Share

3 - Salah Tuduh

Penulis: Paus
last update Terakhir Diperbarui: 2025-11-19 17:37:03

Ivy terengah-engah setelah menjauh dari lab komputer tempat dirinya memergoki Jasmine dan Damian berhubungan badan.

Di tengah perasaan syok, dering panggilan membuat Ivy berjengit kaget. Panggilan dari ayahnya.

“Ya, Ayah?” panggil Ivy setelah mengangkat panggilan.

“Hei, kamu anak sialan! Debt collector itu menghubungiku. Katanya kamu kabur dari bar setelah memukul pelanggan!”

Ivy terkesiap. “Dia menghubungi Ayah?”

“Dasar bodoh! Bisa-bisanya kamu main kabur begitu dan menyebabkan masalah? Kalau begini kapan hutangku akan lunas?”

Tidak diragukan lagi. Pria itu memarahinya bukan karena cemas, tapi karena khawatir pada diri sendiri. Ayahnya memang egois.

Ivy menggigit bibir. “Tapi, pelanggan itu hampir saja menyetubuhiku, Ayah.”

“Memangnya kenapa? Toh, kamu dibayar! Pekerjaanmu memang melayani orang, dasar tolol. Apa susahnya menuruti perintah, hah?”

“Ayah…”

Ayahnya tidak menggubrisnya. “Aku tidak mau tahu! Kembali ke bar itu! Dasar anak tak berguna!”

Panggilan ditutup. Ivy hanya bisa mengembuskan napas lelah dengan tubuh bersandar pada tembok.

Rasa-rasanya, dirinya tidak pernah sekalipun mengalami hal baik dalam hidup.

“Ivy?”

Badan Ivy menegang. Itu … suara Damian.

Ivy memutar tubuh. Kehadiran Damian mengingatkan kembali tentang video yang diambilnya.

Damian terlihat biasa saja. Kemejanya sudah dikancing, rambutnya sepertinya sudah dirapikan juga. Wajah itu terlampau terlalu tenang.

Dia habis bercinta dengan seorang mahasiswi, tapi bisa-bisanya bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Apa dia sudah sering melakukannya? Katanya, mudah melakukan hal begitu kalau sudah terbiasa.

“Ngapain kamu malam-malam di sini?”

Ivy berdeham pelan. “Oh, ah, i-itu. Saya baru datang. Mau mengumpulkan tugas yang Bapak berikan hari ini.”

Damian hanya mengangguk. “Kalau begitu ikuti saya. Saya periksa dulu tugasnya.”

Dia berbalik begitu saja menuju ruangannya. Mau tak mau, Ivy mengikuti di belakang tubuhnya.

Gelisah luar biasa Ivy saat teringat dengan suara desah yang terdengar dari mulut yang sama beberapa waktu lalu. Ke mana wanita itu sekarang? Apa mereka berpisah begitu saja setelah melakukan itu?

Lalu mereka tiba di ruangan Damian. Pria itu mendorong pintunya terbuka dan langsung masuk.

“Ke mari. Saya perlu memeriksa apakah kamu mengerjakannya dengan asal atau tidak.”

Tubuh Ivy kaku di pijakan. Jantung Ivy menggedor sangat kuat di dadanya.

Benar! Damian sama sekali tidak tahu bahwa dirinya merekam semua kejadian itu.

Kalau dirinya menggunakan video itu, Ivy yakin dirinya bisa mendapatkan banyak hal. Uang ... misalnya?

Ivy teringat perkataan ayahnya, hutang-hutangnya, dan malam saat bekerja di bar. Kedua tangan Ivy mengepal. Mungkin ini kesempatannya.

“Saya kira Bapak sudah pulang.” Ivy berusaha terdengar tenang saat mengucapkannya.

“Memang, tapi saya masih ada sedikit pekerjaan yang harus diselesaikan malam ini.”

“Pekerjaan apa, Pak?” balas Ivy, sebelum menembak terang-terangan. “Berhubungan intim dengan mahasiswi?”

Damian membeku sejenak, lalu menatap Ivy. “Apa kamu bilang?”

Jantung Ivy berdetak lebih kencang. Dia harus menguatkan tekad. Ini mungkin jalan keluar dari masalahnya sekarang.

“Baru saja saya pergi dari lab komputer. Saya melihat Bapak di sana. Yang mengejutkan, Bapak sedang menyetubuhi seorang mahasiswa.”

