"Maksudmu, tuan Kenan? Dia bukan tamu ayah. Tapi, lebih tepatnya dia adalah jodoh dari Ayah untukmu." sahut Violet pelan.
"Apa kau bilang? Jodoh dari Ayah? Untukku? Tidak. Aku tidak mau menikah dengan tuan muda itu. Aku bisa mencari sendiri kekasihku nanti." tolak Kirana kesal.
"Apa kau masih mencintai tuan Adam?" tanya Violet penuh selidiki.
"Tidak! Kata siapa aku masih mencintai Tuan Adam? Aku hanya bilang kalo aku bisa mencari sendiri kekasihku. Jadi, tidak perlu ayah membantu mencarikan pria lain. Aku bahkan tidak kenal dengan pria itu lantas kenapa aku harus menerima perjodohan ini?" bantah Kirana panjang lebar.
"Yah, baiklah itu terserah padamu. Kalo itu menurutmu baik lakukanlah. Aku akan mencoba membujuk ayah agar berhenti menjodohkanmu dengan pria lain." jawab Violet bijak.
Mata Kirana melongo lebar. Ia
"Baiklah, aku akan pulang. Asal kau janji akan datang ke rumahku. Kalau tidak aku akan datang lagi ke rumahmu. Dan, aku tidak peduli dengan ayahmu. Aku tetap akan datang ke sini." sahut Tuan Adam jengkel. "Iya, aku janji tuan. Tuan tidak perlu kuatir dengan itu. Terserah tuan saja, mau datang lagi atau tidak." sahut Kirana pelan. "Baiklah, akan kuingat itu. Kau janji ya akan datang ke rumahku. Akan kutunggu. Lebih baik kau cepat datang." ujar Tuan Adam pelan. "Iya, tuan. Aku janji akan datang je rumahmu. Hanya ke rumahmu saja, bukan?" tanya Kirana lagi penasaran. "Bukan hanya ke rumahku. Tapi, aku ingin kau bekerja kembali seperti dulu lagi. Bagaimana?" tanya Tuan Adam lagi. "Apa? Bekerja lagi? Kalau itu akan ku pikirkan lagi, Tuan
Brukk!! "Aduh, sakit!" jerit Kirana sambil meringis kesakitan.Kirana mengusap sikutnya yang memerah. "Hei, kalo jalan lihat ke depan, dong!" sembur Kirana kesal. Ia meniup pelan luka di sikutnya itu. Kirana tidak tahu siapa yang telah menabraknya. Kirana terlalu fokus pada luka di sikutnya. Tiba-tiba, di hadapannya ada sebuah bayangan gelap menutupi tubuh mungilnya. Kirana ketakutan. Dan terkejut. Dengan ketakutan yang tidak ada duanya Kirana memberanikan diri untuk menatap siapa gerangan orang yang tengah berdiri di hadapannya. "Apa dia itu hantu atau orang? Tapi, kenapa tinggi besar?" batin Kirana dalam hati. "Hei, anak kecil! Beraninya kamu memakiku? Apa kamu tidak tau siapa aku? Selama ini belum pernah ada orang yang berani memarahiku. Apalagi anak kecil sepertimu!" hardik pria tam
"Kenapa kau gemetar seperti itu? Apa kau ketakutan? Dengar, gadis kecil dengan uangku tidak ada yang tidak bisa kubeli. Termasuk, kau bisa kubeli. Hahaha." tawa tuan Adam yang sangat menyebalkan itu meledak. "Enak saja, memangnya kau pikir aku barang. Bisa kau beli begitu saja," sahut Kirana kesal. Sambil mengejek tuan Adam. "Hah, beraninya kau memandang remeh diriku. Apa kau tidak tau siapa aku ini? Aku ini tuan Adam pria kaya raya di daerah ini. Dan, kau memang barang yang tidak ada gunanya. Selain hanya membuatku kesal." maki tuan Adam kesal. "Kau ini, jangan kau pikir karena kau pria yang kaya. Dan, kau memandangku remeh. Enak saja! Tentu saja, aku ini berguna. Kau tidak tahu saja aku ini gadis seperti apa." ucap Kirana kesal. "Nanti, kau akan meminta ampun padaku. Apalagi ka
"Apa? Ketiduran? Kau pikir aku membawamu ke rumahku dan memberikan kamu makan gratis hanya untuk santai-santai? Begitu?" bentak tuan Adam kesal. Kala melihat Kirana sedang duduk santai di atas sofa dan tengah menonton televisi. "Maaf, tuan. Saya tau tuan tidak memberikan saya makan dan tinggal disini hanya untuk tidur. Saya tau saya harus bekerja. Tapi, tubuh saya memang lemas. Jadi, bolehkah saya istirahat dulu. Siapa tau rasa lemasku bisa hilang, setelah istirahat. " pungkas Kirana dengan nada memohon. Meski, Kirana tau mata tuan Adam tengah menatap tajam Kirana. "Ah, alasan saja kamu! Jangan-jangan, kamu cuma berpura-pura lemas, ya. Supaya saya tidak menyuruhmu bekerja, bukan? Supaya kamu bisa santai berbaring di tempat tidur seharian. Dan tidak aku ganggu, iya kan? Atau nanti setelah aku pergi. Kau malah ngobrol di telepon dengan pacarmu atau mungkin
