Share

Bab 148

Penulis: Sierra
Hendro tidak lagi bisa meneruskan membaca dokumen. Dia pun berdiri dan melangkah menuju kamar utama.

Namun kamar tidur itu kosong, tak terlihat siapa pun.

Pintu kamar mandi juga tertutup. Hendro berdiri di depan pintu kamar mandi. Suaranya terdengar rendah saat bertanya, "Wenny, kamu masih belum selesai mandi?"

Tidak ada suara dari dalam dan tidak ada yang meresponsnya.

Hendro mengangkat tangan dan hendak mengetuk pintu, tetapi pintu itu tiba-tiba terbuka sendiri.

Hendro tertegun, lalu dia pun masuk ke dalam. Bak mandi yang besar itu kosong melompong. Wenny sudah tidak ada di sana.

Lantas, ke mana dia pergi?

Hendro berjalan keluar dari kamar mandi. Saat itu, seorang pembantu masuk ke dalam kamar dan memberi tahu, "Pak Hendro, Nyonya sudah pergi."

Wenny sudah pergi?

Dia pergi begitu saja?

Saat itu, pandangan Hendro jatuh pada es batu yang masih utuh dan belum digunakan. Dia pun bertanya, "Dia nggak kompres wajahnya?"

"Nggak. Nyonya bilang nggak perlu," jawab si pembantu.

Ada sebuah
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (7)
goodnovel comment avatar
Ratna Komala
iya nih perasaan ceritanya muter" gitu gitu aja terus
goodnovel comment avatar
Tutuk Tutuk
bertele2 kelamaan ceritanya.jd bosan
goodnovel comment avatar
Siti diah
iya terlalu bertele2,coba sdh dewa C identitasnya di buka JD semua orang TDK bisa LG meremehkn
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 346

    Hera melihat Sutinah dan para bawahannya. “Desa kami nggak izinkan orang luar untuk masuk ke dalam. Mereka semua nggak boleh masuk. Aku bisa diam-diam bawa kamu ke dalam.”Sutinah segera berkata, “Pak Hendro, akan berbahaya kalau kamu masuk sendirian.”Hendro bertanya, “Bahaya apa?”Sutinah berkata dengan suara kecil, “Si Hera naksir sama kamu. Hati-hati dia tahan kamu buat jadi suaminya di desa.”Hendro memberi tatapan sinis kepada Sutinah.Sutinah segera menutup mulutnya.Hendro berpesan, “Kalian istirahat di sini. Nanti aku akan kirim pesan untuk hubungi kalian.”Sutinah mengangguk. “Oke.”Hendro menatap Hera. “Nona Hera, aku ikut kamu ke dalam. Terima kasih.”“Ayo.”Hera membawa Hendro ke dalam desa. Hendro berjalan di sisi Hera. Jantung Hera pun berdebar kencang. “Siapa namamu?”“Namaku Hendro.”“Kalau begitu, apa boleh aku panggil kamu Kak Hendro?”“Terserah kamu saja ....”“Apa pekerjaanmu?”“Aku buka perusahaan.”“Kenapa kamu masih belum nikah? Kamu suka wanita seperti apa?”Ke

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 345

    Hendro bersama Sutinah dan anggotanya memasuki Desa Pergas. Hendro melihat beberapa penduduk desa. Dia pun segera maju untuk bertanya, “Permisi, apa hari ini ada dua orang yang masuk ke desa kalian?”Para penduduk desa menatap Hendro dengan waspada. “Siapa kalian? Kenapa kalian kemari?”Hendro berterus terang. “Kami datang buat cari orang.”Penduduk desa segera melambaikan tangannya. “Nggak ada yang masuk ke desa kami. Desa kami juga nggak sambut kedatangan orang luar. Segera tinggalkan tempat ini.”Beberapa penduduk desa mulai mengusir Hendro.Sutinah hendak bersuara, “Kalian ….”Hanya saja, Hendro mengangkat tangan untuk menghalanginya. “Oke, maaf sudah ganggu kalian. Kami pergi sekarang.”Hendro membalikkan tubuh dan meninggalkan tempat.Sutinah bertanya dengan bingung, “Pak Hendro, kenapa kita malah pergi? Aku merasa Nona Wenny dan Tuan Alex ada di sini!”Sepasang mata Hendro kelihatan sangat tajam. “Bukan perasaanmu, tapi memang pasti. Wenny dan Alex pasti ada di dalam.”“Jadi, ke

