Share

D E K A P
D E K A P
Penulis: cheesedrx

Bagian 1

Maharani Revita Wibowo.

Ya, itulah nama lengkapku orang - orang biasa memanggilku Rara. Aku baru saja mendapat pekerjaan di rumah sakit yang bisa dibilang lumayan besar dan terkenal di kota ini. Bagiku Bandung adalah kota kelahiran serta kota yang menyimpan banyak kenangan pahit, meskipun bagi banyak orang kota Bandung ini dikenal dengan kota yang membuat suasana bahagia dan damai. Tapi ya sudahlah meski bagaimanapun aku juga harus bangkit setidaknya aku bisa terhibur dengan anak - anak kecil di rumah sakit tempatku bekerja.

Pagi hari yang cerah tepat dihari Minggu, waktunya me time untuk rebahan melepas semua penatku dari pekerjaan yang sangat padat minggu - minggu ini. Saat aku ingin menutup mata untuk kembali merangkai mimpi, namun kuurungkan niatku saat pintu kamarku terbuka. Mama, mama yang sudah membuka pintu kamarku dan sudah menggagalkan rencana tidurku saat ini.

"Ra ayo bangun nak" ucap mama sambil membuka tirai kamarku.

"Bentar lagi ma, lagian ini hari minggu" decakku sebal.

"Ayo cepat mandi sebentar lagi Papamu kedatangan tamu penting" ucap mama sambal menarik selimutku.

“Lah hubungannya sama aku apa ma? Kan yang kedatangan tamu papa, bukan aku?” tanyaku heran.

“Temennya papa mau ketemu sama kamu ra, udahlah jangan kebanyakan abcd buruan mandi, gabaik juga perawan – perawan tidur sampe siang, nanti jodoh sama rejekinya dipatok ayam.”

“Emang aku perawan? Lagian kalo rejekiku di patok ayam, ya makan aja ayamnya biar rejekinya balik ke aku lagi xxixixi” kataku yang langsung dipelototi mama.

“Jomblo aja sok – sokan ga perawan, mandi sana gausah ngelawak mulu lagian lawakanmu garing” kata mama yang langsung keluar dari kamarku.

Dengan rasa malas aku langsung berdiri setelah mendengar kata "PAPA" dari mulut mama, mengingat papaku sang perwira di kesatuan yang terkenal dengan tegas disiplin dan garangnya itu, bisa bisa aku diceramahi seharian jika tidak segera mandi.

Tepat pukul 11.00 siang bel rumah sudah bunyi berkali - kali. Dengan semangat 45 dan dengan senyuman yang lebar Papa segera membuka pintu dan mempersilahkan dua orang tua yang seumuran papa dan mama masuk.

"Apa kabar Bapak dan Ibu Wibowo? Sudah lama kita tidak bertemu makin bugar aja nih" Salam lelaki itu.

"Alhamdulillah kabar baik. Bagaimana kabar kalian berdua keluarga Wijaya?" Balas papa dengan ramah.

"Alhamdulillah juga. Wah ini Rara yang kalian ceritakan pada kami? Lebih cantik dari yang kita kira ya, pa" Terlihat eskpresi kagum dari dua orang tua keluarga Wijaya saat melihatku.

"Rara kenalin ini Om dan Tante Wijaya temen lama Papa, Om Wijaya temen papa sewaktu di akmil" Ucap papa.

"Rara om tante" Sapaku kepada mereka dengan sopan.

"Mana anakmu itu? Katanya dia akan ikut kalian?" Tanya mama kepada Tante Wijaya.

"Sebentar lagi datang kok, dia baru saja ditugaskan di daerah terpencil" belum selesai bicara muncul pria tinggi berhidung lancip berbaju loreng dengan pangkat yang menjelaskan bahwa dia seorang Lettu.

Tampan, bantinku. Segera ku enyahkan pikiranku tentangnya.

"Maaf sudah menunggu lama" Sapanya dengan ramah dan dengan senyum yang menawan.

Setelah lama kita berbincang, pria itu ternyata bernama Alvin Ozzy Wijaya anak satu satunya dari keluarga Wijaya yang umurnya 2 tahun lebih tua daripada aku. Dia sangat ramah sopan dan ya tampan ditambah lagi dengan pangkatnya mengingat dia masih muda sudah memiliki pangkat seperti itu. Membuat semua gadis ingin sekali menjadi kekasihnya, tapi tidak untukku aku sudah menutup hatiku untuk pria berloreng.

