Di rumah sakit, Ghani kini tengah terdiam sambil menikmati sisa waktu istirahatnya, ia sama sekali belum memakan makan siangnya yang ia pesan lewat jasa pemesanan online, Makanan itu masih berada tepat di atas meja kerjanya, menunggu seseorang untuk memakan makanan tersebut.
Tak lama setelah itu terdengar suara pintu terbuka, ya siapa lagi jika bukan Mesya, Setiap hari gadis ini selalu datang sejak kedatangannya dari luar negri tempo hari lalu, sebenarnya Ghani sudah melarang Mesya untuk datang, tapi rasanya larangan itu tak didengar atau di lakukan oleh Mesya, gadis ini selalu saja datang dan membuat Ghani seketika bad mood jika melihat nya.
Memang dari dulu, semenjak SMA Mesya selalu mengejar Ghani, mengejar cinta seorang Ghani Adelio Wiratama, tapi sayangnya Ghani sama sekali tidak meresponnya.
"Hay Ghan, makan siang bareng yuk, aku belum makan siang nih", Mesya kini sudah duduk tepat dihadapan Ghani, memang gadis ini cukup cantik dan seksi, tapi tak membuat Ghani luluh sama sekali dengan kecantikan seorang Mesya.
"Maaf Mey, Tapi aku sudah makan", ucap Ghani, berharap penolakan itu tak menyakiti hati Mesya.
"Kok udah makan sih, kamu kan tahu setiap hari aku akan datang kesini buat makan sama kamu, tapi kamu kok tega makan duluan tanpa nunggu aku",
Mesya kini tampak cemberut, tapi tak mampu meluluhkan hati Ghani lagi,
"Mey, udah ya, kan aku sudah bilang, kamu gak perlu panas-panas datang kesini, dan maaf Mey, sebaiknya kamu cepat pergi dari sini, masih banyak pasien yang harus aku tangani", Ghani pun akhirnya bangkit dari tempat duduk nya dan berjalan untuk membuka pintu ruangannya.
Mata Mesya pun mengikuti kemana Ghani pergi,
"Jika tidak ada urusan lagi kamu bisa pergi, aku juga mau keluar, mau memeriksa pasienku",Akhirnya Mesya pun pergi, dengan hati yang sedikit dongkol akhirnya Mesya pun menyerah dan pergi meninggalkan ruangan Ghani.
Ghani pun akhirnya bisa bernafas lega, bagaimana caranya bisa membuat gadis ini menyerah, Ghani hanya menganggap Mesya seperti adiknya tidak lebih, dan kini Ghani harus mencari cara agar Mesya tak lagi mengganggu dan mendatangi nya setiap saat.
Ghani teringat dengan seseorang, ia kemudian merogoh ponselnya dan segera mencari nomor kontak gadis yang selalu membuat ia kesal, ya, dia adalah Ratna, gadis yang selalu membuat masalah dengan Ghani.
Ghani segera menulis pesan kepada Ratna berharap gadis itu mau menemuinya sore ini.
Temui aku di kafe Anggrek sore ini, aku tunggu, harus datang, jika tidak datang kamu tahu sendiri konsekwensinya
Pesan pun terkirim, memang sedikit mengancam, tapi Ghani harus melakukan itu, ia tak mau terus diganggu oleh Mesya setiap hari.
Dilain tempat, Ratna yang masih berada di dalam kampus dan sedang menikmati makan siang di kantin, tiba-tiba saja ponselnya berbunyi, ada pesan masuk dan Ratna pun segera membacanya.
Ratna tiba-tiba memelototkan matanya, Dokter gila itu tengah mengirim pesan dan bernada ancaman.
"Dasar dokter gila, dia pikir mau ngancem gue", Seseorang yang tengah makan bersama Ratna pun seketika menatap Ratna.
"Ada apa Rat, siapa yang ngancem kamu??", tanya Rio menyelidik.
Ratna baru sadar jika dirinya tidak makan sendirian, ia kini sedang makan bersama dengan Rio sahabat nya.
"Oh, enggak kok, cuma SMS dari orang aneh, orang yang suka nipu-nipu itu", ucap Ratna mengelak, ia tak mau jika Rio tau dan ini akan merepotkan Rio nantinya.
"Oh, aku kira ada yang ngancem kamu beneran", Ratna pun menunjukan senyum palsunya, ia harus cepat-cepat ia harus menelfon dokter gila ini dan menanyakan apa yang ia mau.
