Home / Romansa / Cinta posesif sang CEO / Bab 14 Emily tenggelam

Share

Bab 14 Emily tenggelam

Author: luscie
last update Last Updated: 2025-03-05 01:02:19

“Sialan!”Jonathan memaki pelan.”Emily.”Ia memanggil wanita di sebelahnya.

Emily terbangun dari tidurnya saat tangan kokoh Jonathan mengguncang tubuhnya pelan.

Suasana kamar gelap gulita. Emily ingat jika dirinya tidak pernah mematikan lampu kamar. Ia ingat kata-kata Jonathan jika saat tidurpun ia selalu menyalakan lampu.

“Tunggu sebentar.”Emily sadar kepanikan yang mulai menyerang Jonathan. Entah sejak kapan lelaki itu berusaha membangunkannya.

Emily mengambil handphone dari atas nakas di samping tempat tidur dan menekan tombol senter. Kamar sedikit terang. Emily menoleh ke arah Jonathan yang terduduk di ranjang sembari menyadarkan kepala di sandaran ranjang. Dengan sedikit terburu, Emily turun dari tempat tidur dan menyalakan saklar lampu. Tampaknya mati lampu. Ia segera bergerak perlahan menuju jendela, menyibakkan gorden untuk memastikan di luar juga mati lampu. Suasana taman gelap gulita. Hanya sedikit penerangan dari cahaya bulan.

“Bagaimana keadaanmu?”Emily bergerak kembali menuju ranjang.

“Aku tak bisa bernafas, Em.”

Emily mengambil gelas yang diisinya dengan air mineral dari atas meja di samping sofa dan mengulurkan perlahan pada Jonathan. “Minum ini dulu.”

Jonathan tak bersuara. Hanya suara nafasnya yang terdengar berat.

“Jonathan.”Emily berusaha mengalihkan perhatian lelaki itu. “Aku di sini, kamu akan baik-baik saja.”

Jonathan menatap Emily sesaat. Seakan tersadar ada orang lain di ruangan kamar. Ia menerima gelas dari tangan Emily dan meminumnya.

Beberapa saat kemudian Jonathan sudah tampak tenang. Ia membaringkan tubuhnya di ranjang

“Sepertinya mati lampu,”jelas Emily.

“Ini ulah mereka, Em,”ujar Jonathan serak. “Ada genset di gudang belakang. Jika Listrik padam otomatis genset akan menyala.”

Emily ikut berbaring di samping Jonathan seteleh sebelumnya meminjam ponsel lelaki itu dan menyalakan lampu senter dari ponsel Jonathan. Ruangan berubah lebih terang dengan bantuan dua lampu.

“Sudah lebih baik?”

“Ya, ini lebih baik.”Jonathan memejamkan mata. Emily refleks bergerak mendekat, memeluk lengan pria itu.

“Tidurlah, aku akan menjagamu.”

Jonathan memejamkan mata. Sesaat kemudian ia tampak sudah terlelap. Emily mencoba memejamkan mata hingga hampir setengah jam akhirnya ia ikut tertidur.

Emily terjaga saat terdengar bunyi gemericik air dari dalam kamar mandi. Masih pagi. Cahaya matahari dari luar sekilas masuk dari gorden yang dibukanya semalam.

Emily turun dari ranjang. Sepenuhnya menyingkap tirai jendela. Ada sesuatu yang menarik matanya. Emily membuka jendela besar yang menghubungkan kamar tidur dengan balkon. Dari balkon tempatnya berdiri tampak rerimbunan bunga mawar merah di sekitaran taman. Ia suka mawar. Entah kenapa tiba tiba saja ia ingin memetik beberapa tangkai dan meletakknya di nakas tempat tidur.

Emily mengambil mantel dan bergegas turun. Sepanjang koridor menuju tangga lantai satu tak nampak satupun orang terlihat. Pun di lantai satu. Sunyi senyap.

Emily mengingat kembali arah menuju taman yang ia lalui tadi malam. Karena hanya satu jalan yang ia tahu, akhirnya Emily membuka pintu depan. Ia berjalan memutar dari arah teras menuju belakang Mansion.

Tampak sepi di area kolam renang dan taman. Emily bergerak menuju taman. Mengagumi keindahan beberapa bunga yang tumbuh lebat. Tak hanya mawar, ada jenis lily dan honeysuckle. Semua tampak terawat rapi. Emily menoleh ke penjuru tempat mencari gunting taman atau setidaknya sarung tangan yang bisa dipergunakan untuk memetik tangkai mawar. Saat itulah sebuah suara berat mengagetkannya dari arah belakang.

“Kau mencari ini, cantik?”

