Share

Bab 4 Kisah Hanna

Author: Lia Pambudi
last update Last Updated: 2023-11-06 12:53:45

Oh jika kau meminta aku menjauh

Hilang dari seluruh memori indahmu

Kan kulakukan semua walau tak mungkin sanggup

Bohongi hatiku

Dooorrr...

"Ealah copot-copot... Maliiiingggg." Ucap Hendro dengan kencang. Padahal hanya ditepuk pundaknya sama Wulan. Namun, pria itu malah teriak maling.

Melihat tingkah Hendro, Wulan malah tertawa terbahak-bahak. Sementara, Hendro mendelik kesal pada gadis reseh itu.

"Pagi-pagi wes galau ae Ndro....Mending tu cuci mobil nyonya Sandra. Besok dia mau pulang." Ucap Mak Jum.

"Mak Jum ini ganggu wong galau saja."

"Nasib-nasib..." Ucap Hendro sembari menepuk-nepuk handuk pada kaca spion mobil.

"Eh, tapi beneran Mak Jum kalau besok nyonya Sandra pulang? Emang nggak nambah lagi sekolahnya?" Tanya Hendro.

"Iyo bener... Ini aku mau ke pasar dulu sama Wulan buat beli keperluan nyonya Sandra." Ucap Jumiati.

Terdengar suara gerbang terbuka, datang sosok pria yang memakai baju safari warna hitam. Dia adalah Prasetyo.

"Tumben isuk-isuk wes podo ngumpul neng ngarep? (Tumben pagi-pagi semua berkumpul didepan)." Tanya Pras.

"Ini adikmu Pras... pagi-pagi galau karena nggak jadi kawin." Ucap Jumiati.

"Tenang Ndro, besok aku kenalkan sama tetangga istriku. Gadis kampung banyak yang cantik-cantik dan bahenol." Ucap Pras.

"Serius loh bang... Aku padamu wes!" Ucap Hendro dengan semangat 45. Jari jempol dan telunjuknya membentuk finger love.

"Tapi, jangan deh bang. Aku lagi mendekati mbak Hanna.... hehehe" Ucapnya cengengesan.

"Laahh, mana mau si Hanna sama kamu. Kalau Hanna itu jodohnya bakalan lelaki berkelas. Ndak level sama kamu Ndro..." Ucap Pras dengan keyakinan penuh. Terlihat Hendro yang wajahnya pias menahan rasa sedih.

Sementara itu Hanna dan Ratih sedang menata meja makan. Tidak banyak sarapan yang disiapkan, biasanya Arsyad hanya sarapan sandwich dan secangkir kopi.

"Mbak Hanna.... Besok katanya nyonya Sandra pulang. Wah alamat kita bakal kena sembur tiap hari.." Desis Ratih, lirih.

Hanna tidak begitu menanggapi ucapan Ratih karena masih sibuk menyiapkan semuanya.

Ehemmm....

Suara berdehem seseorang membuat Hanna membatu ditempat. Aroma parfum yang begitu maskulin seolah memenuhi seluruh indra penciumannya.

Hanna kembali melipat bibirnya kedalam untuk menahan senyum. Terlintas kembali di ingatannya saat tadi malam majikannya itu memakan mie instan sampai dua mangkok. Bahkan, secangkir minuman oats juga dia habiskan.

Arsyad mulai menggeser kursinya, membuat Hanna mundur kebelakang untuk kembali ke dapur. Dia membungkuk pada Arsyad yang kini sudah siap memakan sarapannya.

"Hanna tunggu___" Suara bass milik Arsyad terdengar menggema.

Ratih dan Hanna berhenti berjalan dan saling pandang. Mereka takut ada sesuatu yang salah dengan hidangan yang tersaji. Karena biasanya Jumiati yang menyiapkan semuanya.

Hanna menoleh dengan jantung berdebar. Dia melangkah tertatih mendekat ketempat Arsyad. "Iya, Tuan...." Ucapnya lirih, pandangannya menunduk.

Arsyad merasa lucu melihat tingkah Hanna. Padahal dia bukan lagi gadis muda. Dia adalah perempuan dewasa. Tapi, tingkahnya lebih lucu daripada gadis-gadis muda.

"Untuk apa ini Tuan?" Wajahnya bingung menatap beberapa lembar uang seratus ribuan yang diberikan Arsyad padanya.

"Untuk biaya dua mangkuk mie dan secangkir oats semalam."

