Share

Bab 27

Penulis: Olivia Yoyet
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-20 13:07:51

27

Hari berganti. Senin pagi, Yusuf telah berada di ruang rapat kantor PBK. Bersama rekan-rekannya, Yusuf mendengarkan penjelasan Yoga, direktur operasional, tentang beberapa unit kerja baru di Eropa dan Kanada, yang perlu ditangani secara serius.

Yusuf manggut-manggut ketika Yoga menyebutkan jika Yusuf, Hisyam, Chairil, Jeffrey, dan Qadry, akan bertugas membantu Lazuardi di unit-unit baru tersebut.

Sementara untuk wilayah Kanada, akan menjadi tanggung jawab Harun, Bilal, Aditya, Santos dan Deswin. Yoga tidak mau junior yang menangani area itu, karena sulitnya mendapatkan tempat di Kanada, maka yang menanganinya haruslah para senior.

Puluhan menit terlewati, rapat telah usai. Yusuf berdiri dan mendatangi Zulfi untuk meminta waktu bicara secara pribadi. Sang direktur keuangan PBK itu berdiri dan jalan menuju pintu di ujung kanan, yang menjadi penyambung ruang rapat dengan ruang kerjanya.

Kedua pria berbeda tampilan, duduk bersebelahan di sofa biru tua. Yusuf menjelaskan tentang ren
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Cutie Bodyguard    Bab 27

    27Hari berganti. Senin pagi, Yusuf telah berada di ruang rapat kantor PBK. Bersama rekan-rekannya, Yusuf mendengarkan penjelasan Yoga, direktur operasional, tentang beberapa unit kerja baru di Eropa dan Kanada, yang perlu ditangani secara serius. Yusuf manggut-manggut ketika Yoga menyebutkan jika Yusuf, Hisyam, Chairil, Jeffrey, dan Qadry, akan bertugas membantu Lazuardi di unit-unit baru tersebut. Sementara untuk wilayah Kanada, akan menjadi tanggung jawab Harun, Bilal, Aditya, Santos dan Deswin. Yoga tidak mau junior yang menangani area itu, karena sulitnya mendapatkan tempat di Kanada, maka yang menanganinya haruslah para senior. Puluhan menit terlewati, rapat telah usai. Yusuf berdiri dan mendatangi Zulfi untuk meminta waktu bicara secara pribadi. Sang direktur keuangan PBK itu berdiri dan jalan menuju pintu di ujung kanan, yang menjadi penyambung ruang rapat dengan ruang kerjanya. Kedua pria berbeda tampilan, duduk bersebelahan di sofa biru tua. Yusuf menjelaskan tentang ren

  • Cutie Bodyguard    Bab 26

    26"Bertamu itu harus sopan, Ratan!" tegas Gamal sembari menyelinap di antara Ratan dan Yusuf. "Apa kalian tidak bisa bicara baik-baik?" desaknya. "Aku sudah minta izin buat bicara berdua dengan Naysila, Om. Tapi dia malah mencegah dan mendorongku keluar!" seru Ratan sambil menunjuk Yusuf. "Jangan drama. Kapan aku mendorongmu?" tanya Yusuf. "Aku cuma maju dan kamu yang mundur. Aku juga nggak ada nyentuh kamu sedikit pun!" desisnya. "Kamunya maju sambil merengut, gitu. Otomatis aku mundur," kilah Ratan. "Merengut? Perasaan mukaku biasa aja, deh. Justru kamu yang dari awal datang sudah melotot kayak, gitu. Nggak pakai assalamualaikum, main nyelonong masuk aja. Benar-benar nggak sopan!" bentak Yusuf yang mengejutkan Ratan. "Suf, tahan," cakap Gamal sambil memegangi lengan kanan pria tersebut. "Ratan, kamu juga, tenangkan diri," sambungnya. "Bang, istigfar," bisik Naysila. Yusuf mendengkus kuat. Dia benar-benar emosi dan hampir saja meninju pria berambut belah tengah di seberang, y

