Setelah mendapatkan pesan kemarin, Rachel tidak bisa fokus pada kegiatannya hari ini, memanggang roti pun tak sengaja malah ia jadikan arang. Susu yang harusnya menyehatkan malah tak sengaja ia beri garam, yang membuat Rey langsung melebarkan matanya begitu meminumnya.
"Babe," panggil Royan, dan tak ada balasan sedikitpun dari Rachel.
"Babe!" Kini Royan lebih meninggikan suaranya.
Sadar bahwa dirinya dipanggil oleh sang suami, Rachel bergegas menemui Royan yang sudah siap berangkat bersama Rey. Sejujurnya ia masih bingung karena memang sarapannya belum selesai tapi mereka berdua sudah bersiap untuk berangkat.
"Nggak sarapan dulu, Mas?" tanya Rachel.
"Babe, kamu serius lagi nggak sadar atau gimana?" Royan menanyainya balik.
"Kenapa emang, Mas?" Tentu saja Rachel bingung karena bahkan ia belum selesai memasak sarapan.
"Mama lupa abis kasih Rey susu rasa garem?" keluh Rey.
"Ha?" Rachel masih bingung.
"Matiin kompornya
Setelah mendapat semua pengakuan sekaligus penjelasan dari Adel, kini Rachel ingin segera bertemu suaminya tersebut. Entah mengapa Rachel sedikit merasa kecewa dengan Royan yang sama sekali tidak memberitahunya mengenai Adel, dan lain hal. Rachel merasa banyak hal yang ditutupi oleh suaminya tersebut, ia tak bisa menerimanya, karena bagi dirinya pernikahan adalah tentang keterbukaan suami dan istri. Rachel tak ingin ada rahasia yang disimpan seorang diri oleh Royan, apalagi hal tersebut mengenai dirinya seperti kasus yang menimpa Adel saat ini.Berulang kali Rachel menelpon suaminya tersebut namun jangankan sebuah jawaban, yang ada hanya nada datar yang terus berbunyi menandakan Royan tak ingin mengangkat telepon darinya. Namun, ia ingat bahwa hari ini suaminya pasti sedang berada di cabang utama, karena beberapa hari lalu Royan mengatakan bahwa seminggu ini ia akan berada di cabang utama untuk memastikan acara besar siap dilaksanakan.Tanpa berpikir panjang, Rac
"Kamu ngapain ketemuan sama Adel?" tanya Royan."Bukannya Mas Roy yang ngasih nomerku ke dia, kenapa Mas malah nanya ke aku, hayo." Rachel memancing suaminya tersebut agar semakin tersulut emosi.Royan sangat menggemaskan jika sedang marah, atau khawatir. Mungkin Rachel yang terlalu aneh, tapi ia sangat senang melihat ekspresi Royan saat sedang mencemaskannya, atau Reyhan."Iya sih. Tapi kamu kok nggak bilang Mas dulu kalo mau ketemuan sama Adel?" tanyanya lagi."Lah, Mas juga nggak bilang-bilang dulu kalo lagi nyelidikin masalah Rachel. Mas juga nggak bilang kalo Mas Roy ngehubungin Adel," jawab Rachel terus menerus."Rachel ...." Royan menyerah sekarang, semua yang dikatakan istrinya adalah benar, ia tak seharusnya melakukan semua sendiri tanpa persetujuan dari Rachel. Terlebih hal ini menyangkut tentang sahabat istrinya pula."Iya deh, Mas minta maaf udah ngerahasiain semuanya dari kamu," kata Royan yang akhirnya mengalah."S
Tim dekor sudah menyelesaikan seluruh ruangan yang akan digunakan esok hari, sedangkan tim dapur mengecek ulang bahan-bahan khusus yang didatangkan untuk acara ini. Jika biasanya Royan menyerahkan keseluruhannya pada orang yang dipercaya, khusus acara ini, ia akan mengkondisikannya sendiri. Royan sudah berpamitan pada Rachel agar dirinya bisa menginap di bistro saja sejak kemarin, istrinya tersebut juga pastinya menyetujui keinginan itu. Tugas untuk mengantarkan Rey yang awalnya dilakukan oleh Royan, sejak kemarin sudah berpindah pada Rachel."Glen, truffle udah ready? katanya kemaren ada yang telat?" tanya Royan."Sudah, Pak. Semua barang sudah siap," jawab Glen."Tolong pastikan lagi semua siap bekerja besok dan anak-anak baru harus dipandu ekstra, aku nggak mau kita besok terhambat di sana," ujar Royan memberikan pengarahan.Bukan tanpa alasan Abimanyu memilih bistro Royan untuk mengadakan acara pentingnya, jika putranya tersebut mendapat masalah acara
"Royan mana, Chel?" tanya wanita yang tak diundang tiba-tiba sudah duduk di sofanya."Mas Roy lagi nginep di bistro pusat, Ma. Untuk acara besok," jawab Rachel sambil menghidangkan secangkir teh hangat untuk ibu mertuanya."Kamu kok malah dukung kemauan dia sih, Chel." Tiara menaruh tas jinjing bermereknya di atas meja."Rachel cuma mau dukung kemauannya Mas Roy aja, Ma. Bisnis ini juga kan sudah dirintis susah payah sama Mas dari dulu," ucap Rachel yang sebisa mungkin menahan agar tidak menyakiti mertuanya."Nggak salah sih kalo pemikiranmu begitu, tapi kamu harus tau ya Chel, papanya Roy juga nggak semudah itu mendirikan perusahaan yang sekarang. Mama yang mati-matian nemenin dia dari nol." Tiara memperbaiki posisi duduknya, "sekarang bayangin gimana jadi Papa kalo anak semata wayangnya nggak mau nerusin bisnis yang sudah dia rintis susah payah?" lanjutnya."Saya terserah semua keputusan Mas Roy, Ma. Seperti kata Mama yang berjuang mati-matian di