"Tidak Tuan... Lagipula saya membeli mie dan minuman itu dari gaji saya selama bekerja disini. Sementara untuk memasaknya, saya menggunakan kompor, air, Mangkuk, sendok, cangkir dan semua bumbu juga dari rumah ini." Ucap Hanna. Pandangannya masih menunduk. Tak sekalipun dia menatap Arsyad jika tidak terpaksa.

Arsyad menyesap kopinya. Rasanya sangat enak dan takarannya begitu pas. Dan ini jauh lebih nikmat dari kopi buatan brand ternama. Mungkin mulai hari ini dia ingin minum kopi yang rasanya nikmat ini. Batin Arsyad.

"Siapa yang buat kopi?"

Jantung Hanna kembali berdebar kencang. Sementara Ratih terlihat takut dan langsung melangkah mundur ke belakang.

"S----sayaa tuan...." Jawabnya terbata.

"Hanna... Sebelumnya kamu kerja apa?" Tanya Arsyad lagi. Arsyad merasa apapun yang dibuat oleh Hanna terasa nikmat sekali di lidahnya. Mungkinkah dia dulu seorang chef?

Pertanyaan dari Arsyad kali ini berhasil membuatnya menatap dua manik hitam milik Arsyad. "S---saya hanya customer service disebuah outlet. Dan itu sudah lama sekali... Mungkin sudah lebih dari lima tahun." Ucapnya lirih.

Menceritakan pekerjaannya membuat Hanna sedih. Disana dia bisa menemukan banyak teman yang seperti saudara. Dan itu adalah hal indah yang dia dapatkan. Teman yang baik dan lingkungan kerja yang positif. Namun, ia tak bisa kembali bekerja disana karena usianya.

"Lima tahun?" Arsyad mengerutkan keningnya. Dia tidak paham dengan maksud ucapan Hanna.

"Iya... Sudah lima tahun saya tidak bekerja Tuan. Karena sebelumnya saya kecelakaan dan lumpuh." Ucapnya jujur.

"Jadi kamu pernah kecelakaan?"

"Iya Tuan...." Jawabnya lirih.

Ratih melihat dari dalam dapur. Dia terlihat takut jika Hanna akan dimarahi oleh majikannya.

"Berapa usiamu saat ini Hanna?"

"32 tahun Tuan."

"Sama." sahutnya lirih nyaris tak terdengar.

"Orang tuamu masih ada? Saudaramu ada berapa? Dan dimana alamatnya mereka?" Tanyanya beruntun dengan bibir yang sibuk mengunyah.

Hanna berkedip-kedip tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Dia merasa saat ini sedang wawancara kerja saja. Padahal dulu dia sudah di wawancarai sebelum akhirnya diterima menjadi pembantu.

Saat itu Hanna begitu putus asa. Dia tidak mungkin bisa bekerja ditempatnya dulu. Usia yang tidak muda lagi, ijasah hanya tamatan SMA. Dan yang lebih parah lagi dia tidak bekerja selama lima tahun. Jadi dia minim pengalaman. Dan ketika seorang teman memberitahu ada lowongan menjadi ART. Tanpa ragu dia segera memasukkan lamaran. Meskipun, dia tidak memiliki pengalaman.

Dan disinilah Hanna saat ini. Berdiri disamping meja makan Arsyad. Menunggu pria itu selesai makan karena sejak dia terus mengajak Hanna bicara.

Merasa tak ada jawaban dari Hanna. Arsyad pun segera menoleh kearahnya.

"Kau tidak menjawab pertanyaanku Hanna?"

"Aaah maaf tuan.." Ucapnya gugup.

"Kedua orang tua saya masih ada. Saya 3 bersaudara. Mereka tinggal di desa yang ada di kabupaten Tulungagung Tuan..." Ucapnya dengan wajah berbinar saat menceritakan keluarganya.

"Pasti saat hari raya rumahmu sangat ramai. Berbeda sekali dengan rumah ini yang begitu sunyi..." Sahut Arsyad dengan wajah yang terlihat sedih.

Hanna bingung, bukankah orang kaya selalu terlihat bahagia saat hari raya tiba. Semua keluarga mereka berkumpul dan bercanda bersama. Seperti yang dilakukan para artis dan selebgram yang selalu menunjukan kebahagiaan mereka melalui media sosial.

Sementara Arsyad membayangkan kehidupan keluarga Hanna yang pasti ramai dan menyenangkan. Tidak seperti kehidupannya yang hampa meskipun, dia memiliki banyak uang dan____ istri.

"Aku berangkat dulu. Nanti saat aku pulang, di dapur itu harus sudah ada tumpukkan mie dan juga minuman yang aku minum tadi malam." Ucapnya tepat di depan Hanna.

