Share

2 - Pria Lamborghini

“Bukan mimpi namanya kalau memang takdir.” — Rebecca Puspa.

***

Tiada hari tanpa jalan-jalan bagi Olivia. Hidupnya seakan hanya bisa berfoya-foya saja. 

Kesehariannya hanya bangun tidur, rebahan di kasur, memainkan ponsel, mandi dan pergi ke luar rumah untuk bertemu teman-temannya di sore hari. Selama menunggu teman-teman Olivia pulang kuliah, ia menghabiskan waktunya untuk membuat konten Tik-tok.

Semua yang viral ia lakukan demi menaikkan followers. Ia juga memanfaatkan kecantikannya agar menarik banyak pengguna menilik akunnya itu.

“Jadi ke Noach nggak?”

Olivia menghubungi Nessa. Teman akrabnya yang ikut terjun dalam beberapa masalah yang dibuat Olivia. 

Rencana dari kemarin, mereka ingin pergi ke sebuah kafe yang instagrammable. Dengan nuansa kayu cerah, tanaman rambat palsu yang berwarna hijau menggantung di aksen sangkar burung sebagai hiasan, dan ubin abu-abu. Kafe yang sangat ditujukan untuk para kaum millenial.

Sesampainya Olivia, Nessa, dan Liana di kafe tersebut, mereka pun memesan menu Italia yang disediakan. 

Tentu saja, sebelum melahap makanan yang tertata cantik nan rapi itu. Mereka bertiga melakukan ritual. Pastinya mereka harus mengabadikan momen tersebut demi membuat konten di I*******m dan Tik-tok.

Memang tak ada salahnya mereka melakukan itu. Pun wanita seumuran mereka yang lain juga melakukan hal yang sama.

“Kak?”

Olivia menoleh ke kanan. “Eh, ya?”

“Kakak yang ada di Tik-tok itu, ya?” tanya seorang pria. Sepertinya pegawai kafe di sini. Wajahnya pun bisa dibilang lumayan tampan. Yah, good looking.

Hanya anggukan dan senyum yang diberikan Olivia.

“Boleh minta foto, Kak?”

“Eh? Iya, boleh kok!” Dengan senang hati, Olivia mempersilakan pegawai tersebut untuk mengambil foto bersama. Ia tak keberatan apabila akan diunggah ke media sosial. 

Pria tersebut mengucapkan terima kasih dan berlalu pergi. 

“Cie, udah jadi artis ya sekarang ci?”

Liana suka memanggil Olivia dengan sebutan “Cici” karena Liana tau bahwa Olivia blasteran tionghoa. Serta mereka tak memiliki hubungan darah.

Namun seiring mereka mengobrol panjang lebar, ada sesuatu yang mengganjal bagi Olivia.

“Eh, bentar deh. Kok dari tadi cewe-cewe di sana liatin aku mulu, sih?!”

Olivia sembari memberikan kode arahan bagi dua wanita yang ada di pojok ruangan. Seolah mereka sedang bergosip mengenai dirinya.

Penasaran, Nessa juga ikut melirik kepada dua wanita tersebut. “Iya, juga, ya?!”

Entah mengapa, tak ada angin dan hujan, kedua wanita tadi langsung datang menghampiri Olivia yang masih duduk santai.

“Oh, ini istrinya Ivan!? Cih, biasa aja,” sindir satu wanita kurus, putih, dan tinggi itu. Bukan kuntilanak, ya!

“Mbak! Ivan tuh siapa, aku nggak ngerti! Jangan asal ngomong!” 

Tentu saja Olivia naik pitam, Ivan siapa dia tak paham.

Wanita tinggi itu pun mengibaskan rambutnya dengan tangan dan tak acuh terhadap Olivia. “Dasar anak kecil,” decitnya dan mulai berjalan lagi.

“Eh, sumpah ya! Tuh mulut lamis banget!” Olivia sudah beranjak dari tempat duduknya dan seakan siap menerkam balik wanita tersebut. Namun ditahan oleh Nessa dan Liana.

Napasnya masih terengah. Olivia ditenangkan oleh kedua sahabatnya itu.

“Ivan siapa, sih!? Nggak ngerti loh aku,” ucapnya dengan aksen medok ala cici Surabaya.

