Home / Romansa / Cinta sang Lady Killer / Chapter 2 - Annoying day

Share

Chapter 2 - Annoying day

Author: Riantie A
last update Last Updated: 2021-08-07 20:51:25

Mereka keluar dari gedung bar, meninggalkan Christine yang berteriak memanggil Daniel yang tidak memperdulikan akan teriakan tersebut, Daniel dan Anya masuk ke dalam mobil Lambhorgini hitamnya lalu mobil melaju dengan kecepatan sedang di jalan US State Route 101 menuju ke Restoran Fig & Olive yang berada di jalan 8490 Melrose Pl, West Hollywood.

"Mengapa kita ke sini?" tanya Anya menatap horor ke arah restoran yang terkenal akan kemegahan dan mahal tersebut.

"Tentu saja untuk makan" jawab Daniel sambil menggenggam tangan Anya dan menarik gadis itu untuk ikut dengannya.

"Kau gila!!, Aku tidak memakai baju yang layak untuk masuk ke dalam restoran ini" kilah Anya sambil mencoba melepaskan genggaman tangan Daniel di tangannya. 

Daniel berdecak pelan lalu membuka jas hitamnya dan melemparkan jas tersebut ke arah Anya. 

"Pakai itu" perintah Daniel. 

Anya menatap tajam ke arah Daniel, namun karena perutnya mulai membelit yang disebabkan oleh rasa lapar membuat Anya memakai jas yang kebesaran di tubuhnya yang mungil sambil Menggereyotkan bibirnya mencibir dalam hati.

Daniel menatap sejenak ke arah Anya lalu menarik ikatan rambut panjang gadis itu, membuat rambut Anya jadi tergerai melambai lambai karena terkena angin malam Los Angeles kemudian menarik Anya untuk masuk ke dalam Restoran tersebut.

Dekorasi restoran bergaya minimalis namun tetap sangat elegan dengan lampu lampu bergantung rapi yang di tutupi oleh keranjang, tampak mewah dan di sempurnakan oleh sebuah pohon yang dililit lampu kecil disekelilingnya yang berada di tengah ruang restoran tersebut, sang kepala pelayan langsung menyambut kedatangan mereka dengan tersenyum ramah, menuntut mereka menuju salah satu meja lalu menarik kursi untuk di duduki oleh Anya dan Daniel.

Seorang pelayan datang lalu menyerahkan buku menu dan menjelaskan menu spesial mereka minggu ini.

"Aku pesan Riviera Salmon dan Wine Dulcetto" ujar Daniel sambil tersenyum pelan.

"Aku juga sama" ujar Anya sambil mengernyit tidak mengerti dengan menu yang Daniel pesan.

Setelah mencatat pesanan sang pelayan pamit undur diri dan berjalan menjauh dari Anya dan Daniel. Anya menatap menyelidik ke arah Daniel sejenak.

"Apa?" tanya Daniel terganggu dengan tatapan curiga gadis itu. 

"Kenapa kau begitu baik kepadaku? Kita bahkan baru bertemu seminggu yang lalu" Anya menyipit matanya ke arahnya Daniel. Tidak ada orang yang baik tanpa maksud tertentu di dunia ini.

"Anggap saja ini sumbangsih ku kepada gadis miskin sepertimu" Jawab Daniel dengan santai.

Anya mencibir pelan. "Aku tidak butuh rasa kasihanmu"

"Apa?!" tanya Daniel yang tidak mendengar dengan jelas.

"Aku bilang aku tidak butuh rasa kasihan mu" ujar Anya kembali dengan suara yang lebih keras.

"Apa maksudmu kau tidak butuh rasa kasihan ku? Kau hampir mati karena tidak makan selama satu hari. Seharusnya kau berteri..."

Suara bentakan pelan Daniel terhenti ketika sang pelayan kembali menghampiri mereka sambil membawa sebuah meja dorong yang terdapat pesanan Daniel dan Anya diatasnya kemudian meletakkan piring yang berisi salmon di panggang dengan saus mayones, lalu menuangkan wine Dulcetto berwarna merah di gelas Daniel dan Anya lalu mempersilahkan mereka untuk menikmati hidangan.