Emily refleks menoleh. Ada Joseph di sana sembari membawa gunting taman.

“Maaf, harusnya aku meminta ijin lebih dulu,”Emily merasa tak enak hati mengambil sesuatu tanpa permisi. “Aku hanya ingin tiga tangkai saja.”

“Tak masalah.”Joseph bergerak mendekati sekelompok bunga mawar, seperti tahu bunga yang diinginkan Emily. “Kau mau yang ini?”

“Yes please.”

Joseph memotong tangkai beberapa mawar, setidaknya Emily menghitung lebih dari tiga.

“Bunga mawar cantik untuk wanita cantik,”ujar Joseph menyerahkan seikat mawar.

“Terima kasih,”balas Emily terbata. Meski Joseph bersikap sopan tapi ia masih tak nyaman berhadapan dengan lelaki itu.

“Para pelayan meminta ijin untuk bekerja terlambat karena semalam mereka harus membersihkan sisa pesta.”Tanpa ditanya Joseph memberikan penjelasan kenapa suasana Mansion masih tampak sepi.

“Oke, tak mengapa. Aku hanya butuh ini.”

Joseph mengangguk. Menyadari ketidaknyamanan Emily. “Aku pergi dulu,”pamitnya berjalan melewati Emily menuju arah depan Mansion.

Emily menghela nafas lega. Ia bergegas merapikan ikatan tangkai mawar dan hendak berjalan pergi saat langkahnya terhenti di sisi kolam renang. Emily bergidik, membayangkan seberapa dalam kolam renang itu. Ia pernah belajar berenang saat usianya masih belasan tahun. Di suatu kesempatan, Emily pernah hampir tenggelam dan sejak saat itu ia menjadi jera. Saat hendak berpaling pergi tiba-tiba ada sebuah tangan yang mendorongnya dari arah belakang tubuhnya.

Emily sempat berteriak sebelum akhirnya tercebur ke dalam kolam renang. Mawar yang digenggamnya terjatuh bersamaan dengan tubuhnya.

“Tolong,”tubuh Emily tampak timbul tenggelam. Ia panik dan ketakutan. Ia berusaha menggerakkan kakinya agar kepalanya bisa mencapai permukaan air. Segala teori cara berenang yang benar lenyap seketika dari ingatannya. Ia kembali mencoba berteriak minta tolong tetapi mulutnya terisi air sehingga ia tidak mampu bersuara. Dan beberapa detik setelah ia berusaha mencapai permukaan, usaha Emily tampaknya gagal. Ia kehabisan nafas dan kakinya terasa berat untuk digerakkan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cinta posesif sang CEO   Bab 66 Bertemu Jacob

    Butuh waktu yang cukup lama untuk memulihkan kondisi keuangan Weston Corp. Sudah hampir lima bulan. Beberapa kontrak perjanjian baru telah ditandatangani. Meski tidak dapat pulih sepenuhnya tapi setidaknya mampu menghasilkan laba yang diharapkan oleh semua pihak. Baik pemegang saham maupun jajaran manajemen dan karyawan Weston Corp. Jonathan pulang larut malam itu. Simon yang setia mengantarnya menuju apartemen sederhana di tengah kota. Emily tak ingin pindah. Ia lebih nyaman tinggal di sana karena selain lebih dekat dengan Weston Corp, Aldera lebih mudah mengunjunginya. Saat membuka pintu, tampak pemandangan yang selalu membuat Jonathan rindu pulang. Emily duduk di sofa sambil menimang putranya. "Hai, " sapa Jonathan hampir berbisik. Ia mencium lembut bibir Emily sembari berjongkok di depan istrinya, memandang wajah damai putranya yang tertidur pulas. "Mandilah, kamu tampak lelah, " ucap Emily seraya bangkit berdiri saat Jonathan mengambil Kenneth dari tangannya dan beran

  • Cinta posesif sang CEO   Bab 65 Kenneth Walker

    Proses persalinan Emily dibantu oleh seorang Widwife ramah bernama Adelle. Emily baru diperbolehkan masuk ke ruang bersalin setelah pembukaan lima. Jonathan mendampingi istrinya selama proses berlangsung. “Ma’am, anda harus berjalan-jalan untuk mempercepat proses kelahiran,” saran Adelle saat bukaan Emily tak kunjung bertambah. Emily telah menjalani serangkaian proses persalinan mulai mencek detak jantung bayi dalam kandungan hingga proses induksi untuk merangsang kontraksi. Jonathan membantu Emily berkeliling rumah sakit. Setelahnya proses induksi kedua kembali dilakukan. Ada beberapa pilihan pain killer yang ditawarkan Midwife untuk mengurangi sakit saat kontraksi dan Emily memilih mandi dengan air hangat. Jonathan dengan sabar mengganti bath tub dengan air hangat agar Emily bisa berendam dengan nyaman. Hampir empat jam hingga kontraksi semakin terasa luar biasa menyakitkan. Proses persalinan berlangsung sekitar satu jam. Jonathan hampir tak kuasa menahan air mata saat bayi mu

