Share

Pagi yang Panas

Tangannya mengeratkan rangkulan pada pinggul ramping gadis itu. Mereka sama-sama diam setelah pertanyaan dari si gadis. Namun senyuman di bibir Tuan Oya tidak luntur juga.

"Kamu tidak perlu jawaban bukan?"

Airi menunduk lagi. Malu. Dan detik itu juga dirinya mematung. Tubuhnya meremang merasakan sentuhan lembut dari kekenyalan bibir pria yang merangkulnya.

Tuan Oya mengajak tangan Airi untuk bergantung ria ke lehernya. Gerakan dari pengecapnya mulai menjelajah ke tiap sisi dalam mulut Airi. Lantas bermain tali-temali yang belum pernah dua orang itu lakukan sebelumnya. Namun seperti sangat ahli.

'Beruntung juga mengikuti jejak Alice untuk belajar dari klip-klip video yang di kirimnya.'

"Hh. Kamu memang sangat menarik." Dengan napasnya yang terengah-engah, Tuan Oya melepaskan pangutannya. Memberikan kecupan singkat lantas makin mempersempit jarak tubuhnya dan sang kekasih.

Tanpa kata tangannya berpindah posisi. Memegangi dagu Airi untuk bisa bersitatap dengan bola mata kecokelatan itu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status