Share

Bioskop

Agatha membuka matanya dengan berat karena rasa mengantuk yang masih menderanya. Diliriknya jam kecil di atas nakas yang menunjukan pukul 06.30 pagi.

Seperti kebiasaannya yaitu melihat sang Kakak yang biasa sudah bangun terlebih dahulu. Namun kali ini ada pemandangan yang berbeda di mana Erick Alexander sang kakak masih tertidur. Dan di sampingnya ada seorang pria yang seharian kemarin menemaninya.

Agatha menurunkan kakinya pada lantai berwarna hitam yang membuat telapak kakinya merasakan dingin. Dan menghampiri sang Kakak.

"Kakakk, bangun," suara manja Agatha juga guncangan dari tangannya membuat Erick segera bangun. Bukan hanya Erick, Yoga pun ikut terbangun.

"Eughh ..." lenguhan kecil yang keluar dari mulut Erick dan Yoga berbarengan.

"Jam berapa ini?" tanya Erick dengan matanya yang masih terpejam.

"Jam setengah tujuh pagi Kak," jawab Agatha.

"Udah siang ternyata. Kakak mandi dulu yah." Erick langsung bangkit dan masuk ke kamar mandi setelah mengambil handuk biru miliknya.

"Aku juga mau mandi dulu yaa Ga." Agatha hendak pergi namun ucapan Yoga membuatnya berhenti.

"Hah? Bareng sama Erick??" tanya Yoga dengan wajah kaget.

"Enggaklah. Di kamar mandi bawah," balas Agatha dan melanjutkan langkahnya ke luar kamar.

"Terus gue gimana dong??" tanya Yoga pada dirinya sendiri.

0o0o0o0

Agatha dan Erick kini tengah sarapan bersama. Namun bedanya, kini mereka makan bertiga. Ya, bersama Yoga.

Agatha makan dengan lahapnya, Erick makan dengan tetap berwibawa. Dan Yoga yang sibuk melihat Agatha yang dipikirnya lucu jika sedang makan.

"Kamu hari ini berangkat bareng Yoga yaa? Kakak mau ke Bandung lagi soalnya," ujar Erick setelah menyelesaikan makannya. Agatha hanya menanggapinya dengan menggangguk karena ia masih belum menyelesaikan makannya.

"Pulangnya pakai taxi online." Ucapan Erick membuat Agatha menghentikan makannya. Menatap Erick dan menggelengkan kepalanya.

"Enggakk!!!" jawab Agatha dengan wajah memohon.

"Kakak gak bisa jemput kamu," keluh Erick yang nampak tak tega.

"Aku gak mau! Takutt!" jawab Agatha dan matanya berair, nampaknya iya akan menangis.

Dia bergantung sama Kakaknya, bathin Yoga saat memperhatikan Agatha. 

"Pulang sama gue aja," usul Yoga yang tak tega melihat Agatha.  Seketika itu juga wajah lega terukir jelas dari wajah Erick maupun Agatha. 

"Bener yaa Ga?" jawab Agatha antusias.

"Terima Kasih, Yoga!!" ucap Erick menunjukan senyumannya.

0o0o0o0

Di perjalanan mobil tak banyak yang Yoga dan Agatha perbincangkan. Hingga mereka sampai di parkiran kampus. Di sana mereka bertemu dengan Tara.

"Ehh Bro! Ciee udah main berdua aja nii," ucap Tara ketika melihat Yoga dan Agatha turun dari mobil yang sama.

"Apa?" jawab Yoga mengeluarkan jurus juteknya. Berbeda dengan Agatha yang tersenyum kaku namun tetap manis.

"Jutekk amat. Tuh mending kayak Agatha senyum kan seger diliatnya juga," ujar Tara membuat Yoga menunjukan wajah kesalnya.

"Udah ayo kita kekelas!" Yoga langsung menarik tangan Agatha.

"Yahh gue ditinggal deh," ucap Tara lalu menyusul kepergian mereka.