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 344

    Wenny yang berada di dalam pelukan Alex masih menggigil.Alex mengeratkan pelukannya. “Wenny, sebentar lagi kamu akan merasa enakan. Kamu mesti bertahan.”…Wenny telah menghilang. Hendro mengutus anggota tambahan untuk melakukan pencarian.Tidak lama kemudian, Sutinah mengantar rekaman CCTV. “Pak Hendro, sudah ketemu. Nona Wenny dan Tuan Alex bergilir masuk ke sebuah kapal pesiar.”Hendro menatap rekaman CCTV. Dia menatap Alex menaiki kapal pesiar. Pada saat itu, Wenny sudah berada di atas kapal pesiar.Wajah tampan Hendro kelihatan sangat muram. “Kenapa Alex tiba-tiba ke Laut Walles?”Alex mendadak berkunjung ke Laut Walles dan tidak ada yang mengetahuinya.Sutinah membalas, “Pak Hendro, sepertinya Tuan Alex mengikuti Nona Wenny.”“Apa kapal pesiar itu sudah ditemukan?”“Pak Hendro, anggota sudah dikerahkan ke laut. Kapal pesiar itu meledak di tengah laut.”Hendro langsung berdiri. “Apa katamu? Meledak?”Sutinah mengangguk. “Iya, ada bom di dalam kapal pesiar itu.”Pada saat ini, Han

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 343

    Alex pernah berpacaran dengan banyak wanita sebelumnya. Dia juga pernah merangkul pinggang mereka, bahkan melakukan gerakan yang lebih mesra.Hanya saja ketika tiba-tiba memeluk Wenny, jantungnya seketika berdebar kencang.Sekarang Alex tidak memiliki pemikiran untuk mempertimbangkan masalah ini. Dia segera menggoyang tubuh Wenny. “Wenny, ada apa denganmu?”Pada saat ini, Alex menyadari kening Wenny sangat panas. Suhu tubuhnya juga tidak normal. Dia sedang demam tinggi.Sudah jatuh, malah tertimpa tangga. Musibah datang bertubi-tubi.Wenny membuka matanya dengan perlahan dan berdiri. “Aku nggak kenapa-napa.”“Kamu bilang kamu nggak kenapa-napa. Kamu saja sudah demam tinggi. Apa kamu masih bisa jalan? Biar kugendong saja.”Wenny menatap luka di kaki kanan Alex. “Apa kamu sanggup gendong aku?”Alex terdiam.Dia merasa terhina.Mana mungkin Alex tidak sanggup menggendong seorang wanita. Dia kelihatannya juga tidak sampai 45 kilogram.Ketika melihat Alex yang merasa canggung, Wenny pun ter

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 342

    “Aku lihat sepertinya ada tanaman herbal di luar sana. Nanti aku akan keluar untuk petik obat. Kamu istirahat dulu.”Wenny menyimpan kotak P3K, lalu berjalan keluar.Saat datang tadi, Wenny telah mengamati lokasi. Ada tanaman herbal di sini. Dia bisa memetik beberapa jenis obat herbal untuk membuat Aswin kehilangan ingatannya.Wenny berjongkok untuk memetik tanaman herbal. Pada saat ini, terdengar suara langkah kaki dari belakang. Wenny menoleh untuk melihat, ternyata si Alex.Alex mengikutinya.Wenny berkata dengan kaget, “Ngapain kamu ikut kemari? Kamu sudah kehilangan banyak darah. Kamu istirahat sana.”Alex berdiri di samping. Dia menunduk menatap wajah mungil dan indah Wenny. Meskipun Wenny hanya mengenakan pakaian wanita desa, keindahannya juga tidak bisa ditutupi. “Lebih baik aku ikuti kamu. Aku takut ada Aswin yang lain lagi.”Wenny melengkungkan bibir delimanya. Dia benar-benar telah tersenyum. “Aku dan Kak Hendro-mu sudah bercerai. Meski terjadi sesuatu di antara aku dengan c

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 341

    Begitu Wenny mengangkat kepalanya, dia pun melihat Alex.Alex yang pingsan itu langsung bangun saat mendengar suara. Dia segera menuruni ranjang, lalu memisahkan Aswin dari tubuh Wenny.Aswin yang sedang dibutakan oleh nafsu tidak menyangka ada yang menyerang dari belakang. Lantaran tidak bisa berdiri dengan stabil, dia pun menabrak ke sisi dinding.Raut wajah Alex kelihatan sangat pucat. Hanya saja, dia menatap Wenny dengan tatapan dingin. “Apa kamu baik-baik saja?”Wenny menggeleng. “Aku nggak kenapa-napa.”Saat ini, Alex baru melihat ke sisi Aswin. Dia mengepal erat tangannya. “Dasar berengsek!”Hal bagusnya telah diganggu, raut wajah Aswin juga kelihatan sangat muram. Dia pun memaki, “Kalian berdua bisa berada di sini karena diselamatkan olehku. Kalau nggak ada aku, kakimu pun sudah patah. Kalian malah maki aku?”“Memangnya kenapa kalau kalian balas budi sama aku? Dia juga bukan putri yang berasal dari keluarga kaya. Dia saja sudah menikah, pernah tidur sama seorang pria, memangnya

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status