Damian hanya menatap Ivy dengan ekspresi tak terbaca.

“Saya punya buktinya. Kalau video ini tersebar, kalau pihak kampus tahu, menurut Bapak bagaimana nasib nama baik Bapak akhirnya?”

Setelah ancaman halus yang dilemparkan oleh Ivy, kesunyian menggantung sangat panjang di antara mereka berdua.

Ada yang tidak beres.

Ivy menelan ludah. Kenapa Damian diam saja?

Bukankah seharusnya dia panik? Begitu 'kan seharusnya reaksi normal orang-orang saat ada yang memergokinya melakukan seks di wilayah kampus?

Tapi kenapa Damian tenang-tenang saja? Apa itu adalah salah satu taktiknya untuk membuatnya terpeleset dan akhirnya melonggarkan ancaman?

Atau itu bukan yang pertama saat ada orang lain yang memergokinya berhubungan badan dengan mahasiswi?

Kepala Ivy penuh, dan satu kalimat dari Damian menyentaknya.

“Apa yang sebenarnya kamu bicarakan?”

Pria itu berpura-pura tidak tahu! Hati Ivy mencelos mendengar pertanyaan santainya.

“Apa maksud Bapak? Barusan 'kan sudah saya beritahu. Beberapa menit lalu, saya menyaksikan Bapak sedang bersetubuh dengan mahasiswi di lab komputer. Tidak usah mengelak. Saya merekamnya dengan jelas.”

Damian bersandar pada kursinya. Terlalu santai.

“Saya tidak mengerti apa yang kamu bicarakan. Sepertinya kamu menuduh orang yang salah.”

Ivy langsung terlihat kebingungan. Jelas-jelas dirinya memang melihat Damian di lab komputer itu.

Kemeja yang dipakai Damian sekarang bahkan sama dengan kemeja yang dikenakan oleh pria itu di lab komputer. Tapi kenapa dia masih mengelak?

“Asal kamu tahu, ya.” Suara Damian berubah dingin. Tatapannya menajam.

“Untuk apa yang kamu lakukan sekarang ini, saya bisa melaporkan kamu atas tuduhan pencemaran nama baik. Beasiswamu bukan hanya akan dicabut, tapi kamu juga akan langsung dikeluarkan dari kampus.”

Kenapa pria itu malah balik mengancamnya?

Dirogohnya ponsel di saku celana. Ivy memutar kembali video yang diambilnya beberapa menit lalu, memperlihatkannya kepada Damian.

Suara-suara tak etis terdengar cukup jelas dari ponselnya yang sudah retak di mana-mana, memenuhi ruang kantor sepi itu.

“Ahh, Pak… Eunghhh…”

“Pak, eunghhh ... pelan-pelan …”

“Ahhh, Pak. Saya—”

Ivy menurunkan ponsel bututnya begitu video selesai.

“Bapak masih mau mengelak?”

Ivy berusaha terdengar tegas, menahan gemetar badannya. “Tapi, kalau Bapak mau kerja sama, saya akan tutup mulut, video ini tidak akan pernah saya tunjukkan pada siapapun.”

Alis Damian terangkat satu, seolah tertarik dengan apa saja yang baru dia dengar.

“Tentu saja, ini tidak cuma-cuma. Saya hanya minta…” Ivy menggantungkan kalimatnya sebentar, “Lima puluh juta. Lima puluh juta dan saya akan jaga rahasia Bapak.”

Ya, itu jumlah pinjaman ditambah bunga yang ditagih Samson. Ivy menahan napas. Dengan begini, mereka tidak perlu hidup di bawah bayang-bayang para penagih hutang itu lagi.

Damian masih diam, tatapan dinginnya masih tak terbaca.

“Kamu salah paham, Ivy,” ujarnya, mengelak lagi, tapi entah kenapa membuat Ivy terintimidasi. “Selain itu … saya bukan orang yang ada di dalam video itu.”

Emosi Ivy terpancing. “Apa maksud Bapak? Jelas-jelas saya lihat—”

Tiba-tiba, terdengar suara pintu yang terbuka dari arah luar.

Seorang pria melongok dari balik pintu ke dalam ruangan. Pria itu adalah Evan, dosen lain di kampus tersebut.

“Pak Damian? Untuk rapat evaluasi besok, Bapak diminta untuk menyiapkan dokumen indikator kompetensi mata kuliah.”

Jantung Ivy serasa berhenti berdetak.

