Arsyad dan Hanna adalah dua orang yang kembali bertemu setelah melewati 20 tahun. Arsyad kecil jatuh cinta pada Hanna hingga dewasa dia berharap bisa bertemu dengan gadis pujaannya. namun,nyatanya takdir berkata lain. Arsyad harus menikah dengan perempuan pilihan keluarganya. Tak ada cinta dan tak ada seks dalam pernikahan itu. Pernikahan hanya sebatas janji kepada orang tua. Arsyad yang mulai jenuh dengan kehidupannya,tidak menyangka bahwa seorang perempuan yang melamar menjadi pembantu di rumahnya adalah Hanna yang dia cari. Akankah dia bisa mendapatkan perempuan yang menjadi cinta pertamanya. Ataukah Arsyad harus mengalah pada takdir karena Hanna telah memiliki kekasih
Lihat lebih banyakArsyad terengah-engah melewati koridor kantor miliknya. Aura kemarahan terpancar diwajah pria itu. Kedua tangannya mengepal dengan kuat, giginya bergemeletuk dan rahang tegasnya mengetat. Beberapa karyawan bahkan hanya menundukkan kepalanya tak berani menyapa.
Kata-kata dari detektif dan juga sebuah foto menjadi bukti kuat bahwa istrinya selama ini tidak pernah setia. Instingnya selama ini benar terbukti bahwa Sandra memang berselingkuh. Entah sudah berapa lama hal itu terjadi."Nyonya Casandra sudah kembali dari New York dua bulan lalu. Dia selama ini tinggal di Bandung bersama dengan kekasihnya Gio." Kata-kata dari detektif suruhannya seperti nyanyian piringan hitam yang telah rusak, terngiang-ngiang ditelinganya. Dia marah karena harga dirinya sebagai suami telah diinjak-injak begitu saja.Mengapa Arsyad selalu mengalami ketidak-beruntungan? Sejak kecil ia tidak pernah memiliki teman. Semua karena orang tuanya membatasi semua hal yang harusnya dilakukan anak-anak. Beranjak dewasa kedua orang tuanya menjodohkan ia dengan perempuan yang tidak dicintainya. Bahkan,untuk menentukan pilihan baju saja rasanya tidak bisa. Semua harus sesuai dengan keinginan orang tuanya.Dia tidak bisa menghakimi perempuan itu, apalagi harus menceraikannya saat ini. Janji dengan kedua orang tuanya masih tersisa satu tahun lagi."Jika selama lima tahun masih tidak ada cinta diantara kalian. Ataupun Casandra diam-diam telah mengkhianati kamu. Maka, papa izinkan kamu untuk menceraikannya. Tapi, jika yang berkhianat adalah dirimu. Seumur hidup jangan pernah bercerai darinya." Ucap almarhum ayahnya kala itu.Arsyad membanting pintu ruangannya dengan keras hingga menimbulkan bunyi yang memekakkan telinga. Ia mengambil ponsel didalam saku celananya.Casandra. Dia harus memastikan sendiri apa yang dilakukan perempuan itu sekarang.Dua kali ia mencoba menghubungi Casandra. Namun, baru dering ketiga perempuan itu mengangkat telepon dari Arsyad."Halo mas.... Tumben banget kamu telepon aku. Disini masih malam sekali ini. Tapi, enggak apa-apa, aku bisa bangun untuk mengobrol denganmu." Jawabnya disebrang. Suaranya terdengar parau khas orang bangun tidur. Tapi, Arsyad tahu bahwa perempuan itu memang pandai sekali bersandiwara.Saat ini di kota Surabaya masih menunjukkan pukul 1 siang. Dan jika benar ia di New York maka saat ini masih pukul 1 dini hari.Arsyad tersenyum getir mendengar ucapan dusta istrinya. Dia menekan tombol video agar bisa langsung melihat wajah perempuan itu."Aduh mas gak usah pindah ke video ya. Penampilanku sungguh berantakan sekali ini." Tolaknya.Arsyad menaikkan sebelah ujung bibirnya. Selalu saja Sandra bisa memberi jawaban untuk mengelak. "Sandra, aku tahu kamu saat ini tidak berada di New York. Tapi, kamu ada di Bandung bersama Gio." Ucapnya dingin."Mas... Kamu jangan bicara sembarangan. Jelas-jelas aku masih ada kegiatan modeling