Ratna kemudian berpamitan pulang, dan Rio pun hanya mengangguk,
"Hati-hati dijalan, mau nya sih nganterin Lo pulang, tapi setiap hari Lo bawa mobil sendiri jadi ya bagaimana lagi", ucap Rio kepada Ratna."Kapan-kapan aja ya, ya udah gue pulang dulu, gue ada urusan", Ratna akhirnya pergi meninggalkan Rio sendirian.
Ratna masuk kedalam mobilnya dan kemudian mengeluarkan ponselnya kembali, ia harus menanyakan apa yang diinginkan dokter itu.
Panggilan pun tersambung dan tak lama setelah itu Ghani pun menerima panggilan tersebut.
"Halo!!", Ucap Ghani ketus saat menerima panggilan tersebut.
"Halo ada apa!!", Tanya Ratna yang tak kalah ketus.
"Nanti sore kamu harus temuin aku di kafe yang sudah aku kasih tahu tadi, gak ada penolakan, kamu masih harus tanggung jawab dengan apa yang udah kamu lakuin tadi pagi", Ucap Ghani kepada Ratna.
"Iya, iya aku akan datang, kamu gak perlu khawatir pak dokter", Jawab Ratna.
"Aku tunggu, awas kalau kamu gak datang, aku bakalan cari kamu", Nada Ghani penuh dengan ancaman , membuat Ratna mau tak mau harus menuruti dokter yang menurut Ratna sudah gila itu.
"Iya, ya udah gue cuma mau tanya itu doang", Panggilan pun di putus sepihak oleh Ratna membuat Ghani menjadi bertambah kesal.
"Dasar cewek aneh", Ghani pun kemudian berjalan menuju ke ruangan pasien dan segera melakukan pemeriksaan karena ia harus pulang lebih awal karena ia kan bertemu dengan Ratna nanti sore.
Sore harinya, Ratna menepati janjinya, ia datang ke tempat yang sesuai dengan janji mereka tadi, kini Ratna sudah duduk di meja kosong yang berada di bagian ujung sendiri, tempat yang cukup sepi tak akan ada orang yang tahu dengan apa yang akan dibicarakan nanti.
Ratna terlihat mengarahkan pandangannya, mencari sosok orang yang sedang ia tunggu, sudah sepuluh menit, tapi dokter itu tak kunjung datang.
"Udah ditungguin tapi gak datang-datang", Ratna agak sedikit kesal, tapi setelah itu Terlihat seseorang yang tengah ditunggu pun akhirnya datang, Ghani pun segera duduk.
"Maaf, aku telat",
"Iya gak apa-apa, ya udah langsung aja, kamu mau ngomong apa, aku masih banyak urusan",
Akhirnya mereka berdua saling menatap satu sama lain, dan akhirnya juga Ghani mulai berbicaralah kepada Ratna.
"Ok, gak perlu lama-lama, aku mau minta tolong sama kamu, besok kamu harus datang ke rumah sakit, ke ruangan aku, kamu harus pura-pura jadi pacar aku", Mata Ratna seketika mendelik,
"Pura-pura jadi pacar kamu??, Gak mau!!", Ucap Ratna langsung menolak apa yang dikatakan oleh Ghani.Ratna tak menyangka jika dia akan menjadi pacar pura-pura dokter gila ini
"Kamu gak boleh nolak, bukannya kamu janji mau bertanggung jawab dengan apa yang kamu lakukan tadi pagi, jadi ini yang aku minta, dan kamu harus mau",Ratna pun membuang nafasnya kasar,
"Ok, cuma pura-pura aja kan, besok aku akan pergi ke rumah sakit, sesuai dengan permintaan kamu",Akhirnya Ghani pun dapat tersenyum lega, Jadi besok dia akan memberitahu siapa Ratna kepada Mesya jika Mesya datang ke Ruangannya, jadi ia tak perlu lagi diganggu oleh Mesya lagi.
"Ok, kalau sudah aku mau pergi dulu", Ratna pun beranjak dari tempat duduk nya dan segera pergi meninggalkan Ghani.
