Share

Bab 132

Author: Sierra
Bu Lisa langsung paham. Dia membalas, "Baguslah. Kalau gitu, Nenek jadi tenang."

Wenny senang bukan main. Dia menggandeng lengan Bu Lisa dengan manja, lalu mengajak, "Nek, mumpung sudah keluar rumah, aku ajak Nenek jalan-jalan ya."

Bu Lisa tertawa bahagia sambil membalas, "Wah, bagus sekali! Nenek memang paling suka jalan-jalan."

....

Wenny dan Yuvi membawa Bu Lisa ke jalan raya. Saat itu, mereka melewati sebuah toko boba.

Yuvi berkata, "Wenny, kita beli boba yuk. Toko ini baru mengeluarkan varian moci talas buatan tangan. Rasanya enak banget!"

"Boleh," balas Wenny sambil mengangguk.

Tiba-tiba Bu Lisa bertanya, "Wenny, Yuvi, kalian mau minum boba?"

Wenny tahu bahwa di keluarga kaya raya seperti Keluarga Jamil, biasanya para orang tua melarang anak-anaknya minum minuman seperti itu. Dia pun buru-buru menjelaskan, "Nek, sebenarnya sesekali minum boba itu nggak membahayakan kesehatan kok ...."

Bu Lisa tiba-tiba bertanya, "Bisa belikan Nenek satu? Nenek juga pengen minum."

Wenny langsung t
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Bundha Ghiza
ok bagus sekali ceritanya
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 350

    Hendro menatap wanita di dalam pelukannya dengan mengangkat ujung matanya. “Memangnya adik simpanan bukan tergolong adik?”Dasar tidak tahu malu!Wenny mengangkat kakinya langsung menendang Hendro.Hendro membalikkan tubuhnya, lalu menindih Wenny ke bawah tubuhnya. “Gimana kalau sekali lagi?”Wenny menatap api membara di dalam tatapan Hendro. Dia bukan sedang bercanda. Dia sedang serius.Energi pria ini memang mengerikan.“Wenny, sepertinya kita nggak pernah lakukan di pagi hari.”Wajah mungil Wenny langsung merona. Dasar tidak waras!Wenny mendorong Hendro dengan kuat, lalu berdiri untuk menuruni ranjang.Hendro pun menyunggingkan bibir tipisnya. Dia tersenyum.…Hendro dan Wenny pergi melihat Alex. Wenny memeriksa cedera di kaki Alex. Lukanya sudah pulih.Malam yang tersiksa sudah berhasil dilewati.“Tuan Alex, kakimu sudah terselamatkan,” pesan Wenny.Alex menatap Wenny. “Wenny, kamu jangan kira aku akan berterima kasih sama kamu.”“Apa aku akan panjang umur kalau dapat ucapan terim

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 349

    Hendro telah bercerai dengan Wenny.Hendro tidak melupakan masalah itu. “Kamu sedang demam. Aku lagi berusaha hangatkan tubuhmu.”Wenny terdiam. “Hangatkan juga nggak usah seperti ini. Apa kamu juga hangatkan cewek lain dengan cara begini?”“Cewek lain nggak akan seperti kamu, tarik kancingku dan lepas pakaianku. Tadi kamu mulai duluan.”Wenny melirik sekilas. Kancing kemeja Hendro telah berkurang satu butir. Dalam sekilas mata, dapat diketahui bahwa itu adalah hasil karyanya.Wenny mengulurkan tangan untuk mendorong Hendro. “Awas!”Hendro menahan kedua tangan kecil yang sembarangan bergerak itu di atas ranjang, lalu menunduk untuk mencium wajah Wenny.Hendro masih melanjutkannya.Wenny berusaha untuk meronta. “Hendro, kita sudah cerai. Kalau kamu mau, cari Hana sana. Orang sepertimu yang berhubungan dengan dua atau lebih dari dua cewek itu mesti rutin lakukan pemeriksaan tubuh. Hati-hati sakit!”Hendro tersenyum lantaran merasa kesal. Wenny masih sama seperti dulu yang jago bicara.He

