แชร์

2 - Video Panas

ผู้เขียน: Paus
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-11-19 17:36:32

Jasa lain? Kepala Ivy penuh dengan kebingungan. Jenis jasa lain apa yang dimaksudkan agar dirinya bisa memperbaiki nilai?

Ivy tidak bisa memikirkannya. Satu-satunya pilihan yang ada hanyalah mengambil hukuman itu.

"Baik, Pak. Saya akan menyerahkan tugasnya hari ini juga. Tapi bisakah saya meminta tenggat lebih? Saya akan menyelesaikannya malam ini."

Bukan apa-apa, tapi tugas lainnya juga banyak. Ivy yakin seluruh jemarinya akan bengkok saking lelahnya dipaksa mengerjakan tugas.

“Baiklah kalau begitu.” Damian akhirnya berkompromi. “Saya tunggu paling lambat malam ini. Lebih dari itu, saya tidak akan beri keringanan untuk memperbaiki semua nilaimu.”

“Baik, Pak.” Ivy menjawabnya lagi, sudah pasrah. “Kalau begitu permisi.”

Setelah mendapatkan anggukan singkat dari dosennya, Ivy berbalik dan segera keluar dari ruangan.

Sisa hari berjalan menyebalkan. Tugas tidak hanya datang dari Damian saja, tapi dari dosen lainnya juga. Saat kelas terakhir selesai, rasa lelah menyerang Ivy.

Parahnya, Ivy juga tidak bisa pulang karena apa yang terjadi semalam di dalam bar. Pria tua bangka itu pasti melaporkannya.

Kalau dirinya kembali ke kos-kosan kumuhnya yang berada di area pemukiman bar, bisa saja para penagih hutang sudah menunggunya di sana untuk menghabisinya.

Ivy memilih menghubungi temannya. “Hei, Clara. Aku ingin tanya … Apa boleh aku menginap di rumahmu malam ini? Aku sedang tidak bisa pulang …”

Di ujung telepon, Ivy bisa mendengar Clara yang meringis. “Ah, Ivy, maafkan aku. Ibuku tidak akan mengizinkan. Sebenarnya aku sedang dihukum karena membolos kemarin lusa.”

“Oh, begitu. Baiklah, tidak masalah. Maaf sudah mengganggu, Clara.”

Lalu panggilan berhenti di sana. Wajah Ivy muram. Tidak ada pilihan, dirinya harus tidur di kampus. Itu lebih baik daripada tidur di taman lagi.

Ivy berbalik ke gedung untuk mulai mengerjakan tugas tambahannya terlebih dahulu. Mati-matian Ivy menahan matanya tetap terbuka.

Ivy tidak ingat waktu sudah bergulir berapa lama. Hari sudah gelap. Sebelum laptop bututnya benar-benar mati karena kehabisan daya, Ivy memboyong tubuhnya untuk pergi ke toko percetakan sebelum tutup.

“Semoga Pak Damian belum pulang...” Ivy bergumam kepada dirinya sendiri.

Ivy buru-buru melangkah ke kampus, menuju kantor dosen. Kampus sudah sepi. Sudah tidak ada mahasiswa di gedung pada waktu-waktu seperti sekarang.

Tapi kenapa dirinya seperti mendengar suara seseorang? Samar-samar, Ivy mendengar suara itu datang dari arah lab komputer yang dilaluinnya.

“Ahh, Pak… Eunghhh….”

Ivy mengernyitkan dahi. Barusan itu apa? Suara hantu?

Tapi suara itu terlalu nyata untuk disebut hantu. Pemandangan yang dilihatnya pun jauh lebih mengerikan daripada hantu.

Dari jendela, Ivy bisa melihat seorang wanita yang sedang disetubuhi oleh seorang pria.

Syok, hampir Ivy menutup mulutnya rapat-rapat. Seluruh badannya lemas. Dia menyaksikan dua orang sedang bercinta di kampus!

“Pak, eunghhh ... pelan-pelan ...,” desah wanita itu.

Dia … adalah Jasmine. Si kating populer yang merupakan ratu kampus. Ternyata gosip itu benar!

Sementara pria yang bergerak di atas Jasmine, yang mengenakan kemeja biru gelap itu …

Ivy tidak percaya apa yang dilihatnya. Damian! Pria itu—dosen yang seharusnya menerima tugasnya sekarang!

Wajahnya memang tidak terlihat jelas, tapi Ivy yakin, kemeja itu adalah kemeja yang sama yang dikenakan oleh Damian siang ini.

“Ahhh, Pak. Saya—”

Jasmine terengah-engah di dalam sana, mereka berdua mendesah diselingi suara sentakan kasar yang terburu-buru.