Anya menggigit bibirnya menatap salmon di piringnya dengan selera lalu mengambil garpu dan pisau dengan cepat dan mulai memotong motong kecil salmon tersebut kemudian langsung memakan potongan salmon tersebut, saus mayones langsung melebur di dalam mulut Anya.

"Cih, tidak butuh rasa kasihan apanya? Kau bahkan langsung memakannya tanpa meminta izinku terlebih dahulu" ujar Daniel mencibir, Anya tidak memperdulikan cibiran tersebut, yang penting kini ia bisa mengganjal perut berisiknya dengan salmon panggang yang sangat enak.

"Nama kamu siapa?" Tanya Daniel yang baru mengingat bahwa ia tidak tahu nama gadis itu.

"Anya Syakira" jawab Anya sambil mengunyah makanan di dalam mulutnya.

"Telan dulu makananmu baru berbicara, mengapa kau begitu menjijikkan?" tanya Daniel sambil mengernyit tidak senang ke arah Anya.

Sang gadis hanya berdecak sejenak lalu kembali menyantap salmon tersebut lalu meneguk air putih dengan cepat yang malah membuatnya terdesak oleh minumannya, Daniel yang melihat Anya yang ter batuk-batuk mengernyit jijik lalu menyodorkan sapu tangannya ke arah Anya yang langsung di sambut dengan cepat lalu membersihkan mulut sejenak. 

"Namaku Daniel Millard" ucap Daniel memperkenalkan dirinya sendiri.

Anya kembali menyantap lahap makanannya tanpa mau berbicara dengan Daniel, rasa laparnya membuat gadis itu sangat memfokuskan matanya ke arah piring di depannya, sedangkan Daniel melempar pelan garpu dan pisau di atas piring dengan kesal, melihat cara makan Anya yang tidak mempunyai etika membuat mood makannya menghilang entah kemana.

&&&

Anya keluar dari tenda camping sambil menggerakkan badannya mencoba melemaskan otot kakunya karena tidur di dalam tenda yang tidak nyaman tersebut. Senyumannya mengembang ketika menatap ke arah mentari yang bersinar dengan cerah, Anya memejamkan matanya, menghirup udara pagi yang segar dalam dalam dan mengeluarkannya dengan cepat.

Terima kasih karena masih memberikan hidup kepadaku, semoga hari ini akan jadi hari yang menyenangkan, doa rutin gadis itu.

Kening Anya berkerut ketika mengingat kejadian semalam, ia tidak menyangka bahwa ia bisa makan malam di tempat mewah seperti restoran Fig & Olive itu, ini seperti mimpi baginya. Sebuah mimpi di dunia nyata, seumur hidup Anya bahkan tidak pernah membayangkan bahwa dirinya bisa masuk ke dalam restoran tersebut, namun yang lebih membingungkan ketika ia pulang ke L'Espere, sang manajer hanya tersenyum ke arahnya, mengatakan bahwa Daniel sudah menjelaskan mengapa ia tidak bekerja tadi malam, sepertinya laki laki itu cukup berpengaruh di L'Espere sampai bisa membuat James mengerti bahkan mengatakan tidak apa apa kepadanya. 

Ia mengangkat bahunya, setidaknya ia masih bekerja di bar ini, jadi ia tidak peduli.

Anya beranjak turun ke lantai bawah sambil membawakan peralatan mandinya, hari ini gadis itu akan kembali menjalani rutinitasnya yang padat.

&&&

"Selamat datang" ujar Anya sambil tersenyum lebar menyambut seorang pelanggan laki laki.

"Aku ingin sebungkus rokok itu" ujar pelanggan laki laki yang berpenampilan seperti preman jalanan sambil menunjukkan sebuah bungkusan rokok di rak dibelakang Anya.

Anya membalikkan badannya, membuka kaca rak kemudian mengambil sebuah bungkus rokok, sang pelanggan bergerak maju dan menyentuh punggung Anya dengan gerakan menurun membuat Anya tersentak dan membelalakkan matanya. 

