KONTAK YANG SELALU ADA DI DAFTAR BLOKIR SUAMIKU
#DAFTAR_BLOKIR
Part 4
Malam ini aku benar-benar tak bisa memejamkan mata, hatiku terus saja bertanya apa salahku selama ini.
Mengapa Mas Indra tega melakukan semua ini padaku? aku pikir, aku selalu melayaninya dengan baik. Memasak untuknya dan selalu bisa memberikan semua yang ia minta.
Ketika badanku sedikit berisi, ia pun meminta aku diet dan aku memilih puasa agar aku bisa membatasi makananku sekaligus menahan nafsu atas keinginanku untuk makan.
Aku hanya ingin mendapat ridho Allah dengan berbakti pada suamiku tapi, nyatanya ia justru mencurangi aku seperti ini.
Azan subuh berkumandang merdu, aku segera bangkit dan mengambil wudhu untuk mensucikan diriku.
Hanya pada Allah aku mengadukan semua luka dalam hatiku, berharap agar Allah menguatkan hati dan ragaku.
Air mata tak mampu terbendung kala bibir ini mengadukan semua isi hati yang terasa begitu berat. Aku yang berusaha kuat pun akhirnya tumbang.
Selesai salat, aku tak langsung pergi ke dapur seperti biasanya. Kata-kata Mas Indra tentang bosan dengan masakanku membuatku tak terima.
Mungkin banyak hal lain yang Mas Indra sampaikan pada selingkuhannya tentu hal buruk tentangku. Entah apapun itu, yang pasti aku tak bisa berhenti memikirkan bagaimana Mas Indra membagi hati dan raganya untuk wanita lain.
"Sayang, kamu gak masak?" tanya Mas Indra yang tiba-tiba sudah ada di belakangku.
Aku menggeleng lemah, enggan rasanya menoleh dan melihat wajah pria yang selama ini selalu aku hormati sebagai seorang suami.
"Kamu sakit?" tanyanya sembari menempelkan punggung tangannya di keningku.
Aku diam dan menepiskan tangannya, "Makanlah di luar Mas, pergilah ke kantor, aku tak apa, hanya takut jika kamu bosan masakanku," sindirku.
Mas Indra nampak terkejut dengan kata-kata yang terucap dari bibirku. Mungkin ia bingung, atau mungkin ia takut aku tahu semua belangnya?
"Sayang ..." tahan Mas Indra saat aku berlalu pergi meninggalkannya di ruang makan.
Entah bagaimana aku memulai semua pembicaraan ini, hatiku terlalu sakit untuk membuka kebusukan suamiku sendiri.
"Aku ingin ke rumah Ibu," pamitku sembari menenteng tas milikku.
"Mas antar ya," pintanya.
Aku kembali menggeleng, menolak niat baiknya. Rasanya aku harus memilih seseorang untuk mengatakan semua beban di hatiku. Setidaknya agar aku bisa bepikir jernih.
Agar ada saran bagaimana aku harus bertindak. Aku tak ingin gegabah dan mengandalkan emosi. Mas Indra telah memilih untuk mendua, sedikitpun aku tak akan pernah menginginkan hubungan kami kembali indah seperti dulu.
Aku tak bisa, memulai kembali hubungan yang sudah ternoda. Namun, aku juga harus memastikan jika Mas Indra akan sangat menyesali semua perbuatannya.
Tiiiin tiiin!
Suara klakson motor sedikit terdengar bising di pagi hari ini. Aku yakin ojek online yang aku pesan sudah sampai.
"Kamu naik ojek?" tanya Mas Indra.
"Iya Mas, aku berangkat dulu," pamitku seraya pergi dari pandangan Mas Indra.
Hatiku kembali teriris ketika melihat Mas Indra menyodorkan tangannya, seperti biasa aku memang selalu mencium punggung tangan Mas Indra saat hendak pergi. Namun, kali ini aku benar-benar sudah tak sanggup lagi bersandiwara dan menipu diriku.
Aku sudah tidak baik-baik saja, aku benar-benar tak bisa menyembunyikannya lebih lama. Sengaja, aku meminta driver ojek online untuk melewati rumah Deby, wanita yang telah membuat suamiku tergoda.
Rumahnya megah, bahkan jauh lebih bagus dibandingkan dengan rumah yang Mas Indra berikan untukku. Namun, mengapa ia rela menjadi wanita simpanan jika ia nampak bahagia.
Jelas, bukan uang yang membuat ia berpaling dari suaminya dan memilih hubungan terlarang dengan suamiku.