disini. Gimana bisa kamu bilang aku berada di Bandung.""Kamu katakan sendiri pada ayahmu bahwa kita akan bercerai. Atau aku sendiri yang menyerahkan bukti ini pada mereka." Tantang Arsyad.Arsyad mengirim beberapa file foto yang tadi dikirim oleh detektif suruhannya."Mas, kamu tidak bisa memutuskan ini secara sepihak. Sampai kapanpun kamu tidak bisa menceraikan aku. Lagipula ini juga salahmu. Apa selama ini kamu pernah mencintaiku? Apa kamu pernah memberi nafkah batin untukku? Tidak pernah mas.. Kamu terlalu sibuk dengan duniamu. Kamu adalah pria dingin dan egois." Ujar Sandra."Lantas apa pantas seorang istri berselingkuh seperti itu. Apa orang tuamu tidak pernah mengajarimu tentang menjaga marwah suami dan juga kesetiaan?" Tanyanya penuh ejek. Meskipun, Sandra tidak bisa melihat ekspresi wajah Arsyad. Namun, ia bisa menduga dari nada suara Arsyad bahwa pria itu sedang mengejeknya. Terdengar tegas dalam setiap katanya."Jangan pernah menghina orang tuaku. Ingat mas Arsyad, orang tuamu sudah berjanji pada ayah ibuku untuk menjadikan kamu suamiku. Kamu harus sadar diri dan ingat. Papa kamu tidak akan mungkin hidup jika bukan karena ayah yang rela memberikan satu ginjalnya. Jadi, jangan pernah mencoba menceraikan aku! Sampai kapanpun kita tidak akan pernah bercerai!"Tuuuttt... Telepon sudah dimatikan secara sepihak oleh Casandra.Ucapan Sandra benar-benar seperti sebuah pukulan keras yang mampu meluluh lantahkan tubuhnya saat ini. Selama ini yang ia tahu bahwa almarhum papanya mendapatkan donor ginjal dari korban kecelakaan. Dan sungguh ia baru tahu alasan perjodohan ini. Semula ia menduga karena urusan bisnis.Mengapa harus ada hubungan timbal balik seperti ini? Tidak bisakah seseorang itu menolong orang lain dengan ikhlas tanpa embel-embel apapun. Perjanjian sepihak seperti ini yang jelas merugikan dirinya."Arrrrrgghhhh. Brengsek..."Ponsel ditangannya ia lembar begitu keras ke lantai hingga bagiannya pecah dan terpelanting.Hidup benar-benar menyebalkan untuknya. Kapan ada masa bahagia untuknya. Satu sisi Arsyad masih ingin menemukan gadis masa kecilnya. Dia berkhayal banyak hal jika suatu saat bertemu dengan gadis itu. Mengajaknya keliling dunia, membeli vila mewah dengan latar pegunungan, menikmati pemandangan matahari terbit dan terbenam, serta pemandangan alam lainnya bersama-sama. Bahkan,memiliki banyak anak yang lucu dan menggemaskan. Membayangkannya saja sudah membuat Arsyad bahagia. Namun, semua itu sepertinya hanya impian saja. Karena sampai sekarang ia belum juga bisa menemukan keberadaan gadis itu.Bukankah Arsyad juga layak bahagia seperti yang lain. Kemarahan kembali menyelimuti dirinya. Teringat dengan permintaan almarhum sang ayah beberapa tahun lalu."Papa sudah menyiapkan jodoh terbaik untukmu. Putri oom Hermawan adalah gadis yang sangat cocok untuk menjadi istrimu. Selain itu ada janji papa yang harus ditepati. Jika salah satu dari kami sudah sukses. Maka, yang lain harus membantu bisnis mereka." Kalimat itu yang dulu Arsyad anggap sebagai permohonan.Ternyata papa sudah melakukan perjanjian konyol. Batin Arsyad, kesal.Arsyad tak berminat melakukan pekerjaannya lagi. Dia bangkit dari kursi kerjanya dan melangkah keluar. Diluar kantor dia sudah ditunggu oleh sopirnya.Pulang, hanya itulah tujuan Arsyad saat ini. Mobil telah melaju dengan kencang membelah kota Surabaya yang saat ini masih turun hujan deras. Beberapa tempat bahkan terlihat genangan airnya yang begitu banyak. Namun, karena hujan lalu lintas menjadi sepi dan lenggang.CiiiitttMobil yang dikendarai Arsyad hampir saja menabrak seorang