Evan memakai kemeja biru gelap—warna kemeja yang sama dengan yang dipakai Damian, dan sama dengan pria yang direkamnya dalam video.

Saat melihat Ivy, kening Evan berkerut, sebelum menegur, “Mahasiswa yang tidak berkepentingan, jangan suka berlarut-larut di kampus.”

Wajah Ivy kian pucat pasi. Suara itu sama persis dengan suara yang didengarnya di lab komputer tadi.

Ivy seketika tersadar. Pria yang direkamnya melakukan hal senonoh itu adalah Evan, bukan Damian.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Cintai Aku Sepanjang Malam, Pak Dosen   6 - Sentuhan di Celana (18+)

    Ini gila. Damian belum pernah melakukan hal lebih gila dibandingkan membawa seorang perempuan ke apartemennya.Tapi, sekarang, dia mendengar suara lenguhan-lenguhan erotis yang datang dari kamar mandi pribadinya.Gadis gila itu pasti tengah menyentuh dirinya sendiri!Damian tidak pernah bertemu orang yang mabuk dengan tindakan gila seperti itu. Dia juga tidak menyangka gadis yang tampak polos itu bisa bersikap liar. Apa sejak dulu Ivy memang seperti ini?“Ahhh… eunghhh…”Suara-suara itu seolah memancar dari kamar mandi. Damian tak tahan lagi. Mungkin gadis itu perlu diberi pelajaran.Brak!Pintu kamar mandi terbuka. Damian memandang murka pada Ivy—yang bukannya mandi, malah sibuk menyentuh diri sendiri. Gadis itu terduduk di lantai yang basah sambil bersandar ke tepian bath tub. Kedua tangannya sibuk. Satu meremas payudara, satunya bergerak keluar masuk di antara paha.“Tidak saya sangka kamu akan begini.” Damian memandang sinis. Geli hati melihat si gadis polos kepunyaan kampus, mal

  • Cintai Aku Sepanjang Malam, Pak Dosen   5 - Jerat Obat Perangsang (18+)

    Suara yang memanggil Ivy itu terdengar familier, tapi Ivy tak sanggup mengangkat kepala.Ivy hanya mendengar seruan pria mesum itu, suara pukulan dan tubuh yang menghantam meja dengan keras.Lalu, tubuh Ivy diangkat dengan lembut. Ada wangi segar yang maskulin sekaligus menenangkan memenuhi indera penciumannya.“Ivy, kamu mendengar saya?” Damian menepuk-nepuk pipi Ivy yang mulai memejam dan terbuka tidak beraturan.“Pak Damian?”Apa dia bermimpi? Kenapa dosennya itu ada di sana?Pria itu sedang membopong Ivy dan membawanya keluar dari area bar. Sekilas, Ivy bisa menangkap sang pria mesum yang terkapar di lantai dengan kondisi babak belur.“Ya, ini saya. Kita harus pergi dari sini sekarang juga. Apa kamu baik-baik saja?”“Kok, Pak Damian di sini…?”Suara Ivy sangat serak dan lirih, hampir tidak bisa dimengerti.“Saya mengikuti kamu. Soalnya, pria yang menjemputmu tadi terlihat mencurigakan. Dia bukan pamanmu, ‘kan?” balas Damian.Ivy tidak bisa mendengarkan dengan jelas. Kepalanya tera

  • Cintai Aku Sepanjang Malam, Pak Dosen   4 - Pertolongan Damian

    Matilah Ivy!Setelah Evan pergi meninggalkan mereka berdua, Ivy masih membeku dalam syok dan keheningan ruangan yang mencekam.Dia menyadari tatapan tajam Damian yang masih mengulitinya.Sontak, Ivy membungkukkan badannya dalam-dalam di hadapan Damian.“Pak, saya benar-benar minta maaf!”Sekujur badan Ivy gemetar ketakutan.Bagaimana kalau Damian benar-benar melaporkannya atas pencemaran nama baik? Hancur sudah semua usahanya selama ini.Namun, Damian hanya menatap Ivy datar, seperti biasa. Ada dengusan tak ramah yang ditangkap Ivy dari pria itu.“Jadi? Kamu sudah sadar kalau kamu hanya menuduh saya sembarangan?”“Ya, Pak, saya benar-benar menyesal!” jawab Ivy panik.“Dan apa kamu sadar, kamu bukan hanya mencemarkan nama baik, kamu juga berniat melakukan pemerasan?”“S-saya benar-benar tidak berniat melakukannya! Saya mohon maaf!”Ivy segera mencerocos panjang. “Saya akan melakukan apa pun untuk menebus kesalahan saya ini. Tapi tolong jangan laporkan saya, saya tidak bisa kehilangan b