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 348

    Hendro merasa tangan kecil Wenny meraba-raba di atas tubuhnya. Berhubung Wenny terlalu buru-buru, dia pun merusak satu kancing Hendro.Jakun yang menonjol di leher si pria bergerak. Dia menahan tangan kecil Wenny. “Wenny, yang pelan, nggak ada pakaian ganti di sini.”Jika pakaian Hendro rusak, dia pun tidak memiliki pakaian untuk dikenakan lagi.Namun, Wenny tidak bekerja sama. Dia hanya ingin mendapatkan sedikit kehangatan. Lantaran tangannya ditahan oleh Hendro, dia pun membenamkan wajah kecilnya ke dalam leher Hendro. “Jangan … dingin sekali ….”Suara lembut Wenny di kala sakit itu terdengar seperti sedang bermanja-manja.Tentu saja Hendro tahu, meski Wenny tidak sakit, dia juga akan mengeluarkan suara manja itu di saat seranjang dengannya.Sebenarnya Wenny adalah seorang siluman.Hanya saja setelah bercerai, Hendro pun tidak pernah merasakannya lagi.Hendro menahan dirinya, tetapi dia tidak berhasil menahannya. Tangan Hendro menempel di atas kancing pakaian Wenny, mulai melepaskan

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 347

    Hendro melirik Alex sekilas. “Kamu istirahat dulu. Kita bicarakan lagi esok hari.”Malam ini, Wenny dan Alex butuh istirahat. Mereka akan membahas masalah kepulangan mereka besok.Dengan adanya keberadaan Hendro, Alex seketika merasa memiliki tulang punggung saja. Dia pun mengangguk. “Oke.”Hendro menggendong Wenny keluar. Hera yang dari tadi berdiri di luar melangkah maju. “Kak Hendro, apa adikmu baik-baik saja?”“Adikku demam tinggi. Nona Hera, apa kamu bisa aturkan satu kamar buat kami?”Ketika melihat wajah tampan dan elegan Hendro, Hera yang merupakan penyuka wajah tampan itu tentu tidak menolak. Dia langsung menggunakan statusnya sebagai putri kepala desa untuk mengatur sebuah kamar bersih.Hendro membaringkan Wenny ke atas ranjang. Sekujur tubuh Wenny sangat dingin. Keningnya juga dipenuhi dengan keringat dingin. Beberapa helai poni menempel di kening indah dan putihnya. Dia benar-benar kelihatan sangat menggoda.Hendro mengulurkan tangannya untuk mengesampingkan poni Wenny.“Ka

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 346

    Hera melihat Sutinah dan para bawahannya. “Desa kami nggak izinkan orang luar untuk masuk ke dalam. Mereka semua nggak boleh masuk. Aku bisa diam-diam bawa kamu ke dalam.”Sutinah segera berkata, “Pak Hendro, akan berbahaya kalau kamu masuk sendirian.”Hendro bertanya, “Bahaya apa?”Sutinah berkata dengan suara kecil, “Si Hera naksir sama kamu. Hati-hati dia tahan kamu buat jadi suaminya di desa.”Hendro memberi tatapan sinis kepada Sutinah.Sutinah segera menutup mulutnya.Hendro berpesan, “Kalian istirahat di sini. Nanti aku akan kirim pesan untuk hubungi kalian.”Sutinah mengangguk. “Oke.”Hendro menatap Hera. “Nona Hera, aku ikut kamu ke dalam. Terima kasih.”“Ayo.”Hera membawa Hendro ke dalam desa. Hendro berjalan di sisi Hera. Jantung Hera pun berdebar kencang. “Siapa namamu?”“Namaku Hendro.”“Kalau begitu, apa boleh aku panggil kamu Kak Hendro?”“Terserah kamu saja ....”“Apa pekerjaanmu?”“Aku buka perusahaan.”“Kenapa kamu masih belum nikah? Kamu suka wanita seperti apa?”Ke

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 345

    Hendro bersama Sutinah dan anggotanya memasuki Desa Pergas. Hendro melihat beberapa penduduk desa. Dia pun segera maju untuk bertanya, “Permisi, apa hari ini ada dua orang yang masuk ke desa kalian?”Para penduduk desa menatap Hendro dengan waspada. “Siapa kalian? Kenapa kalian kemari?”Hendro berterus terang. “Kami datang buat cari orang.”Penduduk desa segera melambaikan tangannya. “Nggak ada yang masuk ke desa kami. Desa kami juga nggak sambut kedatangan orang luar. Segera tinggalkan tempat ini.”Beberapa penduduk desa mulai mengusir Hendro.Sutinah hendak bersuara, “Kalian ….”Hanya saja, Hendro mengangkat tangan untuk menghalanginya. “Oke, maaf sudah ganggu kalian. Kami pergi sekarang.”Hendro membalikkan tubuh dan meninggalkan tempat.Sutinah bertanya dengan bingung, “Pak Hendro, kenapa kita malah pergi? Aku merasa Nona Wenny dan Tuan Alex ada di sini!”Sepasang mata Hendro kelihatan sangat tajam. “Bukan perasaanmu, tapi memang pasti. Wenny dan Alex pasti ada di dalam.”“Jadi, ke

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status