Share

Cintaku Terbentur Dua Lelaki
Cintaku Terbentur Dua Lelaki
Author: Indah

Awal mula

Author: Indah
last update Last Updated: 2021-02-02 17:28:04

BUG BUG BUG

DUGH

"Aduh!" seru seorang gadis ketika kepalanya terhantam oleh bola basket.

TAP TAP TAP

"Kamu ngapain keluyuran di jam pelajaran? laki-laki yang tadi tidak sengaja melempar bola ke atas kepala gadis itu mendekat.

"Siapa yang keluyuran? Aku habis dari toilet."

"Hn," laki-laki tadi hanya menjawab dengan gumaman tidak jelas.

"Aduh, kepalaku pusing nih," bola mata yang begitu indah tersilau sorot matahari itu melirik kearah laki-laki yang tadi mengenai kepalanya.

"Lebay, sana masuk!"

Bersama dengan pencarian perhatian yang dihiraukan, laki-laki itu kembali ke lapangan basket dan bergabung bersama teman satu timnya.

"Ih sebel deh, diantar ke UKS kek. Malah pergi!"

Gadis itu adalah Kiara Azizah, usianya 18 tahun yang kini duduk dikelas 3 SMA, gadis itu tidak populer. Meski parasnya cantik dan lugu seperti boneka, rupanya itu tidak membuatnya begitu digandrungi. Jangankan orang lain, kekasihnya sendiri begitu acuh dan dingin. Namanya Angkasa Bagaskara, usianya sama dengan Kiara, laki-laki yang tadi sempat dengan tidak sengaja melempari kepala cantik Kiara dengan bola basket. Dia adalah kapten tim basket terbaik disekolah itu, sikapnya yang memang cool dan terkesan tidak peduli menjadi daya tarik sendiri bagi laki-laki itu. Sama seperti kebanyakan gadis lainnya, Kiara menjadi salah satu fans berat laki-laki itu. Bahkan dengan beruntungnya gadis itu berhasil memacari seorang pangeran dingin disekolah, meski banyak yang menganggap remeh Kiara. Karena bagi mereka para gadis-gadis lainnya kalau Kiara terlalu biasa-biasa saja jika harus di sandingkan dengan kapten basket itu. Tapi rupanya takdir manis begitu mengarah kepada Kiara.

Tidak menuruti perkataan kekasihnya tadi Kiara masih berdiri ditempat, Menatap dengan kagum aksi sang kekasih. Badan tingginya yang begitu lihai memainkan bola basket, gerak tubuhnya sangat cepat. Gadis itu bersemu menyadari atas kegagahan kekasihnya.

EHEM

"Ngapain kamu berdiri disini?" Kiara terkejut dengan deheman dan pertanyaan tiba-tiba dari salah satu guru laki-lakinya, gadis itu cengengesan begitu aksinya terendus.

"Habis dari toilet Pak, ini mau balik."

"Heh, alesan ya kamu!"

"Enggak kok Pak, beneran. Masuk kelas dulu ya Pak?" Kiara berlari dengan terbirit-birit tanpa menoleh sekalipun kebelakang.

"Dasar anak jaman sekarang, pasti lagi ngebayangin yang romantisan. Kebanyakan nonton sinetron korea kayanya tu anak."

Angkasa, si laki-laki yang kebetulan sempat menoleh ketika Kiara tengah berlari dan seorang guru yang berdecak sambil menggelengkan kepala. Tidak menyangka jika gadis itu sedari tadi tetap berdiri disana.

****

TOK TOK TOK

"Masuk!"

"Hehe permisi Bu?" Kiara sampai juga di kelasnya, kebetulan suasananya tengah senyap sehingga gadis itu menjadi pusat perhatian.

"Kiara! Kamu darimana saja?"

"Dari toilet Bu."

"Habis ngintipin anak basket tu Bu," satu gurauan dari teman laki-laki dikelas itu sukses membuat siswa disana saling menyoraki Kiara.

"Sudah-sudah, Kiara kamu kembali ketempat duduk kamu!"

"Baik Bu."

