Share

CURANG

"Ughhhh ... Om, be-beneran mandi?" suara Lola yang terbata-bata ketika Reynald mulai mendekat kepadanya dan satu persatu pakaiannya pun sudah dilepaskan hingga akhirnya tubuh pria kekar itu polos menuju ke pancuran shower di mana Lola sedang berdiri sekarang.

Glek

Lagi-lagi Lola menelan salivanya ketika Reynald sedang melangkah mendekat.

Hhhhh ... oh nooo ... Bodynya! Heiiish, ga nahaaaaan. Ehm,  haduuuuh, kenapa jadi kaya patung dewa yunani gitu ototnya, ehm..., keluh Lola di dalam hatinya yang semakin bergemuruh ketika Reynald yang sudah polos berada di bawah pancuran shower yang sama dengannya

dag dug dag dug dag dug

Huuuuh, jantungku! gumam Lola di dalam hatinya, ketika kulitnya bersinggungan dengan kulit seseorang yang berdiri membelakanginya sehingga tubuh mereka bagian belakang saling menempel, tapi mereka masih berada di pancuran shower yang sama. 

Uuuugh, kenapa juga dia harus nempelin badannya ke aku sih? Apa dia nggak bisa mikir kalau aku baru pertama kali kayak gini? Aku mesti gimana dong? Lola tidak henti-hentinya bicara dengan dirinya sendiri karena grogi. Sebenarnya Reynald juga tidak melakukan apapun pada Lola, dia hanya mandi membelakangi Lola sambil bersandar di tubuh Lola menyabuni tubuhnya dan membersihkan dirinya di belakang Lola, tapi wanita yang ada di belakangnya panik luar biasa sehingga tidak melakukan apapun, dia hanya menutupi bagian atas tubuhnya sedangkan bagian bawahnya tetap terekspos dan tidak disadari oleh Lola.

"Kalau kau diam begitu terus sampai besok pun kau tidak akan selesai mandi!" sentak Reynald 

Hahaha ... kau pasti merasa tak bisa menahan rasa ini, bukan? bisik hati Reynald

"Hhhh. Iya om!" Lola tersentak kaget mendengar Reynald bicara padanya dan dengan gemetaran Lola mengambil sabun dari dispenser, 

"Kenapa menuangnya di tangan? Kau bisa pakai shower puff." Rerynald menyerahkan jaring-jaring yang sudah terangkai membentuk seperti bola kepada Lola yang biasa digunakan untuk menyikat tubuh saat mandi.

"Te-terima kasih Om." Lola bicara masih terbata-bata bahkan mengambil shower puff dari tangan Reynald dengan jari-jarinya yang bergetar

Hhhh, gimana caranya dia bisa tetep santai kayak gitu sih? Aku sudah dak dik duk tapi dia masih santai! Apa karena dia sudah pengalaman? Dan aku belum pengalaman? Heiiish, jelaslah dia sudah pengalaman! Ini bukan pertama kalinya dia melakukan dengan perempuan, kan. Hadeeeeuuuuh ...! celetuk Lola lagi di hatinya agak sedikit kesal dengan sikap Reynald yang bisa cuek sedangkan hati Lola sudah bergemuruh.

"Kenapa hanya membersihkan tubuh bagian depan? Harusnya kau juga membersihkan bagian belakang ini."

"'Hhh ... i-iya om,"

Brrrrrr

Seketika bulu kuduk Lola meremang saat Reynald bicara sambil kedua tangannya ada di punggung Lola dan bergerak turun naik seperti sedang mengoleskan sabun.

"'Ehm ... Om ...," 

Lola kembali menggeliat ketika Reynald memegang dua bagian belakangnya yang menggunduk,

"Kenapa kamu panggil aku?"

Hpppppphhhh

Lagi-lagi Reynald yang bicara di tengkuk Lola membuat bulu kuduk Lola kembali merinding hingga Lola mencengkram showerpuff begitu erat, geli sangat rasanya dengan setiap sentuhan dari Reynald. 

 "Bagian depan pun kau tidak membersihkannya dengan benar!" Reynald bicara Lagi sambil menggerakkan tangan Lola yang memegang showerpuff untuk membersihkan bagian depan tubuhnya 

"Aaaahhh, om ...," 

Aduuuh, tangan kanannya menyetir tangan kananku untuk menyabuni tubuhku, tapi tangan kirinya kenapa juga harus memelintir ituuu ... aduuuh, aku geli! Aiiiiisssh, apa yang nempel di bagian belakangku? hhh, kenapa rasanya hangat dan besar? Dalam hati Lola sudah benar-benar tidak tahan merasakan setiap sentuhan Reynald, pikirannya kacau sendiri kemana-mana, bahkan tanpa Lola sadari tubuhnya pun sedikit bergoyang-goyang mengikuti irama yang dibuat oleh tangan kiri yang mulai menjamah semua tempat di tubuh Lola

""Ehm ... om ...," 

Lagi Lola memanggil Reynald dengan suara mendayu ketika tangan kiri Reynald sudah bergerak ke arah bawah, dan mulai menjelajah bagian kewanitaan Lola. Awalnya hanya memutar bagian luar tetapi kemudian jari telunjuknya pun masuk ke dalam membuat gerakan melingkar di dalam.

