Share

Jera

Author: Nur Melati
last update Last Updated: 2021-04-27 11:44:08

Damar menata hati. Sekuat tenaga mengontrol emosi yang tak terkendali. Sementara Keyra sibuk menyeka wajahnya, membersihkan air yang disemburkan Damar ke muka cantiknya.

“Mas Damar apa-apaan, sih? Basah, kan, jadinya,” sungut Keyra dengan nada manja, yang jika didengar oleh lelaki normla pada umumnya akan menimbulkan gejolak liar pembangkit harap biologisnya. Namun, ini Damar. Pria dengan masa lalu menyakitkan dan membenci perasaan itu datang.

“Ma-maaf, Key. Abisnya kamu ngomong ngawur gitu.” Damar tak kalah kesal sebenarnya, hanya saja dia bisa mengontrol intonasi bicaranya.

Keyra menghela napas. “Mas, aku nggak mungkin, kan, nyusahin kamu terus-terusan? Aku juga pengin bales kebaikan kamu.” Entah sejak kapan pembicaraan mereka senyaman itu.

Damar meremas rambutnya cemas. “Tapi nggak harus gini juga, Key. Kamu nggak mikirin Naina?”

“Naina kan masih kecil, Mas. Bisa ditinggal kok, kan masih di sini juga, Mas.”

Damar masih menggeleng. “Nggak, Key. Aku nggak bisa. Aku nggak bermaksud menyudutkan pekerjaan kamu, tapi aku beneran nggak bisa nerima pelayanan itu.”

“Mas Damar nggak yakin sama kemampuan aku? Apa aku harus ngasih bukti?” Keyra menatap serius wajah Damar.

Damar mendorong kursinya ke belakang. Sengaja menjaga jarak dengan Keyra. Bahkan kedua tangannya bergerak cepat menutup dada seolah hendak terenggut mahkotanya. “Jangan Key, aku nggak siap.”

“Mas, aku bisa ngurus rumah dan masak, kok. Yah, walaupun sebelumnya aku cuma penjual diri, tapi aku masih bisa ngerjain pekerjaan rumah. Jadi aku nggak tinggal di sini gratisan.” Keyra manggut-manggut penuh keyakinan.

Sementara Damar mengembuskan napas lega. Prasangkanya tak terbukti nyata. Jelas sekali dia sudah berpikir buruk tentang kalimat awal Keyra. Pria itu kemudian terkekeh menyadari kebodohannya dalam menilai. Damar terkekeh lagi. Lalu, bergegas pergi ke kamarnya.

***

      Keyra memberi pembuktian nyata. Pagi itu setelah memberikan susu pada Naina, Keyra segera melakukan pekerjaan sederhana, membersihkan rumah, memasak dengan bahan yang semalalm Damar belikan, bahkan sebelum Damar bangun Keyra sudah selesai menyiram tanaman.

Damar terbangun seperti biasa. berolah raga seperti biasa. meski sempat takjub dengan kesibukan Keyra, Damar akhirnya memilih diam. Hingga saat pria itu selesai membersihkan diri dan bersiap berangkat kerja. Keyra mencegatnya tepat di ujung anak tangga, sengaja menghadang langkahnya hanya untuk sebuah pengumuman sederhana.

“Aku udah buatin sarapan sama bekal buat Mas Damar.” Cerah wajah Keyra saat mengatakannya. Berhias senyum tulus penuh semangat dan harap.

Damar tersenyum membalas sapaan riang perempuan di hadapannya. “Iya, terima kasih, Key. Naina gimana? Rewel nggak ditinggal kerjain semuanya? Sebenarnya sebelum ini ada mbak yang bantuin kerjaan rumah, Cuma beberapa waktu yang lalu dia balik kampung, mau nikah dan nggak balik lagi.”

Keyra dan Damar berjalan bersisihan. Mereka melanjutkan obrolan ringan seputar rumah besar itu hingga langkah keduanya terhenti di ruang makan. Seketika Damar terdiam saat melihat hidangan tersaji di atas meja. Sederhana memang, hanya masakan rumahan dari bahan yang dia beli semalam, akan tetapi berhasil mengundang selera makan.

Damar duduk tanpa menunggu, disusul Keyra yang antusias mengambilkan nasi dan lauk-pauk untuk pria di sebelahnya.

Damar menyantap tanpa ragu, berdecak kagum begitu suapan pertama menjamah lidahnya. “Sumpah ini enak banget. Kamu pakai bumbu apa, Key?”

Keyra tersenyum bangga. “Bumbu rahasia, Mas. Dikit aja jadi enak, nah itu aku kasih agak banyak, jadi enak banget.”

Damar mengernyitkan dahi. “Apaan? Kamu nggak naroh macem-macem, kan, di sini?”

Keyra terkekeh, lalu menggeleng. “Enggaklah, enak aja.”

“Apa dong kalau gitu?” Damar semakin penasaran.

Keyra semakin lantang terpingkal. “Bumbunya?”

Gadis itu menjeda, menyeka air mata yang keluar karena terlalu banyak tertawa. “Micin.”

