Share

BAB 5 MENURUTMU?

Author: sugi ria
last update Last Updated: 2025-07-08 12:22:33

Sementara itu di tempat Axel. Pria tersebut sejak tadi mengamuk tanpa henti. Dia lemparkan semua benda yang ada di ruang tamu. Panggilannya pada Livi tidak ada yang diangkat.

Bahkan sekarang gadis itu sepertinya memblokir nomornya. "Nakaia Livi!" Geram Axel penuh kemarahan.

Hari ini dia kehilangan muka. Livi meninggalkannya untuk menikah dengan pria lain. Selain itu video perselingkuhannya dengan Sandra tersebar.

Ini sudah keterlaluan. Bisa dipastikan kalau namanya akan jadi bahan pembicaraan banyak orang.

"Livi pasti sengaja melakukannya." Suara Sandra terdengar. Perempuan itu rupanya masih menempel pada Axel.

"Diam kamu! Semua ini gara-gara kamu!"

"Kenapa aku yang salah. Ingat Axel, kamu tidak menolak tiap kali kita melakukannya."

Tangan Axel terkepal. Ucapan Sandra memang benar. Dialah yang tidak bisa menahan diri sejak Sandra menyerahkan diri padanya. Pria itu sudah kecanduan tubuh Sandra.

"Harusnya kamu tidak memaksaku tadi. Livi kan jadi tahu." Axel masih menyalahkan Sandra. Padahal dia juga salah.

"Tapi kamu mau." Sandra mendekat ke arah Axel yang pikirannya mendadak kosong. Tangannya bergerak mengusap dada Axel yang masih terbalut kemeja.

"Jangan cemas. Aku yakin dia akan kembali padamu. Livi sangat mencintaimu. Apa yang terjadi hari ini siapa tahu hanya pura-pura. Dia melakukannya untuk menarik perhatianmu. Agar kamu datang padanya, lalu minta maaf."

Perkataan Sandra cukup masuk akal. Livi sangat mencintainya, itu fakta. Perempuan itu tidak bisa jauh darinya.

Axel tidak menjawab, tapi sisi angkuh dalam dirinya membenarkan hal itu. Livi hanya sedang marah padanya. Pria tidak tahu malu itu seperti sedang menghibur diri, seolah dalam kejadian tadi, dialah korbannya.

Namun begitu, Axel tetap akan memberi Livi pelajaran. Jika nanti gadis itu datang minta maaf padanya, dia tidak akan dengan mudah menerimanya.

Axel benar-benar sakit jiwa. Dia yang terbukti bersalah, tapi malah sibuk mencari kambing hitam.

Melihat Axel marah pada Livi, membuat Sandra mengulas senyum.

"Jangan cemas Axel, selain kamu siapa yang sudi menerima perempuan mandul sepertinya."

Satu lagi poin penting yang Axel genggam. Pria itu tahu rahasia besar Livi. Rahasia yang akan membuat Livi ditolak oleh pria manapun.

Bahkan jika pernikahan hari ini nyata, Axel yakin kalau suami Livi akan segera menceraikannya saat tahu kondisi Livi.

"Kamu benar, Livi akan kembali padaku. Dia mencintaiku, hanya yang aku bersedia menerima kekurangannya."

Kemarahan Axel berangsur pudar. Walau dia dipermalukan hari ini, dia tidak akan menggubrisnya. Sebab dia yakin, Livi hanya sedang marah padanya.

Besok, perempuan itu pasti akan mencarinya. Membujuknya, minta maaf, lalu hubungan mereka akan kembali seperti semula.

Sandra tersenyum, dia mendekat untuk menjangkau bibir Axel. Lagi-lagi pria itu tidak menolak. Bahkan setelah video mereka jadi tontonan tamu undangan. Axel juga tidak tahu dari mana Livi bisa mendapat rekaman video panasnya bersama Sandra.

Axel tidak kapok. Justru pria itu makin liar saat bermain tak lama sesudahnya. Benar kata Livi, mereka tidak tahu malu dan murahan.

....

"Aduh, pelan."

Livi berjengit kaget ketika Arch kembali menarik rambutnya tanpa sengaja. Pria itu di luar dugaan sudi membantu Livi melepaskan aksesoris di kepalanya.