  • Cutie Bodyguard    Bab 25

    25Sabtu pagi menjelang siang, Yusuf datang ke kediaman Gamal dengan membawa banyak buah tangan. Dia ditemui asisten rumah yang menyampaikan jika Naysila tengah bersiap-siap untuk turun. Sang asisten termangu kala Yusuf menjelaskan jika dirinya hendak menemui Gamal, dan bukan Naysila. Asisten bernama Dian itu segera mendatangi pemilik rumah, yang berada di halaman belakang, untuk menyampaikan permintaan Yusuf. Kendatipun bingung, tetapi Gamal akhirnya menyanggupi. Dia jalan memasuki kamar utama yang menghadap ke taman belakang, untuk berganti pakaian. Tidak berselang lama, kedua pria berbeda generasi telah duduk saling berhadapan di kursi ruang tamu. Yusuf menunggu Naysila hadir, kemudian dia langsung menyampaikan keinginannya untuk meminang Naysila. Gamal tercenung. Dia memandanfi anak gadisjya yang tengah menunduk sambil memilin jemari. Kemudian Gamal kembali mengamati Yusuf yang balas menatapnya saksama. "Sebelum saya jawab, saya ingin tahu. Sejak kapan kalian menjalin hubunga

  • Cutie Bodyguard    Bab 24

    24Kehadiran Yusuf di tempat gym sore itu, mengagetkan Naysila. Terutama karena pria tersebut tidak menginformasikan kedatangannya, yang tidak disangka-sangka. Meskipun Yusuf sempat menelepon, tetapi pria tersebut tidak mengatakan akan datang.Naysila yang tengah beristirahat seusai melakukan cardio, merapikan ikatan rambutnya yang berantakan, sambil berdoa agar bau keringatnya tidak tercium. Yusuf melenggang dengan santai mendekati perempuan berbaju senam biru. Tanpa memedulikan tatapan pengunjung lainnya, Yusuf menyambangi Naysila yang menyambutnya dengan senyuman. Yusuf berlutut di depan Naysila dan dengan santainya memajukan badan, untuk menyatukan pipinya ke wajah sang gadis. Naysila membulatkan mata dan spontan mendorong Yusuf menjauh. Dia menepuk pelan lengan lelaki yang tengah cengengesan. "Abang jangan cipika-cipiki. Aku lagi keringatan," cetus Naysila. "Enggak bau, kok," kilah Yusuf sembari duduk bersila. "Masa?" "Hu um. Cuma agak kecut dikit." "Namanya juga orang ha

  • Cutie Bodyguard    Bab 23

    23Debur ombak menghantam bibir pantai, nyaris tidak dipedulikan keenam orang turis lokal. Mereka tetap bertahan duduk berderet di tikar plastik, sembari memandangi lautan tak bertepi. Matahari pagi muncul malu-malu di ufuk timur. Embusan angin kencang menampar tubuh kelompok kecil itu, yang tengah menunggu pesanan untuk sarapan mereka diantarkan pegawai resor.Yusuf memvideokan pergerakan matahari yang merangkak naik dengan pelan. Kemudian dia menonaktifkan kamera digital miliknya, dan meletakkan benda itu ke samping kanan. Lelaki bersweter abu-abu tersebut, menghidu udara segar tanpa polusi. Yusuf menyukai suasana tempat itu yang sangat tenang dan mendamaikan jiwanya. Terbayang wajah Naysila dan Yusuf kian merindukan gadis itu. Dia ingin segera pulang dan menemui Naysila, untuk mendesak perempuan tersebut buat menerima pinangannya. Yusuf tidak mau lagi kehilangan kesempatan untuk mendapatkan kesempatan menjadikan Naysila sebagai istrinya. Dulu, dia pernah melamar dua gadis lain

  • Cutie Bodyguard    Bab 22

    22"Assalamualaikum," sapa Yusuf. "Waalaikumsalam," jawab Naysila. "Abang, di mana?" tanyanya. "Baru nyampe resort.""Hmm, pantesan, aku chat dan nelepon ke nomor yang satu lagi, nggak bisa-bisa." "Maaf. Tadi nggak ada sinyal di laut." "Ehm, ya." "Nelepon aku, ada apa, Sayang?" Naysila berdecih. "Sayang-sayang. Ngeselin!" "Aku kangen." "Mulai!" "Beneran, Nay." "Aku lagi bete ini. Jangan dicandain." Yusuf terdiam sejenak, lalu dia bertanya, "Apa kamu dihubungi si kursi rotan?" "Kok, tahu?" "Aku calon cenayang PBK." Sudut bibir Naysila melengkungkan senyuman. "Iya, Pak dukun." Yusuf terkekeh dan menyebabkan Naysila tertegun. Gadis bermata besar tersebut, tiba-tiba merindukan lelaki yang sedang tertawa di seberang telepon. Naysila memegangi dadanya yang terasa berat oleh rindu yang mencuat. Dia menarik napas panjang dan mengembuskannya perlahan, untuk menekan rasa kangen yang kian memuncak. "Nay, aku lagi jalan ke pantai. Mau naik jetski, sama Beni," terang Yusuf, sembar