  • Cinta posesif sang CEO   Bab 64 Kembali ke Manhattan

    Jonathan mengantar Emily hingga ke dalam apartemen. "Kembalilah bekerja," ucap Emily sembari berjalan menuju kamar. "Aku tidak akan tenang sebelum kamu memaafkan ku. " Jonathan masih membayangi langkah istrinya hingga ke kamar. Emily ingin mengatakan sesuatu yang bisa menenangkan hati Jonathan, tapi entah mengapa lidahnya kelu, moodnya memburuk. "Sayang, " panggil Jonathan meraih pinggang Emily dan merapatkan ke tubuhnya. "bagaimana lagi aku harus menjelaskan, Em? " "Tidak perlu, aku tidak butuh penjelasanmu, aku ingin tidur. " Emily melepaskan tangan Jonathan dengan wajah cemberut. "Jangan begini, Sayang." "Sudah, pergilah." Emily beranjak menuju ranjang dan merebahkan tubuh Jonathan melirik jam tangan sekilas. Waktu tutup supermarket satu jam lagi. Ia bergegas pergi menuju tempat kerjanya. Membantu Thomas hingga waktu tutup toko. Setelah pamit pada Thomas, ia pulang dengan tergesa. Jonathan mandi sebentar sebelum merebahkan tubuh di samping istrinya. Emily ber

  • Cinta posesif sang CEO   Bab 63 Black Friday

    Jonathan datang lebih awal hari ini. Antrian panjang tampak di depan pintu masuk supermarket bahkan sebelum toko dibuka. Beberapa personel keamanan bersiap di pintu masuk memastikan pengunjung tetap mematuhi peraturan toko meski hari ini adalah hari khusus, dimana harga hampir semua barang yang ada di supermarket di diskon mulai empat puluh persen. "Kau lihat antrian di depan pintu, Jonathan? " tanya Thomas mengenakan jaket khusus toko. Ia bersiap pergi. "Ya, aku lihat." Jonathan melirik jam dinding. "sepuluh menit lagi, aku akan bersiap. " Jonathan mengenakan jaket yang sama seperti yang dipakai Thomas. Hari ini akan menjadi hari tersibuk sepanjang pekan ini. Meski pengunjung memadati supermarket, tetapi pengaturan yang telah dibuat Thomas membuat antrian tidak terlalu panjang. Area kasir ditambah dua lagi sehingga pengunjung toko bisa dilayani dengan cepat. Tak ada jeda waktu. Waktu makan siang pun dipercepat karena pengunjung tak juga berkurang hingga menjelang mala

  • Cinta posesif sang CEO   Bab 62 Kesibukan di supermarket

    Keesokan pagi ditemani Jonathan, Emily menyerahkan sampel urine ke laboratorium klinik sesuai arahan dokter Roberta. Setelah mengantar Emily pulang, Jonathan berangkat menuju tempat kerja. Hari ini hari tersibuk menjelang akhir pekan. Menjelang Black Friday banyak barang baru berdatangan, bertepatan dengan ketidakhadiran Thomas karena sakit. Jonathan menggantikan tugas Thomas sementara waktu. Ia memantau pekerjaan di gudang hingga penataan barang di rak-rak pajangan. Belum lagi beberapa komplain dari pelanggan yang mengomel karena antrian panjang di area kasir. Jonathan berinisiatif menambah area kasir darurat. Saat waktu makan siang, tiba-tiba muncul Claire di ambang pintu ruangan kantor Jonathan. "Hai, apa aku mengganggu? " tanya Claire ceria. Jonathan tersenyum. "Tidak, ada apa Claire? " "Aku hanya ingin mampir. " Jonathan teringat Brianna, Claire tampaknya seumuran dengan Brianna. "Bagaimana kabar Thomas?Apa dia sudah membaik? " Claire mendekat, tanpa diminta ia d

