Rara POV.
Genap dua bulan sudah dan masih tidak ada kabar dari Alvin. Memang benar Alvin ikut bertugas bersama Dika dan Papa. Papa? Dia masih bisa menghubungi mama tapi Alvin? Kenapa dia seakan tidak peduli kepadaku? Apakah dia gamikir kalo aku khawatir sama dia? Mungkin kabar baiknya hanya untuk Vita, bukan untukku. Sudahlah aku hanya pasrah dengan keadaan.Takdir yang akan menjawab semua.
Hari ini aku libur dan aku hanya menghabiskan waktuku untuk tidur dan nonton drakor miris. Mau cerita ke Dika pun, Dika sibuk dengan tugasnya itu dan aku gamau masalahku menambah beban buat Dika.
"Ra ikut mama yuk jemput papa sekalian jemput tunangan kamu." Ajak mama yang tiba tiba membuka pintu kamarku.
"Mager ah ma, lagian Alvin juga pasti dijemput sama keluarga dan . . ." Ga ga mungkin aku bilang ke mama tentang Vita biarlah mama tau sendiri.
"Dan apa Ra? Kok ga diterusin ayo ah buruan mama tunggu dibawah."
"Iya ma iya." Aku terpaksa mengiyakan
Alvin POV.3 minggu lagi adalah acara pernikahanku dan Rara. Aku dan Rara tak perlu mengurusi surat - surat apapun semua sudah diurus oleh Papa dan Om Wibowo. Aku dan Rara hanya tinggal cek kesehatan, pengajuan, dan untuk Rara harus menghafalkan semua biografi dan prestasiku selama menjadi TNI. Rara sangat sibuk di RS sehingga jarang sekali aku ketemu Rara kita hanya komunikasi via Whatsapp. Kata orang dulu memang jika mendekati hari pernikahan bakal banyak godaan dari pihak luar. Bentar lagi jam makan siang aku coba ngajak Rara buat makan siang dulu, aku telfon Rara."Assalamualaikum Alvin ada apa?""Waalaikumsalam Rara, bisa makan siang ga?""Em gabisa Vin, aku sibuk banya pasien nih, jam makan siangku mungkin cuma 15 menitan, nanggung kalo ketemu cuma 15 menit Vin." Ucap Rara."Gagal ketemu lagi nih?" Tanyaku kecewa."Maaf ya Vin, nanti aku bakal ngambil cuti 2 bulan 1minggu sebelum pernikahan dan 1 minggu sesudah pernikahan jadi
Rara POV.Sepulang dari rumah sakit aku langsung menuju tempat Alvin bekerja tapi nihil Alvin ternyata sudah pulang ke rumah dinasnya. Tanpa banyak bicara lagi aku langsung segera ke rumah dinas Alvin yang jaraknya tak jauh dari tempat Alvin bekerja. Sesampainya di rumah dinas Alvin memang benar - benar ada disana dan Alvin sedang bermain game kesukaannya di teras rumahnya."Assalamualaikum.""Waalaikumsalam.""Vin liat aku dong!" Rengekku karena Alvin sama sekali tak melihat ke arahku."Bentar nanggung bentar lagi selesai."5 menit kemudian Alvin sudah selesai dengan gamenya."Ada apa kesini? Katanya sibuk." Ucapnya acuh mukanya sama seperti yang waktu itu kulihat saat dia dengan bawahannya dingin."Maaf Vin, aku tau kamu salah paham sama aku dan Dika.""Salah paham apa?""Semua ga seperti yang kamu lihat.""Udahlah Ra aku tau aku memang gapernah ada di hatimu aku sadar kok, aku ga maksa kamu buat suka sam
Rara POV.Hari ini adalah hari pernikahanku dan Alvin. Aku berada di ruang make up aku melihat diriku sendiri di kaca. Aku hampir menangis ah bukan lagi hampir tapi aku sudah menangis. Aku membuka galeri dan melihat foto Arga dan aku saat praspa dulu. Aku masih menyimpannya dan Alvin sama sekali tak mempermasalahkan itu. Beruntungnya aku mempunyai calon suami seperti Alvin. Ar ini dulu adalah impian kita, impian yang selalu bikin kamu semangat untuk kerja. Ar aku ganyangka jika aku menikah tapi bukan dengamu. Maafin aku Ar, aku harus menikah dengan orang lain sebaik Alvin, aku sangat mencintainya Ar. Makasih ya udah ngajarin aku banyak hal, makasih udah ngasih mimpi yang sangat indah. Aku akan terus bahagia Ar aku janji. Yang tenang disana ya, kamu akan memiliki tempat tersendiri dihatiku Ar."Ra?"Aku menoleh kebelakang sudah ada papa dan mama disana."Papa mama." Ucapku"Jangan nangis nak, nanti luntur loh make upmu." Ucap mama s
