Share

Chapter 2 - Annoying day

Mereka keluar dari gedung bar, meninggalkan Christine yang berteriak memanggil Daniel yang tidak memperdulikan akan teriakan tersebut, Daniel dan Anya masuk ke dalam mobil Lambhorgini hitamnya lalu mobil melaju dengan kecepatan sedang di jalan US State Route 101 menuju ke Restoran Fig & Olive yang berada di jalan 8490 Melrose Pl, West Hollywood.

"Mengapa kita ke sini?" tanya Anya menatap horor ke arah restoran yang terkenal akan kemegahan dan mahal tersebut.

"Tentu saja untuk makan" jawab Daniel sambil menggenggam tangan Anya dan menarik gadis itu untuk ikut dengannya.

"Kau gila!!, Aku tidak memakai baju yang layak untuk masuk ke dalam restoran ini" kilah Anya sambil mencoba melepaskan genggaman tangan Daniel di tangannya. 

Daniel berdecak pelan lalu membuka jas hitamnya dan melemparkan jas tersebut ke arah Anya. 

"Pakai itu" perintah Daniel. 

Anya menatap tajam ke arah Daniel, namun karena perutnya mulai membelit yang disebabkan oleh rasa lapar membuat Anya memakai jas yang kebesaran di tubuhnya yang mungil sambil Menggereyotkan bibirnya mencibir dalam hati.

Daniel menatap sejenak ke arah Anya lalu menarik ikatan rambut panjang gadis itu, membuat rambut Anya jadi tergerai melambai lambai karena terkena angin malam Los Angeles kemudian menarik Anya untuk masuk ke dalam Restoran tersebut.

Dekorasi restoran bergaya minimalis namun tetap sangat elegan dengan lampu lampu bergantung rapi yang di tutupi oleh keranjang, tampak mewah dan di sempurnakan oleh sebuah pohon yang dililit lampu kecil disekelilingnya yang berada di tengah ruang restoran tersebut, sang kepala pelayan langsung menyambut kedatangan mereka dengan tersenyum ramah, menuntut mereka menuju salah satu meja lalu menarik kursi untuk di duduki oleh Anya dan Daniel.

Seorang pelayan datang lalu menyerahkan buku menu dan menjelaskan menu spesial mereka minggu ini.

"Aku pesan Riviera Salmon dan Wine Dulcetto" ujar Daniel sambil tersenyum pelan.

"Aku juga sama" ujar Anya sambil mengernyit tidak mengerti dengan menu yang Daniel pesan.

Setelah mencatat pesanan sang pelayan pamit undur diri dan berjalan menjauh dari Anya dan Daniel. Anya menatap menyelidik ke arah Daniel sejenak.

"Apa?" tanya Daniel terganggu dengan tatapan curiga gadis itu. 

"Kenapa kau begitu baik kepadaku? Kita bahkan baru bertemu seminggu yang lalu" Anya menyipit matanya ke arahnya Daniel. Tidak ada orang yang baik tanpa maksud tertentu di dunia ini.

"Anggap saja ini sumbangsih ku kepada gadis miskin sepertimu" Jawab Daniel dengan santai.

Anya mencibir pelan. "Aku tidak butuh rasa kasihanmu"

"Apa?!" tanya Daniel yang tidak mendengar dengan jelas.

"Aku bilang aku tidak butuh rasa kasihan mu" ujar Anya kembali dengan suara yang lebih keras.

"Apa maksudmu kau tidak butuh rasa kasihan ku? Kau hampir mati karena tidak makan selama satu hari. Seharusnya kau berteri..."

Suara bentakan pelan Daniel terhenti ketika sang pelayan kembali menghampiri mereka sambil membawa sebuah meja dorong yang terdapat pesanan Daniel dan Anya diatasnya kemudian meletakkan piring yang berisi salmon di panggang dengan saus mayones, lalu menuangkan wine Dulcetto berwarna merah di gelas Daniel dan Anya lalu mempersilahkan mereka untuk menikmati hidangan.

Anya menggigit bibirnya menatap salmon di piringnya dengan selera lalu mengambil garpu dan pisau dengan cepat dan mulai memotong motong kecil salmon tersebut kemudian langsung memakan potongan salmon tersebut, saus mayones langsung melebur di dalam mulut Anya.

