Share

Bab 756

Author: Sierra
Hendro bertanya dengan cemas, "Apa kalian sudah tutup? Aku dan istriku janjian mau urus akta nikah hari ini!"

Staf itu menjawab, "Kami sudah lama tutup. Istrimu itu seorang nona yang cantik dan putih, 'kan?"

Staf itu memiliki kesan mendalam terhadap Wenny.

Hendro mengangguk. "Benar, dia orangnya. Dia istriku!"

"Ganteng, kalau begitu aku harus tegur kamu deh. Istrimu sudah tunggu di kantor catatan sipil seharian, tapi kamu sama sekali nggak datang. Urus akta nikah itu urusan besar. Mana boleh kamu membuatnya menunggu begitu lama?"

Wenny menunggunya seharian?

Hendro menjelaskan dengan panik, "Hari ini aku ada urusan, makanya terlambat."

"Setelah kami tutup, istrimu sudah pergi. Coba kamu cari sendiri saja."

"Oke, makasih."

Hendro langsung keluar dan berlari kembali ke mobil mewahnya. Di dalam mobil, dia segera mencari ponselnya.

Ternyata, ada banyak telepon yang tidak terjawab di ponselnya. Semuanya dari Wenny. Wanita itu sudah meneleponnya berkali-kali.

Hendro sangat ingin menampar diri
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (65)
goodnovel comment avatar
Diana Fitri
malessss author nya udh ngacoooi
goodnovel comment avatar
Hendro
kenapa hana lagi2 yang menang
goodnovel comment avatar
Etika Yulianti
lg2 Hana emosi lama2 landy ilang ganti Tamara .... tinggal nikah ada aja halangan a
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 768

    Hendro lagi bareng Wenny?Raut wajah Hana berubah sejenak, lalu dia dengan cepat membantah, "Yuvi, kamu salah. Hendro nggak mungkin bareng Wenny!""Hana, atas dasar apa kamu begitu yakin?"Tentu saja karena Hendro telah terkena Sihir Sehati!Selama Hendro mendekati Wenny, dia akan merasakan sakit kepala yang luar biasa.Namun, Hana tentu tidak akan memberi tahu Yuvi tentang Sihir Sehati itu. Dengan senyuman percaya diri, dia memberi tahu, "Yuvi, aku berani bertaruh, Hendro nggak akan mungkin lagi bareng Wenny!""Oke. Ayo, kita bertaruh. Kalau Kak Hendro nggak bareng Wenny, berarti aku yang kalah. Aku akan memanggilmu Nenek!""Oke. Kalau Hendro lagi bareng Wenny, berarti aku yang kalah. Aku akan memanggilmu Nenek."Hana dan Yuvi bertaruh, pihak yang kalah harus memanggil pemenangnya dengan sebutan "nenek".Yuvi lalu mengambil ponselnya. "Hana, sekarang waktunya kita cari tahu jawabannya. Aku akan telepon Wenny sekarang.""Oke. Aku akan duduk di sini sambil menunggu. Yuvi, kamu pasti aka

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 767

    Yuvi berujar sambil tersenyum, "Oke. Aku akan duduk di sini dan menunggu. Hana, cepat telepon ya!"Yuvi jelas ingin melihat pertunjukan yang menarik.Hana tentu cukup percaya diri. Dia tidak percaya Hendro yang telah terkena Sihir Sehati akan mendadak berubah pikiran.Hana pun mengeluarkan ponselnya, menekan nomor Hendro, dan melihat ke arah Yuvi dengan percaya diri. "Yuvi, lihat baik-baik. Ini akan jadi momen memalukan untukmu!"Sayangnya setelah telepon berdering terus-menerus, tidak ada yang mengangkat.Tidak lama kemudian, suara wanita yang dingin dan mekanis terdengar di ujung telepon. "Maaf, nomor yang Anda hubungi sedang tidak dapat dihubungi. Harap coba lagi nanti."Hendro tidak mengangkat teleponnya.Kenapa dia tidak mengangkat telepon?Hana mulai sedikit cemas. Dia langsung menelepon lagi beberapa kali, tetapi tetap tidak ada jawaban dari Hendro.Hati Hana perlahan terasa makin berat. Hendro tidak mengangkat teleponnya.Semalam, Hendro sudah berjanji untuk makan bersamanya. K