Hanna baru saja ingin menolak permintaan majikannya. "Ini adalah perintah Hanna. Lakukan saja jika memang kamu masih ingin bekerja disini." Imbuh Arsyad dengan bibir menyunggingkan senyuman.

Arsyad berjalan melewati Hanna yang masih menunduk. 'Benar-benar lucu dia itu. Dia sama sekali tidak terlihat seperti wanita 30-an... Semoga dia adalah Hanna yang kucari selama ini.' Batin Arsyad.

Setelah Arsyad pergi, Ratih segera mendekat ke tempat Hanna. "Tuan Arsyad marah ya mbak Hanna? Terus ini kenapa ada uang disini?" Tanyanya bingung.

Ratih menelengkan kepalanya ke kiri untuk melihat Hanna yang terdiam dengan tatapan tidak jelas alias melamun. Ia melambaikan tangan didepan wajah Hanna.

"Mbak Hanna are you oke?"

"Astaghfirullah.... Aku nggak apa-apa Ratih."

Hanna melihat kembali lembaran uang diatas meja. Mau tak mau dia nanti harus membeli mie agar dirinya tetap bisa bekerja disini.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cintaku Tak Lekang Oleh Waktu    Bab 20

    Pov AuthorBila aku harus mencintaiDan berbagi hati, itu hanya denganmuNamun bila ku harus tanpamuAkan tetap kuarungi hidup tanpa cintaSuara alunan musik dari grub band Element menjadi teman Hendro pagi ini. Dia begitu menghayati setiap lirik yang terlantun di lagu itu. Seolah-olah dirinya kini tengah mengalami patah hati yang teramat dalam."Oh mbak Hanna-ku, belum juga sehari ditinggal. Tapi, hati Hendro sudah rindu seperti ini. Apakah ini yang dinamakan cinta. Dekat terasa malu, jauh terasa amat rindu." ucap Hendro."Mas Hendro, mas Hendro. Kekasih bukan, gebetan juga bukan. Gimana bisa sampean rindu sama mbak Hanna? Aneh sampean itu..." Ujar Wulan.Saat ini Wulan dan Hendro sedang berada di taman. Hendro sibuk membersihkan mobil dan Wulan sibuk mencabut rumput yang sudah mulai tumbuh dan menganggu bunga-bunga yang dulu ditanam oleh almarhumah ibu Arsyad."Sepertinya sainganku kali ini tidak main-main. Tidak bisa dianggap remeh. Dan aku harus melakukan jalan satu-satunya yang b

  • Cintaku Tak Lekang Oleh Waktu    Bab 19

    Pov HannaSampai dihalaman rumah, aku melihat mobil Rudy sudah terparkir. Aku yakin dia sudah tiba sejak tadi. Pria itu selalu bersemangat saat datang ke rumah. Dan entah mengapa setiap kali Rudy datang, aku selalu merasa tak enak hati padanya. Mungkin, sudah saatnya aku memberi jawaban atas pertanyaannya selama ini. Menikah! Ya, Rudy sudah beberapa kali mengajukan pernyataan itu padaku. Namun, sampai detik ini aku masih menggantung perasaannya. Aku hanya belum siap memulai hubungan ke jenjang yang lebih serius dengan Rudy. Selama ini aku sudah menganggap dia seperti saudaraku sendiri. Meskipun, aku sudah membuka hatiku untuknya namun, tetap saja perasaanku masih tetap sama seperti dulu.Orang bijak pernah berkata, bahwa akan mudah bagi kita untuk jatuh cinta pada orang lain yang wajahnya sama dengan seseorang di masa lalu yang pernah kita cinta. Namun, ternyata itu tidak berlaku padaku. Wajah Rudy memang begitu mirip dengan mas Hardian. Tapi, rasa yang ada dihatiku tidaklah sama. Ba

  • Cintaku Tak Lekang Oleh Waktu    Bab 18

    "Loe kenapa San? Muka bete kayak gitu?"Casandra menghempaskan bokongnya dengan kesal ke kursi makan di rumah sahabatnya. Noura, sahabat sekaligus rekan bisnisnya di butik yang ada di Bandung.Terdengar hembusan napas yang besar darinya. Kepalanya bersandar pada kursi dan mendongak ke atas. Keduanya matanya terpejam meresapi semua kejadian yang dia alami. Belum ada 24 jam, namun bertubi-tubi kesialan datang padanya. Perceraian dan juga kemarahan dari ayahnya."Muka loe juga kenapa itu? Arsyad mukul loe?" Tanya Noura, heran melihat kedua pipi Casandra terlihat memar kebiruan.Sandra bergeming. Namun, tak lama gelengan kepala menjadi jawaban atas pertanyaan Noura."Bokap gue yang melakukan ini. Semalam gue di talak sama Arsyad." Sahutnya lirih.Noura melotot dengan tajam. Seolah-olah kedua bola matanya akan keluar begitu saja. Kaget, tentu saja sahabat Casandra itu begitu kaget dengan apa yang baru saja dikatakan oleh sahabatnya."Loe ga bohong, kan?"Casandra menggeleng dengan cepat."