perempuan. Padahal jalan menuju rumahnya selalu tenang dan tidak pernah terjadi kecelakaan. Dan lima meter lagi mobilnya sudah sampai pada gerbang rumahnya. Namun, hari ini sepertinya memang hari yang tidak menguntungkan untuk Arsyad."Ada apa Pras?" tanya Arsyad,bingung."Ada wanita mau nyebrang tiba-tiba pak bos."Arsyad turun dari mobilnya. Dia tidak ingin menolong ataupun minta maaf. Tujuannya hanya ingin melihat idiot mana yang menyebrang sembarangan ditengah hujan begini. Amarah dihatinya masih berkobar karena Casandra. Dan sepertinya dia punya pelampiasan untuk itu. Pikirnya."Hei!"Pov AuthorBila aku harus mencintaiDan berbagi hati, itu hanya denganmuNamun bila ku harus tanpamuAkan tetap kuarungi hidup tanpa cintaSuara alunan musik dari grub band Element menjadi teman Hendro pagi ini. Dia begitu menghayati setiap lirik yang terlantun di lagu itu. Seolah-olah dirinya kini tengah mengalami patah hati yang teramat dalam."Oh mbak Hanna-ku, belum juga sehari ditinggal. Tapi, hati Hendro sudah rindu seperti ini. Apakah ini yang dinamakan cinta. Dekat terasa malu, jauh terasa amat rindu." ucap Hendro."Mas Hendro, mas Hendro. Kekasih bukan, gebetan juga bukan. Gimana bisa sampean rindu sama mbak Hanna? Aneh sampean itu..." Ujar Wulan.Saat ini Wulan dan Hendro sedang berada di taman. Hendro sibuk membersihkan mobil dan Wulan sibuk mencabut rumput yang sudah mulai tumbuh dan menganggu bunga-bunga yang dulu ditanam oleh almarhumah ibu Arsyad."Sepertinya sainganku kali ini tidak main-main. Tidak bisa dianggap remeh. Dan aku harus melakukan jalan satu-satunya yang b
Pov HannaSampai dihalaman rumah, aku melihat mobil Rudy sudah terparkir. Aku yakin dia sudah tiba sejak tadi. Pria itu selalu bersemangat saat datang ke rumah. Dan entah mengapa setiap kali Rudy datang, aku selalu merasa tak enak hati padanya. Mungkin, sudah saatnya aku memberi jawaban atas pertanyaannya selama ini. Menikah! Ya, Rudy sudah beberapa kali mengajukan pernyataan itu padaku. Namun, sampai detik ini aku masih menggantung perasaannya. Aku hanya belum siap memulai hubungan ke jenjang yang lebih serius dengan Rudy. Selama ini aku sudah menganggap dia seperti saudaraku sendiri. Meskipun, aku sudah membuka hatiku untuknya namun, tetap saja perasaanku masih tetap sama seperti dulu.Orang bijak pernah berkata, bahwa akan mudah bagi kita untuk jatuh cinta pada orang lain yang wajahnya sama dengan seseorang di masa lalu yang pernah kita cinta. Namun, ternyata itu tidak berlaku padaku. Wajah Rudy memang begitu mirip dengan mas Hardian. Tapi, rasa yang ada dihatiku tidaklah sama. Ba
"Loe kenapa San? Muka bete kayak gitu?"Casandra menghempaskan bokongnya dengan kesal ke kursi makan di rumah sahabatnya. Noura, sahabat sekaligus rekan bisnisnya di butik yang ada di Bandung.Terdengar hembusan napas yang besar darinya. Kepalanya bersandar pada kursi dan mendongak ke atas. Keduanya matanya terpejam meresapi semua kejadian yang dia alami. Belum ada 24 jam, namun bertubi-tubi kesialan datang padanya. Perceraian dan juga kemarahan dari ayahnya."Muka loe juga kenapa itu? Arsyad mukul loe?" Tanya Noura, heran melihat kedua pipi Casandra terlihat memar kebiruan.Sandra bergeming. Namun, tak lama gelengan kepala menjadi jawaban atas pertanyaan Noura."Bokap gue yang melakukan ini. Semalam gue di talak sama Arsyad." Sahutnya lirih.Noura melotot dengan tajam. Seolah-olah kedua bola matanya akan keluar begitu saja. Kaget, tentu saja sahabat Casandra itu begitu kaget dengan apa yang baru saja dikatakan oleh sahabatnya."Loe ga bohong, kan?"Casandra menggeleng dengan cepat."