HUFT

Begitu bokong indahnya berhasil mendarat dikursi belajarnya, Kiara mendapat cubitan manis dilengan kiri. Pelakunya adalah Sari, teman sebangku sekaligus sahabat karib Kiara.

"Lo pasti habis ngintipin Angkasa, kan?"

"Ssst, jangan keras-keras dong!"

"Yaelah pada nggak denger juga kali," Kiara menatap sekeliling, teman-teman sekelasnya tampak begitu fokus kepada penerangan guru didepan.

"Ya habis gimana? Cuma dengan ngeliatin dia diem-diem aja udah bikin gue seneng banget."

"Udah pacaran kok masih diem-diem sih, samperin dong!"

"Dia yang tadi nyamperin gue."

"Ah bokis lo."

"Serius, tadi kepala gue yang bulet sempurna ini ketampol sama bola basket."

"Terus-terus?"

"Ya gue berusaha pura-pura kesakitan dong, eh dia bilang lebay."

"Ha ha ha ha."

"Sari!"

Saking lucunya penuturan Kiara membuat Sari tidak mengatur volume ketawanya. Dilain sisi Kiara menatap seorang gadis yang tengah tersenyum mengejek ke arahnya. Sorot mata yang begitu membenci sosok Kiara.

"Kalau mau ngegosip masih ada waktu satu jam lagi, perhatikan penjelasan saya!"

"Iya Bu."

Tanpa Kiara sadari, gadis tadi terus menatapnya dengan beribu umpatan yang terus dia rafalkan dibibirnya.

-------

"Pulang naik apa lo?" Sari bertanya sembari menenteng tas sekolahnya dan berdiri, Kiara sendiri masih belum selesai membereskan buku-bukunya.

"Biasa, naik bus."

"Nggak kepengen dibonceng pakai motor keren Angkasa ya?"

Sari mencolek pipi gembul Kiara yang sukses membuat gadis itu berdecak merasa sebal dengan penuturan temannya.

"Nggak usah ngeledek, tahu sendiri 'kan dia orangnya kaya gimana?"

"Yaudah deh, pulang bareng gue aja yuk!"

Sari menarik pergelangan tangan Kiara sehingga membuat keduanya kini berdiri berdampingan, Kiara berjalan lebih dulu yang disusul oleh Sari.

"Terus gue harus muter-muterin rumah orang biar lama sampai rumah gitu?" bukan tanpa alasan Kiara menolak untuk pulang bersama, rumah mereka yang jauh dan tidak se arah membuat gadis itu dengan mudah menepis ajakan Sari.

"Bercanda kali."

Lorong sekolah yang begitu ramai berisi para anak-anak yang hendak pulang kerumah itu tertangkap netra Kiara begitu tubuh sintalnya sampai diluar kelas, matanya menelusuri satu persatu yang berada disana. Matanya meredup dan sayu begitu orang yang dia cari tidak ada.

Kiara dan Sari terus melangkah hingga sampai digerbang sekolah, tidak sedetikpun mata Kiara goyah untuk mencari kekasihnya. Saat beberapa motor anak-anak saling berebut keluar gerbang sekolah akhirnya yang sedari tadi Kiara cari muncul juga. Seperti biasa laki-laki itu pulang dengan motor andalannya. Tepat ketika motor Angkasa melewari Kiara saat itu juga gadis itu melayangkan senyum termanis, namun harapan dibalas atas senyuman tadi tidak ada. Laki-laki itu hanya melirik sekilas dan tidak terlihat matanya yang menyipit tanda kalau dia tidak tersenyum karena wajahnya yang tertutupi helm.

PLUK

Sari menepuk pundak Kiara yang membuat gadis itu berjengit kaget dan mengalihkan pandangannya dari Angkasa yang kian tidak terlihat.

"Jangan dilihatin mulu, coba sekali-sekali samperin."

"Nggak ah, malu."

"Dasar, kalau cuma diem-dieman ngapain pacaran?"

Sari terus melangkah tidak menunggu  jawaban Kiara, tubuhnya sampai diluar gerbang dan melambaikan tangan ke arah Kiara. Yang diberi salam perpisahan membalas dengan senyum lesu, kaki mungilnya melangkah menuju halte bus yang kebetulan letaknya tidak begitu jauh dari sekolah itu.

