Author POV
Sebenarnya luka yang dialami Azfer tidak separah yang dibayangkan Liana, tapi sayang gadis cantik itu belum sempat melihat. Bahkan sekarang saja Azfer sudah diperbolehkan keluar rumah sakit. Tanganya terluka sebelah kanan karena senjata tajam salah satu orangnya Denis. Mereka terlibat perkelahian sengit yang membuat tangan azfer sampai terluka, tapi untungnya tidak parah, lihatlah komisioner tampan itu sudah kembali masuk ke kantor ia bertugas dan menanyai ismet perihal bukti yang mereka dapatkan tadi malam.
"Liana katanya kesini jam 11 abi"
"Hah, dimana dia sekarang?"
"Mungkin di ruangan hakim Serge" habis ismet berkata begitu, Azfer langsung pergi dari hadapan Ismet, Ismet sendiri kurang paham kenapa Azfer begitu?, mungkin efek jatuh ci
Author POV - Ruang penyekapan Liana- Liana menatap langit-langit ruangan, kamar ini lumayan besar. Bau wangi-wangian semacam apel, menguar memenuhi ruangan. Liana tidak bisa bergerak dalam ikatan yang begitu kuat itu. "Selamat sore pengacara cantik" seorang berpakaian formal dan terlihat cantik itu mendantangi Liana. Liana melihat ke atas. Alangkah terkejutnya dia saat melihat wajah orang yang baru saja datang menyapanya dengan senyuman lebar itu. "Canzu?!" Desis Liana ketika mengenali orang yang sekarang berada didepanya ini. Dia memang telah mendapatkan berita ini dari Azfer tapi sedikit banyak. Dia tidak percaya, bahwa wanita cantik ini adalah dalang dari kasus Emir. "Hai" senyum Canzu pudar, raut dingin tercetak jela
AUTHOR POV Malam yang panjang di Sile, kalau saja waktu bisa berputar kembali ke masa lalu Canzu akan memilih untuk menjadi gadis biasa, dengan kehidupan biasa, tapi nahas yang terjadi adalah hal sebaliknya. Setelah ibunya meninggal dia dipaksa untuk tinggal bersama ayah kandungnya, tanpa dia tau sosok ayahnya dari kecil. Dia di paksa berjalan sendiri dimegahnya rumah Suleiman Kozcouglu, yang bukan lain adalah ayah kandungnya, yang menjadikan dia seperti sekarang. Ini hari ke dua, seorang berpakian preman berjalan tergopoh gopoh pada Canzu. Dia harus melapor atau tidak habislah semua. "Nona Canzu" yang dipanggil menoleh santai. "Semua persiapan sudah selesai, kita harus pindah malam ini" alis Canzu terangkat mendapati perk
Azfer pov Untuk kedua kalinya hatiku menangis pilu. Untuk kedua kalinya pula aku membuat gadis ini terbaring pucat dalam perawatan di rumah sakit. Sudah jangan bayangkan lagi bagaimana diriku kini. Andai saja dia datang setelah kasus ini selesai mungkin lebih baik, tuhan tolong hukum aku segera. Aku melibatkan gadis yang ku cintai tanpa dia tau apapun. Kali ini yang terakhir, benar-benar harus yang terakhir. Aku harus memastikan semua ini sudah berakhir, apakah berakhir? kenyataanya Canzu belum ditemukan sampai sekarang ini. sudah dua hari setelah penemuan Liana di pulau pribadi Canzu. Tapi tidak ada tanda tanda Canzu ditemukan, media koran dan sebagainya sudah memberitakanya sampai pelosok negeri, tapi masih nihil. “Dimana kau bersembunyi wanita setan!? Tidak kau kau mendapat alasan lain selain mencintaiku, bagiku cintamu padaku itu hanya sebuah