"Ribet!" Komen Arch pedas ketika jepit hitam terakhir berhasil dia lepas.

Sanggul Livi terlepas. Menyisakan helaian panjang rambut Livi yang hitam legam, lurus berkilau.

Arch langsung beranjak ke sofa, meninggalkan Livi riweuh sendiri dengan rambutnya.

"Anda tidak pernah lihat wanita pengen tampil cantik di hari pernikahannya ya?"

Nada formal Livi gunakan untuk menyindir sifat kaku Arch.

"Buat apa tampil cantik kalau akhirnya cuma lihat calon suami main sama teman sendiri. Menyedihkan."

Astaga! Apa Arch baru saja menelan cabai setan sekilo. Pedes sekali ucapannya.

"Benar sekali ucapan Anda. Saya memang menyedihkan. Puas?!"

Suara pintu kamar mandi yang dibanting keras membuat Arch mengangkat kepalanya. Dia mana pernah bersikap manis pada perempuan. Kecuali pada ....

Mengingat satu nama Arch lantas mengirim pesan pada Satria, sang asisten.

"Kamu pastikan keadaan Bella stabil sebelum dibawa pulang ke sini. Aku putuskan tidak akan kembali. Aku akan menetap."

Bersamaan dengan pesan terkirim, pintu kamar mandi terbuka. Livi seperti mandi bebek. cuma sebentar.

Aroma sabun milik Arch menguar. Setelah dipakai Livi entah kenapa wanginya jadi begitu memikat.

Livi sedikit canggung mengingat ada sosok lain di kamar itu. Dan sosok tersebut lelaki meski statusnya adalah suaminya.

Gadis itu sibuk membersihkan wajah. Satria datang membawa sejumlah paper bag, berisi pakaian ganti komplit sampai ke dalamannya. Plus skincare yang sudah lebih dulu Livi beritahukan brand-nya.

Lagi, baru kali ini Arch melihat betapa ribetnya seorang perempuan. Dia yang hidupnya hanya itu-itu saja, mendadak seperti mendapat pencerahan.

Tanpa Arch sadari, dia terus memperhatikan Livi. Entah kenapa, tiap gerak geriknya terlihat begitu menarik. Sampai dia menyadari hal tersebut lantas mengalihkan pandangannya dari Livi.

Sedangkan di sisi Livi, dia bukannya tidak tahu kalau Arch sedang mengawasinya. Dalam hati dia sibuk beragumen. Kenapa Arch memperhatikannya sampai demikian keponya.

Bukannya Arch tidak tertarik pada perempuan. Tapi dari beberapa kasus, penyuka sesama jenis memang bisa juga punya minat pada lawan jenis.

"Apa yang sedang dia pikirkan? Dia tidak mungkin mau minta haknya kan?" batin Livi panik.

"Sudah malam, tidurlah." Kata Arch setelah kebungkaman menjerat keduanya.

"Di situ?" Livi to the poin menunjuk ranjang di tengah ruangan.

"Tentu saja. Kecuali kamu mau tidur di sofa," balas Arch acuh.

Livi menggaruk kepalanya, bimbang. Dan Arch menangkap keraguan itu. Sudut bibir pria itu tertarik.

"Kenapa?"

Tubuh Livi menegang ketika tahu-tahu Arch sudah berdiri di hadapannya. Postur tinggi besar dengan wangi maskulin yang kental. Darah Livi berdesir kala menyadarinya.

Belum sempat menjawab, tubuh Livi sudah didorong hingga terjatuh di atas ranjang super besar dan empuk.

"Ma-mau apa?" Alarm waspada di kepala Livi seketika menyala.

Meski samar dan sebentar, Livi bisa melihat percikan gairah di bola mata kelam milik Arch.

"Menurutmu?"

