Share

Bab 0143

Yara tanpa sadar tertidur. Saat tiba-tiba merasakan seseorang meletakkan selimut di tubuhnya, dia membuka mata, masih agak linglung.

Itu Siska.

Dia berusaha bangun. "Siska, kamu pulang juga."

Siska terpaku sejenak, lalu dia bergegas mendekat dan memeluk Yara. "Rara, maaf. Maafkan aku, aku harusnya nggak bohong sama kamu."

Dia memeluk Yara erat-erat dan menangis lebih keras dari biasanya.

Mereka sudah berteman selama lebih dari sepuluh tahun. Berkali-kali, Siska menjadi dukungan moral bagi Yara. Di mata Yara, dia adalah wanita berkepala dingin dan penuh semangat.

Sesulit apa pun cobaan yang dihadapi Siska, tidak ada yang bisa mengalahkannya.

Sebenarnya, mereka berdua sangat mirip. Hanya saja, Siska lebih kuat dan jarang menitikkan air mata, apalagi menangis tersedu-sedu seperti sekarang.

Mata Yara pun memerah. Sejak dia mengetahui kebenarannya hingga saat ini, dia tidak pernah menyalahkan Siska sedetik pun.

Saat ini, dia bahkan tidak dapat membayangkan betapa Siska sangat tersakiti.

"Si
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status