  • Cutie Bodyguard    Bab 21

    21Naysila jalan mondar-mandir sepanjang ruang kerja. Sejak tadi dia telah mengirimkan banyak pesan pada Yusuf. Namun, hingga siang, lelaki tersebut tidak juga membalas pesan-pesannya. Naysila kian gundah, karena Yusuf juga tidak bisa dihubungi. Dia sudah belasan kali menelepon, tetapi tidak tersambung. Kala ponselnya berdering, Naysila langsung mengecek nama pemanggil. Dia mencebik, karena bukan Yusuf yang menghubunginya, melainkan Ratan. Gadis berbaju putih dengan aksen pita ungu di dekat leher, mengabaikan panggilan itu. Namun, tidak berselang lama Ratan justru muncul di pintu ruang kerja, dan memasuki ruangan itu tanpa mengucapkan salam. "Ngapain kamu ke sini?" tanya Naysila sambil memandangi pria yang berdiri di seberang meja. "Aku mau ngajak kamu makan siang, Nay. Tapi, karena kamu nggak balas chat dan menolak panggilan, terpaksa aku menemuimu di sini," terang Ratan. Naysila berpikir sejenak. "Oke, aku mau. Tapi, nggak perlu tempat yang jauh. Karena aku banyak kerjaan." "

  • Cutie Bodyguard    Bab 20

    20Sore itu, Naysila keluar dari ruang kerjanya dengan tergesa-gesa. Dia memanggil Rumi yang menunggu di ruang staf, lalu keduanya melenggang menuju lift. Tidak berselang lama, Naysila dan Rumi telah berada di teras depan lobi. Kala seunit mobil SUV silver mendekat, keduanya segera memasuki kendaraan itu. Sang sopir melajukan kendaraan dengan kecepatan sedang. Dia menekan klakson untuk membalas penghormatan para petugas keamanan, yang berjaga di pintu keluar. "Bang, nanti mampir ke mini market, ya," pinta Naysila sembari memulaskan bedak ke wajahnya. "Mau beli apa?" tanya Yusuf tanpa menoleh. "Minuman. Aku haus." "Ada di tas belakang." "Rum, tolong ambilkan," pinta Naysila. Rumi merunduk untuk mengambil sebotol minuman dingin dan memberikannya pada sang nona. "Abang, mau?" tanyanya. "Enggak. Punyaku di sini," balas Yusuf. "Aku boleh minta satu?" "Ambil aja, Rum. Aku memang sengaja beli banyak buat dibagi." "Xie-xie." "Sama-sama." "Aku sebenarnya mau membicarakan sesuatu

  • Cutie Bodyguard    Bab 19

    19Seunit mobil SUV silver melaju menjauhi kediaman Thalib Bhranta. Pria tua tersebut menghela napas berat, sembari memandangi hingga kendaraan itu menjadi titik di kejauhan. Thalib menoleh ke kiri dan seketika tertegun, kala menyaksikan istrinya menangis. Thalib merangkul pundak Laksmita, lalu mengajak istrinya ke dalam. Rumah dua lantai itu kembali sepi. Hanya tinggal Thalib, Laksmita dan asisten yang berada di sana. Padahal dulu tempat itu selalu ramai. Yusuf mengemudikan kendaraan dengan hati-hati. Sekali-sekali dia bergumam sendiri, ataupun bernyanyi mengikuti lirik lagu yang diputar di radio. Setibanya di pintu keluar tol, Yusuf tidak jadi menuju rumahnya, melainkan mengarahkan mobil ke Cilandak. Yusuf yakin jika Naysila belum tidur. Sebab saat itu baru jam 8 malam. Sesampainya di tempat tujuan, Yusuf bertanya-tanya dalam hati karena tidak mengenali seunit mobil sedan hitam, yang terparkir di pekarangan depan rumah. Yusuf keluar dari mobil sambil menutup pintunya. Dia meng

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status