Home / Romansa / Cinta posesif sang CEO / Bab 3 Meninggalnya Tuan William Walker

Share

Bab 3 Meninggalnya Tuan William Walker

Author: luscie
last update Huling Na-update: 2025-02-21 13:37:10

Upacara pemakaman Tuan William Walker, pendiri sekaligus CEO Weston Corp, telah berakhir hampir satu jam yang lalu. Perwakilan tiap divisi yang diundang menghadiri upacara pemakaman, secara rombongan mulai berdatangan di kantor pusat Weston Corp, begitu pula dengan Paula Meyer,

Wanita itu masuk di ruangannya dengan mata sembab. Kepergian mendadak presdir dari Weston Corp itu memang menyisakan kesedihan yang mendalam bagi seluruh karyawan di Weston Corp

“Aku tak menyangka tuan William sudah pergi. Padahal kemarin lusa aku masih sempat ngobrol dengannya,”ujarnya dengan mata berkaca-kaca. “Dia orang yang sangat baik.”Paula duduk di kursi Emily, yang sedari tadi berdiri memperhatikan.

‘’Nyonya Averie sangat terpukul,”ucap Paula parau. Paula tengah membicarakan istri kedua tuan William.

Cali dan Abigail, yang duduk di kursinya masing-masing hanya menatap sendu. Tuan William memang orang yang baik, sebagai pemimpin, dia juga dikenal dengan sifatnya yang ramah dan bijaksana. Paula termasuk salah satu pegawai lama yang mengenal tuan William dengan sangat baik. Wanita itu bekerja dengan Tuan William sudah lebih dari 30 tahun. Paula bekerja sejak lulus dari University of California Berkeley hingga saat ini, tidak pernah berfikiran untuk pindah tempat kerja hingga dipercaya menjadi kepala divisi umum.

“Apakah semua anak Tuan William hadir di pemakaman?”tanya Cali. “Kudengar putranya ada yang tinggal di Inggris?”

“Jonathan?”Paula menatap Cali sesaat. “Kulihat dia ada di samping ibunya.”Paula memandang jendela kaca besar di belakang Cali.

“Aku tak bisa membayangkan perusahaan sebesar ini akan beralih pimpinan. Siapa yang bisa menghandle sebaik tuan William?”gumam Paula lagi, lebih kearah berbicara dengan dirinya sendiri.

“Saya rasa putra putrinya pasti akan ada yang menggantikan dengan baik, bukankah begitu mrs Paula?”tanya Abigail.

“James tidak mungkin, dia seorang dokter bedah,”jawab Paula. “Setauku hanya James yang mempunyai sifat seperti ayahnya, putrinya Pamela, dia hanya bisa menghabiskan uang ayahnya,”keluh Paula. “Putra ketiganya, Joseph tidak jauh sifatnya dengan Pamela.”

“Bukankah masih ada anak dari Nyonya Averie?”tanya Cali hati-hati.

Paula memandang ketiga wanita muda di depannya bergantian. “Maksudmu Jonathan dan Kai?”Paula menunduk, memikirkan sesuatu beberapa saat. “Tuan Wiliiam pernah bercerita jika Jonathan tidak pernah pulang, dia sibuk dengan perusahaan rintisannya sendiri. Nathan tidak pernah mau tinggal lama di rumahnya, dia lebih memilih tinggal dengan kakak ibunya yang ada di Manchester Inggris. Tuan William pernah dengan sedih bilang jika waktu Jonathan kecil, ia sering mendapat perlakuan tidak baik dari Pamela dan Joseph, hanya saja Jonathan tidak pernah cerita, pada akhirnya, tuan William tahu dari Kai.”

“Kai juga tidak mungkin menjadi pengganti tuan Willian kan mrs?dia masih kuliah kalau tidak salah,”ujar Cali memastikan.

“Iya benar,”Paula mengiyakan. “Dia masih sangat muda dan tidak memiliki pengalaman memimpin perusahaan.”Paula tersenyum. “Sudahlah, kenapa kita mesti khawatir, “Paula berdiri. “Kurasa akan ada berita secepatnya dari keluarga tuan William. Aku yakin, tuan William telah membuat surat wasiat tentang siapa penerus perusahaannya saat ia sudah tiada.”

