Share

Cold And Sweet Marriage
Cold And Sweet Marriage
Author: Kim YuMi

Meninggalkan Rumah

"Aku gak mau pergi! Hiks. Huaa!" suara teriakan yang di susul dengan isak tangis itu jelas memenuhi ruang sempit mobil yang tengah melaju dengan kecepatan sedang itu.

"Aaa, kenapa kalian tega membuangku dengan cara seperti ini?" gadis itu-Aera tengah meratap melihat perkomplekan rumahnya yang mulai tertinggal jauh di belakang. Tak butuh waktu lama akhirnya mereka sampai dijalan raya yang ramai dengan kendaraan yang tengah lalu-lalang.

Kedua tangannya masih gencar memukul-mukul kaca mobil di sampingnya. Tidak perduli jika si pemilik mobil akan marah padanya.

Bangunan serta gedung-gedung bertingkat mulai menghilang dan berganti pepohonan yang rimbun di sepanjang pinggir jalan.

Sudah lewat hampir dua puluh menit, tapi Aera tetap tidak mau menghentikan tangisnya dan masih setia menahan isakan yang sengaja ia buat-buat.

"Berisik!" lirih pria yang mengambil alih kemudi di sampingnya, meski berkata begitu dia sama sekali tidak mengalihkan pandangannya dari jalan raya di depannya.

"Hiks, huaaa! Kenapa hidupku sangat menyedihkan!" Aera tambah mengeraskan tangisannya. Namun kata-kata yang keluar dari mulutnya itu memang benar isi hatinya. 

Menyedihkan memang saat beberapa jam yang lalu dirinya sudah sah dan di klaim menjadi istri dari seorang Reagan yang duduk bak patung hidup di sampingnya ini.

Aera memberanikan diri melihat ke arah sampingnya sedikit, mendapati sosok tampan berekspresi datar itu. Dia memang mengakuinya, wajah serta proporsi tubuh Reagan-pria di sampingnya jauh lebih sempurna dari Dalva, mantan pacarnya. Yang sekarang sudah menjadi adik iparnya.

Kegilaan macam apa ini.

Reagan melirik tajam pada Aera, membuat Aera yang sudah berhenti dari tangisnya kini kembali menangis.

Sungguh dia tidak bisa membayangkan bagaimana kehidupannya di masa yang akan datang nanti. 

Aera mengangkat kedua kakinya, menekuknya lalu menyandarkan dagunya di antara kedua lutut miliknya.

Dan masih terus menangis.

"Diamlah!" kali ini intonasi suara Reagan naik satu oktaf. Merasa sangat terganggu dengan Aera.

Bukannya diam, Aera semakin menguatkan tangisannya lagi. Mirip seperti anak kecil yang merengek minta di sayang.

Tak ada reaksi yang berlebih yang di tunjukkan Reagan untuk menanggapi Aera, dia lebih memilih untuk fokus pada jalanan yang lumayan lenggang di depannya. Tidak butuh waktu yang lama, sebentar lagi mereka akan sampai di rumah baru mereka. 

Jujur saja, dia juga sebenarnya tidak ingin tinggal satu atap dengan cewek yang ada di sampingnya ini, tapi takdir memaksa mereka melakukannya. Jelas, dia juga terpaksa menikah dengan Aera.

Tapi, suara tangisan bercampur rengekan Aera seakan memekakkan telinganya. Dirinya juga terguncang, tapi sebisa mungkin dia bersikap tenang dan tidak kekanak-kanakan seperti yang di lakukan Aera. 

"Kamu ingin ku pukul?" 

Sontak Aera terkejut mendengar perkataan yang keluar dari mulut Reagan. "Sungguh malang diriku menikah dengan pria kasar yang ringan tangan seperti dia!" teriaknya dalam hati, tapi hal itu tidak mengggerakkan hatinya untuk berhenti menangis. 

Aera semakin gencar menguatkan tangsiannya, biar saja Reagan akan memukulnya atau apapun itu dia tidak perduli. Dia akan menggunakan alasan ini nanti supaya mereka tidak akan berlama-lama dalam pernikahan tidak di inginkan ini.

Helaan nafas kasar lolos dari mulut Reagan, dia tidak tahu harus bersikap bagaimana menanggapi Aera yang seperti ini. Karena dia memang baru saja mengenal Aera beberapa hari yang lalu, bahkan itu kali pertama dia berjumpa dengan Aera. Dan orang tua mereka dengan gilanya membuat pernikahan tanpa persetujuan dari dirinya. 

Kalau Aera dia tidak tahu, mungkin dia juga terpaksa menikah dengan dirinya, pikir Reagan.

"Diam atau aku akan menendangmu keluar dari mobilku!"