"Cih, tidak butuh rasa kasihan apanya? Kau bahkan langsung memakannya tanpa meminta izinku terlebih dahulu" ujar Daniel mencibir, Anya tidak memperdulikan cibiran tersebut, yang penting kini ia bisa mengganjal perut berisiknya dengan salmon panggang yang sangat enak.

"Nama kamu siapa?" Tanya Daniel yang baru mengingat bahwa ia tidak tahu nama gadis itu.

"Anya Syakira" jawab Anya sambil mengunyah makanan di dalam mulutnya.

"Telan dulu makananmu baru berbicara, mengapa kau begitu menjijikkan?" tanya Daniel sambil mengernyit tidak senang ke arah Anya.

Sang gadis hanya berdecak sejenak lalu kembali menyantap salmon tersebut lalu meneguk air putih dengan cepat yang malah membuatnya terdesak oleh minumannya, Daniel yang melihat Anya yang ter batuk-batuk mengernyit jijik lalu menyodorkan sapu tangannya ke arah Anya yang langsung di sambut dengan cepat lalu membersihkan mulut sejenak. 

"Namaku Daniel Millard" ucap Daniel memperkenalkan dirinya sendiri.

Anya kembali menyantap lahap makanannya tanpa mau berbicara dengan Daniel, rasa laparnya membuat gadis itu sangat memfokuskan matanya ke arah piring di depannya, sedangkan Daniel melempar pelan garpu dan pisau di atas piring dengan kesal, melihat cara makan Anya yang tidak mempunyai etika membuat mood makannya menghilang entah kemana.

&&&

Anya keluar dari tenda camping sambil menggerakkan badannya mencoba melemaskan otot kakunya karena tidur di dalam tenda yang tidak nyaman tersebut. Senyumannya mengembang ketika menatap ke arah mentari yang bersinar dengan cerah, Anya memejamkan matanya, menghirup udara pagi yang segar dalam dalam dan mengeluarkannya dengan cepat.

Terima kasih karena masih memberikan hidup kepadaku, semoga hari ini akan jadi hari yang menyenangkan, doa rutin gadis itu.

Kening Anya berkerut ketika mengingat kejadian semalam, ia tidak menyangka bahwa ia bisa makan malam di tempat mewah seperti restoran Fig & Olive itu, ini seperti mimpi baginya. Sebuah mimpi di dunia nyata, seumur hidup Anya bahkan tidak pernah membayangkan bahwa dirinya bisa masuk ke dalam restoran tersebut, namun yang lebih membingungkan ketika ia pulang ke L'Espere, sang manajer hanya tersenyum ke arahnya, mengatakan bahwa Daniel sudah menjelaskan mengapa ia tidak bekerja tadi malam, sepertinya laki laki itu cukup berpengaruh di L'Espere sampai bisa membuat James mengerti bahkan mengatakan tidak apa apa kepadanya. 

Ia mengangkat bahunya, setidaknya ia masih bekerja di bar ini, jadi ia tidak peduli.

Anya beranjak turun ke lantai bawah sambil membawakan peralatan mandinya, hari ini gadis itu akan kembali menjalani rutinitasnya yang padat.

&&&

"Selamat datang" ujar Anya sambil tersenyum lebar menyambut seorang pelanggan laki laki.

"Aku ingin sebungkus rokok itu" ujar pelanggan laki laki yang berpenampilan seperti preman jalanan sambil menunjukkan sebuah bungkusan rokok di rak dibelakang Anya.

Anya membalikkan badannya, membuka kaca rak kemudian mengambil sebuah bungkus rokok, sang pelanggan bergerak maju dan menyentuh punggung Anya dengan gerakan menurun membuat Anya tersentak dan membelalakkan matanya. 

Endure it, endure it, ucap Anya dalam hatinya sambil merapat giginya menahan emosinya, sang pelanggan laki laki itu hanya terkekeh senang melihat reaksi dari gadis di depannya.

Anya kembali melanjutkan aktivitasnya mengambil satu bungkus rokok dan menyerahkan rokok tersebut ke arah sang pelanggan dengan senyuman yang sarat emosi tersebut, mengatakan harga dari sebungkus rokok tersebut, sambil menyeringai sang pelanggan memberikan beberapa lembar dollar kemudian mengedipkan matanya ke arah Anya sebelum melangkah keluar supermarket. 

Anya menghela napasnya sambil menatap tajam ke arah pintu supermarket, ia menggigit bibirnya berusaha sekuat tenaga untuk tidak mengeluarkan emosinya yang membara.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status