Share

BAB 245 MULUTMU!

Author: sugi ria
last update Last Updated: 2025-10-14 21:18:10

Livi hampir menyemburkan api ketika sosok yang dia tunggu, baru muncul setelah lima belas menit dia menunggu.

"Dasar brengsek ...."

Makian Livi hilang ketika dia disodori satu kresek besar. Ketika Livi buka, wajah jutek wanita itu langsung berbinar.

"Iihh, enaknya. Sudah lama gak makan beginian. Walau di sini banyak yang jual, tetap saja rasanya beda kalau dibawa dari daerah asal."

Livi asyik makan, sementara sosok tadi tampak cemberut. Penampilannya berantakan dengan rambut acak-acakan juga wajah kusam.

"Sandra mana? Gak ikut balik?" Livi bertanya setelah makan dua porsi bakpia lanjut meneguk air mineral yang pria itu sodorkan.

"Dia gak mau pulang. Dia gak sudi maafin aku. Dia malah ngusir aku!" Adu lelaki di depan Livi.

Istri Arch menganga. "Serius, Xel. Dia lakuin itu?"

Pria yang tak lain adalah Axel mengangguk.

"Hebat, good job. Perlu tak kasih reward dia." Livi berujar sambil bertepuk tangan.

"Kok gitu sih jawabnya."

"Terus aku harus bagaimana. Sandra sakit hati sama kayak aku. J
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • DALAM JERATAN OBSESI PENGUASA TAMPAN   BAB 246 IRI DAN BENCI

    "Terus dia ngapain di sini?" Axel makin merapat ke sisi Livi tiap kali bertanya. Hal ini membuat Chen Wei, lelaki yang baru saja datang mengerutkan dahi."Jauh-jauh sana!" Livi mendorong Axel yang mendadak sudah menempel di lengannya. Pria itu merengut ketika dia terdorong ke sisi sofa yang lain."Selamat siang, Tuan Li. Apa yang Anda lakukan di sini?" Livi bertanya basa basi"Kebetulan ada kenalan yang sakit. Kita baru menjenguk. Nona sendiri? Mana suami Nona?"Kebohongan yang sangat kentara, walau Chen Wei melakukannya dengan sangat meyakinkan. Meski begitu, Livi iyakan saja jawaban Chen Wei."Saya menjenguk ibu teman saya. Dan kebetulan bertemu dia. Teman saya juga. Jadi kita berbincang sebentar.""Hai, senang bertemu Anda," sapa Axel sok akrab. Detik setelahnya Axel merinding ketika tatapan Chen Wei berubah dingin padanya."Orang ini, apa maksudnya? Ingin mengintimidasi aku. Atau ...."Axel menoleh ke arah Livi. Wanita itu tampak santai sambil menjawab panggilan dari Nova. Sement

  • DALAM JERATAN OBSESI PENGUASA TAMPAN   BAB 245 MULUTMU!

    Livi hampir menyemburkan api ketika sosok yang dia tunggu, baru muncul setelah lima belas menit dia menunggu."Dasar brengsek ...."Makian Livi hilang ketika dia disodori satu kresek besar. Ketika Livi buka, wajah jutek wanita itu langsung berbinar."Iihh, enaknya. Sudah lama gak makan beginian. Walau di sini banyak yang jual, tetap saja rasanya beda kalau dibawa dari daerah asal."Livi asyik makan, sementara sosok tadi tampak cemberut. Penampilannya berantakan dengan rambut acak-acakan juga wajah kusam."Sandra mana? Gak ikut balik?" Livi bertanya setelah makan dua porsi bakpia lanjut meneguk air mineral yang pria itu sodorkan."Dia gak mau pulang. Dia gak sudi maafin aku. Dia malah ngusir aku!" Adu lelaki di depan Livi.Istri Arch menganga. "Serius, Xel. Dia lakuin itu?"Pria yang tak lain adalah Axel mengangguk."Hebat, good job. Perlu tak kasih reward dia." Livi berujar sambil bertepuk tangan."Kok gitu sih jawabnya.""Terus aku harus bagaimana. Sandra sakit hati sama kayak aku. J

  • DALAM JERATAN OBSESI PENGUASA TAMPAN   BAB 244 COBAAN APA LAGI INI?

