Share

Cinta seorang dokter
Cinta seorang dokter
Author: Luluk masluhah

Pertemuan pertama

Disalah satu rumah sakit ternama di kota tersebut, seorang dokter tampan baru saja keluar dari dalam ruangan operasi, wajahnya sedikit memperlihatkan kelegaan nya karena ia berhasil menyelamatkan nyawa seseorang.

Ghani pun berjalan melewati sepanjang koridor rumah sakit untuk menuju ke ruangannya, ia sangat lelah sekali hari ini, dan ia ingin istirahat di ruang kerjanya.

"Dokter, dokter Ghani, dokter tunggu", Ucap salah seorang perempuan yang kini mengejar dirinya, Ghani pun menoleh, ia melihat siapa yang memanggil nya sedari tadi dan mengikutinya sampai disini.

"Iya, ada yang bisa saya bantu", Ucap Ghani dengan sangat berwibawa, ia tak mau menunjukkan senyum nya kepada semua wanita, takutnya jika nanti wanita itu akan modus terhadapnya, maklum saja Ghani merupakan salah satu dokter tertampan di rumah sakit ini.

"Saya hanya ingin menanyakan keadaan papa saya, bagaimana keadaannya dok??", Tanya Ratna, putri dari orang yang telah diselamatkan nyawanya oleh Ghani.

"Mari ikut ke ruangan saya", ucap Ghani lalu berjalan terlebih dahulu tanpa memperdulikan Ratna yang hampir pingsan karena mengejarnya.

Ratna pun membuang nafasnya kasar, mengikuti dokter ini membuat ia sedikit kesal, "Tinggal bilang aja disini aja pakek keruangan nya segala", Gerutu Ratna dalam hatinya.

Ghani terus saja berjalan tanpa memperdulikan Ratna,

Ratna kemudian mengikuti Ghani, dan kemudian masuk kedalam ruangan tersebut, Ratna saat ini duduk tepat di hadapan Ghani, laki-laki itu masih enggan menatap Ratna sampai saat ini dan ia amysih fokus dengan beberapa laporan kesehatan yang sudah berada di atas meja kerjanya.

Nafas Ratna masih saja ngos-ngosan, berlari mengejar dokter dingin dan Cuek ini membuat ia sangat haus sekarang,

"Dokter, boleh saya minta air, saya haus dok??", Tanya Ratna tanpa rasa sungkan, tenggorokan nya sudah sangat kering sekali dan ia ingin segera membasahi tenggorokan nya dengan satu gelas air putih.

Ghani mendengus kesal, dan ia pun berjalan menuju ke arah dispenser airnya, lalu ia mengisi gelas yang ada ditangannya dengan segelas penuh air putih, Ghani kemudian menyerahkan gelas tersebut, dan tanpa malu-malu Ratna meneguk air putih tersebut sampai habis. ada rasa kasihan saat melihat wanita ini kehausan, tapi Ghani tak mau menunjukkan itu semua, ia takut perhatian nya akan disalahgunakan oleh kebanyakan wanita yang pernah ia temui dan salah satunya wanita yang ada di hadapannya saat ini.

Gelas itu di letakkan kembali oleh Ratna, dan matanya kini kembali menatap dokter tampan yang ada dihadapannya.

"Sudah hilang haus nya??", Tanya Ghani, Ratna hanya mengangguk, sejujurnya ia juga malu harus meminta air minum kepada dokter yang menangani papanya.

"Baik kalau begitu saya tidak mau membuang waktu saya, dan saya akan mengatakan bagaimana keadaan dan kondisi ayah anda, operasi nya berjalan dengan lancar, dan ayah anda hanya perlu memulihkan keadaan nya untuk saat ini, jangan terlalu banyak bergerak, jangan membebani pikiran nya, dan jaga pola makannya dengan makan makanan yang bergizi, Itu saja", Ucap Ghani tegas dan lugas.

Wanita ini mengangguk tanda ia mengerti,

"Kalau sudah tidak ada yang ingin ditanyakan, saya mohon anda segera keluar karena saya mau istirahat", ujar Ghani yang secara langsung mengusir Ratna dari ruangannya.

Ratna mendelik tajam ke arahnya, "Dasar dokter sombong", Gumam Ratna, Ratna kemudian menggeser kursi tersebut dengan kasar, dan dia segera keluar tanpa mengucapkan permisi.