Livi menjerit ketika detik setelahnya Arch menundukkan kepalanya, dengan tubuh menindihnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (4)
goodnovel comment avatar
🥰🤩
belum apa2 udh ada aja perempuan lain mudahan bella bukan apa2 y
goodnovel comment avatar
Sulinda Aritonang
sangat bagus
goodnovel comment avatar
Retno Anggiri Milagros Excellent
Semoga Arch dan Livi jadi pasangan yang Bucin ya... Siapa Bella.. apakah si pembuat ribut untuk pernikahan Arch dan Livi? ......
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • DALAM JERATAN OBSESI PENGUASA TAMPAN   BAB 307 RENDRA DAN HANA

    "Apa kubilang. Jangan beli banyak-banyak. Di Jakarta dua lemari sudah full." Lagi, Arion kena sembur kakak iparnya. "Idih, kemarin jalan sama Santo di Orchard, lihat ini lucu, mana pas lagi diskon. Ya sudah, cus diborong." Livi mendengus sambil menggendong bayi perempuannya. Sementara Arion mendorong tiga koper yang berisi perlengkapan bayi. Livi dan Arch sendiri tidak membawa apa-apa. Setelah sebulan di inkubator, satu bulan pemantauan intensif di luar inkubator. Akhirnya si kembar bisa pulang ke rumah. Patricia memastikan kondisi si kembar fit, sehat. Dua bayi itu sudah menjadi montok dengan pipi seperti bakpao. Hari ini rencananya Livi akan pulang ke Jakarta. Sejak minggu lalu mereka telah membicarakannya dengan Patricia. Dokter cantik itu tidak keberatan. Pemeriksaan kembali dilakukan, termasuk Livi. Dia juga perlu berkonsultasi dengan dokter Oh. Hasilnya dua hari lalu mereka diizinkan pulang ke Jakarta. "I'll miss you my dear." Patricia mencium pipi si kembar da

  • DALAM JERATAN OBSESI PENGUASA TAMPAN   BAB 306 HIDUP IMPIAN

    Babak baru kehidupan resmi Livi dan Arch masuki sejak kelahiran si kembar. Karena si kembar lahir dadakan. Maka Livi dan Arch pun dipaksa lebih awal untuk jadi orang tua.Walau bayi mereka belum bisa berkumpul dengan orang tuanya. Bukan berarti Arch dan Livi lepas tangan. Perempuan itu langsung belajar cara mengurus bayi. Kondisi si kembar cukup stabil, yang jadi masalah adalah bobot keduanya yang masih jauh dari standar. Juga si bayi perempuan yang masih perlu pemantauan intensif karena sedikit masalah pada paru-parunya. Asi Livi mulai berlimpah dua hari paska melahirkan. Dari sana sebagian dipompa, lalu diberikan pada bayi mereka jika Livi tidak ada di samping keduanya."Astaga," Livi berjengit kaget. Perempuan itu diam mendadak. "Ada apa?" Arch bertanya setelah meletakkan mangkok di meja."Ngilu." Livi menyentuh pinggangnya, tepat di mana bius disuntikkan. Meski Livi melahirkan dalam kondisi tidak sadarkan diri bius tetap diberikan. Tentu saja, untuk mencegah Livi terbangun tiba

  • DALAM JERATAN OBSESI PENGUASA TAMPAN   BAB 305 MIMPI BURUK

    "Jadi, apa yang akan kita lakukan pada mereka?"Suara Zaffran membuat San Mo membuka mata. Hal pertama yang dia lihat adalah ruangan remang dengan satu lampu dipaksa menerangi tempat yang lumayan luas. Tangan dan kakinya terikat pada kursi yang ia duduki. San Mo tidak bisa bergerak sama sekali. San Mo coba mengingat apa yang terjadi. Dia bukannya ditangkap polisi Singapura, kenapa juga dia sekarang berada di sini. San Mo bingung sampai Zaffran mendekat diikuti James."Kau sudah bangun?" Tanya Zaffran dengan wajah dingin."Chen Wei bilang terserah kita dia mau diapakan. Yang penting dia tidak mengganggu lagi." James menambahkan."Bagaimana keadaannya?" Zaffran penasaran dengan keadaan putra mendiang tangan kanannya."Luka tembak di bahu cukup dalam. Jahitan tiga di lambungnya. Dan Livi harus melahirkan prematur. Bayi laki-laki dan perempuan. Mereka dapatkan gen kembarmu."Info dari James membuat Zaffran tersenyum lebar. Sementara San Mo seketika diliputi kemarahan. Dia ingin Livi mat