Suara itu membuat darah Ivy mendidih. Antara cemas dan marah. Bisa-bisanya pria itu berhubungan seks saat dirinya kewalahan dengan tugas?

Ivy mengeluarkan ponsel dari saku celananya dengan tubuh gemetar. Pemandangan itu harus direkam!

Ivy tidak bisa membiarkannya. Akan dirinya laporkan pria itu. Damian pasti akan langsung dipecat dengan tidak hormat dari kampus.

Diangkatnya ponsel itu ke bagian jendela. Jendela transparan itu sedikit menghalangi, tapi pemandangan di baliknya tetap terlihat jelas. Sejelas telinga Ivy yang mendengar tubuh yang beradu, bersama suara desah kenikmatan terpuaskan.

“Kira-kira bagaimana ya, kalau video ini tersebar?”

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทล่าสุด

  • Cintai Aku Sepanjang Malam, Pak Dosen   6 - Sentuhan di Celana (18+)

    Ini gila. Damian belum pernah melakukan hal lebih gila dibandingkan membawa seorang perempuan ke apartemennya.Tapi, sekarang, dia mendengar suara lenguhan-lenguhan erotis yang datang dari kamar mandi pribadinya.Gadis gila itu pasti tengah menyentuh dirinya sendiri!Damian tidak pernah bertemu orang yang mabuk dengan tindakan gila seperti itu. Dia juga tidak menyangka gadis yang tampak polos itu bisa bersikap liar. Apa sejak dulu Ivy memang seperti ini?“Ahhh… eunghhh…”Suara-suara itu seolah memancar dari kamar mandi. Damian tak tahan lagi. Mungkin gadis itu perlu diberi pelajaran.Brak!Pintu kamar mandi terbuka. Damian memandang murka pada Ivy—yang bukannya mandi, malah sibuk menyentuh diri sendiri. Gadis itu terduduk di lantai yang basah sambil bersandar ke tepian bath tub. Kedua tangannya sibuk. Satu meremas payudara, satunya bergerak keluar masuk di antara paha.“Tidak saya sangka kamu akan begini.” Damian memandang sinis. Geli hati melihat si gadis polos kepunyaan kampus, mal

  • Cintai Aku Sepanjang Malam, Pak Dosen   5 - Jerat Obat Perangsang (18+)

    Suara yang memanggil Ivy itu terdengar familier, tapi Ivy tak sanggup mengangkat kepala.Ivy hanya mendengar seruan pria mesum itu, suara pukulan dan tubuh yang menghantam meja dengan keras.Lalu, tubuh Ivy diangkat dengan lembut. Ada wangi segar yang maskulin sekaligus menenangkan memenuhi indera penciumannya.“Ivy, kamu mendengar saya?” Damian menepuk-nepuk pipi Ivy yang mulai memejam dan terbuka tidak beraturan.“Pak Damian?”Apa dia bermimpi? Kenapa dosennya itu ada di sana?Pria itu sedang membopong Ivy dan membawanya keluar dari area bar. Sekilas, Ivy bisa menangkap sang pria mesum yang terkapar di lantai dengan kondisi babak belur.“Ya, ini saya. Kita harus pergi dari sini sekarang juga. Apa kamu baik-baik saja?”“Kok, Pak Damian di sini…?”Suara Ivy sangat serak dan lirih, hampir tidak bisa dimengerti.“Saya mengikuti kamu. Soalnya, pria yang menjemputmu tadi terlihat mencurigakan. Dia bukan pamanmu, ‘kan?” balas Damian.Ivy tidak bisa mendengarkan dengan jelas. Kepalanya tera

  • Cintai Aku Sepanjang Malam, Pak Dosen   4 - Pertolongan Damian

    Matilah Ivy!Setelah Evan pergi meninggalkan mereka berdua, Ivy masih membeku dalam syok dan keheningan ruangan yang mencekam.Dia menyadari tatapan tajam Damian yang masih mengulitinya.Sontak, Ivy membungkukkan badannya dalam-dalam di hadapan Damian.“Pak, saya benar-benar minta maaf!”Sekujur badan Ivy gemetar ketakutan.Bagaimana kalau Damian benar-benar melaporkannya atas pencemaran nama baik? Hancur sudah semua usahanya selama ini.Namun, Damian hanya menatap Ivy datar, seperti biasa. Ada dengusan tak ramah yang ditangkap Ivy dari pria itu.“Jadi? Kamu sudah sadar kalau kamu hanya menuduh saya sembarangan?”“Ya, Pak, saya benar-benar menyesal!” jawab Ivy panik.“Dan apa kamu sadar, kamu bukan hanya mencemarkan nama baik, kamu juga berniat melakukan pemerasan?”“S-saya benar-benar tidak berniat melakukannya! Saya mohon maaf!”Ivy segera mencerocos panjang. “Saya akan melakukan apa pun untuk menebus kesalahan saya ini. Tapi tolong jangan laporkan saya, saya tidak bisa kehilangan b