Aku putuskan untuk tetap diam dan menahan air mata yang terus berusaha jatuh dari ujung mataku. Setidaknya aku harus kuat sampai aku bisa menata hatiku untuk menghadapi Mas Indra dan Deby malam ini.
Ya, aku memang sudah berencana menemui mereka berdua di satu tempat yang sama. Namun, sebelumnya aku ingin menenangkan hatiku terlebih dahulu.
KONTAK YANG SELALU ADA DI DAFTAR BLOKIR SUAMIKU#DAFTAR_BLOKIRPart 5"Masuklah Nak ..." perintah wanita tua yang telah melahirkan dan merawatku.Aku berusaha menguatkan hati saat sampai di rumah ibu, bersikap biasa saja tanpa menunjukan luka yang tengah meradang dalam hatiku.Aku meraih dan mencium punggung tangan beliau. Tak terasa, air mata lolos begitu saja membasahi pipiku. Aku gagal menutupi semuanya."Tenanglah, sabarkan dirimu."Dengan lembut beliau mengusap bahuku dan memberikan aku sebuah pelukan. Tak ada tempat setenang pelukan ibu. Inilah yang aku butuhkan, hanya sebuah pelukan sebagai penguat hatiku nantinya."Bu, Mas Indra punya wanita lain."Suaraku bergetar mengucapkan hal tersebut, tak sanggup rasanya memberikan beban pikiran pada ibu tapi, aku tahu tanpa aku cerita pun beliau sel
KONTAK YANG SELALU ADA DI DAFTAR BLOKIR SUAMIKU#DAFTAR_BLOKIRPart 6Dari beberapa foto yang aku lihat di akunnya terlihat jelas bahwa ia adalah orang mampu dalam hal materi.Namun, ia yang memang tak kekurangan materi, aku yakin ia kekurangan kasih sayang. Dari yang aku lihat, umur suaminya jauh dibandingkan dengan dia. Bahkan lebih pantas jika di sebut sebagai om atau bahkan anak dan ayah.Aku tak berhenti mencari akun pria tersebut agar aku bisa mencari celah untuk memberitahukan bahwa istrinya tak seperti yang ia duga selama ini.Pencarianku berbuah manis, tak membutuhkan waktu lama aku menemukan akun dari suami Deby. Aku scroll terus akun bernama Nazriel tersebut hingga mataku membulat ketika melihat foto Mas Indra tengah makan malam bersama dengan suami Deby.Bukan hanya Mas Indra tetapi, beberapa karyawan yang bekerja di kantor ya
KONTAK YANG SELALU ADA DI DAFTAR BLOKIR SUAMIKU#DAFTAR_BLOKIRPart 7Aku terus mengikuti mobil Mas Indra, meski tak mampu taksi online ini mengejarnya tapi, aku terus berusaha agar keadilan berpihak padaku.Sampai di halaman rumahku, mobil Mas Indra terparkir rapi. Aku tak langsung masuk, sengaja aku hanya mengintai dari luar kegiatan Mas Indra.Tak berapa lama, seseorang datang. Seorang wanita mengenakan pakaian yang terlihat kurang bahan mengendap-endap masuk ke dalam rumahku.Aku tak bisa melihat wajahnya dengan jelas tapi, dari postur tubuhnya aku yakin jika wanita itu adalah Deby. Selingkuhan Mas Indra.Aku masih tetap bertahan di luar pagar, dekat pohon jambu. Karena tempat inilah yang aman dari penglihatan Mas Indra jika ia keluar tiba-tiba dari rumah."Salma? ngapain?" tegur seorang warga yang tiba-tiba lewat
KONTAK YANG SELALU ADA DI DAFTAR BLOKIR SUAMIKU#DAFTAR_BLOKIRPart 8Aku berjalan menuju ke dapur, hatiku berusaha tetap tenang meskipun remuk redam sudah aku rasakan.Sulit memang, menahan rasa sakit dalam hati karena penghianatan orang yang di cintai. Apalagi aku harus menahan emosiku agar tak pecah dan menjadi bom waktu untuk diriku sendiri."Airnya di rebus dulu aja ya Sayang," teriaknya.Aku tersenyum sinis, melihat Mas Indra terburu-buru mengeluarkan Deby dari dalam kamarnya.Perih rasanya, Mas Indra menyembunyikan wanita di belakangku dan tetap bersikap manis seolah tak pernah ada yang terjadi.Aku sengaja terus memperhatikan gerak gerik mereka berdua dari balik celah pintu dapur. Mereka saling terburu-buru untuk keluar dari ruang tamu.Bahkan, sesekali Deby meruntuk karena rencana m
