Share

17. Rencana Sakuntala

Rintik hujan terasa seperti beban kerinduan yang tak kuasa lagi Jenar pikul. Hanya dua hari sejak cumbu di tepi sungai berlalu, namun rindunya sudah begitu menggunung. Titik-titik air itu beberapa menerpa wajah cantiknya yang menyongsong udara di ambang jendela. Ia biarkan air itu meleleh turun sampai ke dagu. Lalu menetes ke jemarinya yang saling terjalin.

“Arya, apakah kau tak rindu? Mengapa tak juga kau berkunjung?” rutuk Jenar dalam hati. Bumi yang tersiram air, tapi hatinya yang basah.

Derap langkah kuda terdengar sayup-sayup dan berhenti setelah ringkikan singkat di bawah rumah. Jenar sebenarnya hendak berpaling. Namun ia merasa itu bukan Arya. Kekasihnya tak mungkin datang menunggangi kuda. Ia orang baru di istana dan baru saja menjabat sebagai Ketua saja, tak lebih.

“Jenar! Ada yang mencarimu!” teriak Ki Bayanaka setelah mengetuk pintu kamar putrinya. Jenar dengan malas bangkit dari pembaringannya. Terpaksa ia tunda kesyahduan hati menyelami rindu diiringi rintik gerimis.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status