Damar kehabisan kata menghadapi tingkah ajaib Keyra. Dipukulnya kepala gadis itu dengan sendok di tangan. Membuat Keyra mengaduh kesakitan sembari mengusap kepalanya. Damar melihatnya kemudian merasa bersalah, diletakkannya sendok ke piring, lalu beralih mengusap kepala Keyra.

“Maaf, deh. Kamu sih becanda pagi-pagi gini.” Damar berujar lembut. Membuat Keyra terbuai pesona yang entah datangnya dari mana.

Keyra seperti hilang kendali atas diri. Saat tangan Damar sibuk mengusap lembut kepalanya, gadis itu justru mendekatkan wajahnya kepada Damar, berharap sebuah ciuman mendarat sempurna sebagai imbalan.

Namun, Damar justru langsung menghentikan gerakan tangannya, beralih mendorong tubuh Keyra dengan kasar. Hampir saja tubuh perempuan itu terjungkal andai saja Damar tak sigap menahan kursi.

“Maaf, Key.”

Keyra kecewa, malu, sakit dan terluka di saat yang sama. Dia merasa begitu bodoh karena berniat mencium Damar tanpa izin. Bahkan sebelum kata maaf terucap dari mulut Keyra, Damar sudah pergi meninggalkannya, meninggalkan kotak bekal yang dia siapkan pagi-pagi buta.

Keyra berlari menyusul Damar, membawa kotak bekal yang sudah susah payah dia siapkan.”Mas Damar!”

Damar berhenti, menoleh ke arah Keyra dengan raut muka tak tertebak maknanya.

“Mas, maafin aku.” Keyra sudah berdiri di hadapan Damar. Menatap pria itu dengan penuh kesungguhan.

Damar mengangguk. “Nggak apa-apa, Key. Aku berangkat dulu.”

Keyra menahan lengan Damar saat pria itu hendak berbalik dan pergi. Membuat pria itu kembali terpaku. Tanpa suara. Tanpa kata. Hanya helaan napas berat yang terdengar.

“Mas, aku benar-benar minta maaf.” Keyra berkata lirih, terdengar gemetar.

Damar menghela napas lagi. Tanpa menoleh dia menjawab, “Iya aku juga benar-benar udah maadin kamu. Tapi jangan pernah melakukannya lagi.”

Keyra terluka. Dia sadar betul siapa dirinya, dia sadar betul betapa kotor raga yang dia punya. Hanya saja, entah kenapa ada luka yang terasa nyata saat Damar mengucapkannya. Harusnya dia sadar diri, pria ini sudah berbaik hati menampungnya, memberinya tempat tinggal dengan fasilitas lengkap.

“Apa karena aku cewek nggak bener, Mas?”

Damar menhempaskan tangan. Membuat cekalan Keyra terlepas. “Jangan berlebihan, Key. Aku hanya nggak suka.”

Damar berlalu. Meninggalkan Keyra yang masih berdiri menatap punggungnya dengan perasaan tak menentu. Meninggalkan Keyra yang masih terpaku memegangi kotak bekal yang sudah basah karena tertimpa air matanya.

***

Damar mengemudikan mobilnya dengan fokus terpecah. Benaknya sibuk merangkai kisah, sibuk membuka kenangan lama tentang luka yang hingga detik ini masih terasa. Bukan, bukan karena Keyra perempuan hina yang menjual tubuhnya. Hanya saja, ada luka lama yyang membuatnya … jera.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ast Briast
Seruuuuuuuuuu
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • DALAM DEKAPAN WANITA MALAM   Kembalilah, Key

    Dalam cengkeraman malam dan tangan-tangan lapar itu, Keyra merapalkan doa dalam hatinya. Doa ang sungguh-sungguh terlontar ke langit, menggetarkan angkasa beserta penghuninya.“Tuhan, aku mohon selamatkan aku dan anakku. Aku tahu aku tidak pantas meminta, bahkan namaMu tak seharusnya terukir di dalam benak perempuan hina ini, tapi, Tuhan, Aku mohon … sekali ini saja selamatkan aku.”Kala itu, Keyra melantunkan doanya penuh pengharapan, kesungguhan dan kepercayaan. Untuk pertama kalinya dalam kehidupan, sepanjang perjalanan kelamya, sepanjang kilas balik seluruh cerita, itu adalah kali pertama Keyra memutuskan percaya pada Tuhan.Dan seperti terjawab, detik-detik sebelum tubuh itu terjaman oleh tangan-tangan penuh noda jalanan, pertolongan datang tanpa peingatan.“HENTIKAAAN!” teriakan itu disertai serangan barbar oleh kemarahan. Tinjunya melayang, lengannya menangkis pukulan para preman, sesekali terjungkal, namun, dia bangkit dengan berkali lipat kekuatan.Keyra beringsut, berlari ke