Endure it, endure it, ucap Anya dalam hatinya sambil merapat giginya menahan emosinya, sang pelanggan laki laki itu hanya terkekeh senang melihat reaksi dari gadis di depannya.

Anya kembali melanjutkan aktivitasnya mengambil satu bungkus rokok dan menyerahkan rokok tersebut ke arah sang pelanggan dengan senyuman yang sarat emosi tersebut, mengatakan harga dari sebungkus rokok tersebut, sambil menyeringai sang pelanggan memberikan beberapa lembar dollar kemudian mengedipkan matanya ke arah Anya sebelum melangkah keluar supermarket. 

Anya menghela napasnya sambil menatap tajam ke arah pintu supermarket, ia menggigit bibirnya berusaha sekuat tenaga untuk tidak mengeluarkan emosinya yang membara.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cinta sang Lady Killer   Extra Part 3 (End)

    “Kau tidak apa-apa Anya?” tanya Daniel meletakkan coklat yang ia terima dari Carla, salah satu wanita kencannya. “Ini untukmu, seorang teman memberikannya kepadaku dan berkata selamat atas honeymoon kedua kita” Ucap Daniel melepaskan dasinya. Anya hanya diam menundukkan kepalanya. “Hei. Kau kenapa Anya? Mengapa diam saja? Apa kau sakit?” tanya Daniel. Anya mengangkat wajah dan menatap kepada Daniel lalu menggelengkan kepalanya, ia sangat membenci dirinya sendiri sekarang ini. adegan ciuman pipi yang ia lihat tidak bisa ia keluarkan dari kepalanya. “Baiklah. Aku akan mandi dulu. Istirahatlah” Daniel melangkah ke kamar mandi. Sepeninggal Daniel ke kamar mandi, Anya menatap kotak coklat, mengambilnya dan membukanya perlahan. Coklat berbentuk bulat tersusun rapi dan cantik dalam kotak yang berwarna coklat keemasan. Ia mengambil satu dan memasukkannya ke mulutnya. Coklat tersebut langsung melebur didalam mulutnya, ia kembali

  • Cinta sang Lady Killer   Extra Part 2

    Anya memeluk erat kedua anaknya, ia sebenarnya tidak ingin berpisah dengan Jason dan Evan namun sifat keras kepala Daniel membuatnya tidak punya pilihan lain. Anya menangis sembari mengeratkan pelukannya.“Mom, jangan menangis, kami akan baik-baik saja disini” ujar Jason.“Ya. Lagi pula kami akan tinggal dengan grandma dan grandpa. Jadi mom tidak perlu khawatir” sambung Evan.“Tapi. Bagaimana jika kalian sakit? Siapa yang akan merawat kalian?” tanya Anya khawatir.“Grandma” jawab kembaran itu serentak.“Bagaimana dengan sekolah. Siapa yang akan mengantar kalian?” tanya Anya kembali.“Grandpa” ujar Evan. Jason mengangguk.“Tapi.. tapi”“Anya. Kau berlebihan. Kita hanya pergi seminggu, berhentilah menangis” potong Daniel yang sedari tadi melihat adegan dramatis tersebut.“Tapi kita akan pergi ke Itali Daniel, bukan San Fra

  • Cinta sang Lady Killer   Extra Part 1

    Anya meletakkan dua piring berisi sosis dan roti panggang lalu menuangkan susu pada kedua gelas panjang dan meletakkan secangkir kopi yang sudah selesai ia siapkan. Anya menganggukkan kepala dengan puas ketika melihat semua menu sarapan sudah tersaji dengan lezat diatas meja. Ia menatap ke lorong penghubung ruang makan dengan ruang keluarga, tidak ada tanda-tanda penghuni rumah akan masuk ke ruang makan. “Jason, Evan” panggil Anya. “Yes mom” jawab dua anak laki-laki berusia delapan tahun yang berlari ke ruang makan. “Good morning mom” sapa kedua laki-laki kembar tersebut lalu mengecup pipi Anya sekilas. Anya tersenyum lembut. “Good morning sweetheart”. “Dad belum siap?” tanya Anya ketika melihat hanya dua anaknya yang masuk ke ruang makan. “Aku disini my beloved one. Good morning” Sapa Daniel yang baru ikut bergabung di r