  • Cintai Aku Sepanjang Malam, Pak Dosen   3 - Salah Tuduh

    Ivy terengah-engah setelah menjauh dari lab komputer tempat dirinya memergoki Jasmine dan Damian berhubungan badan.Di tengah perasaan syok, dering panggilan membuat Ivy berjengit kaget. Panggilan dari ayahnya.“Ya, Ayah?” panggil Ivy setelah mengangkat panggilan. “Hei, kamu anak sialan! Debt collector itu menghubungiku. Katanya kamu kabur dari bar setelah memukul pelanggan!”Ivy terkesiap. “Dia menghubungi Ayah?”“Dasar bodoh! Bisa-bisanya kamu main kabur begitu dan menyebabkan masalah? Kalau begini kapan hutangku akan lunas?”Tidak diragukan lagi. Pria itu memarahinya bukan karena cemas, tapi karena khawatir pada diri sendiri. Ayahnya memang egois.Ivy menggigit bibir. “Tapi, pelanggan itu hampir saja menyetubuhiku, Ayah.”“Memangnya kenapa? Toh, kamu dibayar! Pekerjaanmu memang melayani orang, dasar tolol. Apa susahnya menuruti perintah, hah?”“Ayah…”Ayahnya tidak menggubrisnya. “Aku tidak mau tahu! Kembali ke bar itu! Dasar anak tak berguna!”Panggilan ditutup. Ivy hanya bisa me

  • Cintai Aku Sepanjang Malam, Pak Dosen   2 - Video Panas

    Jasa lain? Kepala Ivy penuh dengan kebingungan. Jenis jasa lain apa yang dimaksudkan agar dirinya bisa memperbaiki nilai?Ivy tidak bisa memikirkannya. Satu-satunya pilihan yang ada hanyalah mengambil hukuman itu."Baik, Pak. Saya akan menyerahkan tugasnya hari ini juga. Tapi bisakah saya meminta tenggat lebih? Saya akan menyelesaikannya malam ini."Bukan apa-apa, tapi tugas lainnya juga banyak. Ivy yakin seluruh jemarinya akan bengkok saking lelahnya dipaksa mengerjakan tugas.“Baiklah kalau begitu.” Damian akhirnya berkompromi. “Saya tunggu paling lambat malam ini. Lebih dari itu, saya tidak akan beri keringanan untuk memperbaiki semua nilaimu.”“Baik, Pak.” Ivy menjawabnya lagi, sudah pasrah. “Kalau begitu permisi.”Setelah mendapatkan anggukan singkat dari dosennya, Ivy berbalik dan segera keluar dari ruangan.Sisa hari berjalan menyebalkan. Tugas tidak hanya datang dari Damian saja, tapi dari dosen lainnya juga. Saat kelas terakhir selesai, rasa lelah menyerang Ivy.Parahnya, Ivy

  • Cintai Aku Sepanjang Malam, Pak Dosen   1 - Si Dosen Rupawan

    “Kamu ini bodoh, ya? Hutangmu tidak akan lunas kalau kamu malas-malasan seperti ini! Cepat bekerja!”Seruan kasar itu membuat Ivy tersentak dari lamunannya.Mata Ivy segera beralih dari para pengunjung bar yang sedang berkumpul, kepada pria tinggi besar yang memandangnya bringas.“Baik, Paman.” Ivy menundukkan kepalanya patuh.“Jangan bermalasan seperti orang bodoh. Walaupun kamu memandangi mereka sampai matamu terlepas, posisi kalian tidak akan tertukar.”Samson berbicara sarkastik pada Ivy yang sejak tadi memandangi pengunjung bar. Mereka semua anak muda. Berkumpul di sebuah sofa dengan banyak alkohol di hadapan mereka.Denting-denting gelas terdengar dibarengi dengan suara tawa kegirangan. Jelas sangat bertolak belakang dengan kondisi Ivy yang menjadi budak tempat tersebut.Ivy— wanita berusia di awal 20-an yang berasal dari keluarga sederhana. Ibunya sudah meninggal lama, dan dia hanya hidup dengan ayahnya.Mungkin beruntung kalau ayahnya waras, tapi pria itu adalah kumpulan dari

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status