"Hmmmmmmmhhh ... om ...,"

Tentu saja membuat rasa di hati Lola semakin tidak karuan, menyerah tanpa perlawanan. 

"Hmm ... aku sudah selesai menyabunimu, bilas yang bersih!" bisik suara bariton di telinga Lola

"Iya om," jawab Lola singkat

Aiiiish, apa-apaan dia sih! Tadi sudah mempermainkan tubuhku sampai aku gelinjangan dan lagi pas enak enaknya langsung pergi gitu aja! Ga berperasaan banget siiih! omel Lola dalam hatinya karena Reynald bersikap sama seperti yang terjadi di dalam ruang ganti, ketika Lola hampir saja mengalami pelepasan karena rangsangan dari kegiatan Reynald ditubuhnya, pria itu dengan tenangnya berjalan meninggalkan Lola tanpa rasa bersalah, seperti yang sekarang dilakukannya, langsung gosok gigi di wastafel dan menggunakan handuk yang hanya menutupi bagian bawahnya dengan sisi kotak-kotak atas masih bisa dilihat oleh Lola, lalu keluar tanpa menatap lagi pada Lola. Serasa tidak melakukan kesalahan apapun. Semua yang terjadi ini tidak bisa dipercaya oleh Lola.

Eeeh, sudahlah! Dia juga kan tadi bilang kalau kita cuma mandi bareng dan emang bener yang dia lakuin juga mandi bareng nggak ngelakuin apa-apa lagi! Tapi kok kayaknya aku ngerasa banyak banget yang kurang ya? Iiish, kenapa pikiran aku pengen banget dia sentuh aku ya? Adooooh, kenapa aku jadi kayak gini sih? curhatan Lola dalam hatinya yang langsung disadarkan oleh otaknya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Lola juga memukul-mukul kepalanya dengan tangan kanannya, cepat-cepat berusaha untuk menyelesaikan mandinya. Membilas sisa-sisa sabun dan shampoo, sehingga kulit kepala terasa kesat dan bersih, baru Lola matikan shower dan mengeringkan tubuhnya dengan menggunakan bathrobe.

Nguiiiiiiiing

Suara hair dryer yang mulai berisik ketika Lola menyalakannya dan berusaha mengeringkan rambutnya.

Hmmm ... Dia punya banyak perlengkapan untuk perawatan wanita! Apa sebelumnya ada banyak wanita yang pernah tinggal bersama dengannya? Aiih, yang kayak gitu mah nggak perlu ditanya! Duitnya aja segudang, pasti aja dia main-main sama banyak wanita! Tapi dia nggak penyakitan kan ya? Aku rasa nggak sih! Dia selalu main sama cewek bersih yang masih perawan. Aku rasa itu juga karena dia memikirkan masalah kesehatan, gumam Lola dalam hatinya, akhirnya merasa tenang mengingat bahwa Reynald adalah pria yang tidak mungkin membawa penyakit untuknya.

Hmmm ... selesai juga akhirnya! Lola senyum di depan cermin setelah menaruh hair dryer lalu kini merapikan rambutnya dengan sisir yang ada di laci wastafel dan setelah selesai, segera Lola melangkahkan kakinya ke walking closet.

Klek

"Lama banget kamu mandi!" Reynald bicara sambil duduk menatap ke arah pintu kamar mandi dengan kedua tangannya dilipat di bagian depan sama persis caranya duduk seperti pertama kali Lola melihatnya. 

"Eh, maaf Om! Tadi agak lama nge-hairdryer-nya," jelas Lola sambil memberikan senyum simpul. 

"Hmmm ... ya udah cepat sana pakai baju!"

Lola menganggukan kepalanya sambil menatap Reynald yang melihat ke arah jam tangan,

"Kita sudah hampir telat ini!" Lalu Reynald melanjutkan kalimatnya dan menatap Lola

"Kita mau pergi memangnya, Om?"

"Kalau kita nggak pengen pergi aku nggak mungkin menyuruhmu untuk datang pagi-pagi ke sini."

"Oooo, iya om, aku cepet-cepet pakai baju sekarang."

Reynald menganggukan kepalanya

"Ya udah, cepatlah pilih bajunya!" Reynald bicara sambil melirik ke arah lemari pakaian.

Lola mengangguk dan cepat-cepat juga mencari pakaian yang ingin digunakannya

"Eeeehm ... aku mau pakai baju dulu Om." Lola agak kikuk dan bicara dengan penuh harapan, matanya juga memindai Reynald

"Ya sudah pakailah!"

"Tapi om nya ...?"

"Tapi kenapa? Pakailah! Aku akan tetap disini menunggumu selesai memakai pakaian, supaya ga lama lagi"

"Heh ...?"

"Kenapa? malu lagi?" 

Wajah Lola memerah mendengar pernyataan dari Reynald

"Cepat pakai sekarang atau kau ingin bermanja manja lagi denganku dan ingin aku memakaikannya?"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status