  • Cinta posesif sang CEO   Bab 61 Hamil

    Dua bulan lagi adalah Black Friday. Dikenal dengan hari belanja besar-besaran dengan diskon sangat menarik. Black Friday jatuh pada hari Jumat setelah Thanksgiving di bulan November. Jonathan membuat proposal tentang penawaran menarik khusus di Black Friday. Siang itu sebelum makan siang ia menyerahkan proposal itu pada Thomas. “Aku membuat konsep tentang diskon saat Black Friday,” ucapnya. “Baik, akan kupelajari.” Thomas menerima lembaran kertas itu. “Kau makan siang di luar?” “Tidak, aku membawa bekal.” Jonathan meringis menahan kikuk. “istriku memaksaku membawa bekal untuk berhemat.” Thomas tertawa. Ia menunjukkan wadah bekal makan siangnya. “Tidak usah malu, aku selalu membawa bekal. Ayo makan bersama di sini,”ajak Thomas kemudian. Jonathan menurut. Keduanya makan bersama di meja Thomas saat setengah jam berlalu, terlihat wajah Claire muncul dari balik pintu. Ia tidak bisa menyembunyikan rasa ketertarikannya saat mendekati Jonathan. “Hai, kudengar dari papa, kau pengganti

  • Cinta posesif sang CEO   Bab 60 Pekerjaan baru

    Jonathan terpaksa menjual penthousenya dengan harga di bawah pasar, itu dilakukan demi segera mendapatkan uang membayar gaji dan tunjangan pisah karyawan resort. Pihak asuransi properti masih dalam penyelidikan tentang penyebab kebakaran sehingga tidak bisa mengupayakan pencairan asuransi kebakaran dalam waktu dekat.Jonathan meminta James untuk memperkerjakan kembali Simon di Weston dan juga merekomendasikan Mateo untuk bekerja di sana.Jonathan dan Emily melakukan persiapan untuk berangkat ke Manchester setelah sebelumnya berpamitan pada Aldera.“Jaga diri baik-baik, Sayang.” Aldera memeluk Emily dan Jonathan saat keduanya berpamitan pergi“Ibu jaga kesehatan, ya.”Emily mengurai pelukan. “Tolong sampaikan Eden, untuk biaya kuliahnya, akan kutransfer setiap bulan ke rekeningnya seperti biasa, jadi dia tak perlu khawatir.”Aldera mengangguk dengan mata berkaca-kaca.“Jaga Emily, Jonathan.”“Aku janji,” kata Jonathan sebelum keduanya berlalu pergi.Saat tiba di mansion, hanya James d

  • Cinta posesif sang CEO   Bab 59 Merelakan Weston Corp

    Jonathan berdiri di depan puing-puing bangunan resort bekas kebakaran. Ia terdiam lama. Emily ingin mendekat dan memberi semangat untuk Jonathan tapi ia enggan untuk mengganggu Jonathan yang tengah merenung. Lelaki itu tangguh. Hanya masalah seperti itu takkan menggoyahkan jiwanya. Emily yakin itu. Jonathan berbalik menghadapnya. Dengan senyum. "Aku sudah mengasuransikan properti ini. Tapi untuk membangunnya kembali butuh waktu lama. " Ia berbicara tidak hanya pada Emily, tapi juga ditujukan pada Lucas. "Dengan berat hati, aku harus menghentikan operasional resort. Aku akan bertanggungjawab memberikan hak kalian sesuai kesepakatan. " Sekarang ia benar-benar berdiri di depan Lucas. Lucas menghormati keputusan Jonathan. Setelah keduanya memberikan briefing singkat pada seluruh karyawan dan memberikan kesempatan untuk berpamitan, Jonathan dan Emily berkendara pulang. "Setelah urusan pembayaran gaji selesai, aku ingin kita pergi ke Manchester atau Wales, " ucap Jonathan saat kedu

  • Cinta posesif sang CEO   Bab 58 Kebebasan Jonathan

    Emily dirawat di rumah sakit karena terlalu banyak menghirup asap. Saluran pernapasan nya mengalami iritasi dan peradangan. Dalam kesempatan terakhir, Emily sempat hampir merasa dirinya telah mati. Kilasan kilasan peristiwa asing masuk ke dalam ingatannya dan Emily yakin mungkin inilah saat waktu nya telah berakhir di dunia. Tapi Tuhan masih menginginkan ia hidup. "Emily, kau sudah sadar? " Aldera yang pertama kali menyapanya. Emily mengerjapkan mata, suasana kamar yang serba putih dan bau khas rumah sakit membuatnya pening. "Ibu, apa yang terjadi? " "Kau pingsan saat resort kebakaran. " Emily terkesiap. "Kebakaran? " tanyanya panik. "Bagaimana orang-orang di dalam resort? " "Tak ada korban jiwa, Sayang. " Emily bersyukur dalam hati. "Kai yang membawa mu keluar dari ruangan. " "Kai?"Tiba-tiba ia teringat akan Kai. Juga sesuatu yang terjadi di masa lalu. Jonathan yang meminta maaf atas perbuatan adiknya yang berusaha menceburkan nya ke dalam kolam dan yang berusaha

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status