  • Cinta sang Lady Killer   Epilog

    1 Tahun kemudianLos Angeles, California. Daniel menatap bahagia kearah Anya yang sedang berjalan bersama dengan ayah angkatnya di atas karpet merah. Ia memakai setelan tuksedo putih berdasi kupu-kupu. Anya yang memakai baju pengantin berwarna putih dan kepalanya yang ditutupi oleh jaring putih membuat gadis itu seperti putri dalam cerita dongeng.Robert menyerahkan Anya ke tangan Daniel yang disambut dengan senang hati oleh anak angkatnya. Butuh waktu setahun bagi Daniel untuk sembuh dari rasa sakit dalam hatinya. Rasa bersalah Daniel kepada adiknya membuat laki-laki itu lebih memfokuskan pikirannya dalam pekerjaan. Selama setahun Daniel berubah menjadi seperti Daniel 20 tahun yang lalu, yang datang kepadanya untuk ambisi besar. Namun kali ini tidak ada diiringi oleh dendam melainkan rasa bersalah yang mendalam. Kehadiran Anya dalam hidup Daniel membuat laki-laki bisa bersikap seperti semula dalam waktu setahun. Terdengar lama namun cukup

  • Cinta sang Lady Killer   Chapter 55 - Sorry Brother

    Daniel mengambil sebuah handphone, sudah beberapa hari ia tidak mengecek handphonenya. Ia menghidupkan pesan suara. "Daniel. ini aku Richard, aku tidak bisa menghubungimu jadi aku mengirimkan hasil penyelidikanku ke e-mailmu. Tolong hubungi aku kalau kau mendengar pesan suara ini" Daniel mengerutkan keningnya dan segera memeriksa e-mailnya, terdapat sebuah file P*F dan rekaman suara. "Jay, aku ingin memberikan tugas untukmu. Kau harus membunuh Reyna, lakukan apapun yang kau bisa. Aku tidak perduli yang terpenting dia mati. Kau mengerti" Suara Cathrina yang Daniel dengar membuat lelaki itu mengkatubkan rahangnya. Anya segera menggenggam tangan Daniel. "Aku tidak apa-apa Anya" ujar Daniel. Bukti tersebut akan semakin memperjelas kesalahan Cathrina. Daniel menggenggam erat handphonenya, menatap penuh kebencian. Handphone Daniel bergetar, ia heran melihat ibunya menelpon. Mungkin ibunya masih mengkhawatirkannya, pikir Daniel.

  • Cinta sang Lady Killer   Chapter 54 - Back to Indonesia

    “Good morning mom. Good morning dad” sapa Daniel lalu duduk di kursi makan. Robert menatap khawatir kepada anaknya. “Aku baik-baik saja dad”. Robert menghela napas lalu mengangguk. Ia sudah mendengar semuanya dari Elianor bahwa Daniel sudah tau semuanya. “Aku memasakkan menu kesukaanmu Daniel. chicken stew dan fried shrimp” Elianor meletakkan sepiring udang tepung goreng didepan anaknya. Daniel tersenyum. “Thank you mom”.Laki-laki itu mengedarkan pandangannya mencari Anya. “Dimana Anya?” Sedetik kemudian Anya muncul dibalik tembok pembatas ruang makan dan dapur. “Aku disini” jawabnya lalu meletakkan dua cangkir kopi dimeja. “Hm. My favorite coffee” komentar Robert sambil menghirup aroma yang menguar dari cangkir. “Kopi buatan Anya memang yang terbaik” Daniel setuju. Anya dan Elianor duduk di kursi makan dan mereka memulai sarapan pagi mereka. “Mom, hari ini kami akan terbang ke Indonesi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status