Paula tersenyum dan berjalan menuju ruangannya. Emily kembali berkutat dengan pekerjaannya yang sempat tertunda siang tadi karena berita duka kematian mendadak sang presdir. Emily sendiri mengagumi sosok Tuan William, ia sempat beberapa kali bertemu dengan pria tua itu. Tuan William tidak pernah membeda-bedakan status karyawannya. Yang sudah lama bekerja maupun baru bergabung dengan perusahaan seperti dirinya, tetap diperlakukan sama. Tuan William sering menanyakan kabar saat bertemu, pria itu menjulukinya gadis sendu karena memang wajah khas Emily yang pendiam dan jarang memperlihatkan senyum. Meski sudah satu tahun bekerja di Weston Corp, ia jarang bersosialisasi dengan pekerja lainnya. Saat yang lain pergi makan siang, ia memilih duduk diam di pantry dengan bekal sederhananya. Bukan karena pelit, tapi Emily harus banyak berhemat. Kondisi keuangan keluarganya sedang tidak baik-baik saja. Ayahnya, Robert Patterson mengalami gagal ginjal dan harus menjalani cuci darah dengan biaya yang tidak sedikit. Sebagai penebusan rasa bersalah telah mengecewakan orang tuanya, ia bertekad akan melakukan apa saja untuk kesembuhan ayahnya.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
desiran angni
yang kuat emily
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Cinta posesif sang CEO   Bab 66 Bertemu Joseph

    Butuh waktu yang cukup lama untuk memulihkan kondisi keuangan Weston Corp. Sudah hampir lima bulan. Beberapa kontrak perjanjian baru telah ditandatangani. Meski tidak dapat pulih sepenuhnya tapi setidaknya mampu menghasilkan laba yang diharapkan oleh semua pihak. Baik pemegang saham maupun jajaran manajemen dan karyawan Weston Corp. Jonathan pulang larut malam itu. Simon yang setia mengantarnya menuju apartemen sederhana di tengah kota. Emily tak ingin pindah. Ia lebih nyaman tinggal di sana karena selain lebih dekat dengan Weston Corp, Aldera lebih mudah mengunjunginya. Saat membuka pintu, tampak pemandangan yang selalu membuat Jonathan rindu pulang. Emily duduk di sofa sambil menimang putranya. "Hai, " sapa Jonathan hampir berbisik. Ia mencium lembut bibir Emily sembari berjongkok di depan istrinya, memandang wajah damai putranya yang tertidur pulas. "Mandilah, kamu tampak lelah, " ucap Emily seraya bangkit berdiri saat Jonathan mengambil Kenneth dari tangannya dan beranj

  • Cinta posesif sang CEO   Bab 65 Kenneth Walker

    Proses persalinan Emily dibantu oleh seorang Widwife ramah bernama Adelle. Emily baru diperbolehkan masuk ke ruang bersalin setelah pembukaan lima. Jonathan mendampingi istrinya selama proses berlangsung. “Ma’am, anda harus berjalan-jalan untuk mempercepat proses kelahiran,” saran Adelle saat bukaan Emily tak kunjung bertambah. Emily telah menjalani serangkaian proses persalinan mulai mencek detak jantung bayi dalam kandungan hingga proses induksi untuk merangsang kontraksi. Jonathan membantu Emily berkeliling rumah sakit. Setelahnya proses induksi kedua kembali dilakukan. Ada beberapa pilihan pain killer yang ditawarkan Midwife untuk mengurangi sakit saat kontraksi dan Emily memilih mandi dengan air hangat. Jonathan dengan sabar mengganti bath tub dengan air hangat agar Emily bisa berendam dengan nyaman. Hampir empat jam hingga kontraksi semakin terasa luar biasa menyakitkan. Proses persalinan berlangsung sekitar satu jam. Jonathan hampir tak kuasa menahan air mata saat bayi mu

  • Cinta posesif sang CEO   Bab 64 Kembali ke Manhattan

    Jonathan mengantar Emily hingga ke dalam apartemen. "Kembalilah bekerja," ucap Emily sembari berjalan menuju kamar. "Aku tidak akan tenang sebelum kamu memaafkan ku. " Jonathan masih membayangi langkah istrinya hingga ke kamar. Emily ingin mengatakan sesuatu yang bisa menenangkan hati Jonathan, tapi entah mengapa lidahnya kelu, moodnya memburuk. "Sayang, " panggil Jonathan meraih pinggang Emily dan merapatkan ke tubuhnya. "bagaimana lagi aku harus menjelaskan, Em? " "Tidak perlu, aku tidak butuh penjelasanmu, aku ingin tidur. " Emily melepaskan tangan Jonathan dengan wajah cemberut. "Jangan begini, Sayang." "Sudah, pergilah." Emily beranjak menuju ranjang dan merebahkan tubuh Jonathan melirik jam tangan sekilas. Waktu tutup supermarket satu jam lagi. Ia bergegas pergi menuju tempat kerjanya. Membantu Thomas hingga waktu tutup toko. Setelah pamit pada Thomas, ia pulang dengan tergesa. Jonathan mandi sebentar sebelum merebahkan tubuh di samping istrinya. Emily ber