Keesokan harinya Ratna benar-benar datang ke rumah sakit, tujuannya yaitu menuju ke ruangan Ghani.Sesuai dengan yang diintruksikan Ghani sebelumnya bahwa ia langsung saja masuk dan tak perlu bertanya lagi.Pintu pun di buka oleh Ratna, tampaklah dokter tersebut tengah berada di kursi kerjanya dan sedang menyandarkan tubuhnya."Assalamualaikum", Ucap Ratna saat memasuki ruangan tersebut, Ghani kemudian mengarahkan wajahnya ke sumber suara itu, dan ternyata Ratna lah yang datang, Ratna menepati janjinya kepada Ghani, dan baru kali ini Ghani bisa tersenyum manis kepada Ratna."Waalaikum salam, silahkan duduk", Ratna pun juga membalas senyuman itu, senyuman yang mampu menghipnotis Ghani saat menatap Ratna tadi, Ratna pun duduk tepat dihadapan Ghani, mata Ratna pun mulai menelusuri seluruh ruangan ini dan pandangan nya pun tertuju kepada papan nama di meja yang ada di depannya bertuliskan Dr.Ghani Adelio Wiratama,"Oh jadi itu nama panjangnya, cukup bagu
Ratna pun tak habis pikir, ia akan berurusan dengan dokter itu selama dua bulan ke depan, rasanya itu seperti mimpi buruk buat Ratna sendiri.Kini ia tengah membanting kan tubuhnya diatas kasur empuknya,tubuhnya merasa lelah, ya seharian ini Ratna sangat lelah sekali, apalagi dengan persoalan dengan dokter Ghani membuat Ratna ingin sekali memarahi dokter itu."Kenapa harus aku sih, kenapa bukan orang lain??", Ratna pun mengusap wajahnya kasar, ia bingung jika harus menjadi kekasih dokter dingin tersebut.Dilain tempat, Ghani kini juga sedang berada di dalam kamarnya, menatap langit-langit kamarnya, rasa lelah juga sedang mendera tubuh Ghani, ia pun berniat untuk segera membersihkan tubuhnya.Langkahnya gontai, memang rasanya sangat malas, ia malas sebenarnya untuk menyentuh air, yang ia inginkan saat ini hanya merebahkan tubuhnya di atas tempat tidurnya.Selepasnya menyegarkan tubuhnya, rasa kantuk dan malas yang dialami oleh Ghani pun seketi
Mata Ghani seketika pun terbelalak, ia melihat penampilan Ratna yang cukup berbeda, Ratna malam ini sangat cantik sekali berbeda dengan saat ia temui sebelumnya."Aku sudah siap mas, ayo kita berangkat", Ghani masih saja terdiam, tak menyangka jika Ratna akan cantik sekali malam ini, tapi Ghani tiba-tiba tersadar, ia tak mau masuk kedalam cinta yang belum tentu, Ghani tidak mau itu, tapi untuk saat ini, Ghani tidak bisa berbohong, detak jantungnya saat ini berdetak sangat cepat dan tak bisa ia normal kan kembali.Ghani berdiri, "Iya ayo kita berangkat sekarang", ia kemudian berangkat bersama Ratna menunju tempat yang hanya Ghani sendiri lah yang tahu, dan Ratna pun hanya menurut saja, mengikuti Ghani dari belakang.Suasana di rumah itu memang sedang sepi, Ayah Ratna sudah mulai bekerja dan tampaknya baru besok sore akan sampai di rumah, dan untuk Mama nya Ratna, dia juga sedang bekerja, mengurus resto milik bos nya yang sudah dua puluh tahun ini ia kelola.
Ratna sudah tak menunjukkan senyumannya sama sekali, bibir nya sudah mengerucut, hatinya juga sudah bergemuruh hebat, dan air matanya sudah ingin tumpah membasahi wajahnya, entah apa yang dirasakan Ratna saat ini, dadanya merasa sangat sekali ketika Ghani memberikan undangan tersebut, apakah Ratna sudah mulai jatuh hati kepada Ghani, dan Ratna pun masih belum menyadari nya sampai saat ini.Ghani juga sampai saat ini masih belum sadar jika ada perubahan di wajah Ratna, dan Ghani pun masih merasa jika semuanya baik-baik saja.Makan malam mereka pun sudah selesai, tapi kesalahpahaman yang dialami Ratna masih belum, Ratna masih salah paham kepada Ghani karena sebuah undangan tersebut."Mas sudah kan, kalau sudah kita pulang aja ya, aku capek", Ghani pun mengangguk dan mengajak Ratna pergi meninggalkan resto tersebut, tak banyak yang mereka bicarakan, Ratna sudah malas berbicara kepada Ghani dan Ghani pun masih belum menyadarinya.Tak lama setelah itu mere
