Share

79. Agresi

"Hahahaha."

"Hahaha, lucu banget, Mi! Hahaha."

Suara tawa pasangan ibu dan anak itu memenuhi seluruh ruangan.

Aku sendiri hanya bisa meringis, mau ikut tertawa keras seperti mereka, takut nanti kualat.

"Kan sudah Mami bilang, Papi tuh mesti diluluhin pakai makanan. Juragan makanan, mesti beneran disuap pakai makanan juga. Hahaha."

"Hahaha." Kembali mereka berdua tertawa terbahak-bahak.

Strategi pertama yang kami gunakan untuk 'menyerang' Papi adalah menaklukkan hatinya dengan hal yang ia sukai, makanan.

Dan seolah sangat kebetulan, makanan kesukaan Om Setiawan, si Papi, adalah kacang; segala macam kacang. Mulai dari kacang tanah, kacang hijau, kacang polong, hingga kacang merah. Untung saja dia nggak kena asam urat.

Maka minggu lalu kami memberikan kacang buatanku, semua rasa, termasuk rasa cinta yang kami perjuangkan, eh, kepada Mami untuk diberikan pada suaminya.

Papi tentu saja berbunga-bunga, dan dengan santai menikmati kacangnya, hingga dalam hitungan hari kacang itu suda
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status