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 766

    Yuvi mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan pesan kepada Wenny. [Wenny, kamu lagi lihat ponsel nggak?]Saat itu, Wenny baru saja selesai menjalani operasi di rumah sakit dan pulang ke rumah Yuvi untuk mengambil tasnya.Pada saat ini, ponsel Wenny berbunyi. Dia menerima pesan Whatsapp dari Yuvi.Wenny membalas. [Yuvi, aku ada di rumahmu. Kenapa?][Wenny, tentu saja karena ada hal yang sangat penting dan bahkan mendesak. Aku baru saja melihat Hana di restoran Barat!]Melihat nama "Hana" muncul di pesan, bulu mata Wenny yang panjang sedikit bergetar. Dia langsung teringat pada Hendro.Wenny belum sempat membalas pesan Whatsapp itu, tetapi Yuvi kembali mengirim pesan. [Wenny, aku baru saja melihat Hana di restoran Barat. Dia bilang Kak Hendro mengajaknya makan di sana!]Apa?Wenny tertegun sejenak. Hendro mengajak Hana makan di luar?Kemarin, Hendro mengajaknya ke kantor catatan sipil untuk mengurus akta nikah, tetapi hari ini dia justru mengajak Hana makan di restoran Barat. Apa yang sebe

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 765

    Hendro menyuruhnya pergi duluan.Hana terkejut sejenak. Dia sebenarnya ingin Hendro yang menjemputnya agar ada sentuhan romantis dalam kencan mereka."Hendro, apa kamu nggak bisa datang menjemputku? Aku ...."Namun, Hendro langsung memotongnya, "Hana, aku sudah suruh orang pesan tempat di restoran Barat. Aku harus menghadiri sebuah rapat penting. Kamu pergi duluan saja, nurutlah."Hendro menambahkan kata "nurutlah" dengan nada yang tegas dan dominan.Hana yang memang menyukai kepribadian tegas seperti itu langsung merasa tubuhnya bergetar ketika mendengar kata-kata tersebut. Dia langsung mengiakan, "Ya sudah. Hendro, aku akan pergi duluan. Kamu cepat menyusul ya.""Oke."Hana pun keluar dan meminta sopirnya mengantarnya ke restoran Barat.Setibanya di sana, pelayan menyambutnya dengan ramah, "Nona Hana, selamat datang. Tempatnya sudah kami siapkan. Silakan ikut kami ke area VIP."Pelayan itu membawa Hana ke meja VIP yang berada di dekat jendela. Di sini, pemandangan luarnya sangat inda

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 764

    "Ini ....""Sudahlah, Ayah, Ibu. Aku lelah. Aku mau kembali ke kamar dulu untuk istirahat. Kalau aku tidur nyenyak malam ini, besok aku baru bisa berkencan dengan baik bersama Hendro."Setelah berkata begitu, Hana pun kembali ke kamarnya.Vero sontak mengernyit. "Apa sebenarnya maksud Hendro? Kemarin dia datang ke rumah Keluarga Yale untuk membatalkan janji pernikahan, sekarang malah terlibat lagi dengan Hana. Dia mau apa sebenarnya?"Morgan berkata dengan serius, "Aku akan telepon Hendro!"Morgan mengeluarkan ponselnya dan menekan nomor Hendro.Di sisi lain, suara dering ponsel yang lembut terdengar. Tak lama kemudian, panggilan diterima. Suara rendah dan berwibawa Hendro terdengar. "Halo, Paman Morgan, ada apa?"Morgan berbicara dengan nada dingin, "Hendro, aku mau tanya apa sebenarnya maksudmu?""Aku nggak mengerti maksud Paman Morgan.""Tadi, Hana baru pulang. Dia bilang kamu mengajaknya makan bareng besok.""Ya.""Hendro, kamu datang ke rumah Keluarga Yale untuk membatalkan janji

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 763

    Hana melaporkan semua yang dia peroleh hari ini kepada Tamara.Tamara membalas dengan puas, "Bagus. Dengan adanya Sihir Sehati, Hendro nggak akan bisa jauh-jauh darimu."Hana menimpali dengan gembira, "Bibi Tamara, Sihir Sehati ini nggak bakal tiba-tiba nggak manjur, 'kan? Aku sudah bersusah payah mendapat kesempatan untuk selalu berada di sisi Hendro. Aku takut kehilangan dia."Tamara merespons sambil tersenyum, "Jangan khawatir. Sihir Sehati ini sangat kuat. Hendro nggak akan sembuh kecuali dia selalu bersamamu!""Oke. Makasih, Bibi Tamara.""Sama-sama. Sekarang, musuh bersama kita adalah Wenny dan Vero. Aku nggak akan membiarkan ibu dan anak itu lolos!"....Di dalam bangsal, Sutinah mendekat ke Hendro, lalu berbisik untuk melaporkan, "Pak Hendro, tadi Nona Hana keluar untuk menerima telepon. Aku diam-diam mendengarkan, sepertinya dia sedang bicara dengan seseorang yang bernama Bibi Tamara."Bibi Tamara?Tamara?Apa mungkin orang di balik semua ini adalah Tamara?Hendro menekan bibi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status