Share

Bab 816

Author: Sierra
Yuvi segera berkata, "Pak Wilbert, aku memang pacarnya Victor. Jangan dengarkan perkataan Andreas."

Andreas menimpali, "Yuvi, kalau memang kamu pacar Pak Victor, buktikan padaku!"

"Gimana caranya?"

"Cium Pak Victor."

Andreas benar-benar kehilangan akal. Dia bisa-bisanya menyuruh Yuvi menciumnya.

Yuvi menoleh ke arah Victor. Pria itu menundukkan sepasang mata dingin nan tajamnya, juga menatap balik padanya.

Pandangan mereka bertemu. Yuvi mendadak jadi agak canggung.

"Kenapa? Yuvi, kamu nggak berani cium, 'kan? Sudah kuduga kalian cuma berpura-pura jadi sepasang kekasih! Jangan kira aku nggak tahu apa tujuanmu datang ke sini. Pak Wilbert paling benci ditipu. Kalau dia tahu kamu seorang penipu, kamu pasti langsung diusir keluar!"

Yuvi membalas, "Siapa bilang aku nggak berani? Victor memang pacarku. Aku bisa menciumnya kapan pun."

Sambil berkata begitu, Yuvi mengangkat tubuhnya sedikit dengan berjinjit. Dia mendekat ke wajah Victor, lalu berbisik dengan suara pelan, "Pak Victor, situasi se
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Ernah Tupper
pacaran lagi
goodnovel comment avatar
Ernah Tupper
akhirnya sering bertemu
goodnovel comment avatar
Tian Gustini
hhmmm mulai dech Yuvi.. males dech! skip ach
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 824

    Napas Victor menjadi makin cepat dan berat.Pak Wilbert terdengar bingung di seberang. "Victor? Victor, kenapa kamu diam saja? Ada apa denganmu? Kenapa napasmu terdengar begitu berat?"Mata Victor memerah. Suaranya terputus-putus. "William, kami ... sebentar lagi selesai ....""Hahaha. Oke. Aku tadinya kira kamu memang nggak tertarik sama wanita. Ternyata kamu bahkan sudah punya pacar dan lagi mengajarinya untuk ...."Victor tak lagi mendengar jelas apa yang Pak Wilbert ucapkan. Seluruh perasaannya seolah terkumpul di satu titik, lalu sekejap saja cahaya putih meledak dalam kepalanya, seperti kembang api yang bertaburan tanpa henti.Tubuh Victor jatuh menunduk dan bertumpu di bahu Yuvi."Victor? Victor ...."Victor masih menggenggam ponselnya. Dengan suara serak yang nyaris hancur, dia memberi tahu, "Wilbert, nanti aku telepon balik.""Oke."Begitu panggilan terputus, Victor langsung menunduk dan mencium wajah Yuvi hingga akhirnya menemukan bibirnya lagi.Yuvi adalah wanita pertamanya

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 823

    Yuvi menempel pada dinding. Kedua tangannya mencakar permukaan tembok. "Maksudmu, dengan siapa aku melakukannya?"Victor mengecup lembut daun telinganya. "Apa?""Dengan Vincent atau Victor?"Alih-alih menjawab, Victor balik bertanya, "Kalau begitu, kamu maunya dengan siapa?"Yuvi menyunggingkan bibir merahnya. Dia tiba-tiba tersenyum. Kemudian dia menoleh, menemukan bibir tipis Vincent, dan langsung menciumnya.Victor sempat menegang. Dia tidak menyangka bahwa Yuvi akan tiba-tiba menjadi begitu berinisiatif.Namun setelah membeku sesaat, tangan Victor sudah memegang wajah mungilnya dan membalas ciuman itu dengan dalam.Ciuman itu penuh dengan kekuatan dan emosi, seolah mereka sama-sama menuangkan seluruh perasaan yang terpendam. Yuvi berpegangan erat padanya, sementara Victor juga sepenuhnya larut dalam manisnya wanita itu.Yuvi kembali memutar tubuh. Tangan mungilnya merayap turun mengikuti garis perut berototnya.Victor menunduk dan terengah di lekuk lehernya.Yuvi berbisik pelan, "K

