Share

Bab 23

Arsen mengelus sejenak pucuk kepala Daffa, kemudian menyuruhnya masuk. Ya, selalu menyempatkan diri untuk mengantar Daffa ke TK. Bila semakin mendapatkan waktu luang, mungkin akan menjemput juga.

Sayangnya, sulit. Itu sebabnya, selalu menyuruh supir pribadi untuk menjemput dan mengantarkan Daffa ke kantor.

"Kenapa, hm?" Arsen menyamakan tingginya dengan Daffa.

Daffa tidak menjawab, melainkan memeluk erat leher Arsen. Sepertinya, ingin digendong dan terkesan tidak mau ditinggal.

Arsen menghela napas sejenak, sepertinya kali ini harus mengabaikan pekerjaan. "Ayo masuk, papa nggak pergi kok." Terus melangkah dengan Daffa di gendongannya.

Benar saja, Daffa terlihat anteng dengan anak-anak lain. Agak lega, perlahan Daffa membiasakan diri dengan orang asing.

Arsen terus mengamati Daffa dari bangku, yang dikhususkan untuk orang tua yang menunggu anaknya. Sesekali teralih pada ponsel, terdapat balasan dari Aruna. Ya, Arsen mengirim pesan singkat untuk mengerjakan semuanya. Selagi, dirinya tida
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status