  • Cintaku Tak Lekang Oleh Waktu    Bab 17

    "Assalamualaikum....""Wa'alaikumsalam.... Nak Hardian?" Ucap Muchlis. Lelaki yang memakai tongkat dan kacamata itu mungkin lupa bahwa yang ada dihadapannya sekarang bukanlah calon menantunya yang dulu."Maaf, maafkan bapak. Maksud bapak Nak Rudy. Wajah kalian begitu mirip, bapak sampai tidak bisa membedakannya. Kapan kamu pulang dari Makassar, nak?"Muchlis menyambut uluran tangan Rudy. Pria muda itu mencium tangan calon ayah mertuanya dengan khidmat. Rudy dan Hardian adalah dua saudara yang memiliki wajah hampir sama. Bahkan, orang sering mengira bahwa mereka kembar. Yang membedakan hanya postur tubuh Rudy lebih besar dan tinggi daripada Hardian. Dan pria itu juga memakai kacamata. Hanya itu saja yang membedakan mereka. Selebihnya wajah mereka benar-benar mirip."Tadi malam pak, sebenarnya rencana mau pulang bareng sama Hanna. Tapi, dia mendadak ada kerjaan yang tidak bisa ditunda. Jadi, Rudy pulang lebih dulu tanpa menunggu Hanna.""Iya, kemarin dia juga telpon begitu, katanya diru

  • Cintaku Tak Lekang Oleh Waktu    Bab 16

    "Di rumah ada siapa saja Hanna?""Hah?" Hanna menoleh dengan wajah sedikit bingung. Sepanjang perjalanan tadi dia dan Arsyad tak banyak bicara. Mereka berdua terlalu sibuk dengan isi pikiran masing-masing. Dan kini secara tiba-tiba Arsyad mulai membuka obrolan setelah tadi mereka berhenti sholat subuh di Masjid."Di rumah hanya ada bapak dan ibu. Dua saudara saya semua ikut suaminya ." sahut Hanna sedikit acuh. Kedua netranya kembali menatap ke arah jendela. Baginya melihat ramainya jalanan jauh lebih mengasyikkan ketimbang harus mengobrol dengan majikannya yang dinilai Hanna memiliki sikap aneh sejak pertemuan pertama mereka."Kalau gitu keponakanku pasti sudah banyak. Aah senangnya punya ponakan. Pasti rumah terasa ramai sekali.. Mereka ada berapa Hanna? Mungkin aku harus menyiapkan hadiah untuk mereka." Ucap Arsyad, senang.Hanna kembali menoleh dan melotot tajam mendengar ucapan absurd Arsyad. Entah pria itu sengaja atau hanya sekedar iseng agar membuat atensi Hanna kembali fokus

  • Cintaku Tak Lekang Oleh Waktu    Bab 15

    "Astaga, aku sampai lupa belum memberitahu Rudy kalau aku tidak jadi pulang sekarang. Semua gara-gara Tuan Arsyad. Apa yang sebenarnya dulu terjadi antara aku dan dia? Mengapa sedikitpun aku tidak ingat sama sekali tentang dia? Mana sikapnya absurd sekali." Gerutunya lirih.Hanna memandang dengan gamang ponsel yang sudah berdering dua kali itu. Disatu sisi hatinya ia tetap ingin bersikap baik pada pria itu. Tapi, disatu sisi hatinya yang lain Hanna tidak bisa berbohong bahwa ia tak mencintai Rudy sama sekali. Tapi, karena pria itu telah begitu lama mengungkapkan perasaannya, Hanna menjadi tak enak hati untuk menolaknya. Meskipun, tak jarang pula ia selalu berkata pada Rudy bahwa rasa itu belum ada sama sekali. Tapi, nyatanya adik dari mantan kekasih Hanna itu sama sekali tak peduli dengan hal itu. Dia tetap maju untuk mengejar cinta Hanna.Hardian dan Rudy adalah dua saudara yang memiliki wajah begitu mirip, bagaikan kembar. Dan seharusnya itu menjadi hal mudah untuk Hanna mencintainy

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status