  • Cinta posesif sang CEO   Bab 63 Black Friday

    Jonathan datang lebih awal hari ini. Antrian panjang tampak di depan pintu masuk supermarket bahkan sebelum toko dibuka. Beberapa personel keamanan bersiap di pintu masuk memastikan pengunjung tetap mematuhi peraturan toko meski hari ini adalah hari khusus, dimana harga hampir semua barang yang ada di supermarket di diskon mulai empat puluh persen. "Kau lihat antrian di depan pintu, Jonathan? " tanya Thomas mengenakan jaket khusus toko. Ia bersiap pergi. "Ya, aku lihat." Jonathan melirik jam dinding. "sepuluh menit lagi, aku akan bersiap. " Jonathan mengenakan jaket yang sama seperti yang dipakai Thomas. Hari ini akan menjadi hari tersibuk sepanjang pekan ini. Meski pengunjung memadati supermarket, tetapi pengaturan yang telah dibuat Thomas membuat antrian tidak terlalu panjang. Area kasir ditambah dua lagi sehingga pengunjung toko bisa dilayani dengan cepat. Tak ada jeda waktu. Waktu makan siang pun dipercepat karena pengunjung tak juga berkurang hingga menjelang mala

  • Cinta posesif sang CEO   Bab 62 Kesibukan di supermarket

    Keesokan pagi ditemani Jonathan, Emily menyerahkan sampel urine ke laboratorium klinik sesuai arahan dokter Roberta. Setelah mengantar Emily pulang, Jonathan berangkat menuju tempat kerja. Hari ini hari tersibuk menjelang akhir pekan. Menjelang Black Friday banyak barang baru berdatangan, bertepatan dengan ketidakhadiran Thomas karena sakit. Jonathan menggantikan tugas Thomas sementara waktu. Ia memantau pekerjaan di gudang hingga penataan barang di rak-rak pajangan. Belum lagi beberapa komplain dari pelanggan yang mengomel karena antrian panjang di area kasir. Jonathan berinisiatif menambah area kasir darurat. Saat waktu makan siang, tiba-tiba muncul Claire di ambang pintu ruangan kantor Jonathan. "Hai, apa aku mengganggu? " tanya Claire ceria. Jonathan tersenyum. "Tidak, ada apa Claire? " "Aku hanya ingin mampir. " Jonathan teringat Brianna, Claire tampaknya seumuran dengan Brianna. "Bagaimana kabar Thomas?Apa dia sudah membaik? " Claire mendekat, tanpa diminta ia d

  • Cinta posesif sang CEO   Bab 61 Hamil

    Dua bulan lagi adalah Black Friday. Dikenal dengan hari belanja besar-besaran dengan diskon sangat menarik. Black Friday jatuh pada hari Jumat setelah Thanksgiving di bulan November. Jonathan membuat proposal tentang penawaran menarik khusus di Black Friday. Siang itu sebelum makan siang ia menyerahkan proposal itu pada Thomas. “Aku membuat konsep tentang diskon saat Black Friday,” ucapnya. “Baik, akan kupelajari.” Thomas menerima lembaran kertas itu. “Kau makan siang di luar?” “Tidak, aku membawa bekal.” Jonathan meringis menahan kikuk. “istriku memaksaku membawa bekal untuk berhemat.” Thomas tertawa. Ia menunjukkan wadah bekal makan siangnya. “Tidak usah malu, aku selalu membawa bekal. Ayo makan bersama di sini,”ajak Thomas kemudian. Jonathan menurut. Keduanya makan bersama di meja Thomas saat setengah jam berlalu, terlihat wajah Claire muncul dari balik pintu. Ia tidak bisa menyembunyikan rasa ketertarikannya saat mendekati Jonathan. “Hai, kudengar dari papa, kau pengganti

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status