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 822

    "Gimana cara memastikan itu?"Tatapan Yuvi perlahan turun dari otot perut pria itu ke bawah. "Apa kamu bisa melepas celanamu?"Mata Victor seketika berubah menjadi dalam dan gelap.Yuvi sendiri bahkan tidak tahu apa yang baru saja dia ucapkan. Jantungnya berdenyut keras, entah karena terlalu bersemangat dengan kemungkinan gila bahwa Victor sebenarnya adalah Vincent atau mungkin karena dia gugup sudah berani mengucapkan permintaan seperti itu padanya."Pak Victor, maksudku begini. Orang yang aku kenal itu, ada sebuah tahi lalat ... di bagian sana. Aku cuma mau memastikan dengan melihatnya."Jakun di tenggorokan Victor bergerak turun naik. "Gimana kalau aku menolak dan nggak mau melepasnya?"Tidak bisa. Victor harus melepasnya!Yuvi benar-benar ingin tahu jawabannya.Dengan ekspresi penuh permohonan, Yuvi menatap pria itu. "Pak Victor, aku mau melihatnya."Victor langsung berbalik dan pergi.Namun, Yuvi buru-buru berlari ke depan dan mengadang jalannya. "Pak Victor, kalau kamu nggak mau

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 821

    Saat itu, Victor sudah berdiri di belakangnya. "Jangan teriak-teriak, Nona Yuvi. Dinding di sini nggak terlalu kedap suara. Kalau sampai orang lain dengar, mereka bisa salah paham dan mengira kita lagi melakukan hal yang nggak pantas lho."Wajah mungil Yuvi sudah merah padam. Dia benar-benar mengira pria itu sudah selesai mandi dan berpakaian rapi. Memang benar dia sudah selesai mandi, hanya saja belum sempat mengenakan baju bagian atas.Lebih tepatnya, Victor hanya memakai celana panjang bahan berwarna hitam, sedangkan tubuh bagian atasnya masih telanjang.Barusan, Yuvi sempat melirik sekilas. Kulitnya berwarna kecokelatan yang sehat, dadanya bidang, bahunya lebar dengan pinggang ramping, dan enam otot perutnya terukir jelas. Garis V di pinggangnya menghilang sempurna ke dalam celana panjangnya Pemandangan itu cukup membuat pikiran seseorang melayang entah ke mana.Bagi Yuvi yang sudah tiga tahun tidak pernah disentuh oleh dunia percintaan, pemandangan seperti ini membuat kepalanya l

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 820

    Victor mengangguk pelan. "Ya."Yuvi jadi gelisah. "Gimana kalau aku minta mereka siapkan dua kamar untuk kita saja?"Yuvi hendak melangkah keluar.Namun, tiba-tiba Victor meraih lengannya dan mendorongnya perlahan ke arah dinding."Pak Victor ... kamu mau apa?"Victor menumpukan satu tangan di dinding. Tubuhnya mendekat hingga Yuvi terperangkap di antara lengannya. Bibirnya melengkung dengan senyum menggoda. "Bukannya kita ini sepasang kekasih. Kalau kamu pergi dan minta dua kamar terpisah, lalu Wilbert tahu, bukannya penyamaran kita akan terbongkar? Apa kamu mau langsung diusir dari sini?"Yuvi buru-buru menggeleng. "Aku nggak mau diusir! Hanya saja, kalau harus mandi di kamar yang sama dengan Pak Victor, rasanya agak aneh."Victor bertanya, "Apa yang aneh? Jangan-jangan, kamu mau ... mandi bareng aku?"Kata "bareng" ditekan oleh Victor dengan suara dalam. Itu membuat pupil Yuvi langsung mengecil. "Nggak kok!""Kalau begitu, apa masalahnya? Kamu mandi sendiri, aku juga mandi sendiri.

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 819

    Suara rendah Victor yang lembut tetapi penuh daya tarik terdengar jelas di telinga Yuvi. "Nanti saat memukul bola, berdirilah dengan tegap. Bidik ke depan. Kumpulkan tenaga di lenganmu, lalu ayunkan dengan penuh kekuatan agar bola bisa langsung masuk ke lubang. Selama kamu bisa fokus dan menatap target yang kamu inginkan, pasti akan berhasil."Nada suara Victor begitu lembut dan sabar, seperti seorang guru yang sedang membimbing muridnya dengan penuh ketelitian.Mendengar itu, Yuvi kembali teringat pada Victor. Dia bergumam pelan, "Pak Victor, entah kenapa kamu selalu mengingatkanku pada seseorang."Victor bertanya, "Siapa?"Yuvi tidak menjawab.Victor menunduk dan menatap ke arahnya. "Kenapa nggak mau bilang? Mantan pacar kamu ya?"Yuvi mengangguk pelan. "Um.""Kalau begitu, apa sekarang kalian masih berhubungan?"Yuvi tersenyum getir. "Kami sudah tiga tahun nggak berhubungan.""Jadi, kenapa kamu bisa mengingatnya? Apa kamu masih menyukainya?"Victor bertanya apakah dia masih menyukai

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status