"Katanya pacar seorang pangeran sekolah, kok masih kaya jomblo ya?"

Kiara menoleh mendengar ucapan tiba-tiba dari gadis satu kelasnya, kini mereka saling berdiri di halte. Gadis itu adalah satu dari siswi yang tidak menyukai hubungan Kiara dan Angkasa, gadis yang tadi siang sempat menatap tajam ke arahnya.

Kiara memilih diam dan tidak menanggapi, mengingat gadis itu yang berdiri dengan angkuh bersama dua orang temannya. Tatapan mereka seolah siap membunuh ke arah Kiara, Selly adalah gadis yang menyapa tadi dan berstatus sebagai ketua genk mereka bertiga. Terganggu dan gemas dengan Kiara yang  berpura-pura tidak peduli dan menganggap mereka bertiga tidak berada disana, gadis itu berjalan kebelakang Kiara dan mendorong Kiara hingga gadis itu jatuh ke jalan.

BRUGH

"Aduh."

HA HA HA HA HA 

Ketawa keras dari tiga gadis itu begitu kentara di telinga Kiara, gadis itu jatuh dengan posisi berjongkok dan berada dipinggir jalan yang masih bisa diakses oleh kendaraan yang melintas. Kesal dengan Selly yang telah mendorongnya, Kiara mencoba berdiri namun dari arah kiri tubuhnya satu mobil melintas dengan kecepatan tinggi.

"Aaaaaaa."

BRAK

Bersambung-

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cintaku Terbentur Dua Lelaki   Akhir cerita

    Drama gratis yang Intan tonton langsung didepannya, terasa sangat menegangkan. Apalagi karena salah satu dari tokohnya adalah pria yang dia harapkan. Sempat kaget ketika Rio terkapar karena ulah seorang bocah SMA, alasannya sendiri membuat perempuan itu tersenyum kecut. Sekarang pertanyaan dari Rio untuk Kiara juga akan menentukan hidupnya bersama Andro."Aku," begitu berat Kiara memilih, apalagi Angkasa sama sekali tidak menatap kepadanya. Dia menjadi ragu apakah laki-laki itu barusaja berkelahi untuk merebutkannya.Angkasa melepaskan tangan gadis itu, menatap sekilas sebelum meraih langkah pergi. Kiara tahu, laki-laki itu bahkan tidak sudi mendengar apa yang akan dia katakan."Memilih Angkasa!"DEG DEG DEGMemang ini yang seharusnya dia harapkan, Angkasa pergi karena tidak sanggup jika gadisnya akan memilih Rio. Tapi, dia yakin telinganya masih normal untuk mencerna pilihan Kiara. Langkahnya terpaksa dia hentikan untuk mem

  • Cintaku Terbentur Dua Lelaki   Pilihan Kiara

    "Nggak tahu."Dari semua kata kenapa Angkasa hanya mengucap begitu, padahal Sari sudah gemas sedari tadi demi mendengar jawabannya."Lo nggak perlu marah sama Kiara," matanya mengikuti arah pandang Angkasa."Ya gue nggak tahu lo marah karena apa, Kiara sempet bilang kalau lo udah nggak mau ketemu sama dia."Angkasa masih tidak bergeming."Rumah dia dijual sama kakaknya sendiri, dan yang gue tahu. Om Rio itu yang nolongin dia, numpangin dia selama ini. Gue tahu banget Sa, kalau Kiara nggak mungkin selingkuh dari lo!""Lo nggak tahu sejauh apa?" mata elangnya beralih meremehkan Sari."Dia nggak suka sama kakak tiri lo itu, gue berani jamin."TAP TAP TAPDerap langkah lain dari kedua orang itu, Sari menoleh dan mendapati Rio berjalan menghampiri Angkasa."Cih," bibir pria itu berdecih.Angkasa membalikkan badan tingginya, menatap Rio dengan nyalang.Sari mundur beberapa langkah untuk men