    "Kabar baiknya, kandungan Ibu baik-baik saja. Walau sempat terjadi pendarahan. Sekarang Ibu istirahat, pulihkan kondisi Ibu dulu."Melanie menatap kosong langit-langit ruangan tempatnya dirawat. Perkataan dokter soal janinnya yang baik-baik saja justru membuatnya terasa hampa."Kenapa? Kenapa kau tidak mati saja," tanya Melanie sebelum akhirnya memukuli perutnya sendiri.Perempuan itu berterjak histeris, sambil menangis. Aksinya menarik perhatian beberapa perawat yang lewat di bangsal itu. Mereka gegas menahan Melanie agar tidak melukai dirinya sendiri dan bayinya."Aku mau dia mati! Bunuh saja dia! Aku tidak masalah!" Teriak Melanie frustrasi.Jeritan Melanie terdengar sampai keluar ruangan. Livi yang kebetulan datang untuk menengok Bu Endah, melihat kejadian itu.Dia perlahan masuk ke ruangan Melanie. Di mana perempuan itu sudah mulai tenang. Obat penenang terpaksa diberikan. Sebab tindakan Melanie kemungkinan bisa membahayakan nyawanya.Melanie yang tadinya melamun, langsung mende

  • DALAM JERATAN OBSESI PENGUASA TAMPAN   BAB 243 DIKIRA TULUS TERNYATA MODUS

    "Aku tidak ingin ikut campur masalah ini. Itu urusan pribadi Papa. Meski ya, aku memang tidak menyukainya."Arch merespon perkataan sang ayah. Bagi Arch, Miguel mau bercerai atau tidak itu terserah sang papa."Arch cuma ingin papa hidup tenang, damai, juga nyaman," tambah sang putra.Miguel menunduk. Lantas berujar, "Maafkan papa. Papa tidak becus jadi orang tua. Waktu kamu lahir, papa tidak tahu. Bahkan kamu sampai dibuang ke panti oleh ibumu. Waktu papa sakit, kamu rela tinggalkan Zio dan Lea untuk merawatku.""Tapi apa yang kamu dapat. Kamu justru dimusuhi oleh Melanie. Padahal kamu cuma mau bantu rawat papa. Tapi dia berpikir kamu datang untuk berebut warisan denganmu. Dan Papa masih tetap melunak padanya. Harusnya papa bela kamu."Miguel berujar penuh penyesalan. Sepatutnya sejak awal dia prioritaskan Arch, tapi tidak."Tidak apa-apa. Papa pikir Arch kabur ke sana gak punya tujuan."Arch tersenyum melihat raut wajah kebingungan ayahnya. "Arch sengaja menjauh, sampai ganti nama b

  • DALAM JERATAN OBSESI PENGUASA TAMPAN   BAB 242 SYARAT MUTLAK

    Paman, Bibi dan Melvin terpengarah. "Jangan aji mumpung kamu!" Melvin mengingatkan. Dia tahu pasti Irfan akan mengambil keuntungan dari situasi genting ini."Tidak masalah kalau kalian tidak mau. Enak sekali jadi pengacara." Irfan menyahut enteng."Diam kau Melvin! Syarat apapun akan Kakek terima. Yang penting Harindaya Grup selamat." Tuan besar Harindaya kembali bicara. Kali ini ucapannya tidak bisa dibantah oleh siapapun.Tiga orang itu hanya bisa saling pandang. Mereka ingin menolak, tapi tidak punya daya untuk melakukannya. Mereka akui, kesalahan Melvin sangat fatal kali ini. Jika mereka masih ingin Harindaya Grup selamat, mereka harus menuruti permintaan Irfan. Satu-satunya orang yang dipercaya bisa menolong perusahaan."Jadi apa yang Melvin lakukan sampai pak Hendri marah?" Irfan bertanya sambil mengulik ponselnya. Dia sedang menghubungi Handi, meminta pria itu bersiap bekerja kembali esok pagi.Handi lekas membalas meski sudah tengah malam. "Acara kita jadi pengacara sudah se

  • DALAM JERATAN OBSESI PENGUASA TAMPAN   BAB 241 SYARAT YANG HARUS DIPENUHI

    "Kalian pulang saja, biar kami yang jagain ibu."Irfan berucap demikian ketika hampir tengah malam. Arch dan Livi masih berada di sana. Kondisi Endah sendiri belum menunjukkan perkembangan yang baik. Jantungnya masih bermasalah. Detaknya belum stabil dan normal.Hal ini membuat tim dokter belum mengeluarkan Endah dari ruang resusitasi. Perempuan itu masih dipantau seintensif mungkin."Tidak apa-apa. Sebentar lagi lah kalau kami mau pulang." Arch menjawab sambil menggenggam tangan Livi. Seolah minta izin pada sang istri."Kalian jangan merasa bersalah. Toh, ini bukan salah kalian. Tapi salah perempuan itu." Tina coba membujuk."Dan perempuan itu adalah istri papaku. Jadi biarkan kami sedikit menunjukkan kepedulian kami. Kami akan pulang jika memang waktunya."Irfan mengedikkan bahu ketika Arch bersikeras stay di sana. Keempatnya lalu terdiam.Tak berapa lama derap langkah terdengar mendekat. Mereka kompak menoleh ke lorong di depan mereka. Di mana empat orang tampak mendekati mereka."

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status