Tak terasa jam 12.00 siang waktunya untuk makan siang. Sekarang kita semua berada di ruang makan, mama menyuruhku dan Alvin untuk mengambil makanan yang ada di dapur. Apa apaan mama ini huh.

Saat di dapur aku yang hendak mengambil sayur terpeleset dan dengan cepat Alvin segera menangkapku dipelukannya. Rasanya canggung Alvin menatapku lekat lekat tatapannya meneduhkan dan tatapan itu sangat mengingatkanku dengan luka lama yang mati – matian aku sembuhkan sendiri.

"Em maaf vin? Bisa lepaskan aku? Kita sudah ditunggu" Ucapku dengan sopan dan canggung.

Alvin Ozzy Wijaya.

"Bisa lepaskan aku vin kita sudah ditunggu di ruang makan" Ucap Rara.

Suara lembut Rara ini menyadarkan lamunanku. Rara ya dia wanita cantik yang sudah mengetuk pintu hatiku saat pertama kali aku melihat fotonya dan melihatnya secara diam – diam saat dia sedang bekerja, dan ke makam yang entah itu makam siapa beruntungnya aku tidak menolak perjodohan ini. Entah kenapa setiap aku melihat dan mengingatnya aku selalu ingin menjaga dan berada di sampingnya setiap saat. Namun sepertinya Rara tidak tertarik sama aku ya ini dia yang bikin aku greget hahaha.

"Hem vin kenapa diam? Tolong bawakan lauk ini?" Tanpa babibu lagi aku langsung mengangguk dan segera mengikuti Rara ke ruang makan.

Selama di ruang makan semua sibuk dengan makanannya. Aku sedikit melirik ke arah Rara yang ada di depanku ini. Bagaimana bisa aku bertemu dengan wanita secantik Rara? Seusai makan siang mama dan papa pamit untuk pulang mengingat aku yang baru pulang tugas. Andai mama dan papa tau kalau aku betah disini. Kami diantar sampai didepan pintu oleh Om dan Tante Wibowo, entah kemana perginya Rara.

"Apa anakmu sudah tau kalau dia akan dojodohkan dengan Alvin?" Tanya Papa kepada Om Wibowo.

"Apa dijodohkan dengan Alvin?" Semua orang menoleh ke asal suara itu.

Rara menangis dan berlari ke dalam setelah mendengar soal perjodohan ini dan langsung disusul oleh Tante Wibowo. Saat di mobil aku hanya memikirkan penyebab mengapa Rara menangis Segitu burukkah aku untukmu Ra? Bantinku.

"Pasti ada alasan mengapa Rara seperti itu, vin ini tugasmu untuk meyakinkan dia, yakan pa?" Celetuk mama yang seakan membaca pikiranku dan anggukan papa yang setuju dengan ucapan mama barusan.

Aku yakin pasti ada alasan mengapa Rara seperti itu, apakah ada cerita pahit di masalalunya? Apakah ada jejak burukku di pikiran Rara? Atau Rara sudah punya pacar? Menurutku wajar jika Rara terkejut dengan berita perjodohan ini, sama denganku aku juga terkejut hanya saja aku langsung menerima perjodohan ini sedangkan Rara tidak. Dan lagipula wajar saja jika Rara punya pacar, siapa juga yang tidak jatuh cinta dengan Rara? Jika Rara punya pacar, bagaimana bisa aku memisahkan mereka? Melihat Rara menangispun aku tidak tega, jika aku menolak perjodohan ini bagaimana dengan perasaan Papa dan Mamaku? Ah aku sangat pusing memikirkannya.

Ra, asal kamu tahu saat pertama kali aku melihatmu aku sudah jatuh hati sama kamu ra. Entah aku juga bingung kenapa rasa ini muncul secepat ini, bahkan aku ingin sekali menjaga dan selalu ada di sampingmu. Tatapan itu, ya tatapanmu yang seakan – akan menjelaskan kamu sedang sedih dan amat sangat terluka yang membuatku sangat ini menjagamu ra. Apa aku bisa menjaga dan membuatmu selalu tersenyum? Ada apa sebenarnya ra? Apa yang membuat tatapanmu seperti itu?

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
nice opening cant wait to read the next chapter.. boleh kasih tau akun sosmed ga ya soalnya pengen aku share ke sosmed trs tag akun author :)
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status