Sepanjang perjalanan banyak mata yang memandang pada Yoga dan Agatha. Ada yang berpikir jika mereka berpacaran. Dan ada yang mencemooh Agatha karena ia yang suka histeris.

"Gila! Si Yoga luluh sama tuh cewek histeris!"

"Kok mereka barengan si?"

"Ssstt, liat. Tuh cewek yang suka kerasukan."

"Ahh palingan tuh cewek cuma mau dilindungi Yoga."

Begitulah beberapa ucapan-ucapan beberapa pelajar lain saat melihat Yoga dan Agatha. Agatha hanya menunduk sedih mendengarnya. Yoga menoleh pada Agatha dan menghentikan langkahnya saat melihat raut kesedihan di wajah cantik itu.

"DIAM!!!"  tiba-tiba saja Yoga berteriak dan membuat semua orang kaget. Tidak terkecuali Agatha, raut kesedihannya kini berubah dengan raut wajah ketakutan. Agatha mencoba melepaskan tangannya, namun Yoga menahannya.

"Apa kalian tidak ada kerjaan lain selain memperhatikan Gue sama Agatha??" bentak Yoga lagi namun tak ada yang menjawabnya.

Sedangkan Agatha kini semakin ketakutan melihat amarah Yoga.

"Lepas,"  suara Agatha bergetar dan terus mencoba melepaskan tangannya dari tangan Yoga. Yoga menoleh atas Agatha, seketika rasa amarahnya pun hilang.

"Agatha?" panggil Yoga lembut dan kini kedua tangannya menggenggam kedua tangan Agatha dengan lembut.

Agatha tak menjawab, dirinya masih merasa takut pada Yoga.

"Kita ke kelas sekarang ya," lembut Yoga lagi yang dibalas oleh anggukan kepala Agatha walau terlihat jika Agatha masih merasa takut pada Yoga.

0o0o0o0

Mata pelajaran terakhir pun telah selesai. Banyak siswa yang sudah berhamburan pulang dan masih ada yang dikelasnya ataupun dikantin.

Seperti Yoga dan kawan-kawannya yang kini tengah mengobrol di kantin setelah selesai makan.

"Ehh kita ke mall yuukk!" ajak Iren dengan tatapan penuh harap.

"Ahh aku lagi gak punya uang yank, kamu kan kalau udah shoping beuuhh ..." keluh Revan mengingat bagaimana jika kekasihnya itu sudah masuk mall.

"Ihh! Ya gak shoping juga. Nonton gitu?" Iren memanyunkan bibirnya.

"Ohh kalau gitu ayo!" jawab Revan yang membuat Iren tersenyum kembali.

"Tapi kalian ikut yaa. Kamu juga Agatha" ajak Iren pada Yoga, Tara dan Agatha.

"Ayolah! Biarin gue jadi nyamuk juga," timpal Tara.

"Okee kita ikut," ujar Yoga tanpa meminta persetujuan Agatha. Bukankah hari ini ia akan mengantar Agatha pulang? Jadi, apa salahnya jika mereka jalan-jalan dulu.

Agatha sama sekali tak bergeming.  Dia hanya menyimak percakapan antara keempat sahabat di depannya.

"Yaudahh yuk berangkat!" ajak Revan mulai berdiri.

"Kita ketemu di mall yaa," pesan Iren sebelum mereka meninggalkan meja.

"Yaelahh! Gue sendiri lagi nihh!"

"Nasib lo itu Tar. Ayo Agatha!" 

Mereka pun mengikuti kepergian Iren dan Revan.

"Yoga, aku mau ke taman kampus sebentar," ucap Agatha.

"Ohh yaudah. Tar, Lo duluan aja kita mau ke taman bentar," ujar Yoga yang hanya dibalas anggukan oleh Tara.

Setelah sampai di taman, Agatha menghampiri sekumpulan bunga-bunga kecil dengan kelopak berwarna putih bersih dengan mata berwarna kuning. Ya, bunga daisy.