Ghani saat ini juga tengah keluar bersama Ghina, Ghani sudah janjian dulu sama Ghina jika jam istirahat nya nanti ia akan mengajak Ghina pergi untuk mencari kado buat kakaknya nanti, ia sengaja memilih waktu siang hari karena kalau malam pastinya kakaknya itu akan kepo, selalu ingin tahu kemana mereka akan pergi.Motor Rio kemudian menyalip sebuah mobil, mobil yang di tumpangi oleh Ghani tentunya.Tak lama setelah itu, mereka sudah tiba di area basemen mall tersebut, dan disusul dari belakang yaitu Ghani dan Ghina, Ratna pun menoleh, merasa kenal dengan mobil itu tapi kini tangannya sudah ditarik oleh Rio dan kemudian Ratna sudah berjalan masuk menuju ke dalam mall tersebut.Ratna masih saja celingukan, mencari si pemilik mobil yang menurutnya tak asing, tak lama setelah itu terlihatlah sang pemilik mobil, benar saja Ghani sedang berada di dalam mall tersebut bersama dengan seorang wanita, dan Ratna pun menduga kalau ia adalah calon istrinya Ghani.Hatiny
Ghani memukul setir nya dengan kuat, Ghina pun kaget, ada apa saudaranya itu, mengapa setelah keluar dari mall malah jadi seperti ini, tidak biasanya Ghani akan kesal dan marah seperti ini, hadiah pun juga tak jadi Ghani beli, ia lebih memilih meninggalkan tempat ini, tempat ia melihat Ratna bersama dengan seorang laki-laki.Laju mobilnya di percepat membuat Ghina seakan takut dengan Ghani."Kak, jangan ngebut-ngebut, aku takut", Ghina sudah ketakutan dan kini Ghani mulai tersadar dengan apa yang ia lakukan tadi, perbuatan ini bisa membahayakan dirinya dan Ghina.Mobil pun menepi, dan Ghina kini dapat bernafas dengan lega,"Ya Allah kak, Kenapa, ada masalah apa, jangan kayak gini, aku takut, kamu hampir bunuh diri tau gak", Ghina pun merasa kesal, tapi ia juga penasaran dengan apa yang sedang di alami oleh Ghani."Kalau ada masalah, cerita, jangan dipendam sendiri", Ghani kemudian menyandarkan tubuhnya mencoba untuk menenangkan dirinya."Maafk
Ghani langsung saja pergi menuju ke rumah Ratna, ia tak perlu menghubungi Ratna, ia akan langsung saja ke sana memastikan semuanya dan menjelaskan siapa yang akan menikah, Ghani baru sadar jika Ratna salah paham soal undangan tersebut, Ratna menyangka jika dirinya lah yang akan menikah, sekilas Ghani ingin tertawa, tapi ia urungkan, ia masih akan menjelaskan semuanya agar salah paham ini tidak berangsur lama.dan Ghani juga merasa bahwa saat ini Ratna sudah benar-benar jatuh cinta dengannya, sama dengan dirinya saat ini.Ghani kini sudah sampai tepat di halaman rumah Ratna, rumah itu terlihat sepi, tapi ada mobil di sana yang Ghani tahu itu adalah mobil Ratna.Ghani kemudian turun, berjalan menuju ke depan gerbang rumah Ratna, benar saja rumah itu terlihat sepi sekali, Ghani kemudian menekan bel di depan gerbang Tersebut, tak lama setelah itu ada seorang ibu-ibu paruh baya keluar dari dalam rumah, Ghani yakin itu pasti adalah asisten rumah tangga keluarga Ratna.
Ghani menatap rumah yang ada di depa nya, sudah lama ia berada disini tapi ia tak bertemu dengan Ratna sampai saat ini.Ia sudah menyerah, ia ingin pergi saja, Ratna tak mungkin menemuinya saat ini, dan Ghani akan membiarkan Ratna untuk sendiri dan berpikir sejenak tentang semua ini, dan kini kunci mobil sudah ia putar dan mobil pun sudah akan bergerak.Ratna pun keluar dari dalam rumah, ia melihat mobil Ghani yang sudah ingin bergerak, Ratna kemudian segera berlari keluar dari rumahnya, ia kemudian keluar dari dalam gerbang dan menghadang mobil Ghani.Ratna kemudian berlari menuju kejalan mencoba menghadang mobil laki-laki ini, Ghani pun kaget, tiba-tiba saja ada seorang wanita yang menghadang mobilnya yang tak lain adalah Ratna yang baru saja keluar dari dalam rumahnya."Mas turun, aku mau bicara sesuatu sama kamu, aku mau meluruskan permasalahan kita" Ucap Ratna kepada Ghani, Ghani pun tersenyum, ia kemudian turun untuk menemui Ratna yang sedang ada di h