KONTAK YANG SELALU ADA DI DAFTAR BLOKIR SUAMIKU#DAFTAR_BLOKIRPart 9Aku tetap diam, tak sepatah kata pun aku lontarkan pada suami yang sudah menemaniku selama puluhan tahun itu.Aku bahkan tak mengusir Mas Indra dari kamar. Aku biarkan ia tidur dengan lelap di dalam kamar yang biasa kami gunakan berdua dan aku memilih tidur di kamar Mareta, putriku yang kini tengah berada di pesantren.Hatiku terus saja bergemuruh, ingin rasanya meluapkan emosi pada Mas Indra yang justru tak merasa bersalah sedikitpun. Namun, aku sadar jika ia benar-benar sudah tak menginginkan aku dan percuma membuang tenaga dan emosi untuk pria sepertinya.Aku segera mengambil air wudhu untuk melaksanakan salat taubat sekaligus untuk menenangkan hatiku. Mungkin dengan meluapkan semua rasa duka ku pada Sang Maha Pencipta akan mengurangi sedikit beban dalam hatiku.Bena
KONTAK YANG SELALU ADA DI DAFTAR BLOKIR SUAMIKU#DAFTAR_BLOKIRPart 10"Selamat siang Ibu Salma?" ucap Nazriel saat baru saja tiba di meja tempat aku menunggu.Aku sambut kedatangan mereka berdua dengan senyuman meski hatiku begitu sakit melihat wajah Deby yang seolah tak merasa bersalah sedikitpun."Siang, silahkan," ucapku berusaha tetap tenang.Sesekali aku melirik Deby yang terus bersikap angkuh di depanmu. Firasatku mulai tak enak saat tiba-tiba Deby membuang muka dan justru bergelayut manja di lengan Nazriel."Apapun masalah anda sama suami anda, tolong lain kali jangan libatkan istri saya!"Deg!Ooh, jadi benar firasatku bahwa Nazriel termakan oleh rayuan Deby. It's okay aku tak masalah. Aku lirik kembali wajah Deby sembari menyunggingkan senyum sinis."Anda berpikir saya mensabotase pertemuan mereka?" tegasku.Nazriel nampak mengangguk mantap sembari melepas kaca mata hitam yang sepertinya ber
KONTAK YANG SELALU ADA DI DAFTAR BLOKIR SUAMIKU#DAFTAR_BLOKIRPart 11"Ibu ..."Mareta berhambur ke arahku, mencium lembut punggung tanganku sebagai tanda hormatnya."Ayah mana?"Sebuah pertanyaan yang sudah aku duga akan menjadi sesuatu yang sulit untuk aku jelaskan. Gadis yang kini sudah duduk di bangku kelas tiga SMP tersebut terus berusaha mencari keberadaan ayahnya.Aku sentuh lembut tangan putriku, "Ayah gak ikut, beliau sedang bekerja," ucapku lemah.Seperti dugaanku, Mareta mulai menangkap gelagat duka dalam hatiku. Gadis itu memang selalu bisa menebak isi hatiku tanpa aku memberitahukannya."Ada apa?" tanya gadis kecil di hadapanku.Aku berusaha terus menahan air mata yang telah menggenang di kelopak mataku. Namun, semua lolos begitu saja ke
KONTAK YANG SELALU ADA DI DAFTAR BLOKIR SUAMIKU#DAFTAR_BLOKIRPart 12Deby terus berusaha memanggil Mas Indra. Namun, Mas Indra justru mengunci diri dalam kamar mandi. Dasar pengecut!"Keluar!" teriak beberapa warga.Deby, berusaha lari dari pintu belakang tapi, aku menggapai tangannya dan menariknya keluar dari rumahku.Pakaian tipis yang masih membungkus tubuhnya membuat semua mata membelalak menyaksikannya."Astaghfirullah!" seru Pak Jaka.Aku lempar tubuh Deby hingga ia tersungkur di lantai. Aku biarkan semua pasang mata menikmati tubuh Deby yang hanya tertutup kain tipis."Mana Pak Indra Bu?" tanya Pak Jaka.Amarah yang sudah tertahan beberapa hari ini akhirnya terlampiaskan. Jika mereka mengira aku hanya bisa diam ya, aku memang bisa diam.Namun, me