"Kamu mau metik bunga itu??" tanya Yoga yang melihat Agatha hanya menyentuh dan melihatnya.

Agatha menggelengkan kepalanya.

"Tidak, aku menyayangi mereka,"  jawab Agatha kemudian menghampiri Yoga kembali. 

"Ayo!" Agatha menarik tangan Yoga. 

Yoga tak habis pikir jika Agatha mengajaknya ke taman hanya untuk melihat bunga saja. Itu pun tak memakan waktu yang lama. 

0o0o0o0

Mereka kini telah masuk ke mall terkenal di Jakarta. Mereka langsung mencari bioskop untuk menonton film. Namun sebelum itu Agatha menghentikan mereka semua.

"Ehh tunggu!" Agatha menghentikan langkahnya membuat semua berhenti.

"Kenapa Agatha? Mau beli sesuatu?" tanya Iren.

"I want." Agatha menunjuk sebuah toko ice cream bernama Yummy Store.

Semua menoleh pada arahan telunjuk Agatha dan Iren sangat menyetujuinya.

"Wahh! Ayo-ayo!" jawab Iren langsung menarik tangan Agatha dan meninggalkan tiga lelaki yang bersama mereka.

"Ehh yank! Tunggu dong!" ucap Revan langsung menyusul dua gadis cantik itu.

Yoga dan Tara hanya menggelengkan kepalanya kemudian mengikuti mereka.

"Pak saya mau ice cream full vanilla," pesan Iren.

"Aku coklat strawberry."  Jessica juga memesan.

"Kamu mau yank??" tanya Iren pada Revan

"Nyobain punya kamu aja," balas Revan.

"Guee mau dong! Rasa Vanilla juga." ucap Tara yang baru sampai.

"Lo Ga??" tanya Tara pada Yoga, dan dibalas oleh gelengan kepala.

Setelah itu, mereka kini telah sampai di bioskop, mereka akan menonton sebuah film yang diproduseri oleh produser terkenal bernama Mita Amelia. Sebuah film berjudul "TRAUMATIC".

Mereka duduk di jajaran yang sama dengan posisi berurutan Iren, Revan, Yoga, Agatha, dan Tara. Tak banyak yang mereka perbincangkan selama menonton.

"Aaahh.. Tidak lepaskan saya.." ucap seorang gadis ketakutan

"Kamu milik saya malam ini.." Penjahat lelaki itu mendekati gadis yang ketakutan.

"Jangan! Tidakkk!" teriakan Agatha saat melihat adegan tersebut mengagetkan semuanya. Terutama Yoga yang duduk di sampingnya.

"Agatha? Kenapa??" tanya Yoga panik.

Agatha tidak menjawab dan mulai menangis kemudian berdiri dan lari. Namun beruntung Tara menahannya.

"Lepassss!!! Hikssss ... Lepasss!!!" Agatha menggigit tangan Tara agar melepaskannya, namun Tara tetap menahannya.

"Aawwww! Agatha tenang," ringis Tara saat Agatha menggigitnya.

"Tar, ayo bawa ke luar," panik Yoga dan membawa Agatha keluar bioskop disusul oleh Revan dan Iren.

Di luar bioskop Agatha terduduk lemah sambil terus menangis di pelukan Tara dan Yoga. Ya mereka memeluk Agatha secara bersamaan.

"A..ak.ku.. Mau pul..ang hikss.." ucap Agatha terputus-putus karena menangis.

"Iyaa ayo kita pulang," jawab Yoga dan membawa Agatha berdiri sedangkan Tara sudah melepaskan pelukannya.

"Ayoo kita juga pulang aja," ajak Iren pada Revan dan Revan hanya mengangguk, nampaknya ia syok dengan kejadian ini.

Mereka pun akhirnya meninggalkan mall

Broken Flower

Maaf ya kalau ada salah nulis nama. Semisal Agatha jadi Jessica.

| Sukai

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status