Aera terkejut setengah hidup mendengar ancaman murahan yang keluar dari mulut Reagan.

"Aku tidak takut," balas Aera masih sesegukan, dia memang sengaja memancing Reagan. Karena dia tahu Reagan tidak akan berani melalukannya. 

Tubuh Aera tersentak kuat karena mobil yang terhenti secara mendadak. 

mendengar hal itu Reagan menatap sinis Aera di sertai senyum miring yang terbit di bibirnya.

Aera meneguk ludahnya dengan susah payah. Jujur saja dia takut dengan seringaian dan wajah aneh Reagan. Ayolah ini baru satu jam mereka beranjak dari rumahnya, tapi Reagan sudah berani menakut-nakuti dirinya seperti ini.

CKIIITT.

Tubuh Aera yang tidak ada pertahanan tersentak ke depan secara tiba-tiba dan hampir saja wajahnya menbarak dashboard mobil di depannya, untung saja itu tidak terjadi karena sabuk pengaman yang terpasang dengan benar di tubuhnya.

GILA. 

INI GILA.

Reagan baru saja hendak memutuskan tali kehidupannya secara tidak langsung.

“Kamu ingin membunuhku?” teriak Aera tepat di depan wajah Reagan.

“Kau yang memulainya duluan!” 

Salah satu alis Aera terangkat, jelas dia tidak paham dengan jawaban yang di lontarkan oleh Reagan. 

Reagan kembali tersenyum singkat, meski setelah itu dia tidak berekspresi sama sekali.

Mata Aera mengerjap pelan beberapa kali. Dia paham akan maksud dari kata-kata Reagan. Secepat mungkin ia mengalihkan pandangannya dari Reagan.

“Yang bener aja,” batin Aera.

Tubuh Aera mendadak kaku seperti es batu saat Raegan mendaratkan tangannya di pundak kanannya. Perasaan takut mulai menghapirinya.

“Ayolah! Aku tadi hanya main-main saja. Tapi kenapa dia menanggapinya dengan sangat serius seperti ini? Apa karena dia udah lama gak di belai sama cewek kali ya?” pikirnya sejenak.

“Jauhkan tanganmu dariku!” Aera menepis tangan Raegan dan menarik dirinya kearah pojok, upaya  menjauhkan diri dari Raegan. Dia harus melakukannya, kerena dia tidak tahu orang seperti apa Raegan ini. 

Andai saja orang yang ada di depannya saat ini adalah Dalva, wah betapa bahagianya dirinya bisa menikah dengan orang yang ia cintai dan bukan malah berakhir dengan menikahi kakak dari kekasihnya sendiri. Ini sangat konyol. 

Raegan masih tidak bergerak sama sekali, menunjukkan wajah masamnya pada Aera. Meskipun begitu, untungnya setelah itu dia kembali fokus dengan mobilnya.

“Mulai sekarang kamu harus berhati-hati Ai dalam berbicara. Kalau tidak kamu tidak akan tahu apa yang bisa di lakukan pria mesum kurang belai yang ada di sampingmu ini!” peringatnya pada dirinya sendiri.

***

Tidak tahu sudah berapa lama Aera tertidur, begitu ia membuka matanya. Satu-satunya orang yang sedari tadi membuatnya gelisah kini sudah tidak ada di tempatnya lagi. 

Aera lalu mengalihkan pandangannya ke luar mobil dan dia baru menyadari kini mobil terparkir rapih di sebuah halaman luas. Keningnya mengernyit pelan, tentu saja karena dia tidak tahu saat ini  dam lagi saat ia mendongakka kepalanya. Ia bisa melihat dengan jelas bangunan bertingkat yang berdiri kokoh di depannya. Aera berfikir sejenak, menangkap dan mencoba mengartikan semua yang ia lihat  ini. 

“Apa aku sudah sampai di rumahnya si Raegan itu ya? Tapi, kenapa dia membawaku ke apartemen mahal seperti ini?" meski tidak pernah menginjakkan kakinya di sini, tempat ini sudah sangat terkenal di kotanya. Selain bangunannya yang mewah, sewa tempat ini juga sangat mahal di bandingkan apartemen-apartemen lainnya yang memang hanya mampu di bayar oleh orang yang punya uang banyak.

"Sepertinya mama benar-benar mencarikanku suami yang kaya!" serunya pelan. Tidak tahu harus senang atau tidak sekarang. Jelas saja siapa yang tidak suka memiliki pendamping hidup yang memiliki banyak yang. Tapi, menikah secepat ini dan lagi dengan orang yang bahkan tidak pernah terlintas di pikirannya. Sungguh uang ataupun apapun itu, malah semakin membuat Aera merasa gelisah.

“Dan-“ 

“Sudah bangun ternyata!" 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status