  • DALAM JERATAN OBSESI PENGUASA TAMPAN   BAB 304 VONIS MENGERIKAN

    "Pelan-pelan."Livi hampir menangis ketika si baby boy dipindahkan ke gendongannya. "Putraku," lirih Livi sambil mencium pipi sang putra. Perempuan itu didorong ke ruangan si kembar. Setelah Patricia memeriksa kondisi Livi yang sangat baik. Metode sesar terkini memungkinkan Livi terhindar dari kesakitan pasca persalinan yang dulu kerap dialami ibu melahirkan.Dalam setengah jam setelah sadar, Livi sudah bisa berjalan. Perempuan itu juga makan setelah menyadari perutnya keroncongan. Baru setelahnya Livi diantar ke kamar si kembar."Mirip bapaknya," komen Miguel dari luar ruangan.Si bayi bergerak gelisah seolah tahu ibunya yang sedang menggendongnya."Apa air susunya sudah keluar? Kalau sudah bisa disusui putranya," seorang perawat berujar pada Livi."Nggak tahu, Mbak. Kalau kemarin belum.""Apa rasanya sakit, terasa penuh?"Livi meraba dadanya sendiri. Rasanya keras, berdenyut nyeri. Ketika menyentuh puncaknya terasa basah."Bagus, sudah keluar air susunya. Itu putranya lapar."Livi

  • DALAM JERATAN OBSESI PENGUASA TAMPAN   BAB 303 ANAK-ANAKKU

    Livi terbangun saat koma dulu ketika Lea berbisik, jika dia tidak segera bangun bisa jadi suaminya diambil perempuan lain. Kali ini Arch tanpa sengaja melakukan hal yang sama.Dia provokasi Livi yang sangat menyayangi anaknya dengan ancaman kalau anaknya bisa memanggil wanita lain sebagai mamanya.Ujung jemari Livi bergerak. Tapi matanya sulit untuk dibuka. Tubuhnya juga lemas sekaligus sakit luar biasa. Lehernya menyisakan perih sama seperti bagian perut yang rasanya sama sekali tidak nyaman.Perlu beberapa waktu untuk Livi mengumpulkan kekuatan. Selama itu rungu Livi mendengar percakapan Arch dengan Miguel. Sementara belaian lembut terasa di punggung tangan Livi."San Mo dan Silvia akan dipulangkan ke Guangzhou. Hukuman mereka akan ditentukan di sana," info Miguel sambil menoleh ke arah Endah yang menunggui Livi."Silvia ikut terlibat?""Perempuan itu yang menanggung tempat tinggal San Mo.""Idih, mainnya sama kakek-kakek," cibir Arch yang menyebut San Mo kakek."Semua cuma rekayasa

  • DALAM JERATAN OBSESI PENGUASA TAMPAN   BAB 302 PLEK KETIPLEK KAYAK BUNGKUSAN LEMPER

    Raut wajah Patricia yang tadinya datar, perlahan menunjukkan ekspresi. Senyum tipis mulai terbingkai di wajahnya yang tampak lelah tapi juga lega."Lelaki dan perempuan. Sayangnya mereka harus masuk inkubator. Si baby girl sempat tidak menangis. Tapi kondisi mereka sejauh ini stabil."Awalnya ruangan itu hening, tapi tak berapa isak lirih Arch terdengar diikuti pelukan Miguel. Juga sentuhan lembut Endah di lengan suami Livi."Cowok cewek, tapi masuk inkubator." Di sudut ruang tunggu Arion langsung menginfokan pada keluarganya melalui voice note. Arion sendiri hampir menangis karena bahagia juga cemas bersamaan. Arion adalah saksi hidup perjalanan kehamilan Livi dari awal sampai si kembar lahir.Pria itu juga yang kadang jadi korban pelampiasan emosi Livi atau kang wara wiri jika Livi minta sesuatu. Tentu saja jika bapaknya si kembar sibuk.Arion bahkan pernah berkata, perasaan bapaknya si kembar adalah aku. Saking seringnya di mengurusi Livi dibanding suaminya jika kesibukan tak bis

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status