  • Cintaku Terbentur Dua Lelaki   Gedung Kosong

    "Boleh bicara sebentar nggak Kak?" Kiara berucap setelah acara makan malam itu selesai."Boleh, mau ngomong apa?"Kepala gadis itu menoleh untuk memastikan kalau ibunya sudah masuk kedalam kamar."Kak Andro tahu dimana kak Intan?"Laki-laki yang ditanya menggeleng, memang selama ini dia tidak tahu."Terus Kakak nggak berusaha nyari?""Percuma Ra, kakak kamu udah nggak mau sama aku."Sorot mata yang tajam itu kian meredup, betapa kesepiannya laki-laki itu."Kalau Kak Andro emang masih cinta sama kak Intan, ikut aku kak! aku tahu dimana kak Intan sekarang."Ucapan Kiara barusan membuat mata hitam Andro terbuka, seolah mendapat harapan kembali."Dimana?""Besok kita kesana!" seru Kiara penuh antusias.Andro menanggapi dengan kekehan atas kegemasan tingkah adiknya."Yaudah, sekarang kamu istirahat. Besok kita kesana.""Kak Andro juga istirahat ya?""Iya."Malam han

  • Cintaku Terbentur Dua Lelaki   Pernyataan Rio

    PLAKTamparan keras jatuh dipipi Rio, laki-laki itu sendiri tidak keberatan dengan perih yang menjalar sampai telinganya. Tapi, air mata yang terus menggenang diwajah cantik Kiara seolah meredam akan rasa sakitnya sendiri.Kiara tidak sadar jika tangannya telah melukai orang yang selama ini menolong dirinya, pernyataan cinta tadi cukup membuatnya sesak. Laki-laki yang menjadi saudara tiri kekasihnya."Aku yang cinta sama kamu, bukan Angkasa!"Kiara menggeleng, beraninya Rio mengucapkan kata-kata itu."Terimakasih udah mau numpangin aku sama ibu di apartemen ini."Kiara menarik satu koper dan tas milik ibunya, melangkah pergi meninggalkan Rio yang tengah menangis. Laki-laki itu tidak sungkan meneteskan dua bulir air mata untuk seorang gadis yang barusaja pergi.Seharusnya Kiara berbangga hati, karena ini pertama kalinya seorang laki-laki menyatakan cinta kepadanya. Sayang sekali bukan Angkasa, perasaan

  • Cintaku Terbentur Dua Lelaki   Pergi Dari Apartemen

    "Jangan mentang-mentang anak saya mandiri dan kaya bisa Ibu manfaatkan ya?"Kiara menginterupsi dua perempuan parubaya yang saling berbincang didapur apartemen."Saya nggak bermaksud begitu Bu."Entah siapa perempuan yang tengah menghakimi ibunya itu, karena memang posisinya yang membelakangi Kiara."Ibu?" Kiara bersuara hingga kedua perempuan tadi saling menoleh.Sedetik kemudian, Kiara tercengang akan penglihatannya sendiri."Kamu?" perempuan parubaya itu memicing."Dia anak saya," ibu Kiara menimpali."Oh, jadi sekarang kamu mau manfaatin dua anak aku. Begitu?"Ucapannya sangat menyakitkan, Kiara memang tahu bahwa perempuan itu adalah ibu tiri Angkasa. Dan disini sekarang dia juga mengetahui fakta lain, Rio adalah saudara tiri yang selama ini Angkasa sembunyikan.Ternyata dunia sangat sempit, semua kejadian yang menimpa dirinya terasa seperti sebuah lelucon kuno."Maaf

  • Cintaku Terbentur Dua Lelaki   Kenyataan Kak Intan

    "Seharusnya aku yang nanya, Kakak ngapain di apartemen itu?"Intan melotot, rupanya adik kecil yang dulu sangat cengeng kini sudah bisa mengimbangi percakapan serius itu."Kiara Kakak yang nanya duluan sama kamu!""Aku tinggal disana karena rumah ibu udah dijual."Bukan itu maksud Intan, memang benar perkataan Kiara tadi. Tapi, ada hal lain yang perempuan itu bingungkan."Apartemen itu bukan milik ibu, kan?"Kiara menggeleng dan sontak saja hal itu semakin membuat Intan terperangah. Sudah lama perempuan itu tidak mendatangi sang pemilik apartemen yang kini adiknya tempati."Emangnya kenapa? terus Kak Intan ngapain kesana?""Aku kenal sama pemilik apartemen itu.""Kenal gimana?" Kiara menyelidik."Rio, dia mantan pacar aku!" Intan merasa tidak perlu bertanya lagi siapa si pemilik apartemen itu.Kiara sendiri tidak tahu harus percaya atau tid