"Assalamualaikum....""Wa'alaikumsalam.... Nak Hardian?" Ucap Muchlis. Lelaki yang memakai tongkat dan kacamata itu mungkin lupa bahwa yang ada dihadapannya sekarang bukanlah calon menantunya yang dulu."Maaf, maafkan bapak. Maksud bapak Nak Rudy. Wajah kalian begitu mirip, bapak sampai tidak bisa membedakannya. Kapan kamu pulang dari Makassar, nak?"Muchlis menyambut uluran tangan Rudy. Pria muda itu mencium tangan calon ayah mertuanya dengan khidmat. Rudy dan Hardian adalah dua saudara yang memiliki wajah hampir sama. Bahkan, orang sering mengira bahwa mereka kembar. Yang membedakan hanya postur tubuh Rudy lebih besar dan tinggi daripada Hardian. Dan pria itu juga memakai kacamata. Hanya itu saja yang membedakan mereka. Selebihnya wajah mereka benar-benar mirip."Tadi malam pak, sebenarnya rencana mau pulang bareng sama Hanna. Tapi, dia mendadak ada kerjaan yang tidak bisa ditunda. Jadi, Rudy pulang lebih dulu tanpa menunggu Hanna.""Iya, kemarin dia juga telpon begitu, katanya diru
"Di rumah ada siapa saja Hanna?""Hah?" Hanna menoleh dengan wajah sedikit bingung. Sepanjang perjalanan tadi dia dan Arsyad tak banyak bicara. Mereka berdua terlalu sibuk dengan isi pikiran masing-masing. Dan kini secara tiba-tiba Arsyad mulai membuka obrolan setelah tadi mereka berhenti sholat subuh di Masjid."Di rumah hanya ada bapak dan ibu. Dua saudara saya semua ikut suaminya ." sahut Hanna sedikit acuh. Kedua netranya kembali menatap ke arah jendela. Baginya melihat ramainya jalanan jauh lebih mengasyikkan ketimbang harus mengobrol dengan majikannya yang dinilai Hanna memiliki sikap aneh sejak pertemuan pertama mereka."Kalau gitu keponakanku pasti sudah banyak. Aah senangnya punya ponakan. Pasti rumah terasa ramai sekali.. Mereka ada berapa Hanna? Mungkin aku harus menyiapkan hadiah untuk mereka." Ucap Arsyad, senang.Hanna kembali menoleh dan melotot tajam mendengar ucapan absurd Arsyad. Entah pria itu sengaja atau hanya sekedar iseng agar membuat atensi Hanna kembali fokus
"Astaga, aku sampai lupa belum memberitahu Rudy kalau aku tidak jadi pulang sekarang. Semua gara-gara Tuan Arsyad. Apa yang sebenarnya dulu terjadi antara aku dan dia? Mengapa sedikitpun aku tidak ingat sama sekali tentang dia? Mana sikapnya absurd sekali." Gerutunya lirih.Hanna memandang dengan gamang ponsel yang sudah berdering dua kali itu. Disatu sisi hatinya ia tetap ingin bersikap baik pada pria itu. Tapi, disatu sisi hatinya yang lain Hanna tidak bisa berbohong bahwa ia tak mencintai Rudy sama sekali. Tapi, karena pria itu telah begitu lama mengungkapkan perasaannya, Hanna menjadi tak enak hati untuk menolaknya. Meskipun, tak jarang pula ia selalu berkata pada Rudy bahwa rasa itu belum ada sama sekali. Tapi, nyatanya adik dari mantan kekasih Hanna itu sama sekali tak peduli dengan hal itu. Dia tetap maju untuk mengejar cinta Hanna.Hardian dan Rudy adalah dua saudara yang memiliki wajah begitu mirip, bagaikan kembar. Dan seharusnya itu menjadi hal mudah untuk Hanna mencintainy
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen