Home / Romansa / Cinta di Ujung Perpisahan / Bab 48 : Pertemuan Dadakan

Share

Bab 48 : Pertemuan Dadakan

Author: Dinis Selmara
last update Last Updated: 2025-05-10 23:07:11
“Mas, aku keceplosan bilang mau ke apartemenmu. Jadinya Mama mau ikut, katanya,” ujar Gania meringis dari ujung telepon.

“Biar Mas saja yang bicara sama Mama, Dek,” jawab Aditama, meminta Gania menyerahkan ponsel pada sang ibu.

Aditama mencoba memberi pengertian pada Rindu. Ia berjanji akan mempertemukan Kinara dengan sang ibu di waktu yang lebih tepat. Tapi Rindu bersikeras. Ia ingin ikut. Katanya, ingin melihat langsung menantunya.

“Kamu ini kenapa sih, Mas?” tanya Rindu curiga, menyadari kegelisahan anaknya.

“Mas banyak salah sama Kinara, Ma. Mas takut kehilangan dia untuk kedua kalinya.”

Rindu terdiam. Lalu bertanya lirih, “Sebegitunya kamu bela dia? Lalu bagaimana dengan anak dalam kandungannya itu, Mas? Apa kamu bisa menerima itu?”

“Itu anak Mas, Ma. Cucu Mama.”

Rindu terperangah. Aditama tahu Kinara membantah hal itu, tapi entah kenapa ia yakin itu anaknya.

“Tapi... cucu Mama sudah nggak ada, Ma. Kinara keguguran.”

Seketika, dada Rindu sesak. Meski bingung, tap
Dinis Selmara

Pernahkan di bab sebelumnya, Sheila enggan cerita banyak hal tentang Ara sama Rindu khawatir mereka cocok krn Rindu suka fashion juga. Rindu nggak sekejam itu kok gaes. Dia cuma khawatir sama kebahagiaan anaknya saja.

| 31
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (45)
goodnovel comment avatar
Maisaroh Mey
syukurlah mertuanya tdk seperti di sinety
goodnovel comment avatar
Chaaa
disaat Kinara ingin perpisahan mertua dan menantu ini malah baru mulai akrab hmm kira" Kinara masih mau balikan gak nih.. atau tetap kekeh pisah..
goodnovel comment avatar
Retno jati
baru pertama bertemu langsug cocok ya bu rindu jelas lah karena kinara anak yg pintar
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Cinta di Ujung Perpisahan   Bab 130 : Liburan Sejenak

    Hari wisudanya telah tiba. Aditama mengenakan setelan jas formal dengan dasi anggun yang dililitkan Kinara sendiri, Aditama tampak gagah sekaligus bahagia. Kinara di sisinya, mengenakan gaun panjang berwarna nude lembut, menyamai gaya elegan yang dipilih suaminya. Hari ini bukan hanya tentang pencapaian akademik, tapi juga perayaan kecil dari perjalanan panjang mereka.Sementara itu, Fany tidak ikut serta ke acara wisuda. Gadis kecil itu memilih tetap di hotel, ditemani oleh psikolog pendamping dan Vano, asisten kepercayaan Aditama. Mereka memang tidak tinggal di apartemen milik Aditama selama berada di Singapura, melainkan menginap di hotel mewah yang memiliki fasilitas lengkap dan lingkungan yang lebih ramah untuk Fany yang masih dalam masa pemulihan.Fany tidak keberatan berbagi kamar dengan psikolog, malah senang bisa cerita banyak sama beliau.Kinara merasa sedikit beban lepas dari dadanya. Ada cahaya kecil dalam diri Fany yang mulai menyala kembali.Aditama menikmati waktu bersam

  • Cinta di Ujung Perpisahan   Bab 129 : Hari yang Lebih Baik

    Apa yang Dita katakan sebelumnya seakan tak lebih dari gertakan semata. Hingga kini, tak ada panggilan resmi atau surat pemanggilan hukum yang ditujukan pada Kinara. Hari-hari terus berganti, minggu pun berlalu. Dalam kurun waktu itu, Fany menunjukkan perubahan yang menggembirakan. Ia mulai membuka diri terhadap kehadiran Kinara dan Aditama. Ketegangan di matanya mulai memudar. Sorot curiga itu kini digantikan dengan keteduhan. Ia belajar mempercayai—dan yang terpenting—merasa dihargai.Interaksi mereka tak lagi kaku. Fany bahkan tak keberatan saat Kinara menyentuh rambutnya untuk membenarkan poni atau saat Aditama menepuk bahunya dengan lembut. Kedekatan yang dahulu terasa mustahil kini tumbuh dengan perlahan. Saat waktunya tiba, Fany akhirnya diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Ia tinggal bersama Kinara dan Aditama di apartemen, menempati kamar mungil yang dulu adalah ruang kerja Aditama. Pria itu dengan senang hati menyulap ruangannya menjadi tempat yang nyaman, lengkap dengan go

  • Cinta di Ujung Perpisahan   Bab 128 : Rubah Licik

    “Kamu terlalu gegabah, Dita. Tidak ada strategi,” ucap kekasihnya dengan nada dingin.“Aku akan lakukan apa pun. Fany itu emas.” Mata Dita membara, penuh obsesi.“Tapi lawanmu kali ini bukan orang sembarangan. Meski ipar-mu itu berdiri di atas kakinya sendiri tanpa sokongan kekuasaan keluarganya, tapi dia bukan tipe yang membiarkan orang mengacaukan keluarganya.”“Justru istrinya yang mengacak hidupku!” Dita berseru, napasnya tersengal oleh amarah. “Sudah punya segalanya, masih juga serakah menginginkan Fany. Harusnya dia tetap jadi Kinara yang dulu—polos, tidak tahu apa-apa. Sejak kapan dia berubah? Sejak kapan dia jadi begitu ambisius dan serakah?”“Tapi tetap hati-hati, kamu masih berada dalam pengawasan sanksi administratif.”Dita mengangguk patuh—duduk di samping kemudi mobil dengan senyum puas mengembang di wajah. Dia memiliki beberapa bukti—foto dan video yang sangat menguntungkannya, serta dokumen yang sudah dimanipulasinya dengan cermat. Ada pula beberapa bukti pendukung yang

  • Cinta di Ujung Perpisahan   Bab 127 : Keputusan Besar

    Sudah tiga hari berlalu sejak Kinara menemukan Fany dalam keadaan mengenaskan di pinggir jalan. Sejak hari itu pula, dunia Fany berubah—penuh ketakutan. Trauma itu begitu mengakar, hingga setiap suara langkah di koridor rumah sakit pun membuat gadis kecil itu meringkuk di sudut ranjang. Setiap kali suster datang memeriksa, Fany hanya diam, menarik selimut sampai ke dagu dan menatap nanar. Sungguh menyedihkan.Ia bahkan belum mau berbicara dengan Kinara. Kinara hanya bisa melihat sang adik dari balik dinding kaca saja.Setiap kali Kinara masuk ke kamar, Fany hanya memalingkan wajah—meminta sang kakak pergi. Kinara mencoba mengerti. Ia tidak marah, tidak tersinggung. Tapi tetap saja, ada perih luar biasa yang menggurat di dadanya."Fany masih tidak mau bertemu denganku, Mas,” lirihnya, menatap kosong ke depan sana—saat mereka duduk berdua di taman rumah sakit.Satu-satunya orang yang bisa membuat Fany berbicara adalah psikolog anak yang ditunjuk oleh rumah sakit.“Dia butuh waktu, Sayang

  • Cinta di Ujung Perpisahan   Bab 126 : Tangis Seorang Kakak

    “Ampun … Kak …,” katanya menutupi wajahnya. Kinara membeku.Aditama sedikit menjauh memberi ruang untuk kakak dan adik itu.Tangan Kinara terangkat setengah, lalu turun perlahan mengusap lengan sang adik. “Fany … kenapa kamu seperti ini?” suaranya pelan, hampir putus asa.Fany mundur beberapa langkah—masih enggan menatap siapa lawan bicaranya.“Fany … ini Kak Ara,” lirihnya membuat sang adik mengangkat pandangannya.Matanya menatap Kinara tak percaya. Tubuhnya memeluk diri, seperti melindungi dari sesuatu yang sangat menakutkan.Air mata Kinara jatuh melihat langsung bekas pada tubuh sang adik yang sebelumnya hanya melihatnya dari foto saja. Bekas itu memang hampir sembuh, tapi ada beberapa luka baru. Termasuk sudut bibir Fany yang pecah dan mengeluarkan darah.“Kak Ara …,” panggilnya memeluk sang kakak. “Aku … aku nggak mau disakiti,” gumamnya lirih. “Aku takut, Kak.”“Siapa yang nyakitin kamu?” tanya Kinara, suaranya mulai tercekat.Namun sesaat kemudian Fany melepas pelukannya. Ia h

  • Cinta di Ujung Perpisahan   Bab 125 : Liburan

    Kinara mencoba menghubungi Dita, tapi tidak ada respons. Ia lalu memutuskan mendatangi rumah sang kakak, tapi rumah itu pun tampak kosong. Tak punya pilihan lain, Kinara meminta bantuan Dito untuk menghubungi sang kakak.Dari informasi yang Dito peroleh, Dita dan Fani memang sedang tidak di rumah karena tengah liburan, sekaligus mencari sekolah baru untuk Fani. Sekolah yang lebih dekat dengan tempat Dita bekerja, usaha kafe bersama kekasihnya.Meski akhirnya Kinara tahu bahwa sang adik dalam keadaan baik, hatinya tetap tidak tenang. Dita sama sekali tak mengizinkan Kinara bertemu dengan sang adik, apa lagi memberitahu keberadaan mereka.Dito juga sempat mengatakan bahwa ia akan turun ke Bandung, kalau Dita berbuat macam-macam terhadap adik mereka. Namun Dita hanya menjawab tidak ada yang perlu dikhawatirkan karena Fany tengah menikmati waktu libur sekolah.“Jadi, apa kata Dito?” tanya Aditama sambil memeluk Kinara di atas ranjang menjelang tidur.“Mereka liburan, Mas. Tapi yang aku ngg

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status