Saat aku bangun tidur rasanya masih seperti mimpi, sekarang aku sudah menikah HAHAHA, btw Alvin sudah tidak ada di sampingku. Kemana Alvin? Padahal ini masih belum subuh. Aku mandi dan mengambil air wudhu segera aku sholat subuh sebelum masak untuk sarapan pagi ini. Saat selesai sholat aku melihat Alvin duduk di depan ruang keluarga."Mas sana ambil air wudhu keburu subuhnya habis.""Iya dek bentar ya mas masih keringetan abis fisik.""Yaudah mas aku mau masak buat sarapan nanti sekalian masakin buat danyon sebagai ucapan terimakasih.""Yaudah nanti mas bantu mas mau sholat dulu ya." Ucap Alvin sambil mengecup keningku."Siap kapten."Alvin POV.Selesai aku sholat aku menuju dapur menyusul Rara. Harum sekali sepertinya enak perutku tiba tiba terasa sangat lapar. Aku peluk Rara dari belakang yang membuat Rara kaget."Astaghfirullah kaget mas.""Apasih gitu aja kaget.""Lagi serius juga mas ayo ih katanya m
Rara POV.Hari ini semua kembali normal aku sudah mulai bekerja dan sekarang aku sudah berada di RS tempatku biasa bekerja. Aku mendapat banyak sekali ucapan selamat. Hari ini banyak sekali pasien yang berdatangan dan aku sangat lelah. Kenapa aku sekarang mudah sekali lelah mungkin karena aku sudah punya suami kali ya. Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam waktunya aku pulang dan hari ini aku dijemput Alvin. Senangnya aku tak perlu membawa mobil sendiri. Alvin sudah menungguku di lobby, aku segera kesana sebelum Alvin digoda oleh orang - orang. Aku tau Alvin pasti memakai baju PDHnya."Mas yuk!" Ucapku langsung menggandeng tangannya. Saat hendak keluar dari lobby Dr. Rita datang."Manja banget sih mentang - mentang ada suami." Ucapnya sirik. Aku hiraukan saja perkataannya barusan. Alvin menatapnya tak suka."Pak jangan mau jadi sopir buat dia, saya tau dia mungkin menikah sama bapak karena seragam yang bapak pakai dan juga mungkin cuma dibu
Rara POV.Hari ini adalah hari pertamaku setelah menikah dengan Alvin aku sarapan sendiri dan di tinggal bertugas. Hem belum sehari aja aku udah rindu, sejujurnya ada rasa takut yang selalu menghantuiku tapi akun yakin, Alvin pasti kembali dengan selamat. Saat aku selesai sarapan bawahan Alvin datang kerumah, tumben ya ada apa?"Assalamualaikum mbak.""Waalaikumsalam Reno ada apa?""Ini mbak semalem sebelum suami mbak berangkat, Pak Alvin menyuruh saya untuk membawakan mangga mentah untuk mbak.""YaAllah makasih loh Ren, bisa - bisanya Mas Alvin itu jadi ngerepotin kamu deh. Padahal aku bisa beli sendiri di toko buah.""Ngga papa mbak, itu saya bawakan yang matang juga manis kok mbak.""Makasih Ren, kamu ngga mau makan dulu?""Ngga usah mbak, saya mau kerja lagian gaenak sama ibu - ibu disini takutnya jadi bahan omongan.""Ealaf yaudah Ren makasih ya.""Siap mbak, saya juga ditugaskan untuk mengantar dan mengawasi
Rara POV.1 bulan sudah aku ditinggal tugas oleh Alvin. Sekarang jadwalku untuk check up, Reno sudah berjanji akan mengantarku ke RS, sebenarnya aku tak perlu di temani tapi yasudahlah Reno memaksaku untuk ikut.Reno mana sih lama banget katanya jam 3 sore mau jemput ini udah setengah 4 padahal. Alvin lagi apa ya? Semenjak Alvin sms waktu itu, Alvin tak lagi memberi kabar untukku biarlah mungkin dia sibuk."Assalamualaikum Ra. Rara buruan Ra udah sore nih." Tiba - tiba Reno datang dan teriak - teriak bisa budek lama - lama aku."Ini baru datang teriak - teriak aja jam berapa ini pak?" Sindirku."Siap maaf, macet Ra.""Macet mbahmu, orang rumahmu sama rumahku deket banget Ren." Ucapku sambil menjitak kepalanya."Astaghfirullah galak bener bumil satu ini, maaf Ra ketiduran.""Yaudah yuk ah berangkat.""Siap komandan."Sesampainya di RS semua pasang mata melihat kami apalagi Dr.Rita."Ada apa?" Tanyaku k
Rara POV.Hari ini genap 3 bulan sudah Alvin bertugas. Hari ini aku ada jadwal check up tapi tak seperti biasanya Reno tak mau kuajak check up ada apa ya? Hem mungkin dia sibuk kali ya. Terpaksa aku harus naik mobil sendiri ke RS tempatku bekerja sekaligus tempatku check up, sesampainya di RS aku segera ke ruang Dokter Diana untuk check up mumpung sepi."Assalamualaikum dok.""Waalaikumsalam dok loh tumben sendirian Reno mana?""Entahlah dok tak seperti biasanya tuh orang, ada tugas mendadak mungkin.""Yaudah sini dok."Aku segera naik ke kasur untuk diperiksa."Alhamdulillah anaknya cukup aktif ya dok.""Iya dok aktif banget nih anaknya, sehat kan ya?""Pasti sehat dong mamanya kan kuat" Kata seseorang laki - laki tiba tiba dan aku sangat mengenal suara itu ah masa itu Alvin? Jika iya ah tidak mungkin, itu pasti Reno."Assalamualaikum kok kaget sih.""Mas Alvin? Loh kok gabilang sih kalo pulang kan bisa ak