  • Cintaku Terbentur Dua Lelaki   Kak Intan 2

    "Pagi manis?"UHUKKiara tersedak sarapannya begitu mendengar sapaan Rio, hanya ada mereka berdua dimeja makan. Hari yang sudah menunjuk pada pukul sembilan pagi dan mereka barusaja sarapan. Ibu Kiara sudah keluar sekitar lima belas menit yang lalu untuk pergi kepasar. Hari minggu itu artinya mereka libur, baik dalam akademik maupun pekerjaan."Sendiri aja, ibu kamu kemana?""Pyasar," ucapannya tidak jelas karena mulutnya yang terisi penuh oleh nasi goreng.Rio mulai menyuap kedalam mulutnya, diam-diam Kiara memperhatikan laki-laki itu. Wajahnya memang sudah terlihat dewasa, kulitnya dua tingkat lebih terang dari Angkasa. Wajah Rio cenderung lebih lonjong dan ada sedikit bulu-bulu halus yang menghias dagu serta area rahang. Berbeda dengan angkasa yang memiliki wajah bulat dan bersih, tidak berkumis. Kalau dari postur tubuh jelas Rio banyak tingkat diatas Angkasa, bukan mau membandingkan. Namun, ucapan Sari waktu itu memang benar. Badan Rio lebih

  • Cintaku Terbentur Dua Lelaki   Patah hati

    KLIKBagai mayat yang berjalan, Kiara tidak mampu menopang tubuhnya sendiri. Lampu apartemen yang sudah padam dan suasana sepi, mungkin ibunya tidur lebih awal dan sang pemilik apartemen yang sedang berkutik dengan pekerjaannya. Kiara merosot dipintu, matanya terus di banjiri air mata. Sekarang dia ikut mengalami dimana para teman sekelasnya bercerita ketika tengah galau dengan percintaan, rasanya sangat menjengkelkan. Dadanya seolah terhimpit bebatuan, sangat sesak dan perih ketika salah satu dari batu itu menggores sebagian rongganya.Takut ibunya akan terbangun jika dirinya menyusul kedalam kamar, Kiara memilih menuju balkon untuk mengeluarkan semua tangisnya.Rembulan diatas sana semakin mengingatkan Kiara akan Angkasa. Satu dan tidak pernah bisa dia gapai, walau masih berada ditempat yang sama. Kalau Kiara bisa sadar diri, satu dari bintang yang letaknya paling dekat dengan bulan itu adalah dirinya. Semakin bintang itu mendekat, maka semakin tertelan dan

  • Cintaku Terbentur Dua Lelaki   Putus?

    Satu bulan berlalu semenjak gadis itu pindah ke apartemen Rio, satu bulan itu juga Angkasa semakin tidak tersentuh. Setiap Kiara berusaha menyapa laki-laki berparas oriental itu selalu membuang muka, tidak ada lagi pipi bersemu ketika Angkasa membuat hal yang tidak terduga. Ponselnya sepi hanya berisi nada pesan dan panggilan dari Sari. Padahal sudah ada sedikit kemajuan antara Angkasa dan Kiara.Satu usaha yang sangat ampuh membuat Angkasa menoleh kepadanya, Kiara memang sudah lama tidak berkunjung kerumah nenek laki-laki itu. Hanya dua kali semenjak dia pindah, mungkin juga hal itu mengaruh kepada sikap Angkasa satu bulan ini.Jantungnya semakin berdegub dengan kencang, tidak ada motor Angkasa didepan rumah. Kiara menjamin kekasihnya sedang tidak berada disana.Saat langkahnya mencapai teras rumah, saat itu pula seorang anak kecil keluar dari sana. Kiara menatap gemas dengan anak perempuan itu, wajahnya putih bersih dan matanya sangat bening. Rambutnya sewa

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status