada apa, Kak?"

"Okay, tapi tolong jawab yang jujur ya?" ucap Izzuddin tanpa ekspresi, membuat Syilla bingung sendiri.

Kejujuran apa lagi? bukankah Syilla udah terlalu jujur selama ini pada lelaki itu? tapi kejujuran macam apa lagi yang Izzuddin coba tanyakan?

"He.um, pasti." jawab Syilla sedikit ragu, walaupun ia merasakan akan terjadi hal yang tidak ia inginkan sebentar lagi.

"Hm, siapa kamu sebenarnya?"

"M-maksud kakak apa?"

"Maksudku? Foto siapa lelaki yang mengendong bayi didalam buku dairy merah? Maksudku kenapa lelaki itu mirip denganku? Perasaan, aku tak pernah mengendong bayi laki-laki dan adikku juga perempuan. Disana terdapat tulisan 'jangan pernah membenci Izzuddin, jika tak ingin hidupmu lebih menderita' apa maksudnya?" Ungkap lelaki itu dengan nada biasa saja. Ia tak langsung menggertak gadisnya dengan nada kasar, karena itu bukan tipenya.

Seketika Syilla menunduk ketakutan, nafasnya memburu antara ingin marah atau menangis saja, ingin rasanya ia marah karena kelancangan kekasihnya membuka buku dairy nya tanpa ijin pemiliknya. Tetapi, ia juga ingin menangis sekeras mungkin karena bukan ini yang ia inginkan, diinterogasi Izzuddin karena soal foto seorang lelaki yang mirip dengannya sambil mengendong gumpalan lemak bernyawa.

Hal itu membuat nafas gadis itu tersengal-sengal, mata berkaca-kaca, butiran bening sudah menumpuk disudut mata. Hatinya terasa sesak seketika, gadis itu hanya memberikan jawaban dengan mengeleng-ngelengkan kepala lemah, dengan cucuran air mata yang sudah merembes membasahi pipi cubby-nya.

Cukup sudah Izzuddin menahan diri dengan mengulur-ulur waktu, agar Syilla tak curiga jika ia sudah berlaku lancang menggeledah buku-buku privasinya, kini ia sudah tak sanggup lagi. Ia butuh jawaban itu? Jawaban dimana yang sudah membuatnya tak bisa tidur nyenyak disetiap malam, hanya karena foto yang membuatnya harus terus-menerus berfikir keras mencari jawaban, tapi hasilnya tetap tak membuatnya puas.

"Kenapa diam saja, huh! apa jangan-jangan- " desisnya menahan amarah, ia seperti dipermainkan disini.

Bagaimana bisa gadis polos seperti Arsyilla bisa memiliki hubungan dengan seorang Mafia kejam berhati iblis. Ya! Izzuddin sudah menyelidiki siapa lelaki itu sebelum menginterogasi gadisnya lebih dulu. Walaupun sebenarnya agak sulit mencari informasi tentang Mafia kejam itu, tapi akhirnya Izzuddin mendapatkan data diri Mafia itu lewat chip yang ia temukan di tas sekolah Syilla dengan mudah.

Dengan amarah yang mencapai ubun-ubun, Izzuddin menyeret Syilla ke sesuatu tempat terpencil jauh dari permukiman warga. Lelaki itu tahu jika Syilla kini diliputi ketakutan karena kesalahpahamannya yang begitu kental hingga sampailah ke sebuah gubuk kecil tapi cukup layak ditempati untuk orang berteduh.

Membuka pintu bambu dengan sekali tendangan dan langsung mendorong gadisnya kearah ranjang single size hingga gadis itu jatuh terlentang di ranjang. Syilla tampak ketakutan ketika melihat nafas Izzuddin naik-turun, seperti itu dengan tatapan nyalang yang sangat mengerikan.

"A-apa yang akan Kakak lakukan.. hiks..."

"Sekarang katakan! Siapa lelaki dan bayi itu?" Pertanyaan yang sama keluar dari bibir lelaki tampan itu, tapi Syilla hanya mengeleng-ngelengkan kepalanya lemah karena ketakutan, membuat Izzuddin makin geram, di tindihi gadis itu membuat pergerakan Syilla terbatas.

"Baiklah! Biar kucari sendiri atau... kita berakhir." Desis lelaki itu dengan suara serak.

Otaknya sudah ternodai ingin segera mencicipi tubuh yang sudah 3 tahun lebih itu ingin ia sentuh. Ketika lelaki itu hendak mencium Syilla dengan kekuatan penuh gadis itu menendang selangkangannya kuat-kuat.

"Lepassss.. BUGH.. BUGH..."

"lebih baik kita berakhir sampai disini, dari pada kamu menodaiku, brengsek... pyarr..." teriak Syilla tak terkendali.

Akhirnya setelah sekian menit lamanya disuruh menjawab, kini gadis itu berani berteriak didepan Izzuddin. Walaupun naas gadis itu sambil memukul kepala lelaki itu dengan vas bunga yang kebetulan berada diatas nakas.

Darah segar mengalir bebas ke wajah tampan Izzuddin, lelaki itu tersenyum pahit disela-sela ringisan menahan sakit di kepalanya, setelah itu pandangannya mulai mengabur, mata elang itu berlahan terpejam begitu damai.

Izzuddin tampak tersenyum simpul saat mengingat kejadian naas itu, sambil memegang bekas jahitan di kepalanya.

Kenangan tak terlupakan akibat ulah bodoh gadisnya. Sadar gadis itu akan keluar dari Perpustakaan, ia segera bersembunyi dibalik tembok pembatas, terlihat gadis itu berusaha lari kearah taman belakang sekolahnya.

Disana gadis itu menangis histeris sambil menutup wajahnya, ia tampak sangat frustasi sehingga tak lama kemudian, gadis itu tumbang tergeletak dibawah pohon belimbing manis, membuat Izzuddin makin cemas dibuatnya.

###Li.Qiaofeng

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Black White Swan
huwaaaaaaaaaaaaa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status