Setelah mendengar seluruh cerita dari istrinya, kini Royan tak bisa tidur karena merasa sangat bersalah pada Rachel. Tanpa sepengetahuannya, ia sudah menjalani hari-hari yang berat tapi masih berusaha sebaik mungkin menjaga Royan dan Reyhan. Belum lagi tuntutan dari mamanya, sungguh Royan merasa bersalah atas semua yang terjadi pada istrinya. Adnan dan Eva sama sekali tidak pernah menuntut Royan apapun, tapi sebaliknya Tiara malah memperlakukan Rachel seperti ini.Tangan besar Roy mengelus lembut puncak kepala istrinya yang sudah tertidur nyenyak, bulu matanya yang lentik masih terlihat basah bagaimana bisa ia membuat wanita secantik ini menangis. Harusnya Royan memastikan Rachel berjalan melewati indahnya kebun bunga, sebagai balasan karena sudah mau menerima dirinya yang merupakan duda beranak satu. Kini pria itu mulai memijat pelan kepala Rachel, berharap semua bebannya terangkat, dan dapat bersinar seperti semula."Mas, kok belum tidur," tanya Rachel yang terbangun
"Istirahat dulu, Chel. Nggak baik kalo ngeliat laptop seharian suntuk." Eva berdiri di ambang pintu kamar anaknya."Iya, bentar lagi kok, Ma. Nanggung kurang dikit," jawab Rachel yang masih terus mengerjakan rangkaian data di dalam laptopnya."Jangan lupa makan, ingetin mantu sama cucu Mama juga." Eva meninggalkan kamar Rachel tanpa menunggu jawaban darinya.Benar juga yang dikatakan mamanya, Rachel segera mengambil ponsel hendak menelepon Royan dan Rey, namun ia mengurungkan niatnya karena tanpa disadari ternyata jam sudah menunjukan pukul sepuluh malam, dan berarti putranya itu sudah tertidur nyenyak. Rachel memilih untuk mengirimkan pesan pada suaminya, mengabarkan bahwa pekerjaannya sudah hampir selesai.Suami <3 (10.30PM)"Kamu santai dulu aja di sana, Babe. Nanti balik kesini kalo semua udah beres."Rachel harus banyak-banyak bersyukur karena mendapatkan suami yang tak pernah menuntut seperti Royan.
"Pa, Ma, Rey mau naik itu!" pekik Reyhan begitu melihat wahana di depannya.Sesuai janji, mereka bertiga beranjak menuju taman bermain yang ada di kota Rachel. Royan bahkan merasa kagum dengan lengkapnya wahana yang ada di kota ini, bukan hanya bermain namun beberapa cabang menawarkan wahana untuk pembelajaran."Papa aja deh, Rey. Mama nggak berani naik itu ih," kata Rachel segera menghindar."Nggak bisa gitu dong, Babe. Naik satu, naik semua," kelak Royan.Dalam hati, Rachel sudah menduga pasti ada alasan mengapa wahana ini dinamakan Himalaya Coaster. Selain ketinggiannya yang bisa dibilang sangat tidak aman untuk jantungnya, wahana ini juga didesain khusus menyerupai pegunungan agar semakin memacu adrenalin pengunjung yang mencoba wahana ini. Walaupun terlihat kuat, Rachel tahu bahwa suaminya juga sedang memikirkan berbagai hal di kepalanya, terlebih lagi saat mendengar teriakan dari penumpang wahana sebelumnya, ini pasti sangat menegangkan."Gim
"Mama Tiara kenapa ya, Mas. Kok tumben nyuruh baliknya dadakan begini," kata Rachel yang sibuk mengemasi barang."Nggak tahu juga sih, tapi kayaknya penting." Royan bisa merasakan hal tersebut dari suara mamanya yang berubah, dan bisa dibilang sedikit panik."Yakin kan, Mas? Mama atau Papa nggak ada yang sakit?" tanya Rachel memastikan."Kalo Mama kayaknya nggak deh, tapi Papa yang punya penyakit menahun," jawab Royan.Jujur saja Rachel tak pernah mengeti bahwa Papa mertuanya memiliki penyakit menahun yang mengharuskannya rutin mengunjungi dokter, dan juga mengkonsumsi obat. Saat membincangkan mengenai masalah Royan dan Abimanyu kemarin, suaminya sama sekali tidak memberi tahu Rachel masalah tersebut, sehingga ia tak mempertimbangkan jika papa mertuanya tersebut sedang membutuhkan pengganti untuk pensiun."Chel, kamu pulang sekalian aja sama Royan. Mama nggak enak kalo kalian malah kepisah gini, lagian kamu kan udah lama di sini. Mama mertuamu nant