Author pov Ardan berjalan cepat ke ruangan sidang "Tuan Ardan?" Seseorang menghentikan langkah Ardan sebelum membuka handle pintu ruang sidang "Iya" Ardan menoleh "Perkenalkan saya Ismet teman detektif Azfer, detektif Azfer menyuruh saya untuk memberikan dokumen ini kepada anda" kata Ismet menyerahkan file biru pada Ardan, Ardan lalu membuka map file tersebut, dia tersenyum sekilas. "Ini tugasnya nona Liana, bagaimana bisa di komisioner Azfer?" Tanya Ardan yang ditanya tak bisa menjawab dia tersenyum sekilas pada Ardan, Ismet bingung mengatakannya. "Bukankah nona Liana sedang dirawat?" "Iya tuan" kata Ismet mem
Tolga memberikan kode pada Ismet lewat pesan, mata Ismet membulat, dengan cepat ia langsung keluar ruangan, ia langsung ke Arda untuk berdiskusi "Günaydın" katanya masuk ruangan, Arda dan Azfer sudah memandangnya dengan sorot tajam "Abi, emir diculik" Mata keduanya membulat, Azfer langsung berdiri mengusap mukanya "Aku sudah menduga akan begini" kata Azfer Ismet lalu duduk dibangku depan arda yang memang kosong "Abi, wanita itu bisa melakukan apapun" Arda menyahut santai "Maaf abi, setelah penculikan Liana, aku menjadi banyak curiga pada wanita itu" Azf
Liana POV Langkah kaki cepat membuatku sedikit nervous. Jujur aku sama sekali belum mengenal keluarga Azfer. Hanya ibunya waktu itu mengirimiku bubur itupun sudah lama sekali. Bodohnya aku kenapa aku bida jatuh cinta dengan Azfer. Aku tidak sebanding dengan dia meskipun di kantor polisi kelihatanya dia hanya seorang komisioner, tapi siapa sangka keluarganya adalah orang orang dengan status sosial begini?. Aku mengigit bibirku pelan. Aku nervous sekarang, langkah kaki itu berhenti dan seorang dengan wajah yang luar biasa cantik mungkin berusia antara dua puluh tiga tahunan memandangiku seksama. Aku di buat terpesona dengan wajah orang ini rasanya seperti de javu. Seperti pertama kali aku bertemu dengan Azfer. Wajah rupawan yang dapat menyihir siapa saja yang melihatnya. "Oh, ada tamu?" Katanya dengan suara indah k
Author POV Waktu mereka berpacu. Berpacu dengan bom ledak berkekuatan luar biasa yang dirakit Canzu apalagi si wanita gila satu itu mendapatkan bahan peledak monther of satan, bisa bisanya dia?. entah dari mana wanita satu itu belajar merakit bom, wanita cerdas satu itu memang sulit ditebak selama ini, latar belakang keluarganya yang kaya-raya. Ternyata tidak menjamin dia tumbuh seperti wanita berstatus sosial tinggi dengan pribadi yang baik. Justru ia menjadi wanita cerdas bersifat dingin yang sulit disentuh. Azfer berlari sangat cepat. Dari tempat ia memarkir mobilnya. Ke sebuah ujung tebing dipinggiran kota Istanbul. Tebing ini sepi dan tidak ada rumah-rumah penduduk disini. Arda langsung menghentikanya cepat. Dia menblok langkah Azfer yang sudah berjarak 50 meter dari orang didepan sana yang terkepung.
Author POV -Disebuah rumah sakit- seorang yang terlihat lemah sedang berbaring. Wajahnya agak memucat putih. Dia belum sepenuhnya bisa duduk karena, dia baru saja pemulihan pasca operasi dadanya yang memang tertembak. Kondisinya yang kehilangan banyak darah, serta pengambilan peluru yang sedikit rumit membuat pulihnya sedikit lebih lama. "Bagaimana kondisi saya suster?" Wanita berwajah cantik khas Turki itu bertanya setelah seorang perawat berpakian biru muda itu memeriksa kesehatanya rutin, perawat itu tersenyum simpul. "Lukanya pulih dengan baik, lalu bekas operasinya juga mulai mengering, sebaiknya anda tidak banyak bergerak dan minum air putih yang banyak"