  • DALAM DEKAPAN WANITA MALAM   KEYRA DALAM BAHAYA

    Joya meneteskan air mata bahagia. Seperti baru saja menenggak jernih air pelepas dahaga seelah lama mengembara. Perempuan itu menikmati setiap sentuhan Damar, merasakan panas yang menjalar di aliran darah. Indah, namun terasa salah. “Mas …,” bisik Joya. Damar tak mempedulikan bisikan Joya, meneruskan aksinya menjelajahi leher jenjang istri keduanya tanpa jeda. Terus menghadiahi ciuman bertubi-tubi, tanpa henti. Perlahan ritual itu terjadi, erangan tanpa irama itu mengiringi peluh yang menetes dari kedua raga, dibuai nafsu membara. Lelah, Joya terbaring dengan napas terengah, sementara Dama terlelap setelah birahinya usai tersalurkan tadi. Joya tahu bahwa apa yang dilakukan Damar tetap tanpa rasa, hanya sebatas upaya membuang gerah di dada. Joya menangis lirih, untuk pertama kalinya dia besedih tanpa dalih. Perlahan tangisnya menjelma menjadi suara-suara pilu, tangisan penuh kesedihan yang mengganggu tidur Damar. Damar mengucek matanya, melirik Joya yang terguncang tubuhnya dalam

  • DALAM DEKAPAN WANITA MALAM   Sebuah Rela

    Hari itu, saat mendung menggantung di antara redup senja dan keheningan yang melanda jiwa, Keyra dan Damar duduk berhadap-hadapan. Lebih dari satu jam lamanya kedua insan itu memeluk kesunyian, saling memasung diri dalam bungkam."Key, katakan sesuatu." Damar hampir menangis, setengah berbisik.Keyra mengangkat wajahnya, menatap garis wajah Damar yang semakin dia lupakan. "Maaf, Mas. Aku … aku tidak tahu harus memulai darimana.""Katakan apa saja, Key. Asal jangan menghukum dengan mendiamkanku seperti ini, rasanya tidak nyaman." Damar hendak berdiri dan menghampiri Keyra ke tempat duduknya, namun gerakan Keyra yang serta merta hendak menarik jarak itu membuat Damar mengurungkan niatnya."Mas, gimana kalau kit

  • DALAM DEKAPAN WANITA MALAM   Kekacauan besar

    Damar baru saja hendak membuka pintu toilet saat handphonenya berdering. Dengan wajah kesal dia menghela napas. Joya."Halo, Joy. Ada apa?" Damar berkata dengan nada yang dibuat ramah. Meskipun sungguh, hatinya teramat penuh dengan kesal."Mas, istirahat pulang, kan? Aku masak loh. Spesial buat kamu. Pulang, ya?" Joya girang bertutur.Damar tak jadi ke kamar mandi. Dia memilih menjauh dari ruangan itu, melangkah kembali menuju ruang kerjanya. Danar yang melihat kedatangan Damar mengernyitkan dahi. Seolah bertanya tentang apa yang terjadi.Damar melambaikan tangan pada adik lelakinya. Memberi isyarat untuk menunda banyak tanya. "Joy, aku banyak kerjaan di sini."

  • DALAM DEKAPAN WANITA MALAM   Brother

    Semua tak akan sama lagi bagi Keyra. Kini, saat lelakinya pulang dan berharap pelukan hangat, Keyra akan berpikir tentang banyak hal yang amat dia sesali. Bahwa tubuh itu semalam habis memeluk perempuan lain. Bahwa aroma tubuh itu telah dihidu oleh perempuan lain. Bahwa kehangatan itu tak lagi mutlak miliknya seorang.Keyra sadar dia telah berbagi. Sepenuh hati mengakui bawa dia turut andil dalam hal ini. Namun, terluka kini merupakan hal yang tak direncanakan olehnya. Dia berikir akan mampu mendamaikakn diri, akan mampu berbagi tanpa tersakiti. Nyatanya, Keyra hanya wanita biasa. Hatinya rapuh.Pagi itu, tepat setelah semalaman menahan kram tangan karena Joya hanya bisa tidur di atas lengannya, Damar pulang. Pulang pada Keyra, sang cinta sejatinya.“Key … Mas pulang, Loh. Kamu nggak mau meluk Masmu ini?” Damar merentangkan tangan. Menatap Keyra yang melamun sendirian di muka pintu. Seperti sedang menunggunya, akan tetapi tak menyadari kehadir

  • DALAM DEKAPAN WANITA MALAM   Malam Pertama

    Pernikahan kedua itu akhirnya datang. Sepi saja karena memang demikian harusnya. Tak banyak tamu yang datang.Wangsa sendirian selaku wali dari Joya. Darmawan dan dan Rahayu hanya mengundang beberapa kerabat saja. Sungguh tak banyak.Damar duduk di sisi ranjang, menatap layar handphone yang sedari tadi diam. Jemarinya ragu mengetik Kalimat panjang kemudian mengahpusnya lagi. Hampir saja ponselnya terlempar andai saja Rahayu tak masuk ke dalam kamar."Le, sudah siap. Ayo, semua sudah menunggu di mobil." Rahayu mengelus lembut kepala anaknya.Damar menatap sang ibu. Kemudian mengangguk setuju. Meski ragu akhirnya jalan itu pula yang Damar pijaki. Jalan menuju akad keduanya.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status