“Hoiiii?!” Nessa sejenak terperangah saat menatap layar ponselnya. 

Liana juga ikut melebarkan kelopak matanya. “Kenapa woi?!”

“Nih nih lihat sendiri,” kata Nessa sembari menunjukkan ponselnya kepada Olivia dan Liana.

Saat mereka semua tertuju pada ponsel Nessa, atmosfir ruangan ini terasa asing bagi mereka. Hembusan napas berkali-kali terdengar bergantian di antara mereka bertiga.

“FYP, sih, FYP! Tapi nggak gini juga!” resah Olivia setelah melihat video di Tik-tok.

Pasalnya dalam video tersebut juga menyangkup wajah Olivia dan seseorang yang tak ia kenali. Yang diingatnya hanyalah saat berada di dalam kelab malam tiga minggu lalu. Cerita yang mungkin membawa wanita tadi berubah menjadi singa di hadapan Olivia dan teman-temannya.

Sungguh, jejak digital cepat menyebar. Pantas saja ada yang menyebut akun Olivia di video tersebut. Olivia jarang membuka notifikasi akunnya sebab terlalu banyak dan ia tak ambil pusing.

“Oke, kalau gitu! Kalau kalian menganggap serius kejadian itu, aku bakal ngakuin kalau aku istri Ivan! Lagian Ivan siapa, sih!? Kok kayak terkenal banget!”

Olivia mencibir rumor yang beredar ketika namanya sudah mulai viral di sosial media meski belum centang biru.

Brum brum brum

Suara beberapa mobil sport terdengar dari luar kafe besar ini. Lolos untuk mengalihkan beberapa pandangan semua orang yang sudah berada di dalam kafe.

Kecuali Olivia, ia sangat tak suka dengan suara tersebut. Karena baginya terlalu mengusik telinga. Mereka bertiga duduk di tepi kaca kafe ini. Berbatasan dengan parkir mobil yang ada di bagian depan kafe.

Namun saat melihat seseorang keluar dari mobil tersebut dengan mengenakan topi hitam, Olivia langsung terperangah.

“Guyssss, cowok itu keren banget, aku mau satu,” ujar Olivia seolah sedang kasmaran. 

Matanya terpaku pada seseorang yang berada paling jauh di parkiran tersebut. Mengenakan kaos putih, rambutnya tertutup topi, dan bercelana pendek hitam. Memakai sepatu putih merek Nike Air Jordan yang ia tahu harganya dibanderol seharga motor.

Badan pria tersebut memang tak sekekar seperti sugar daddy namun ia adalah tipe pria yang disukai wanita. Karena terlihat keren dan kaya. Tubuhnya proporsional.

Ketiga pemilik Lamborghini itu pun turun dan mulai memasuki kafe. 

Mata Olivia pun masih tertuju pada pria pemilik Lamborghini putih tadi.

“Heh, sadar! Katanya nggak mau nikah! Katanya nggak perlu cowok!?” Nessa menepuk pelan pipi Olivia yang seperti dimabuk kepayang itu.

“Yaaa aku kan cuma mengagumi, loh?! Masa nggak boleh?” 

Pria yang datang bebarengan tadi mengambil meja yang ada di lantai dua. Sehingga Olivia sudah tak terlalu memikirkan pria yang ia pandangi sejak datang tadi.

Namun dalam benak kecilnya, Olivia seakan sudah pernah mengenali pria tersebut. Ia pun bertanya pada teman-temannya.

Liana melambaikan acuh tangan kanannya. “Halah, nanti kalau misal dia memang kenal sama kamu, dia akan menyapa. Nyatanya nggak, kan?!”

“Oh, benar juga. Mungkin anaknya teman papaku kali, ya?!” ucap Olivia.

Tak lama kemudian, setelah berbincang lama dan kafe ini hampir tutup, Olivia dikagetkan oleh sesuatu. Dari arah belakang ada yang seketika menyentuh lengan dalamnya.

“Boleh aku pinjam istriku sebentar?”

***

Kalau suka cerita ini boleh banget taruh cuitan kalian di kolom komentar, ya! 

Love,

Rebecca

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status