  • Cintai Aku Sepanjang Malam, Pak Dosen   3 - Salah Tuduh

    Ivy terengah-engah setelah menjauh dari lab komputer tempat dirinya memergoki Jasmine dan Damian berhubungan badan.Di tengah perasaan syok, dering panggilan membuat Ivy berjengit kaget. Panggilan dari ayahnya.“Ya, Ayah?” panggil Ivy setelah mengangkat panggilan. “Hei, kamu anak sialan! Debt collector itu menghubungiku. Katanya kamu kabur dari bar setelah memukul pelanggan!”Ivy terkesiap. “Dia menghubungi Ayah?”“Dasar bodoh! Bisa-bisanya kamu main kabur begitu dan menyebabkan masalah? Kalau begini kapan hutangku akan lunas?”Tidak diragukan lagi. Pria itu memarahinya bukan karena cemas, tapi karena khawatir pada diri sendiri. Ayahnya memang egois.Ivy menggigit bibir. “Tapi, pelanggan itu hampir saja menyetubuhiku, Ayah.”“Memangnya kenapa? Toh, kamu dibayar! Pekerjaanmu memang melayani orang, dasar tolol. Apa susahnya menuruti perintah, hah?”“Ayah…”Ayahnya tidak menggubrisnya. “Aku tidak mau tahu! Kembali ke bar itu! Dasar anak tak berguna!”Panggilan ditutup. Ivy hanya bisa me

  • Cintai Aku Sepanjang Malam, Pak Dosen   2 - Video Panas

    Jasa lain? Kepala Ivy penuh dengan kebingungan. Jenis jasa lain apa yang dimaksudkan agar dirinya bisa memperbaiki nilai?Ivy tidak bisa memikirkannya. Satu-satunya pilihan yang ada hanyalah mengambil hukuman itu."Baik, Pak. Saya akan menyerahkan tugasnya hari ini juga. Tapi bisakah saya meminta tenggat lebih? Saya akan menyelesaikannya malam ini."Bukan apa-apa, tapi tugas lainnya juga banyak. Ivy yakin seluruh jemarinya akan bengkok saking lelahnya dipaksa mengerjakan tugas.“Baiklah kalau begitu.” Damian akhirnya berkompromi. “Saya tunggu paling lambat malam ini. Lebih dari itu, saya tidak akan beri keringanan untuk memperbaiki semua nilaimu.”“Baik, Pak.” Ivy menjawabnya lagi, sudah pasrah. “Kalau begitu permisi.”Setelah mendapatkan anggukan singkat dari dosennya, Ivy berbalik dan segera keluar dari ruangan.Sisa hari berjalan menyebalkan. Tugas tidak hanya datang dari Damian saja, tapi dari dosen lainnya juga. Saat kelas terakhir selesai, rasa lelah menyerang Ivy.Parahnya, Ivy

  • Cintai Aku Sepanjang Malam, Pak Dosen   1 - Si Dosen Rupawan

    “Kamu ini bodoh, ya? Hutangmu tidak akan lunas kalau kamu malas-malasan seperti ini! Cepat bekerja!”Seruan kasar itu membuat Ivy tersentak dari lamunannya.Mata Ivy segera beralih dari para pengunjung bar yang sedang berkumpul, kepada pria tinggi besar yang memandangnya bringas.“Baik, Paman.” Ivy menundukkan kepalanya patuh.“Jangan bermalasan seperti orang bodoh. Walaupun kamu memandangi mereka sampai matamu terlepas, posisi kalian tidak akan tertukar.”Samson berbicara sarkastik pada Ivy yang sejak tadi memandangi pengunjung bar. Mereka semua anak muda. Berkumpul di sebuah sofa dengan banyak alkohol di hadapan mereka.Denting-denting gelas terdengar dibarengi dengan suara tawa kegirangan. Jelas sangat bertolak belakang dengan kondisi Ivy yang menjadi budak tempat tersebut.Ivy— wanita berusia di awal 20-an yang berasal dari keluarga sederhana. Ibunya sudah meninggal lama, dan dia hanya hidup dengan ayahnya.Mungkin beruntung kalau ayahnya waras, tapi pria itu adalah kumpulan dari

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status