"Aduh! Kalau begini terus bagaimana aku bisa mendapat pacar yang kaya? Dan bisa menjadi orang kaya juga? Keluar dari rumah ini saja sulit rasanya. Tuan Adam hanya menyuruhku kerja, kerja, dan kerja. Kalo aku tau tuan Adam sangat kejam hanya menyuruhku kerja dan kerja. Kalau aku tau akan seperti ini jadinya aku tidak mungkin akan bekerja pada tuan Adam. Aku pasti akan menolak mentah-mentah rencana tuan Adam untuk mempekerjakanku sebagai pembantu di rumahnya. "batin Kirana dalam hati. Tapi, aku penasaran juga dengan tuan Adam. Setiap hari banyak wanita yang menyatakan rasa sukanya pada tuan Adam tapi tuan Adam tidak bergeming sedikitpun. Apa tuan Adam itu tidak menyukai wanita ya? Jangan-jangan, dia gay? Karena tidak sedikit wanita yang datang untuk menyatakan rasa sukanya pada tuan Adam bahkan melamar tuan Adam. Dan, mereka juga dari kalangan orang terpandang. Beda dengan aku yang hanya seorang gadis miskin."batin K
"Aku tidak mau tahu alasanmu! Kau tetap harus dihukum karena telah melanggar perjanjian denganku. Aku sudah mengingatkan padamu kalau kau dilarang keluar apalagi tengah malam seperti ini! Mulai sekarang, ketika kamu mau pergi keluar kamu harus minta ijin dulu padaku. Kalau ada orang jahat, dan kamu dilukai tidak ada orang yang tahu. Aku bisa rugi kalo begini.Selama ini, aku sudah memberi kamu makan gratis bahkan tidur gratis. Kalau kamu sampai kenapa-kenapa dan kau belum membayar lunas hutangmu padaku. Aku yang rugi! "sembur tuan Adam sambil menunjuk-nunjuk Kirana. Lagi-lagi, hutang, hutang, dan hutang. Tuan Adam selalu menyangkut pautkannya dengan hutang. Kirana jadi kesal dibuatnya " Kenapa sih, tuan selalu menyangkut pautkannya dengan hutang? Aku juga tau kalau hutangku banyak. Tidak perlu tuan ingatkan terus menerus." protes Kirana kesal.
"Apa? Kau sungguh tidak bisa di mengerti tuan Adam. Kenapa ketika Kirana pergi dengan orang lain dia tidak diizinkan? Tapi, ketika pergi denganmu diizinkan? Apa kau tidak percaya padaku tuan? Aku bisa menjaga Kirana dengan baik. Jadi, tolong sekali saja ijinkanlah Kirana besok pergi denganku. Aku ingin mengajaknya pergi ke gunung besar di pulau G. Apakah boleh?"tanya Edward Jengkel. Menurut Edward, tuan Adam itu terlalu overprotektif. Tuan Adam tidak mengijinkan Kirana pergi bersamanya. Melihat Kirana pergi bersama tuan Adam menimbulkan rasa cemburu pada hati Edward. Edward kesal setengah mati melihat pemandangan itu. Memang Kirana tidak bergandengan tangan atau bermesraan dengan tuan Adam. Tetapi, tetap menimbulkan rasa cemburu pada hatinya. Sudah bukan rahasia lagi bagi Kirana mengetahui kalau Edward menyukainya. Hanya saja, Kirana mengacuhkannya. Kirana tidak mau jatuh cinta pada Edward, pria miskin dari kampungnya itu. Kalau Kirana menikah dengan Edward, mimpinya u
"Tuan, lapor kalau gadis kecil itu telah diculik oleh pria yang tuan temui di pasar malam." lapor Alex pada tuan Adam. "Apa? Jadi, pria itu yang menculik gadis kecil itu. Cari pria itu sampai ketemu dan bawa dia ke hadapanku. Kalo perlu secret dia." perintah tuan Adam pada anak buahnya itu. "Baik, tuan. Kami akan segera mencarinya." ucap Alex. "Ayo, kita cari pria itu! Secret dia kalo dia membangkang!" perintah Alex pada para bawahannya itu. "Baik, pak. Akan kami cari." ujar mereka kompak. **** "Hei, jadi kamu sembunyi di gudang tua? Kamu takut sama saya. Kalo takut, kenapa kamu berani menculik gadis itu?" tanya tuan Adam kesal. "Kamu sepertinya panik sekali ya?