Ratna sangat kesal sekali kepada dokter itu, biarpun sudah berjasa mengobati papanya, tapi kalau sifatnya seperti ini tentu saja Ratna akan sangat kesal sekali.

Ghani pun menggeleng kan kepalanya, Melihat wanita yang ada dihadapannya ini saja membuat Ghani kesal, tapi Ghani tak mau ambil pusing, ia tak mau memikirkan wanita yang namanya saja ia tak tahu.

Ratna keluar dari ruangan itu dengan sangat kesal, rasa kesal yang masih terus berada di hati Ratna saat ini.

"Kalau dia bukan dokter yang menangani papa, aku tidak mau di usir seperti ini, dasar dokter sombong", Ratna pun semakin kesal dengan Ghani.

Disepanjang koridor rumah sakit, tak henti-hentinya Ratna mengomel, banyak orang dan perawat yang melihatnya dengan tatapan aneh, Seorang wanita cantik berjalan dengan terus berbicara tanpa berhenti.

Ratna kembali berjalan menuju ke arah ruangan papa nya, ranjang itu bertuliskan nama Pak Bambang, laki-laki paruh baya itu tengah selesai menjalani operasi beberapa jam yang lalu, yang jelas dokter yang menangani pak Bambang adalah dokter sombong itu.

Ratna menghempaskan tubuhnya di sofa yang terletak di sisi ranjang pasien, tubuhnya sangat lelah sekali, sudah seminggu ini ia menemani papanya disini, Ratna menguap, matanya sudah tidak sanggup untuk ia buka, maka tak perlu menunggu waktu lama ia sudah tertidur di sofa tersebut.

Keesokan paginya, Ghani yang baru saja datang dari rumah sakit langsung dihadapkan dengan keberangkatan keluarganya ke Surabaya, Ghani tak masalah jika ia harus sendiri di rumah, lagi pula pasiennya dirumah sakit sedang menunggu nya, jadi apa jika Ghani meninggalkan pasiennya dirumah sakit saat semua pasiennya sedang menunggu dirinya.

Ghani akhirnya melawan rasa kantuk nya kembali untuk mengantar Mommy nya ke bandara,

"Kamu beneran kuat nyetir sendiri, Mommy gak mau sampai terjadi sesuatu sama kamu", Ujar Alisa saat melihat putra keduanya yang ingin mengantarkan dirinya meskipun dia sedang mengantuk.

"Aku gak apa-apa Mom, Mommy tidak perlu khawatir, aku bisa kok",Ghani tetap memaksa, dan Alisa pun hanya pasrah saja.

Mereka membawa satu mobil yang cukup muat untuk 6 orang, Dan ide Alisa pun muncul, Ghani tak perlu membawa mobil sendiri, ia akan membawa supir untuk mengemudikan mobilnya sementara Ghani bisa duduk manis dan tak perlu menyetir mobilnya sendiri.

Mereka kini sudah sampai di bandara, Ghani masih duduk sambil menunggu keberangkatan keluarganya.

"Kamu jangan sampai lupa makan, Mommy akan selalu telfon kamu setiap hari, Mommy tidak mau sampai kamu lupa makan karena pekerjaan kamu", Alisa pun kini duduk tepat disamping Ghani, meskipun Ghani sudah dewasa tapi untuk urusan kesehatan putra putrinya Alisa akan turun sendiri, meskipun Ghani seorang dokter terkadang ia melupakan makan siangnya karena terlalu banyak pasien atau mungkin ia masih terjebak di dalam meja operasi saat jam makan siangnya.

"Iya Mom, Ghani akan selalu jaga kesehatan Ghani, kan gak lucu Mom jika dokter sakit gara-gara lupa makan", ucap Ghani yang membuat Alisa terkekeh.

"Ya sudah Mommy mau check in dulu, kamu hati-hati dirumah",

Ghani kemudian memeluk dan mencium Mommy nya.

Setelah itu ia juga mencium punggung tangan Daddy nya,

"Hati-hati ya dad", Ujar Ghani kepada Daddy nya.

"Iya kamu juga hati-hati dirumah, ingat pesan Mommy mu ya", ucap Fandi mengingatkan

"Iya Dad, pasti, Ghani tidak akan mengecewakan Mommy.

"Selamat jalan kak, hati-hati dijalan, jaga Mommy kak, dan salam buat Kaka ipar", Rafa pun mengangguk dan menepuk bahu adiknya tersebut.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Heri Widodo
next, suka
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status